I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap
: An. TAR
Tanggal Lahir
: 27 May 2013
Umur
: 1 tahun 5 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Tanah Sereal No.40 Rt/Rw 009/009, Kelurahan Tanah Sereal, Jakarta
Barat
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Tanggal masuk RS
: 28 Oktober 2014
Ibu
Nama lengkap
Umur
Suku bangsa
Alamat
: Tn. B
: 38 tahun
: Jawa
: Jl. Tanah Sereal No.40 Rt/Rw 009/009, Kelurahan Tanah
Nama lengkap
Umur
Suku bangsa
Alamat
: Ny. D
: 34 tahun
: Jawa
: Jl. Tanah Sereal No.40 Rt/Rw 009/009, Kelurahan Tanah
: Anak kandung
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis
WIB
Keluhan utama
Keluhan tambahan
: Demam, batuk
Ibu
38 tahun
34 tahun
1 th 5
bulan
Pasien adalah anak tunggal dan merupakan anak kandung dari kedua orang tuanya. Ibu pasien
sedang mengandung anak kedua. Usia kehamilan 7 bulan.
DATA KELUARGA
AYAH/WALI
IBU/WALI
Umur (thn)
38 tahun
34 tahun
Perkawinan ke
Kosanguinitas
Tidak Ada
Tidak ada
Sehat
Sehat
: Preeklampsia berat
Kelahiran
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi
Keadaan bayi
:
:
:
:
:
Sianosis
: (-)
Ikterik
: (-)
Kejang
: (-)
Kelainan bawaan
: Tidak ada
Nilai APGAR
bergerak
aktif.
diperkirakan 8
Kurva Lubchenko
Kesan : Neonatus kurang bulan besar masa kehamilan (NKB-BMK)
Berat Badan Lahir diatas persentil 90
RIWAYAT PERTUMBUHAN
kemerahan,
APGAR
Score
Umur
Berat Badan
0 tahun
3100 gram
1 tahun 5 bulan
10,3 kg
Kesan: Riwayat pertumbuhan pasien saat ini, BB pasien sekarang sesuai dengan usianya.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama
: 6 bulan
Motor Kasar
Mengangkat kepala : 2 bulan
Miring
: 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Duduk
: 6 bulan
Merangkak
: 6 bulan
Berdiri
: 10-11 bulan
Berjalan
: 13 bulan
Berlari
: 15-16 bulan
Motor Halus Adaptif
Memegang benda : 4 bulan
Memindah benda : 6 bulan
Bicara
Mengoceh
: 3 bulan
Ucap 1 kata
: 5 bulan
Menyusun kalimat : 14 bulan
Sosial
Mengenal orang lain
Bermain tepuk tangan
: 3 bulan
: 5 bulan
Kesan: Riwayat perkembangan pasien sesuai dengan usia (Skala Denver II)
RIWAYAT IMUNISASI
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) / Diwajibkan
Imunisasi
0
1
BCG
I
DTP
Polio
I
Hepatitis B
I
II
Campak
Non-PPI / Dianjurkan :
2
I
II
Waktu Pemberian
Bulan
4
5
6
9
12
II
III
18
Booster (tahun)
5
6
12
III
IV
III
I
Vaksin
Usia
Hepatitis A
HiB
Typhim
MMR
Varicela
Pneumokokus
Riwayat Makanan
Usia (bulan)
ASI / PASI
06
Buah / Biskuit
Bubur
Susu
Nasi Tim
Milna (1x)
1x
2x
1x
ASI ad libitum
68
ASI ad libitum
8 10
ASI ad libitum
10 12
Buah (2x)
Kepemilikan Rumah
Keadaan Rumah
Ventilasi
Cahaya
Keadaan Lingkungan
Kesan : Kondisi rumah, ventilasi, pencahayaan, dan kondisi lingkungan rumah cukup baik.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Suhu
Tekanan darah
: 132 x/menit
: 30 x/menit
: 37,8oC
: 100/70 mmHg
Data Antropometri
-
Berat badan
Panjang badan
Kurva berat badan menurut tinggi badan umur 0-5 tahun, laki-laki maupun perempuan.
