ABSTRACT
The research was carried out using this type of research policy (policy research)
that the conduct of research or analysis of a social problem in order to help policy
makers by presenting recommendations that are pragmatic, action-oriented to
address the problem. While the level of explanative research is done using the
descriptive research study of independent variables, without making comparisons
or connect with other variables. The theory is used to compare how much fact is
found has relevance to the theory.
The results showed that the substance of the New Town development Lampung
Lampung Provincial Government as possible the impact of both positive and
negative socio-cultural change is very significant. Some of the positive and
negative impacts of development policies Kota Baru Lampung to socio-cultural
changes consist of changes in employment, the demand for building urban-rural
linkages, demand for quality education and health, tradition and social conditions,
behaviors and patterns of public relations, compliance settlements , and the
displacement of workers ex-New Town construction site.
Keywords : Social Change, Policy Impact, Kota Baru Lampung
LATAR BELAKANG
Terdapat sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan
sosial budaya masyarakat. Secara kategorikal ada 2 (dua) kekuatan yang memicu
perubahan sosial; Pertama, kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor) seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, kekuatan dari luar masyarakat (external factor) seperti pengaruh kontakkontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran unsur
kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat sehingga ia harus
menata kembali kehidupan mereka. Karena itu, perubahan sosial adalah sesuatu
yang pasti akan terjadi akibat kekuatan itu.
Gagasan Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengembangkan sebuah kota
mandiri di Kecamatan Jati Agung yang salah satu fungsinya diarahkan sebagai
pusat pemerintahan tentunya membutuhkan dukungan segenap potensi keruangan
sekaligus potensi sosial budaya yang ada di wilayah tersebut. Pengembangan
sebuah wilayah menjadi kota mandiri tentunya akan menjadi tantangan tersendiri
bagi pembangunan wilayah di Lampung, melakukan analisis terhadap kemampuan
daya dukung lahan, ketersedian serta analisis kebutuhan sarana dan prasarana
wilayah serta kondisi sosial budaya setempat mutlak dilakukan untuk mendukung
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
suatu masalah sosial mendasar guna membantu pembuat kebijakan dengan cara
menyajikan rekomendasi yang bersifat pragmatis, berorientasi pada aksi untuk
mengatasi masalah tersebut).
Sedangkan dari tingkat eksplanatif, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap
variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain. Teori pada gilirannya akan dipakai untuk membandingkan seberapa
besar fakta yang diketemukan memiliki relevansi dengan teori tersebut (Sugiyono
dalam Abidin, 2002).
Sesuai dengan masalah dan tujuannya, penelitian ini difokuskan pada :
a) Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi adanya perubahan sosial budaya
masyarakat terkait dengan kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung.
Dimensi pada fokus ini mencakup dalam hal :
Faktor Internal
Faktor Eksternal
b) Identifikasi dampak positif maupun negatif dan perubahan/ pergerakan
(mobilitas) sosial budaya baik yang berpengaruh maupun yang akan
dipengaruhi oleh kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung yang
menyangkut beberapa aspek:
Perubahan lapangan pekerjaan
Perubahan kondisi Kesehatan
Perubahan tingkat pendidikan
Perubahan sosial kemasyarakatan
Perubahan pola hubungan masyarakat
Perubahan perilaku dan kebiasaan masyarakat dari pola perdesaan ke
arah perkotaan
Analisis tahapan perpindahan penduduk (eks pekerja PTPN VII) yang
selama ini bekerja pada calon lokasi pembangunan Kota Baru Lampung.
c) Rekomendasi desain kebijakan yang perlu diambil dalam rangka
mengoptimalkan peluang dan kesempatan (dampak positif) yang ada
sekaligus menyelesaikan atau mengurangi dampak negatif yang akan timbul
dari implementasi kebijakan pembangunan Kota Baru Lampung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dampak Pe mbangunan Kota Baru Lampung terhadap Kondisi Sosial
Budaya Masyarakat
A.1. Pe rubahan Lapangan Pekerjaan
Pada hakekatnya, gagasan pembangunan Kota Baru Lampung (dengan salah
satu fungsi sebagai pusat pemerintahan) digulirkan sebagai salah satu upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, di awal-awal
pembangunan, berbagai upaya persiapan perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan itu atas dasar potensi lokal yang
dimiliki oleh masyarakat di calon lokasi pembangunan Kota Baru Lampung saat
ini. Di Kecamatan Jati Agung dengan basis lahan pertanian, maka usaha
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Pada sisi lain, pembangunan perkotaan tidak dapat hanya dilakukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan alam di perdesaan untuk kepentingan
jangka pendek. Dalam hal ini pembangunan perkotaan menjadi tidak
berkelanjutan. Pembangunan perdesaan yang terintegrasi dengan perkotaan
dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa serta
memperhatikan kaidah pengelolaan lingkungan menjadi salah satu prasyarat bagi
keberlangsungan pembangunan kota dan masyarakat perkotaan.
