Anda di halaman 1dari 21

STUDI KAWASAN EROPA

Dinamika Perekonomian Eropa pada Abad ke-20:


Studi Kasus: Tindakan Prancis Terhadap Krisis Finansial di Eropa Tahun
2000an
Oleh: Kelompok Prancis
Aria Rahadi

115120402111001

Nur Chanifah

125120400111006

Muhammad Farizal Hanafi

125120400111033

Kemala Putri Dewi

125120400111058

Akh. Rizki M.

125120400111047
Dosen Pembimbing:

Firstyarinda Valentina Indraswari, S.Sos., M.Si

HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Pendahuluan
Sebelum terjadinya Perang Dunia Pertama, Eropa merupakan penggerak perekonomian
dunia. Eropa menjadi sumber modal, barang dan jasa, serta manusia ke seluruh dunia. 1 mayoritas
negara di Mediterania dan Eropa Timur menerima remitansi dari para emigrannya. Namun masamasa ini kemudian berakhhir pada Agustus 1914 dengan meletusnya Perang Dunia Pertama.
Perang Dunia I
Efek Terjadinya Perang
Seperti yang di katakan di atas bahwa perekonomian Eropa yang dahulu sangat maju
kemudian dihancurkan oleh terjadinya Perang Dunia. Perang Dunia Pertama merusak Eropa
Kuno, sedangkan Perang Dunia Kedua adalah yang secara jelas merubah tatanan perekonomian
Eropa. Perang mengakhibatkan korban kemausiaan yang sangat besar, serta kerusakan fisik di
sebagian besar wilayah Belgia, Prancis, Galicia atau bekas Kekaisaran Ottoman2
Eropa dan Ekonomi Global
Perang membuat pola baru dalam hubungan keuangan dan perdagangan. Produksi
industri di luar Eropa meningkat secara dramatis. Perang Dunia Pertama memperjelas bahwa
Amerika Serikat bukan lagi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dan bukan lagi pusat
kekuatan pertumbuhan ekonomi, namun sudah menyebar pula di Samudra Atlantik. 3 Meskipun
begitu, Amerika Serikat memiliki status baru sebagai kreditur utama piutang antar pemerintah,
dengan piutang kepada Inggris dan Prancis ($10.3 milyar) yang membuat dua negara ini
melanjutkan keterlibatan mereka dalam perang.4 Posisi Inggris dan Prancis melemah karena
mereka juga meminjam uang kepada pemerintah Rusia. Inggris meminjam $6.5 milyar dari AS,
dan $10.4 milyar dari pemerintah lain.5 Revolusi 1917 mempersempit kesempatan membayar
hutag-hutang tersebut.
Masalah Keuangan Domestik
Perang juga mengakhibatkan management keuangan domestik negara-negara yang
berperang. Bagian besar dari perang idak bisa diacuhkan hanya dengan peminjaman domestik,
1

Blanning. The Oxford History of Modern Europe. (New York: Oxford University Press, 2000). Hlm. 186.
Ibid
3
Ibid. Hlm. 87
4
Ibid.
5
Ibid. Hlm. 187-188
2

layanan hutang tersebut hampir tidak bisa diacuhkan menghasilkan anggaran defisit. Setelah
perang, semua pemerintah menghadapi sebuah pilihan untuk membayar hutang perang melalui
moneter deffisit oleh bank sentral. Konsekuensi inflasi akan melongsorkan penghargaan klaim
melawan pemerintah; meruntuhkan masa kejayaan perekonomian Eropa. Awal tahun 1920an,
pemerintah Eropa Barat memilih untuk stabilisasi anggaran mereka dan reward the rentier. Biaya
untuk mendeflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi di Inggris dan Prancis.6
Pilihan dari pemerintah Eropa tengah untuk tidak melakukan stabilisasi secara cepat
berbuah malapetaka. Austria, Hungaria, Polandia dan Jermanmengalami inflasi dan hyper-inflasi.
Ketidakstabilan harga membuat perencanaan bisnis dan strategi investasi jangka panjang menjadi
mustahil. Ketika negara-negara itu distabilkan, mereka membutuhkan bantuan eksternal: Austria
dan Hungarian oleh LBB (pada tahun 1922 dan 1923), Jerman oleh sebuah badan pinjaman
konsorsium untuk perbaikan tahun 1924 (The Dawes Plan). Harapan dari semuanya dalam upaya
stabilisasi

adalah

untuk mengembalikan

keteraturan

ekonomi

yang

kemudian

akan

mengembalikan kepercayaan diri dan juga pemasukan uang asing untuk rekonstruksi.7
Short-lived Prosperity
Harapan tersebut kemudian terealisasikan. Pertengahan 1920an, investasi Amerika
mengalir ke Eropa. Sebagian untuk membantu mereorganisasi bisnis Eropa dalam garis yang
lebih modern. Produsen mobil Amerika mengakuisisi perusahaan Eropa: Ford menanam modal
di Cologne, General Motors mengakuisisi pabrik Adam Opel.8
Tapi kebanyakan investasi Amerika salah arah. Eropa tidak siap menerimanya.
Contohnya, untuk membangun pelabuhan utama di sebuah pulau di Danubedekat Budapest di
Csepel menghadapi realitas bahwa negara pengganti kekaisaran Astro-Hungaria menerapkan
level tarif yang tinggi. Produsen mobi murah merasa bahwa pasar Eropa belum maju. Mobil pada
masa itu masih merupakan barang mewah, pabrikan kecil, dan bisa menyediakan produk mahal,
punya keunggulan kompetitif. Kesemuanya itu, investasi Amerika terikat pembelian: otoritas
pemerintah kota, yang digunakan untuk ketetapan infratruktur kota, perumahan, jalan,
membuatan ulang fasilitas, dll yang mempunyai keuntungan sosial yang tinggi (dan juga

6
7
8

Ibid. Hlm. 188.