Kesan : status gizi baik
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala
Mata
Telinga: Bentuk normotia, MAE kiri dan kanan lapang, kedua membran timpani utuh,
hiperemis -/-, bulging -/-, reflex cahaya +/+, serumen -/-.
Hidung
Bibir
Mulut
Lidah
Tonsil
: T1-T1
Faring
Leher
Toraks
Paru
Inspeksi
: Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis, tidak ada retraksi
sela iga.
Palpasi
: Pengembangan dada kanan dan kiri simetris.
Perkusi
: Sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : Rhonki (+/+), wheezing (-/-).
Jantung
Abdomen
Inspeksi
:
: Datar, tidak tampak gambaran vena, tidak tampak gerakan peristaltik usus.
Palpasi
: Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-).
Perkusi
: Timpani di seluruh lapang abdomen.
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Genitalia eksterna
Ekstremitas
IV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil
Satuan
Nilai Normal
mm/jam
0 - 10
Hemoglobin
10.7
g/dL
10.7 - 14.7
Hematokrit
Jumlah Leukosit
30
8.2
%
10^3/L
31 43
5.5 15.5
jumlahTrombosit
187
ribu/L
150 450
MCV
73
fL
73 101
MCH
25
pg/mL
23 - 31
MCHC
34
g/dL
26 34
Basofil
Eosinofil
0
3
%
%
01
1-5
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
1
68
%
%
0-8
25 60
Limfosit
Monosit
25
3
%
%
25 50
16
Eritrosit
4.06
juta/L
3.60 5.20
Retikulosit
0.77
0.5 2.0
HEMATOLOGI
Laju Endap Darah
HITUNG JENIS
Hasil
Satuan
Nilai normal
Analisa feses
Makroskopik
Warna
Kuning muda
Konsistensi
Seperti bubur
Pus
Negatif
Negatif
Lendir
Negatif
Negatif
Darah
Negatif
Negatif
Leukosit
12
/lpb
0-1
Eritrosit
/lpb
0-1
E.coli
Negatif
E.hystolytica
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Serat otot
Negatif
Serat tumbuhan
Negatif
Amilum
Negatif
Lemak
Negatif
Mikroskopik
Sisa pencernaan
V. RESUME
Pasien anak laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan, dengan keluhan bab mencret kurang
lebih 7 kali 12 jam SMRS. Mencret disertai demam dan batuk jarang-jarang. Warna bab
kekuningan tanpa ampas. Isinya cuma air, lendir tidak ada, darah tidak ada. 5 hari SMRS
pasien dirawat di RS Sumber Waras dan didiagnosa bronkopneumonia.
Riwayat kehamilan dan persalinan: Neonatus kurang bulan besar masa kehamilan
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Sesuai dengan usia
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Suhu
Tekanan darah
: 132 x/menit
: 30 x/menit
: 37,8oC
: 100/70 mmHg
PF :
VI.
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, anak gelisah, rewel, suhu 37,8oC.
Ubun-ubun dan palpebral inferior agak cekung
Konjungtiva agak anemis. Air mata (+)
Turgor kulit menurun
Mukosa bibir tampak pucat dan sedikit kering
Faring hiperemis
Ronkhi (+/+)
Bising usus meningkat
DIAGNOSIS KERJA
Gastroenteritis akut et causa infeksi bakteri dengan dehidrasi ringan-sedang
VII.
DIAGNOSIS BANDING
- Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa
-
Tirah baring
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kompres bila perlu
Medika mentosa
-
Edukasi
-
Kebersihan diri dan lingkungan sekitar dijaga. Sering membersihkan tangan anak
dengan tissue basah ataupun cuci tangan, bersihkan pula mainannya sebelum
X.
digunakan.
Tempat botol susu maupun tempat makan dijaga kebersihannya dan menggunakan
air matang.
Makan makanan yang bergizi, bersih, dan matang
Setelah mengganti popok jangan lupa mencuci tangan sebelum memegang anak.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
: dubia ad bonam.
: dubia ad bonam.
: dubia ad bonam.
