Anda di halaman 1dari 8

BAB III.

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian
campuran (Mixed Method). Metode penelitian campuran merupakan pendekatan
penelitian yang mengkombinasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
ini melibatkan aplikasi pendekatan kualitatif dan kuatitatif pada satu penelitian.
Pendekatan ini lebih kompleks dengan melibatkan fungsi dari kedua pendekatan
penelitian (Creswell & Plano Clark, 2007)1
Pemodelan desain dan visual pada penelitian ini menggunakan model Sequential
Explanatory Design. Pendekatan metode ini dilakukan dengan pengumpulan
data dan analisis data kualitatif, yang kemudian diikuti dengan pengumpulan
data dan analisis data kuantitif untuk tahap validasi. Berikut adalah gambaran
metode penelitian yang akan dilakukan (gambar 3.1)

QUAL

Kualitatif
Pengumpulan
Data

Kualitatif
Analisis Data

Quan

Kuantitatif
Pengumpulan
Data

Kuantitatif
Analisis Data

Interpretasi
Keseluruhan
Analisis

Gambar 3.1. Metode Penelitian Mixed Method

Metode penelitian ini dipilih karena pada analisis dan perancangan Enterprise
Architecture ini berdasarkan pada studi kasus di instansi pemerintahan. Tahap
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pegawai yang terkait
dan pengumpulan dokumentasi laporan-laporan kegiatan pada instansi,
kemudian dilakukan analisis terhadap data-data tersebut. Tahap selanjutnya
adalah validasi terhadap hasil analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif, pada tahap validasi
dilakukan pengisian kuestioner untuk melihat apakah penelitian telah memenuhi
kebutuhan yang diinginkan dan wawancara terhdap expert judgement untuk
1

mengetahui apakah rancangan Enterprise Architecture telah terpenuhi secara


benar.
3.2.Kerangka Penelitian
Dalam melakukan perancangan Enterprise Architecture berbasis Service
Oriented Architecture pada Pusat Sumber Daya Geologi, keseluruhan proses
yang dilalui harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan
dituangkan dalam bentuk diagram kerangka penelitian dibawah ini (gambar 3.2).
Kerangka penelitian ini disusun berdasarkan metode DSRM (Desain Science
Research Methodology for Information System Research) dengan menggunakan
lima tahap utama yaitu Problem Identification and Motivation, Objective of The
Solution, Design & Development, Evaluation and Communication dan
Conclution (Blessing, Lucienne T.M and Chakrabarti, Amaresh, 2009)
Pada tahap ketiga yaitu Design and Development akan mengadaptasi framework
TOGAF, dengan menggunakan langkah A sampai dengan langkah D, yaitu :
Architecture

Vision,

Bussiness

Architecture,

Information

Systems

Architecture dan Technology Architecture.


Tahap penelitian pada tesis ini adalah sebagai berikut :
Tahap I. Problem Identification and Motivation
Pada tahap awal penelitian dilakukan pengumpulan data secara kualitatif, yaitu
dengan melakukan inventarisasi dokumen pada, berupa laporan-laporan tahunan,
laporan akuntabilitas kinerja pemerintahan (LAKIP), dan lainnya. Setelah
seluruh data diperoleh, pada tahap ini dilakukan definisi identifikasi masalah,
ruang lingkup, tujuan bisnis, profil perusahaan, visi, misi, tugas pokok dan
fungsi serta struktur organisasi pada Instansi yang akan dilakukan penelitian.
Identifikasi masalah didapat dengan merumuskan Tujuan Teknologi Informasi
yang terdapat pada Rencana Strategis pada Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), tujuan-tujuan Teknologi Informasi tersebut akan
menjadi penilaian apakah perancangan enterprise architecture ini telah
memenuhi tujuan teknologi informasi pada instansi.