Ibid.
Ibid. Hlm. 188-189.

membawa keuntungan politis kepada pemerintah bertanggung jawab kepada mereka) tapi tidak
membawa hasil yang langsung.9
The Great Depression
Aliran modal Amerika mengering akhir tahun 1920an, sebagian karena keraguan
terhadap pembangunan Eropa dan sebagian lagi karena keuntungan investasi AS meningkat 10.
Pasca the crash of the New York stock market pada Oktober 1929, beberapa aliran kembali, tapi
investor Amerika merasa khawatir dan pasca 1930, sehingga Eropa hanya memperoleh modal
kecil dari AS11. Menjelang Akhir tahun 1920an, prospek Eropa memburuk, situasi perdagangan
yang memburuk adalah penyebab utama, tapi ditambah juga dengan masalah yang disebabkan
oleh stabilisasi finansial12.
Kembalinya standar emas dirasa oleh banyak ahli menjadi cara terbaik menjamin para
investor melawan pegambilalihan dan juga cara terbaik untuk mendasari kebangkitan
perdagangan internasional. Tahun 1925, Inggris kembali menggunakan emas pada paritas masa
sebelum perang; tahun 1926 Prancis menstabilisasi mata uangnya. Namun awal 1930an, mata
uang semua negara Eropa, kecuali Spanyol, menganut paritas pada emas13.
Mata uang paling penting di Eropa adalah Poun sterling dan French franc. Tarif tukar
Inggris yang tinggi memerlukan keluarnya kebijakan deflasi moneter untuk mencegah laju dari
Pondsterling. Prancis, yang memiliki pengalaman inflasi yang tinggi sebelum stabilisas,
menerima masukan aliran yang cukup substansial dari emas pasca 1926, tapi menetralkannya
(contoh tidak diizinkannya cadangan emas yang baru untuk digunakan sebagai basis penciptaan
moneter tambahan). Hasilnya, sistem ini menumbuhkan bias deflasi: Inggris, sebagai negara
yang defisit (karena overvalued), dipaksa menutup perjanjian dan Prancis (dan US yang juga
punya gold inflow) tidak mengalami inflasi14.
Dihadapkan pada diflasi di negara-negara utama, penggunaan tarif dimana-mana adalah
respon yang logis sebagai bagian dari strategi untuk mencegah

penyebaran deflasi secara

internasional. Penyebaran proteksionisme menerima dorongan tambahan ketika tahun 1930


9

Ibid. Hlm.189.
Ibid.
11
Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid.
10

Amerika Serikat mengadopsi tarif Smoot-Hawley. Negara-negara lain merespon dengan


menaikkan tarif, menerapkan kuota dan hambatan yang lainnya.. Masalah moneter dari Eropa
menghasilkan perang perdagangan satu melawan yang lainnya. Dari sudut pandang setiap
negara, respon tersebut rasional; tapi dampak dari semua itu adalah setiap orang harus membayar
harga yang tinggi dalam rangka mengurangi output, kapasitas yang tidak digunakan serta
jatuhnya investasi dan konsumsi. Dampak dari depresi yang terjadi masih terasa hingga
pecahnya perang dunia kedua, di sebagian besar negara, meskipun produksi sudah bisa diatasi
namun pengangguran masih dalam level yang tingggi.15
Depresi Internasional yang terjadi pada akhir 1920an dan awal 1930an diperparah oleh 2
mekanisme tambahan. Sejak 1925, harga-harga barang agrikultur mulai turun. Pembanguna ini
dapat diprediksi: pasar produk-produk agrikultur relatif kaku, dan produksi Eropa mengalami
pemulihan yang lama dari pupuk dan kekurangan tenaga mausia pada perang mengalami surplus
di pasar internasional memaksa harganya untuk turun. Bagi kebanyakan negara yang berhutang
modal import di Eropa Timur dan Tengah (juga negara di Amerika Latin), satu-satunya cara
untuk layana eksternal hanya bersandar pada ekspor produk-produk agrikultur. Ketika harganya
turun, produsen harus menjual lebih banyak. Ketika produsen menjual lebih banyak, harganya
akan semakin turun. Contohnya, Ekspor tepung Hungaria naik dua kali lipat antara tahun 1929
dan 1932, namun hasil dari ekspor menurun karena harganya turun. 16
Selain itu, perkembangan ekonomi riil mengganggu sektor keuangan, yang pada
gilirannya mendorong guncangan lebih lanjut ke output. Turunnya harga yang dramatis
mengurangi nilai aset bank dan membuat bank-bank Eropa bangkrut. Mereka merespon dengan
memotong kembali kredit kepada kostumer mereka, kadang memaksa mereka menutup bisnis
mereka. ketika para depositor baik dalam maupun luar negeri menyadari meluasnya masalah ini,
semuanya menjadi panik, dan penarikan mengakhibatkan penutupan bank. Bank-bank Eropa
bangkrut seperti domino pasca ditutupnya bank terbesar di Vienna, the Creditanstalt pada Mei
1931. Bank runtuh di Austria lalu di Hungaria dan Jerman, juga Amerika Serikat, yang semakin
memperparah proses deflasi. Bank-bank juga berusaha menyelamatkan diri dengan menarik
kredit, mereka mendorong perusahaan manufaktur yang masih rentan dalam kebangkrutan.17
Respon terhadap depresi
15
16
17

Ibid. Hlm. 190.


Ibid. Hlm. 190-191.
Ibid. Hlm. 191.