FOLLOW UP
29 Oktober 2014
Pasien BAB cair 5 kali, warna kuning, ampas (-), darah (-), lendir (-), muntah (-),
30 Oktober 2014
BAB 3 kali, ampas (+) warna kuning, darah (-), lender (-), mual (-), demam(-), BAK
A
P
Ubun-ubun cekung (-), mata cekung (-), bibir pucat (-), turgor kulit membaik.
- Gastroenteritis akut dalam perbaikan.
- Terapi dilanjutkan
- Ventolin Nebules 5 mg stop
31 Oktober 2014
BAB 1 kali, ampas (+) semakin banyak. warna kuning, darah (-), lender (-),
A
P
Ubun-ubun cekung (-), mata cekung (-), bibir pucat (-), turgor kulit membaik.
- Gastroenteritis akut dalam perbaikan.
- Pasien pulang hari ini
- Control selasa siang
- Resep obat pulang:
- Bactricid 240mg/ml 2x5ml untuk 5 hari
- Lacto B dan orezinc dilanjutkan untuk 10 hari
TINJAUAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi
dan anak yang merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di Negara
berkembang. Diperkirakan episode diare di Indonesia masih berkisar sekitar 60
juta dengan kematiannya sebanyak 200.000 250.000. Sekitar 80% kematian
yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat
kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Di Negara berkembang
prevalensi yang tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air
yang tercemar, kurang kalori protein yang menyebabkan turunnya daya tahan
badan.
Hasil survey SKRT ( Survei Kesehatan Rumah tangga ) tahun 1986 angka
kematian karena diare merupakan 12% di antara seluruh angka kematian kasar
yang besarnya 7 / 1000 penduduk. Angka ini merupakan angka tertinggi di
antara semua penyebab kematian.
Dari hasil morbiditas oleh DepKes di 8 propinsi pada tahun 1989, 1990 dan
1995 berturut turut morbiditas diare menunjukan 78,5%, 103% dan 100%,
apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi, angka kejadian diare menunjukkan
kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun penyakit yang terkait dengan
diare seperti gangguan gizi dan ISPA juga menunjukkan kenaikan yang nyata.
Diare merupakan penyebab penting kekurangan gizi . Hal ini disebabkan
karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit
BAB II
ISI
BATASAN
Diare
akut
diberi
batasan
sebagai
meningkatnya
kekerapan
sekali atau lebih yang berbentuk cair dalam 1 hari dan berlangsung < 14 hari.
Shahid NS mengemukakan
sebanyak 3x atau lebih dari sekali keluarnya tinja cair yang berlendir atau
berdarah dalam sehari
EPIDEMIOLOGI
Di Negara berkembang, diare akut maupun kronik masih tetap merupakan
masalah kesehatan utama. Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare
pada bayi dan balita berkisar antara 2 8x / tahun. Sebagian besar diare
Berdasarkan
faktor
resiko.
Faktor
resiko
yang
menaikkan
transmisi
enteropatogen adalah:
1
Faktor infeksi
a
seperti
OMA,
tonsilofaringitis,
bronkopneumonia,
ensefalitis, dsb.
2
Faktor malabsorpsi
a
Malabsorpsi lemak
Malabsorpsi protein
traktus
digestivus
bersama
makanan
dan
minuman
kemudian
berkembang biak dalam usus. Lalu virus masuk dalam epitel vili usus halus dan
menyebabkan kerusakan apical vili usus halus dan pemendekan vili . Sel epitel
usus halus bagian apical akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum
matang yang berbentuk kuboid atau gepeng, sehingga tidak dapat berfungsi
untuk menyerap air dan makanan dengan baik. Akibatnya terjadi diare osmotic
karena usus mensekresi air dan elektrolit. Biasanya diare karena virus tidak
berlangsung lama dan dapat sembuh tanpa pengobatan . Penyembuhan terjadi
bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang.
Bakteri
Bakteri penyebab diare dibagi menjadi bakteri non infasif ( Vibrio cholerae, E-coli
pathogen ) dan bakteri infasif ( Salmonella spp, Shigella spp, EIEC,EHEC,
Campylobacter spp ).
