Anda di halaman 1dari 7

Yup sama.

CFA atau disebut juga Confirmatory Factor


Analysis lebih dikenal dalam pengoperasian data dengan
menggunakan LISREL. Atau mengkin juga lebih dikenal
dengan analisis Structural Equation Modelling (SEM).
Adapun uji validitas adalah salah satu cara untuk
mengetahui kemampuan instrumen penelitian (atau juga
dikenal dengan item pertanyaan kuesioner) mengukur
dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. Dan
metode yang sering digunakan adalah korelasi item total.
Definisi tersebut juga bisa dipakai untuk mendefinisikan
CFA. Trus bedanya apa kalau gitu?
Yang membedakan antara keduanya adalah tingkat
keakuratan dalam menguji valid atau tidaknya.
Sebagaimana disebutkan oleh Long (1983) dalam bukunya
yang berjudul Confirmatory Factor Analysis A Preface to
LISREL halaman 79 mengatakan bahwa :The
confirmatory factor model is a powerful statistical model.
Its ability to test structures suggested by substantive
theory..
Apakah ada perbedaan yang lain? Ya tentu masih ada.
Sama sebagaimana disebutkan oleh Long (1983) di atas,
bahwa CFA digunakan untuk menguji hipotesa dengan
dasar teori yang sudah ada. Sedangkan uji validitas
kebanyakan adalah untuk menguji hipotesa yang belum
diketahui teori yang melatarbelakanginya. Contoh, kriteria
isteri idaman laki-laki itu seperti apa sih? He..he..he. saya
akan ambil salah satu contoh kriteria seperti yang
disebutkan oleh Rasulullah saja ya. Nih dia teorinya.
Rasulullah Shallalahualaihi wa sallam bersabda : Maukah
aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang
bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah
akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan
menjaga dirinya. (HR. Abu Dawud no. 1417)
Nah ternyata ada 3 indikator yang disebutkan di atas yaitu
BILA DIPANDANG MENYENANGKAN, BILA DIPERINTAH
MENTAATINYA dan BILA SUAMI PERGI SI ISTERI MENJAGA
KEHORMATAN DIRINYA dan HARTA SUAMI. Hipotesanya

adalah : Bagaimana pandangan para suami terhadap


isterinya apakah sudah menjadi isteri idamannya selama
ini?
Hmm.jadi analisa apa yang akan kita pakai? Yup contoh
di atas lebih cocok kalau kita pakai CFA untuk menguji valid
tidaknya ketiga indikator tersebut.
Langsung ke praktek! Kita buat kuesionernya dengan
ketiga indikator di atas, kemudian kita lempar ke 195
responden yakni para suami di daerah Surabaya. Dengan
skala pengukuran Likert 1 7. Kodingnya sebagai berikut :
X1 = BILA DIPANDANG MENYENANGKAN
X2 = BILA DIPERINTAH MENTAATINYA
X3 = BILA SUAMI PERGI SI ISTERI MENJAGA KEHORMATAN
DIRINYA dan HARTA SUAMI.
Sebelum mencoba contoh kasus di bawah ini, silahkan
unduh datanya (contoh.xls) dulu di sini
i. Buka aplikasi LISREL versi student edition. Silahkan
download aplikasinya di sini bagi yang belum ada.
ii. Klik File > Import External Data in Other Format.
Pilih pada files of type Excel 97/2000. Kemudian cari
file dimana anda simpan file dengan nama contoh.xls.
kemudian akan mucul kotak dialog lainnya kemudian
klik OK saja dan OK lagi.

iii.

Setelah itu akan muncul kotak dialog Save As.


Kemudian isikan nama pada File name, biar mudah
isikan nama sesuai nama file excel tadi. Yaitu
contoh.psf.

iv.

Setelah itu akan mucul input data dengan nama


contoh.psf untuk kemudian bisa diolah dengan
analisis CFA. Berikut gambarnya.

v.

vi.
vii.

Kemudian pilih menu Data > Define variables


> Variables Type> Pilih Continuous >
centang Apply to all > OK.

Setelah itu simpan input data tersebut dengan


mengklik icon disket pada menu toolbar
Kemudian pada menu klik Statistics > Output
Options > maka akan keluar kotak dialog Output >
pada kotak Moment matrixpilih Correlations >
beri nama misal misteri.cor. Centang pilihan Save to
file dan LISREL system data pada kolom itu juga. Klik
OK.

viii.

ix.
x.

xi.

Nah sekarang kita sudah punya matriks korelasi


dengan nama misteri.cor. jadi ada 2 input data yang
dibutuhkan untuk analisa CFA, yang pertama dengan
format .psf dan .cor atau cov. Pada contoh kita ini
input datanya adalah contoh.psf dan misteri.cor
Kemudian tutup semua jendela (tujuannya biar gak
bingung untuk tahap selanjutnya he.he..he)
Sekarang kita akan main sedikit dengan sintak. Pada
menu klik File> New > Pilih Syintax
Only kemudian klik OK.

Setelah itu isikan dengan sintak berikut. Kemudian


jangan lupa simpan (Save) dan beri nama sintak.

xii.

Zuhud
Observed variables X1-X3
Correlation matrix from file misteri.cor
Sample size 195
Latent variable ZUHUD
Equations
X1-X3 = ZUHUD
Path diagram
End of problem
Huf ..akhirnya sampai juga pada tahap terakhir, yaitu
klik Icon orang lari atau pencet tombol F5

KESIMPULAN :

Variabel

loading
factor

kesimpulan

X1 < IDM

0.74

10.45 > 1.96

signifikan

X2 < IDM

0.91

12.87 > 1.96

signifikan

X3 < IDM

0.61

8.57 > 1.96

signifikan

Dari nilai factor loading di atas baik X1, X2 dan X3 memiliki


nilia lebih dari 0.5 sehingga ketiga indikator tersebut sudah
bisa mengukur kriteria isteri idaman. Dan juga nilai factor
loading ketiga indikator tersebut signifikan secara statistik
karena nilai t-value menunjukkan nilai lebih besar dari 1.96
dengan tingkat keyakinan 95%.
Jadi para suami (responden) di Surabaya sudah merasa
memiliki isteri yang sesuai ketiga indikator tersebut.
Sehingga bisa dikatakan bahwa para suami di surabaya
sudah memiliki isteri yang berkarakter isteri idaman. Dan
ternyata isteri-isteri para responden lebih dominan pada
indikator X2 yaitu BILA DIPERINTAH SUAMI MENTAATI!
Selamat buat para calonsuami ^_^
By : Azwar Rhosyied
About these ads

Anda mungkin juga menyukai