Depresi ekonomi di masa antara 2 perang merupakan salah satu peristiwa paling traumatis,
dimana para pengambil kebijakan dan ekonom berusaha mencari cara agar hal ini tak terulang
kembali. Ekonom Inggris, Keynes, menulis sebuah artikel di 1933 yang menekankan pada
pemenuhan kebutuhan nasional secara mandiri. Keynes menyarankan kebijakan tariff untuk
menghentikan deflasi dan memutus hubungan dengan standar emas dalam sistem moneter
internasional. Inggris yang sudah tidak memakai standar emas sejak tahun 1931, pelan-pelan
mulai berhasil memperbaiki perekonomian mereka, ditandai dengan meningkatnya konsumsi dan
kredit. Sedangkan negara-negara blok emas seperti Belgia, Perancis, Belanda, dan Swiss masih
mengalami kepanikan ekonomi karena mereka masih menggunakan standar emas hingga
pertengahan 1930-an.18
Jerman tidak serta merta meninggalkan standar emas, tetapi hanya menerapkan pertukaran
mata uang yang ketat, yang dilihat sebagai usaha untuk menciptakan kebijakan moneter yang
independen. Pujian atas usaha pemulihan ekonomi Jerman tidak bisa dialamatkan hanya kepada
Hitler. Pada kenyataannya beberapa kebijakan pemulihan seperti kebijakan moneter yang lebih
rileks dan penurunan tingkat upah nasional justru diterapkan sebelum Hitler menjadi Kanselir.19
Soviet merespon peristiwa depresi ekonomi dengan menerapkan prinsip autarki yang secara
sempurna menutup diri dari perekonomian dunia. Stalin menyebut ini sebagai membangun
sosialisme dalam satu negara. Soviet menghadapi permasalahan seperti penurunan harga hasil
pertanian dengan melakukan kolektivisasi hasil pertanian, yaitu pemerintah mengambil secara
paksa surplus hasil pertanian dari masyarakat pedesaan. Rendahnya tingkat investasi sempat
mempengaruhi perekonomian Rusia dan Eropa di tahun 1920-an. Soviet merespon permasalahan
ini dengan mengembangkan industrialisasi yang tersusun dalam Rencana Lima Tahun.
Kolektivisasi yang dilakukan Soviet berimbas pada dimobilisasinya orang-orang pedesaan dalam
jumlah besar untuk menjadi pekerja, tercatat ada 20 juta pekerja baru pada tahun 1930-an.
Pekerja-pekerja ini diupah rendah (turun sampai setengah), selain itu merek juga dimobilisasi
melalui teror dan cara-cara tak layak. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan industrialisasi
skala besar Soviet berkat propaganda yang dilakukan. Banyak negara kemudian melihat cara ini
sebagai cara yang menarik untuk memulai industrialisasi. Bahkan Rencana Empat Tahun Jerman
tahun 1936 secara tidak langsung merupakan hasil adopsi dari Rencana Lima Tahun Stalin.20
18
19
20

Ibid. Hlm. 191-192.


Ibid. Hlm. 192.
Ibid. Hlm. 192-193.

Keynesianism
Resep atau solusi untuk mengatasi depresi ekonomi seringkali dihubungkan dengan
pemikiran Keynes yang menyarankan untuk menggenjot permintaan (demand). Depresi ekonomi
menyebabkan menurunnya permintaan sehingga permintaan perlu ditingkatkan untuk
mengatasinya. Caranya adalah dengan menambah pengeluaran pemerintah atau melakukan
redistribusi untuk menambah pendapatan masyarakat yang lebih diharapkan melakukan
konsumsi (masyarakat berpendapatan rendah). 21
Jerman dan Soviet dianggap sebagai negara yang menerapkan kebijakan yang mengadopsi
pemikiran Keynes. Kedua negara ini meningkatkan pengeluaran militer yang dianggap sebagai
sebuah cara meningkatkan permintaan. Negara yang dianggap paling cepat menerapkan resep
Keynes adalah Swedia. Partai-partai politik Swedia yang berasosiasi dengan buruh dan petani
berhasil merealisasikan kebijakan yang berorientasi pada permintaan dan peningkatan
pendapatan. 22
Resep Keynes dianggap menjadi sebuah tren ekonomi dan sosial tersendiri di tahun 1930-an.
Salah satu warisan perang di setiap negara adalah masalah redistribusi pendapatan, dan
mempersempit perbedaan skill pekerja, yang pada akhirnya tercipta kelas konsumsi baru.
Masalah yang biasa terjadi di masa antara 2 perang adalah melulu soal konflik upah dan kondisi
kerja. Namun adanya perjanjian antara pengusaha dan serikat pekerja akan menciptakan
pembangunan yang lebih harmonis, seperti yang terjadi di Swedia dan Swiss tahun 1937.23
Kolapsnya ekonomi internasional
Suatu waktu Keynes kemudian mempercayai bahwa memutuskan hubungan dengan
ekonomi internasional punya implikasi yang buruk. Keynes dan banyak ekonom lainnya
akhirnya menyimpulkan sesuatu yang sama sekali berbeda dari apa yang disarakannya dulu
untuk mengisolasi diri dari dunia global. Kesimpulan itu dianggap bersifat politis.24
Lemahnya perekonomian di negara-negara Eropa Selatan membuat mereka melakukan
perjanjian bilateral dengan Jerman. Perjanjian ini menguntungkan bagi negara-negara kecil di
sekeliling Jerman, karena mereka bisa menjual barang dengan harga yang lebih mahal
dibandingkan dijual di pasar internasional. Jatuhnya perekonomian dunia menyebabkan negara
21
22
23
24

Ibid. Hlm. 193.


Ibid. Hlm. 193-194.
Ibid. Hlm. 194.
Ibid.

dapat menggunakan keuntungan ekonomi untuk memperkuat keuntungan politis mereka, seperti
yang dilakukan Jerman. Perjanjian antara Jerman dan negara-negara Eropa Selatan membuat
negara-negara kecil di sekeliling Jerman menjadi ketergantungan, sehingga Jerman memiliki
power terhadap negara-negara di sekelilingnya. 25
Kerjasama ekonomi menjadi cara yang efektif untuk membangun aliansi dalam melawan
Jerman. Seperti yang dilakukan AS, Inggris dan Perancis yang membentuk sebuah perjanjian
untuk tidak terlibat dalam konflik perekonomian yang sama dengan cara menerapkan devaluasi
mata uang untuk meningkatkan ekspor.26
Perang Dunia II
Perang Dunia II mengakibatkan kerusakan fisik dan korban nyawa manusia yang lebih
banyak dibandingkan Perang Dunia I, meskipun banyak pengamat yang berpendapat bahwa
kehancuran tersebut sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi. Jerman mengalami
kerugian yang sangat besar, kota-kotanya hancur dan sistem finansialnya berantakan akibat
inflasi dan pengendalian harga di masa perang. Begitu juga dengan Inggris yang harus menjual
aset-asetnya di luar negeri untuk membiayai perang, hingga akhirnya menjadi negara pengutang
di akhir perang. Amerika Serikat (AS) adalah satu-satunya negara yang bisa dianggap sebagai
pemenang perang sejati. Di akhir tahun 1940-an, separuh barang manufaktur di dunia dibuat di
AS. Perdagangan laut AS juga meningkat dari awalnya 17 % dari total perdagangan laut dunia
pada tahun 1939, menjadi 52 % pada tahun 1952. Majalah Life bahkan menjuluki zaman
setelah PD II sebagai American Century. 27
Sebagai negara dengan status negara pemberi utang, AS berkeinginan untuk membentuk
tatanan dunia setelah perang sesuai dengan keinginan mereka. Peran AS dalam merombak
perekonomian dunia dan Eropa setelah PD II jauh lebih besar ketimbang saat PD I. Dalam
proposalnya, AS percaya bahwa depresi ekonomi pada tahun 1930 adalah penyebab utama
meletusnya PD II. Berdasarkan hal tersebut, untuk menciptakan perdamaian dibutuhkan sistem
internasional yang terbuka, mata uang yang dapat dikonversi, dan perdagangan yang tak
diskriminatif. AS percaya bahwa perdagangan bebas dapat menjadi pondasi yang tepat dalam
usaha menciptakan keteraturan setelah PD II. 28
25
26
27
28

Ibid. Hlm. 194-195.