Bakteri masuk kedalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak dan
mengeluarkan toksin yang merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan
aktifitas enzim adenil siklase ( Labile toxin = LT ) atau enzim guanil siklasel
merangsang sekresi Cl, Na dan H 20 dari dalam sel ke lumen usus serta
menghambat absorpsi Na, Cl dan H 20 dari lumen usus ke dalam sel , sehingga
terjadi hiperistaltik akibat hiperosmoler.
Protozoa
Giandia lamblia dan chryptosporidium menempel pada epitel usus halus dan
menyebabkan pemendekan vili.
Entamoeba histolitica menginvasi epitel mukosa di kolon atau ileum yang
menyebabkan mikroabses dan ulkus.
konsentrasi
Na
serum
normal
(130-150
hypovolemia
gambaran
mmol/L)
klinik
extremitas
dingin
berkeringat
kesadaran menurun, shock hipovolemik
&
Dehidrasi hipertonik: -
( hipernatremik )
Dehidrasi hipotonik:
banyak
- konsentrasi Na serum rendah (<130 mmol/L)
- osmolaritas serum rendah (275 mOsmol/L)
- gambaran klinik: anak letargi, kadang-kadang
kejang.
-
Hipokalemia :
- kelemahan otot
- aritmia jantung
- illeus paralitik
-
Hipoglikemi: - apatis
- tremor
- berkeringat dan pucat
- kejang sampai koma
Gangguan gizi
Keadaa
Rasa
Kelopa
Mulu
Dehidras
haus
k/
i;
umum
Kulit
Urin
Rehidras
Pengganti
an
Air
% defisit
cairan
mata
Tanpa
Baik,
Minum
Norm
Basa
Dehidra
Kompos
normal
al
si
mentis
Normal
Normal
10mg/kg/
setiap
diare
2-5 ml/kg
<5%BB
setiap
muntah
Rewel,
Ringan
Sedang
gelisah
(510%BB)
Minum
Cekung
Kerin
Pucat,
Berkuran
CRO
Seperti
Capillar
75ml/kg/
kehaus
Produks
an
Letargi,
Malas
Sangat
Sang
(>10%B
Lemah,
minum/
cekung,
at
Kesadara
Tidak
Tidak
kerin
ada
n
menurun,
Nadi&naf
dapat
minum
3 jam
Refill<2
kurang
Berat
B)
detik
Pucat,
Tidak
Cairan
Capillar
ada
Intra vena,
y
Refill<2
detik
<12 bulan:
30ml/kg/1
jam
70ml/kg/5
as
jam
cepat
>12 bulan:
30ml/kg/
-1 jam
70ml/kg/2
-3 jam
Pemeriksaan laboratorium
a
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan darah
Duodenal intubation
Pengobatan
Idem
idem
Pengobatan kausal
Pada penderita diare, antibiotika hanya boleh diberikan bila:
-
Pengobatan simtomatik
-
Anti
spasmodik
atau
opium
papaverin,loperamid,dsb)
memperburuk keadaan
-
Pengobatan cairan
Ada 2 jenis cairan :
Cairan rehidrasi oral ( CRO ) : oralit, larutan gula garam ( LGG ), air
tajin, dll.
Imunisasi campak
DIARE KRONIK
Definisi :
Episod diare yang mula-mula bersifat akut namun karena sesuatu sebab
melanjut 14 hari atau lebih.
Faktor resiko
- intoleransi laktosa
- lahir premature
- sindrom malabsorpsi
- malnutrisi
Klasifikasi
a
MEP, BBLR
Manifestasi klinis
-
Pemeriksaan fisik
Perhatian khusus perlu diberikan pada keadaan umum pasien, status
hidrasi,kehilangan
berat
badan,pemeriksaan
abdomen,ekskoriasi
Pemeriksaan tinja
Pemeriksan darah
Pencegahan
-
Terapi nutrisi yang adekuat pada tiap anak dengan diare akut untuk
mencegah terjadinya gangguan gizi untuk memutus lingkaran setan
diare malnutrisi diare.
BAB III
atrofi intestinal
atrofi pankreas
AKHLORHIDRIA
Pada MEP terdapat gangguan sekresi HCL sebagai akibat atrofi mukosa lambung.