TAHAP I : PROBLEM IDENTIFICATION AND MOTIVATION

TUJUAN IT Pada Instansi

TAHAP II : OBJECTIVE OF THE SOLUTION


Menyimpulkan Tujuan Penelitian dan Solusi
: - Studi Literatur, Penelitian yang telah dilakukan, framework yang digunakan

TAHAP III : DESIGN & DEVELOPMENT

Tahap 3.1.
Architecture
Vision

Tahap 3.2.
Bisnis
Arsitetur

Tahap 3.3.
Information
System
Architecture
: Kandidat
Aplikasi

Tahap 3.4.
Technology
Architecture
: Kandidat
Service

Penyeragaman Misi

- Wawancara
- Dokumen
- Literatur

Model Bisnis

BPMN

Portfolio Catalog Application

Application Communication Diagram,


Application User Location Diagram

Technology Portfolio Catalog

Tahap 3.5.
Service
Oriented
Enterprise
Arcitecture

UML. ER
Diagram,
Data Diagram

BPEL

SCA

TAHAP IV : EVALUATION & COMUNICATION

Validasi Model :
Questioner & Expert Judgement

Interprestasi Analisis

TAHAP V : CONCLUTION

Blueprint enterprise architecture berbasis service


oriented architecture

Gambar 3.2. Kerangka Penelitian Tesis


3

Tahap II. Objective of The Solution


Pada tahap ini akan membahas mengenai teori-teori dasar yang melandasi
penelitian ini, teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teori
ilmiah yang telah teruji. Pengumpulan data dan informasi pendukung dalam
penelitian ini juga dilakukan pada tahap ini melalui studi literatur penelitianpenelitian yang telah dilakukan, serta studi literatur mengenai frameworkframework enterprise archictecture.
Tahap III. Design & Development
Pada tahap ini akan dilakukan lima proses, empat proses pertama merupakan
proses yang mengadaptasi pada framework TOGAF dengan menggunakan
langkah A sampai dengan langkah D, yaitu : Architecture Vision, Bussiness
Architecture,

Information

Systems

Architecture

dan

Technology

Architecture, sedangkan satu proses terakhir pada tahap ketiga ini akan
mengadaptasi pada framework Service Oriented Architecture.
Tahap 3.1. Phase Preliminary
Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai prinsip-prinsip arsitektur yang akan
diterapkan pada rancangan enterprise architecture, prinsip-prinsip ini akan
mengadaptasi pada prinsip-prinsip arsitektur TOGAF dan Rencana Strategis
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahap ini akan dilakukan
penentuan dan penyeragaman

prinsip arsitektur serta menyeragamkan

pandangan mengenai enterprise architecture pada organisasi.


Tahap 3.2. Architecture Vision
Pada tahap ini akan menjelaskan tahap awal metode pengembangan arsitektur
atau yang disebut ADM (Architecture Development Method). Pada tahap ini
akan dijabarkan mengenai Stakeholder Map Matrix, Value Chain dan Konsep
Diagram Solusi yang akan diterapkan pada perancangan enterprise architecture.
Pada proses ini akan dilakukan penentuan dan penyeragaman visi arsitektur pada
organisasi serta menyeragamkan pandangan mengenai arsitektur enterprise pada
organisasi, masukan yang dibutuhkan pada proses ini adalah mengidentifikasi

kebutuhan organisasi, fokus bisnis, sasaran bisnis, mengevaluasi kebutuhan


bisnis, menentukan batas bisnis yang dapat dilakukan, mengembangkan visi
arsitektur serta menentukan rencana nilai keberhasilan arsitektur dan key
performance Indicator (KPI). Pada proses ini juga dilakukan pengumpulan data
melalui wawancara kepada pegawai yang terkait pada proses bisnis intansi dan
layanan teknologi informasi.
Tahap 3.2. Bisnis Arsitektur
Pada proses kedua dilakukan mendeskripsikan kondisi arsitektur instansi pada
saat ini, sehingga menghasilkan BPMN (Business Process Model and Notation),
setelah dilakukan pemetaan proses bisnis, pada tahap ini juga diakukan
perbaikan proses bisnis pada instansi.
Tahap 3.3. Information System Architecture
Pada tahap ketiga dilakukan pembangunan arsitektur sistem informasi, yaitu
dalam bentuk portfolio catalog application meliputi arsitektur data dan
arsitektur aplikasi. Pada arsitektur data dilakukan identifikasi seluruh komponen
data yang terkait pada proses bisnis dan diolah pada aplikasi-aplikasi sistem
informasi. Dan pada arsitektur aplikasi dilakukan identifikasi kandidat aplikasiaplikasi yang telah ada (existing), yang sedang dibangun dan yang akan
dibangun atau sedang direncanakan yang dibutuhkan dalam mendukung proses
bisnis pada instansi.
Tahap 3.4. Technology Architecture
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan teknologi dalam mendukung
proses bisnis instansi, dengan menentukan kandidat teknologi yaitu platform
meliputi perangkat lunak dan perangkat keras yang terdiri dari sistem operasi,
manajemen data, aplikasi-aplikasi sistem informasi, komputasi pengguna dan
keamanan yang dibutuhkan. Pada tahap ini akan memberikan gambaran
mengenai jaringan pada instansi, sehingga menghasilkan technology catalog
application.