Ibid. Hlm. 195.
Ibid.
Ibid. Hlm. 195-196.

Bretton Woods
Konferensi Bretton Woods diselenggarakan tahun 1944, menghasilkan prinsip-prinsip yang
disetujui oleh 44 negara. Cita rasa Liberal sangat kental dalam prinsip-prinsip tersebut, hanya
saja anggota-anggota IMF dan World Bank yang mengalami surplus ekonomi berkewajiban
untuk memberikan bantuan untuk pembangunan negara lain. Disepakati juga penggunaan nilai
mata uang tetap untuk menghindari devaluasi yang meyebabkan hancurnya perekonomian
internasional. 29
European Recovery
Tujuan yang sebenarnya dari European Recovery menggali beberapa hubungan terhadap
mekanisme yang dibuat di Bretton Woods, International Monetary Fund dan World Bank.
Amerika Serikat menegaskan bahwa Eruropean Recovery tidak akan menjadikan dollar sebagai
mata uang langka. Pada saat yang sama, European Recovery bersikeras untuk memenuhi janji
yang diberikan di Bretton Woodsunyuk mengkonversi mata uang. Tapi hal tersebut tampak
mustahil bagi banyak negara karena pada percobaan penukaran paksa di tahun 1947 sejatinya
berakhir hanya setelah beberapa bulan setelah percobaan penukaran tersebut.30
Sebaliknya AS mulai bekerja dengan sebuah rencana untuk membangkitkan ekonomi
Eropa. Program pemulihan Eropa atau Marshall Plan diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri
George Marshall pada tanggal 5 Juni 1947. Maksud AS adalah untuk menciptakan dunia politik
yang cukup baru di dunia barat dari benua Eropa. Hubungan tradisional dan merusak antara
Franco-Jerman harus diganti dengan sebuah struktur federal, hanya sebuah kombinasi kekuatan
politik dan kepuasan materi yang bisa menciptakan masyarakat yang menolak ekspansi dari
Soviet. Organization for European Economic Co-operation (OEEC) dibuat untuk menjadi
bagian dari Marshall Plan yang dibayangkan sebagai titik fokus kohesi ekonomi yang lebih
dekat dengan Eropa Barat harus dibangun. Hal tersebut terlihat sebagai bentuk embrio dari
pemerintahan Eropa di masa depan dimana AS akan memiliki peran sebagai anggota asosiasi.31
Strategi Eropa juga memperlukan revisi kebijakan AS terhadap Jerman. Proposal kebijakan
reagrarianizing Jerman terkait dengan konflik Menteri Keuangan As, Henry Morgenthau atau
setidaknya mengurangi produksi Jerman yang ditinggalkan. Ekonomi Jerman telah begitu
struktural terkait dengan negara-negara tetangga bahkan setelah pengalaman autarkis yang terjadi
29
30
31

Ibid. Hlm. 196.


Ibid. Hlm. 197.
Ibid.

pada tahun 1930-an yang menyatakan bahwa pemulihan Eropa adalah hal yang tidak mungkin
tanpa kebangkitan Jerman. Sebuah sikap yang bersifat menghukum dikesampingkan bukan
karena atas dasar moral tetapi karena kesadaran tentang keterkaitan ekonomi Eropa. Ketika
Perancis dan Belgia yang awalnya bersikeras mengirimkan batu bara yang besar dari Jerman, AS
dengan cepat memutuskan bahwa hal tersebut akan mengurangi kinerja Jerman sedemikian rupa
sehingga otoritas penduduk perlu ikut campur tangan untuk menghentikan kelaparan yang
meluas. Pada tahun 1945-1946, ketika kebijakan aliansi masih bersifat menghukum, aliansi barat
membayar sekitar 700 juta dollar untuk mendukung zona pendudukan AS di Jerman dan
membuat AS akan membayar lebih untuk Jerman. Akibatnya kebijakan AS terhadap Jerman
benar-benar berbeda dari Perang Dunia 1. 32
Dalam rangka membuat pemulihan ekonomi Eropa, negara-negara Eropa perlu menjadi
satu unit. Alih-alih membangun konvertibilitas mata uang dengan dollar, Eropa bekerja melalui
sistem European Payments Union (EPU) yang memungkinkan mereka untuk melakukan
diskriminasi terhadap impor dari negara-negara dollar. Hal tersebut merupakan sebuah versi dari
Bretton Woods yang diperkecil dengan kebutuhan Eropa, negara-negara Eropa berkomitmen
untuk menghapuskan diskriminasi perdagangan dan ada juga jumlah yang tidak terbatas dari
kredit yang tersedia. Proses liberalisasi perdagangan di Eropa memainkan peran penting dalam
pemulihan Eropa dan dalam perspektif jangka panjang ini adalah sebuagh kontribusi yang paling
penting dari mekanisme EPU. Setelah fase pemulihan, Eropa melakukan langkah parsial untuk
mengkonversi mata uang di luar wilaah Eropa.33
Banyak yang mendorong integrasi Eropa pada tahun 1950-an diikuti dengan inisiatif dari
AS dan diikuti dengan kepentingan nasional negara bangsa Eropa yang kadang kala dibahas oleh
para sejarawan. Sebagian perdebatan yang berlebihan yaiu kepentingan AS dan Eropa atas
masalah ini sebagian besar bertepatan dengan periode ini. Secara khusus, kunci untuk
memecahkan kedua masalah politik dan ekonomi Eropa dipandang sebagai pembentukan dan
pelembagaan kerjasama Franco-Jerman. Salah satu interpretasi disajikan dalam perang Eropa di
masa lalu sebagai perjuangan untuk mengontrol dan mengintegrasi sumber daya batu bara dan
bijih besi Eropa. Sebuah masalah politik dapat dicapai dengan menemukan cara untuk
mengamankan kerja sama ekonomi. Selain itu, proses pembentukan rencana pemulihan ekonomi
32
33

Ibid. Hlm. 197-198.