Gangguan sekresi
INTOLERANSI LAKTOSA
Sebagian besar anak dengan MEP menunjukkan defisiensi lactase, namun dapat
pula terjadi defisiensi sucrose dan maltase.
Patogenesis terjadinya defisiensi disakandase :
a
b
ABSORPSI LEMAK
Malabsorpsi lemak pada MEP disebabkan oleh :
1
ABSORPSI PROTEIN
Pelepasan asam amino terganggu akibat berkurangnya aktifitas oligo peptidase
pada membrane mukosa usus.
KOLON
Terdapat gangguan fungsi berupa menurunnya kapasitas reabsorpsi air dan
elektrolit akibat adanya atrofi mukosa kolon dengan infiltrsi sel plasma.
MALNUTRISI LOKAL EPITEL GIT
Kurangnya bahan makanan dalam lumen menyebabkan malnutrisis epitel usus
halus dan kolon sehingga tidak dapat melakukan absorpsi nutrient.
BAKTERI TUMBUH LAMPAU
Kelainan pada mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi pada MEP merupakan
predisposisi
terjadinya
Contaminated
Small
Bowel
Syndrome
CSBS
).
ASAM EMPEDU
Sebagian besar asam empedu yang diperlukan dalam lumen usus halus berada
dalam bentuk tidak terkonjugasi yang mempunyai efek merusak epitel mukosa
usus halus dan menghambat absorpsi air dan elektrolit oleh epitel kolon.
BAB IV
PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian
gizi
harus
dilakukan
pada
setiap
anak
diare
untuk
digunakan
cadangan
protein
sebagai
sumber
energi.
B Kwashiorkor
menderita
malnutrisi
protein
yang
berlanjut
dengan
Pembesaran hati
PENGOBATAN
Dalam aplikasinya penanganan MEP berat pada tahap awal adalah
mengatasi kelainan akut seperti diare, bronkopneumonia atau penyakit
infeksi lainnya, gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa.
Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis, pedoman pemberian cairan
parentral adalah sebagai berikut :
Terapi dietetik
1
Tahap Penyesuaian
BB kurang dari 7 kg
-
secara
berangsur
dapat
diberikan
buah
biskuit,
Tahap Penyembuhan
Bila keadaan umum anak, toleransi terhadap makanan dan nafsu
makan membaik, pemberian makanan dapat ditingkatkan secara
berangsur setiap 1 2 hari hingga tercapai konsumsi kalori
sebanyak 150 200 kkal/kgBB dan protein 3 - 5 gr/kgBB/hari
Tahap Lanjutan
Setelah
tercapai
penyembuhan,
pemberian
makanan
hipotrofi otot
Dermatosis
berkurang
-
Perubahan rambut
kerdil
Hepatomegali
anemia
Perubahan mental
defisiensi vitamin
PENATALAKSANAAN
1
Terapi nutrisi
-
Energi
150
kkal/kgBB/hari
dan
protein
3-5
gr/kgBB/hari
IM dan
Atasi
penyakit
penyerta
seperti
ISPA,
Bronkopneumonia,
Penyuluhan gizi
Gejala
klinik
Skor
Edema
Dermatosis
Edema + dermatosis
Hair chance
Hepatomegali
Serumalbumin/total protein
<1,00 / <3,25
Penilaian :
Skor 0 3
Marasmus
Skor 4 8
Marasmik kwashiorkor
Skor 9 15 :
Kwashiorkor
Derajat malnutrition
BB % terhadap BB/u
80 60 %
< 60%
Edema ( - )
Undernutrition
Marasmus
Edema ( + )
Kwashiorkor
Marasmik
kwashiorkor
UMUR
b.a.b
< 1 tahun
50 100 ml ( gelas )
1 4 tahun
> 5 tahun
dewasa
Diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit pada bayi
dan
anak
yang
merupakan
penyebab
utama
kesakitan
dan
Menurut waktunya diare dapat dibagi menjadi diare akut dan diare
kronik
DAFTAR PUSTAKA
1 Staf Pengajar Ilmu Kesehata Anak Fakultas Kedokteran UI, Buku
kuliah Ilmu Kesehatan Anak, cetaka ke 10 volume 1, Percetakan
Infomedika, Jakarta, 2002
2