Tabel 1
Siklus Analisis Mobilitas dalam Keterkaitan Kota Desa
Desa (lokasi keg iatan Pertanian dan
SDA)
Produksi Makanan
Produksi tanaman pertanian dan
perkebunan dan sumner daya alam
Permintaan inputs kegiatan pertanian
dan jasa pelayanan pertanian
Permintaan Barang dan jasa
pelayanan kesehatan, pendidikan,
perdagangan, hiburan dan keuangan
Transfer surplus ke sektor non
pertanian
Sektor tenaga kerja dan On farm dan
Off farm
Keterkaitan
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Aspek
Kecenderungan Perubahan
Memiliki kecenderungan untuk menurun akibat tersedianya
akses komunikasi yang memungkinkan ko munikasi antar
masyarakat memanfaatkan teknologi ko munikasi tersebut.
Kunjungan antar tetangga bukan hanya pada saat ada
kegiatan rutin misalnya Yasinan dan pengajian. Meski ada
kecenderungan akan mengalami perubahan maka upaya
mempertahankan kondisi sosial budaya tersebut harus
diikhtiarkan sehingga pola ini tetap akan berlangsung
nantinya
Ikatan in i selama in i berdasar atas kecenderungan
peggunaan tempat bekerja (sawah) misalnya sebagai bagian
dari upaya membangun keluarga. Perubahan pola
kesempatan kerja juga akan mempengaruhi ikatan sosial ini
Sifat kegotongroyongan menjadi ciri khas utama warga
perdesaan. Atas pembangunan Kota Baru Lampung dengan
berbagai imp likasi yang ada, akan muncul kecenderungan :
1. Pembongkaran dari lingkungan-lingkungan sosial asli
dan individualisasi proses kerja (gotong-royong vs
kontrak kerja)
2. Pola pembangunan saat ini cenderung menghasilkan
keadaan yang semakin tidak merata (keadilan
pendapatan bagi orang yang bekerja)
3. Sebagai akibat dari indiv idualisasi dan pemiskinan,
sebagian dari masyarakat kita melihat bahwa masyarakat
semakin terpecah dalam lingkungan primordial
4. Bersamaan dengan itu, kita melihat suatu pembongkaran
nilai-n ilai asli masyarakat Indonesia (kejuju ran,
kesederhanaan, kerajinan kerja, dan sejenisnya)
Ko munitas ketetanggaan biasanya tergali melalui kegiatankegiatan informal dalam masyarakat, dan dalam situasi
tertentu apabila partisipasi masyarakat cenderung kurang di
dalam ko munitas tersebut, maka secara sosial ia akan
memperoleh implikasi negatif dalam sistem ketetanggaan.
Oleh karena itu, meskipun perubahan wilayah perdesaa ke
perkotaan memiliki sedikitnya 4 imp likasi tersebut di atas,
maka pola jaringan partisipasi in i men jadi sesuatu yang
mutlak harus dijaga kesinambungannya dalam konteks
men jaga kearifan lo kal yang ada di Masyarakat Natar dan
Jati Agung saat ini.
Sebagai turunan dari partisipasi individu, maka secara
umu m dapat dihitung persentase warga yang pernah
berpartisipasi di dalam kehidupan berorganisasi. Dalam
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
No
Aspek
Kecenderungan Perubahan
(kehidupan berorganisasi)
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
E.
F.
C.
10
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
4.
5.
6.
7.
8.
keluarga kepada institusi. Apabila hal ini terjadi, maka tanggung jawab
Pemerintah Provinsi Lampung nantinya akan semakin berat.