Ibid. Hlm. 198.

pasca perang di Perancis membutuhkan pasokan batu bara yang dapat diandalkan. Rencana yang
diusulkan pada tahun 1950 oleh Menteri Luar Negeri Perancis, Robert Schuman untuk integrasi
sektor industri Perancis dan Jerman yang pada awalnya ditujukan sebagai pengganti kegagalan
Perancis untuk memenangkan pertempuran atas reparasi batu bara dan pada tahun 1952,
dibentuk enam negara anggota European Coal and Steel Community (ECSC).34
Selama tahun 1950, Eropa mengalami keajaiban ekonomi. Tingkat pertumbuhan yang lebih
cepat dari pada di periode sebelum atau sesudahnya. Pada bagian keajaiban Eropa dapat
dijelaskan dalam hal permintaan konsumen yang terpendam setelah depresi dan kekalahan masa
perang. Sebelum Perang Dunia II, sebagian besar negara di Eropa mempunyai populasi yang
besar di daerah pedesaan dan bergerak di bidang pertanian yang produktivitasnya rendah. Setiap
mobilitas akan membawa keuntungan besar. 35
a.

The Baby Boom


Generasi baby boomers, yaitu kelompok masyarakat yang hidup seusai Perang Dunia II

(1946-1964). Disebut baby boomers, karena saat itu terjadi peningkatan jumlah kelahiran di
seluruh dunia36. Baby Boomer adalah seseorang yang lahir pada periode kemapanan ekonomi
sesudah Perang Dunia II. Di Eropa dan Amerika Utara boomer secara luas terkait dengan hak
istimewa, karena banyak tumbuh di saat subsidi pemerintah luas di pasca perang perumahan dan
pendidikan, dan meningkatkan kemakmuran, Sebagai kelompok, mereka sehat, dan generasi
terkaya saat itu, dan di antara yang pertama tumbuh benar-benar mengharapkan dunia untuk
meningkat seiring berjalan waktu. Generasi baby boomers mulai mengenal televisi. Mereka tahu
Perang Vietnam, pembunuhan John F Kennedy, Martin Luther King Jr, dan Robert F Kennedy.
Golongan ini juga mengenal musik, utamanya rock and roll, sebagai cara mengekpresikan
identitas generasinya.
b.

International Capital Movement


Arus masuk datang dari luar negeri: pertama adalah bantuan pemerintah melalui United

Nations Relief and Rehabilition dan kemudian melalui Marshall Plan. Di beberapa negara,
Marshall Plan memainkan bagian penting dalam mempertahankan kehidupan ekonomi.
Misalnya di Austria, pada tahun pertama Marshall Plan menyumbang 14% dari pendapatan
nasional meskipun Jerman merupakan negara dengan tingkat pemulihan tertinggi dan paling
34

Ibid. Hlm. 198-199.


Ibid. Hlm. 199.
36
http://www.suaramerdeka.com/harian/0801/07/ragam03.htm
35

sukses. Mungkin signifikasi kuantitatif Marshall Plan adalah sebanding dengan efek kualitatif,
ini memungkinkan menghasilkan kemacetan yang spesifik dan harus diatasi. Setelah Marshall
Plan berakhir pada tahun 1952, arus modal swasta AS ke Eropa dilanjutkan tapi berupa pinjaman
dan sangat berbeda dari pada di tahun 1920-an ketika gerakan modal sebagian besar telah
mengambil bentuk pembelian obligasi. Pada tahun 1950, AS datang sebagai investasi langsung di
pabrik-pabrik Eropa; terkait dengan aliran teknologi dan pengalaman manajerial. Inovasi di sini
membawa peningkatan produktivitas untuk berbagai lebih luas dari bisnis, dan benar-benar
mengubah sifat kegiatan ekonomi. Ini adalah revolusi atau industri yang lebih tepat mungkin
pengetahuan revolusi setidaknya mendalam dalam implikasinya sebagai peningkatan output
tekstil yang telah menandai revolusi industri klasik.
c.

Teknologi Baru
Penggunaan teknologi komputer di Eropa untuk pertama kalinya dikembangkan oleh

IBM Deuthsclandi pada tahun 1964 di Inggris. Pada saat itu diperkenalkan IBM seri 360, sebuah
produksi yang lebih terjangkau dan canggih pada saat itu. Mereka baru menyadarinya kalau
tekhnologi merupakan salah hal penting yang mereka kuasai. Perancis salah satu negara yang
beranggapan bahwa negaranya harus mampu menguasai tekhonologi dan mendukung penuh
perkembangan industri elektronik di Perancis, dengan tujuan agar tidak terlalu termonopoli oleh
Amerika. Akan tetapi faktanya Perancis masih saja membutuhkan bantuan dari Amerika Serikat.
Perancis menghabiskan banyak biaya untuk pengembangan tekhnologi ini, sebesar $ 5 milyar
pada tahun 1965 dan 1970, khususnya pada pengembangan energi nuklir. Perancis juga membuat
sebuah national champion yang bernama Internationale Pour lInformatique (IIC).
d.

Konsumsi Barang dan Jasa secara masal


Tahun 1950an merupakan awal dari fase baru dari pengembangan ekonomi di Eropa.

Automobile menjadi seimbol dari kebngkitan Eropa pada saat itu, para kaum national socialist
menganggap bahwa kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya mobil merupakan simbol dari
para kaum elit di Eropa. Di Jerman Barat tercat 515.600 mobil digunakan, namun jumlah ini
terus meningkat pesat pada tahun 1960an hingga mencapai angka 1960 mobil. Begitu juga
dengan jasa atau pelayanan di Eropa yang turut berkembang, namun biaya untuk jasa dan
pelayanan juga sangat tinggi, khususnya pada sektor kesehatan.
e.