Tahap 3.5. Service Oriented Architecture


Pada tahap ini, seluruh kandidat aplikasi-aplikasi sistem informasi yang
mendukung proses kerja dilakukan pemilihan kandidat service atau layanan
informasi yang dibutuhkan. Pada tahap ini dilakukan proses perancangan UML
(Unified Modelling Languange), ER Diagram (Entity Relationship Diagram)
serta data flow diagram dengan menggunakan tool ADOit, SoaML lifecycle
service oriented architecture dengan menggunakan SOMA (Service Oriented
Modeling and Architecture) dan framework OGC (Open Geospatial
Consortium). Pada tahap ini akan menghasilkan BPEL (Business Process
Execution Languange) dan SCA (Service Component Architecture).
Pada tahap ini akan menggunakan beberapa best practice yang dikeluarkan oleh
OGC, yaitu
1. Binary Extensible Markup Languange (BMXL) Encoding Spesification
Dokumen Best practice ini menetapkan pengkodean format biner untuk
representasi data XML yang efisien, encoding ini digunakan untuk aplikasi
yang menggunakan format XML
2. FGDC CSDGM Application Profile for CSW 2.0
Merupakan suatu standarisasi katalog layanan untuk antar muka yang
dikeluarkan oleh OpenGIS, katalog service ini berdasarkan pada FGDC
Content Standard for Digital Geospatial Metadata (CSDGM), yaitu untuk
mengatur, mengelola, mengambil data metadata pada data spasial.
3. OGC KML Standard Development Best Practice
Best Practice ini memberikan panduan untuk mengembangkan KML
menggunakan standar OGC sehingga dapat memberikan cara terbaik dalam
memberikan layanan dan mendukung pengembangan aplikasi KML, hal ini
berlaku untuk perkembangan sistem KML oleh pengembang aplikasi dan
peningkatan berikutnya dari standar KML oleh OGC

4. OpenGIS Web services architecture description


Dokumen ini merangkum aspek yang paling signifikan dari arsitektur layanan
web Open Geospatial Consortium (OGC) yang saat ini sedang dikembangkan
oleh OGC. Arsitektur ini berorientasi layanan, dengan seluruh komponen
memberikan satu atau lebih layanan ke layanan lainnya atau klien lainnya.
Tahap IV. Evaluation and Communication
Pada tahap ini dlakukan validasi atas arsitektur yang telah dirancang dan hasil
evaluasi implementasi terhadap kandidat-kandidat service atau layanan
informasi yang telah dibangun. Validasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan kuestioner terhadap pejabatpejabat terkait proses bisnis dan layanan teknologi informasi pada instansi, juga
staf pada bilang layanan informasi yang menggunakan service-service yang
telah dirancang. Setelah proses validasi dilakukan, proses selanjutnya adalah
menganalisis hasil validasi yang telah dilakukan.
Validasi juga dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan adanya
masukan expert judgment untuk menvalidasi enterprise architecture yang telah
dirancang. Setelah kedua proses validasi dilakukan, dilakukan proses intrepretasi
keseluruhan hasil analisis.
Tahap V. Conclution
Hasil akhir dari seluruh langkah penelitian yang dilakukan adalah berupa
blueprint enterprise architecture berbasis service oriented architecture yang
dapat digunakan oleh organisasi dalam menerapkan enterprise architecture juga
sebagai informasi dasar bagi unit lain di lingkungan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan melakukan perancangan enterprise
architecture. Blueprint ini juga dapat menjadi dasar bagi instansi Pusat Sumber
Daya Geologi apabila akan melakukan pengembangan enterprise architecture.

Anda mungkin juga menyukai