Penduduk Yang Tinggal di Perkotaan Semakin Banyak. Seiring dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarakat, presentase penduduk yang
tinggal di wilayah perkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Masa lah
urbanisasi akan menjadi masalah yang juga semakin menonjol akibat daya
tarik kota dan ketidakmampuannya berbagi dnegan wilayah di sekitarnya
sebagai penyangga. Penduduk perkotaan akan bertambah terus sejalan dengan
pertumbuhan penduduk plus urbanisasi itu. Dengan demikian, tuntutan
pemenuhan fasilitas perkotaan akan bertambah pula. Dalam Konteks ini, Kota
Baru Lampung nantinya akan mampu memainkan peran bukan hanya
menghidupi warga kotanya tetapi juga memberikan manfaat bagi warga di
daerah sekitarnya sebagai penyangga.
Jumlah Rumah Tangga akan Meningkat namun Ukurannya Makin
Kecil. Perubahan pola kelahiran dan kematian akan berpengaruh pada struktur
rumahtangga. Di masa depan ukuran rumah tangga akan semakin mengecil,
namun jumlahnya akan semakin banyak. Dengan makin sedikitnya jumlah
anak yang dimiliki dan disertai dengan peningkatan kesehatan penduduk,
seiring tingkat pendidikan dan keterampilan yang lebih baik, maka akan
memberikan kesempatan pula bagi individu maupun keluarga untuk
melakukan mobilitas ke daerah lain. Apalagi bilamana otonomi daerah
dilaksanakan sesuai aturan dan keperluannya, maka kecenderungan tersebut
semakin besar kemungkinan akan terjadi.
Intensitas Mobilitas Penduduk yang Makin Tinggi. Mobilitas penduduk
yang makin tinggi baik secara internal, regoinal maupun internasional
menuntut jaringan prasarana yang makin baik dan luas. Selain itu akan
membawa kepada pergeseran norma-norma masyarakat, seperti ikatan
keluarga dan kekerabatan. Kesemuanya ini dapat membawa dampak yang
berjangka panjang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat.
Masih Tingginya Pertumbuhan Angkatan Ke rja. Sejalan dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan
kerjanya pun cukup tinggi. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya
jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut disatu pihak menuntut
kesempatan kerja yang lebih besar. Di pihak lain menuntut pembinaan
angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih
tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan
bebas. Kota Baru Lampung juga harus memberikan dampak positif terhadap
fungsi itu.
Terjadi Perubahan Lapangan Kerja. Sejalan dengan perkembangan
ekonomi dan pembangunan pada umumnya, lapangan pekerjaan penduduk
berubah dari yang bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju
lapangan pekerjaan sekunder atau industri. Lalu pada akhirnya akan menuju
lapangan kerja tersier atau sektor jasa. Berbagai ciri dan fenomena diatas
sudah sepantasnya diamati secara seksama, dalam rangka menetapkan
alternatif kebijaksanaan selanjutnya dalam pembangunan Kota Baru
Lampung.
11
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
12
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
DAFTAR PUSTAKA
-. Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan. http:// www.gexcess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html [5 September 2009]
-. Sosiologi Komunikasi. http://
agussetiaman.wordpress.com/2008/11/25/perubahan-sosial/ [5 September
2009]
-. Makalah Perubahan Sosial.
http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]
Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik, Edisi Revisi. Yayasan Pancur
Siwah. Jakarta.
Damayanti, Mia Nur. 1999. Kajian Pelaksanaan Ke mitraan Dalam
Meningkatkan Pendapatan Antara Petani Semangka di Kabupaten
Kebume n Jawa Tengah dengan CV. Bimandiri, IPB Press, Bogor.
Dankfsugiana. 2008. Konsep Dasar Komunikasi Sosial dan Pembangunan.
http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/04/22/konsep-dasar-komunikasisosial-dan-pembangunan/ [5 September 2009]
Danim, Sudarwan. 1997. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Dunn, William N. 1994. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius
Majchrzak, Ann. 1987. Methods for Policy Research. Sage Publications
Becerly Hills London New Delhi. London.
Moeleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif,
PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Parson, Waine. 2005. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis
Kebijakan. Kencana. Jakarta.
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.
Suharto, Edi. 2008. Analisis Kebijakan Publik; Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial, Edisi Revisi. Alfabeta. Bandung
Tjiptoherijanto. Prijono, 2002. Dimensi Kependudukan dalam Pe mbangunan
Berkelanjutan Seminar Sehari Kependudukan dan pembangunan
Berkelanjutan. Universitas Indonesia,
Wilda, Siti. 2011. Sikap Politik Masyarakat Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kota Baru Lampung. Skripsi FISIP Universitas
Lampung. Bandar Lampung
13