Liberalisasi Perdagangan

Masuknya kapitalisme Amerika di Eropa merupakan salah satu pertanda dari peningkatan
ketersedian dolar. Enam negara (Belgia, Perancis, Jerman Barat, Italia, Luxemburg, dan
Belanda), yang sebelumnya merupakan pelopor dari didirikannya ECSC pada 25 Maret 1975,
mereka menanda tangani sebuah perjanjian Roma, yang menandai terbentuknya European
Economic Community. Objek dari EEC ini adalah pengurangan tarif perdagangan internal serta
menyamakan tarif dagang eksternal. Pembentukan EEC ini terbilang sangat berhasil. EEC terus
berkembang secara pesat, pada tahun 1970, 20 persen dari perdangan di dunia berasal dari EEC.
Perjanjian Roma ini juga mencangkup kebijakan koordinasi nasional ekonomi dengan tujuan
untuk menjaga keseimbangan dari pembayaran, stabilitas harga, dan sumber daya manusia
dengan kulitas yang baik. Harga makanan di pasar dunia mencapai dua kali lipat hingga tahun
1980an. Mereka memberikan biaya tambahan pada konsumen, kurang sebanyak 5% dari
pendapatan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tujuannya adalah agar para petani
tidak mendukung paratai politik extrimisme, sehingga para kaum petani juga bisa mengamil
konsensus Eropa.
f.

Pemerintah dan Pertumbuhan


Pemerintah sangat berperan dalam perkembangan ekonomi. Contohnya di inggris,

mereka lebih memfokuskan pada macro-management of demand. Perancis memiliki sistem


perancanaan yang lebih ekstensif, yang lebih cenderung pada indicative plans (mengindikasi
dengan menggunakan data yang sudah ada) daripada direct controls (terjun langsung ke
lapangan). Sedangkan di Jerman dan Italia dipengaruhi oleh pengalaman intervensi yang mereka
dapatkan, sehingga mengakibatkan liberalisasi harga. Eropa Tengah dan Timur mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat hingga 7% dari total GDP. Namun perekonomian Eropa
mengalami penurunan secara signifikan pada tahun 1960an sebagai dampak dari tidak efisiennya
mekanisme yang diterapkan. Dengan melakukan pembandingan pada beberapa negara, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa sebuah kebijakan yang dibuat oleh suatu negara akan sangat
berpengaruh.
Liberalisasi menghasilkan efek yang sangat besar dan berpengaruh yang sebelumnya
sudah pernah dikontrol secara ketat. Liberalisasi dan ekonomi terbuka tersebut dibuat oleh
Spanyol. Di bawah kepemimpinan Jendral Franco, Spanyol telah mengimplementasikan sebuah
rencana autarki dan menderita pada tahun 1950an akibat dari kemunduran industri. Spanyol pada

akhirnya memilih untuk bergabung pada OEEC dan IMF. Pertumbuhan pada tahun 1960an dan
1970an sangatlah pesat sehingga menjadi periode dari industrialisasi Spanyol.
Akhir dari Keajaiban Pasca Perang?
Pasar buruh telah masuk pada gelombang perdagangan union militancy. Pada tahun 1968,
dua pertiga dari buruh Perancis turut terlibat dalam aksi mogok kerja; di Jerman 1 juta pekerja
melakukan aksi mogok, di Italia sebesar 4 juta pekerja. Di Inggris angka mogok kerja ini terus
meningkat dari tahun 1965 1970.
Dalam level intenasional, peregangan dalam hal tingkat perekonomian disebabkan oleh
adanya inflasi pada negara-negara industri sperti Amerika Serikat yang kemudian termasuk di
dalamnya. Pada tahun 1971 presiden Nixon menangguhkan konvertibilitas dolar terhadap emas,
hal ini disebabkan karena gagal atau runtuhnya sistem Bretton Woods. Titik inilah yang
kemudian membuat Eropa menggunakan sistem floating exchange-rates system, sistem ini
berperan penting dalam memfasilitasi penyesuaian mata uang ketika terjadi situasi
ketidakseimbangan ekonomi internasional yang saat itu perekonomian internasional bergantung
pada nilai mata uang dolar. Puncak atau ujung dari gagalnya sistem Bretton Woods ini adalah
adanya tingkat inflasi yang berkelanjutan dan meningkatnya harga-harga komoditas. Peningkatan
harga yang paling dramatis pada waktu itu terlihat pada minyak. Pada akhir 1973 produksi
minyak di Timur Tengah dipergunakan sebagai alat politik dengan cara mengontrol pruduksi dan
distribusi minyak itu sendiri.
Ketidakstabilan minyak yang diakibatkan oleh dominasi atau kontrol oleh pihak tertentu
tersebut menandai berakhirnya masa emas atau kejayaan perekonomian di Eropa yang terjadi
pada pasca perang dunia. Ketidakstabilan minyak tersebut membuat pembahasan baru yang
kemudian diangkat untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.
Trauma yang terjadi pada bidang perekonomian yang terjadi di Eropa saat itu akan
berdampak langsung dengan lemahnya politik negara-negara yang mengalami trauma pada
bidang ekonomi tersebut. Italia dan Inggris contohnya, ketidakstabilan ekonomi yang terjadi
ternyata berdampak langsung pada politik domestik mereka.
Apa yang terjadi diatas adalah cikal bakal atau latar belakang munculnya sebuah inisiatif
dari pemimpin atau petinggi dari Prancis dan Jerman dan lima negara industri terbesar untuk

memulihkan stabilitas perekonomian di Eropa pada khusunya dan perekonomian global pada
umumnya.
Kerjasama yang Lebih Erat di Eropa
Dalam menghadapi kebijakan-kebijakan Amerika Serikat, Eropa menilai dirinya
memiliki kekurang percayaan diri dan cenderung pesisimis apakah kepentingan-kepentingan
Eropa akan terwujud ketika berhadapan dengan Amerika Serikat, saat itulah para pemimin di
Eropa menjalin kerjasama dalam kerangka murni Eropa.
Pada 1978 Giscard dan Schmidt mempersiapkan suatu rencana jangka panjang dengan
membentuk Eropa sebagai zona dengan stabilitas moneter yang baik melalui European Monetary
System.
Pada tahun pertama European Monetary System yang dijalankan mengalami guncangan
atau ketidakstabilan yang disebabkan oleh adanya naik atau melonjaknya harga minyak pada
tahun 1979. setelah tahun 1983 setelah keadaan menjadi lebih baik European Monetary System
ini menunjukan peningkatan yang signifikan yang ditandai dengan semakin stabilnya
keberlangsungan dari sistem tersebut.
Pada tahun 1986 masyarakat Eropa mencanangkan pembentukan sebuah Pasar Tunggal
Eropa atau Single European Act, yang ditandatangani pada bulan Pebruari 1986, dan mulai
berlaku mulai tanggal 1 Juli 1987. terdapat dua pokok isi atau kesepakatan yang dihasilkan dari
Single European Act agreement tersebut. Yang pertama adalah melembagakan pertemuan reguler
antara Kepala Negara dan/atau Pemerintahan negara anggota Masyarakat Eropa, yang bertemu
paling tidak setahun dua kali, dengan dihadiri oleh Presiden Komisi Eropa. Yang terakhir adalah,
European Political Cooperation secara resmi diterima sebagai forum koordinasi dan konsultasi
antar pemerintah. Apa yang menjadi kesepakatan bersama tersebut telah sesuai dengan prinsip
dasar European Monetary System. Pada tanggal 9 dan 10 Desember 1991 diselenggarakan KTT
Maastricht dan sebagai hasil dari diselenggarakan KTT tersebut adalah disetujuinya teks
Perjanjian tentang Uni Eropa (Treaty on European Union-TEU). Setelah KTT

Maastricht

diselenggaraka, pada tahu 1992 Ddenmark menolak perjanjian atau kesepakatan KTT Maastricht
tersebut karena dinilai telah bertentangan dengan European Monetary System.
Deindustrialization

Akibat dari adanya guncangan atau ketidakstabilan minyak, banyak industri yang
menjadi tumpuan perekonomian yang mengandalakn minyak sebagi bahan baku utama untuk
proses produksi menjadi bangkrut. Industri yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan
perekonomian Eropa pasca perang dunia tersebut terpaksa harus menerima dampak dari adanya
ketidakstabilan harga minyak tersebut. Industri tersebut memiliki peran yang sangat kuat untuk
menjaga kestabilan politik di Eropa, peran yang sangat sentral tersebut dikarenakan ketika
perekonomian di Eropa stabil maka keadaan politik pun akan mengalami nasib yang sama,
begitu pula sebaliknya. Industrialisasi yang terjadi di Eropa ini sangat berperan penting dalam
kestabilan poltik di Eropa itu sendiri.
Solusi Terhadap Eropa
Untuk menghadapi permasalahan atau tantangan perekonomian yang terjadi di Eropa ini
dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti, menciptakan perusahaan-perusahaan lintas
negara, liberalisasi pasar yang sebagaimana telah dilakukan dan telah terbukti telah mendorong
pertumbuhan perekonomian di Eropa dan lain sebagainya.

Studi Kasus: Tindakan Prancis Terhadap Krisis Finansial di Eropa Tahun 2000an
a.

Timeline Terjadinya Krisis


Berdasarkan perkiraan, bahwasanya negara Yunani merupakan negara pemicu terjadinya

krisis Eropa karena Yunani adalah negara dengan rasio hutang tertinggi yakni dengan rasio
hutang sebesar 142,8% dari hutang pemerintah terhadap GDP 37. Berikut adalah kronologis krisis
ekonomi yang terjadi di Eropa. Pada tahun 2001, Yunani resmi masuk ke dalam Euro Zone
(negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang tunggal). Di tahun 2004, Yunani mengakui
bahwa mereka memalsukan persyaratan untuk bisa masuk ke dalam Euro Zone (defisit anggaran
Yunani tidak pernah ada di bawah 3% sejak tahun 1999 sehingga tidak sesuai dengan persyaratan
untuk menjadi anggota Euro Zone. Kepanikan pasar global terjadi pada tahun 2008 disaat
Lehman Brothers mengalami kebangrutan. Akibat dari kebangkrutan tersebut, GDP defisit
Yunani meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan prediksi sebelumnya. Diawal tahun
2010, para pemimpin European Union (EU) mengadakan pertemuan darurat mengenai keadaan
ekonomi Yunani yang semakin memburuk dan mengambil langkah untuk melindungi kestabilan
keuangan Euro Zone. Pada bulan Mei 2010, Euro Zone setuju untuk memberikan paket bantuan
sebesar 10 miliyar euro kepada Yunani dengan syarat pengetatan anggaran dana. Ditahun 2011,
banyak perdana menteri negara-negara di Eropa mengundurkan diri akibat krisis ekonomi diatas,
diantaranya adalah Perdana Menteri Portugal Jose Socrates, Perdana Menteri Yunani George
Papandreou dan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi38.
b.

Tindakan Eropa Terkait Krisis


Kongres Amerika Serikat mencanangkan Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer

Protection Act (P.L. 111-203) pada juli 2010 yang bertujuan untuk menangani permasalahan
depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 Kebijakan yang dilaksanakan oleh Amerika
Serikat tersebut dinilai mampu menangani atau mengatasi depresi ekonomi yang terjadi di
Amerika Serikat dengan melakukan pengawasan-pengawasan terhadap sektor-sektor ekonomi
yang dianggap berperan penting dalam pertumbuhan atau dinamika perekonomian di Amerika
Serikat. Kebijakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam menangani depresi ekonomi
tersebut ternyata mengadopsi ketentuan yang telah dibuat atau didiskusikan oleh Uni Eropa
37

Diakses dari http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/01/03/menelusuri-krisis-eropa-422241.html pada


tanggal 11 Oktober 2014
38
Diakses dari http://www.bloomberg.com/news/2011-11-07/europe-timeline-maastricht-to-papandreou.html pada
tanggal 11 Oktober 2014

beserta negara-negara yang tergabung di dalamnya. Pada Mei

2010, European Parliament

Committee for Economic and Monetary Affairs menyetujui RUU yang bertujuan untuk
memperkuat otoritas pengawas perbankan, asuransi dan dana pensiun. Hasilnya adalah
dibentuknya sebuah lembaga pengawasan pada bidang perekonomian yaitu European Systemic
Risks Board (ESRB) adalah sebuah lemabaga yang berada di bawah naungan Uni Eropa,
lembaga ini bekerja dengan menganalisa ancaman-ancaman apa saja yang kemudian berpotensi
untuk mengganggu perekonomian di Eropa.39
Selain itu Uni Eropa membangun badan penyedia bantuan finansial atau European System
of Financial Supervisors (ESFS) yang di dalamnya terdiri dari beberapa lembaga keuangan
lainya seperti European Banking Authority (EBA), European Insurance Authority and
Occupational Pension Authority (EIOPA) dan European Securities Authority (ESA) yang
bertujuan untuk memberikan dana bantuan pada negara-negara di Eropa yang kesulitan dalam
menangani krisis ekonomi yang sedang terjadi.
Dalam menanggapi krisis, negara-negara anggota Uni Eropa telah mengambil berbagai
langkah untuk memastikan stabilitas keuangan, pertumbuhan dukungan dan kerja dan
meningkatkan tata kelola ekonomi yang bertujuan untuk melawan krisis ekonomi yang sedang
terjadi. Pada tahun 2011 Dewan dan Parlemen Eropa menyusun peraturan yang bertujuan untuk
mengatur tata kelola perekonomian di Uni Eropa, hasilnmya adalah meningkatnya Stability and
Growth Pact (SGP).
SGP ini pada awalnya difokuskan untuk mengontrol defisit anggaran dan utang-utang
negara-negara anggotga di Uni Eropa. Dalam perjalanannya SGP ini semakin berkembang dan
berfokus memberdayakan negara-negara anggota Uni Eropa untuk nmampu menemukan solusi
perekonomian yang lebih baik dalam jangka panjang dan mencegah permasalahan-permasalahan
perekonomian baru yang mungkin masih bisa muncul di negara-negara Uni Eropa.40
Untuk menjalankan kebijakan yang telah dicanangkan oleh Uni Eropa tersebut maka ada
beberapa hal yang kemudian harus dipenuhi agar kebijakan nyang telah dicanangkan tersebut
mampu terlaksana dengan baik yang diantaranya adalah pemerintahan yang mampu bekerjasama
dengan baik, pajak yang dikenakan pada bank-bank di Eropa yang bertujuan untuk resolusi
jangka panjang, adanya sebuah lembaga yang kemudian mampu melakukan tes stress pada bank39
40

The European Unions Response to the 2007-2009 Financial Crisis


http://www.eurozone.europa.eu/euro-area/topics/the-eus-response-to-the-crisis/

bank di Eropa yang bertujuan untuk memberikan atau menumbuhkan kepercayaan masyarakat
Eropa terhadap sistem keuangan euro.41
c.

Tindakan Prancis Terkait Krisis


Di akhir tahun 2008, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy merespon krisis yang terjadi dengan

membentuk kementerian baru yang khusus mengelola paket stimulus dalam rangka penanganan
krisis. Di masa krisis, Perancis juga memberi dukungan penuh kepada industri mobil mereka,
sama seperti yang dilakukan oleh Jerman. Pada awalnya Pemerintah Perancis berencana
memberikan bantuan kepada pabrikan Peugeot dan Renault dengan syarat keduanya dilarang
menutup pabrik yang ada di Perancis. Uni Eropa tidak tinggal diam dan segera melakukan
intervensi sehingga syarat tersebut akhirnya dibatalkan. Hal ini disebabkan adanya keberatan dari
negara-negara di Eropa Selatan dan Tengah yang takut kedua pabrikan tersebut akan menutup
pabrik di negara mereka.42
Untuk membuat sistem keuangan Perancis lebih stabil, Presiden Sarkozy mengumumkan
kebijakan paket stimulus senilai 33 miliar Dollar (26 miliar Euro) pada 2008 untuk
meningkatkan investasi di sektor publik (pembangunan 70.000 rumah, pembangunan jalan dan
rel, meningkatkan infrastruktur pelabuhan dan sungai, membangun/merenovasi universitas,
penjara, pengadilan, monumen, dll). Paket stimulus ini juga termasuk pemberian 200 Euro
kepada rumah tangga berpendapatan rendah dan pemberian pinjaman pada industri mobil
domestik. Pemerintah membantu Peugeot dan Renault dalam bentuk jaminan kredit senilai 1,2
miliar Dollar serta menyediakan dana tambahan senilai 250 juta Dollar untuk divisi keuangan
kedua pabrikan. Industri mobil dan aksesorisnya merupakan salah satu industri penting yang
menyerap 10% tenaga kerja Perancis.43 Uniknya, demi menggenjot penjualan mobil sekaligus
menyelamatkan industri mobil domestik, pemerintah akan memberi 1.000 Euro kepada setiap
orang yang membeli mobil baru yang ramah lingkungan, dengan syarat seseorang tersebut
memiliki mobil yang berusia di atas 10 tahun.44 Jumlah senilai 33 miliar Dollar tersebut belum

41

The European Unions Response to the 2007-2009 Financial Crisis


Regan, Aidan. 2012. National Policy Responses to the Financial Crisis in Europe, hlm.5-6.
43
Jackson, James K.. 2009. The Financial Crisis: Impact on and Response by The European Union, diakses melalui
http://assets.opencrs.com/rpts/R40415_20090624.pdf , hlm.26.
44
OECD. 2009. Policy Responses to the Economic Crisis: Investing in Innovation for Long-Term Growth, diakses
melalui http://www.oecd.org/sti/42983414.pdf pada 11 Oktober 2014, hlm.34.
42

termasuk 15 miliar Dollar yang telah direncanakan sebelumnya untuk memberikan keringanan
kredit dan pajak pada perusahaan yang mulai diberlakukan tahun 2009.45
Pemerintah Perancis membentuk 2 badan pemerintahan yang memberikan bantuan dana
pada sektor-sektor yang membutuhkan, dengan nilai total lebih dari 500 miliar Dollar sampai
tahun 2009. Badan pertama diberi wewenang menggunakan dana tak kurang dari 480 miliar
Dollar untuk menjamin peminjaman antar bank yang terjadi sebelum 31 Desember 2009, yang
berlaku selama 5 tahun. Badan kedua diberi wewenang menggunakan dana 60 miliar Dollar
untuk mengganti struktur modal perusahaan yang hampir mengalami kebangkrutan dengan
membeli saham perusahaan tersebut. Sejak tahun 2009, Pemerintah mulai bersikap ketat
terhadap Bank Perancis yang menginginkan bantuan pemerintah, karena pada saat itu pemerintah
telah menyuntikkan dana sebesar 15 miliar Dollar dalam sistem perbankan Perancis. Sejumlah
syarat diajukan pemerintah, yaitu menunda pembayaran deviden bagi pemegang saham,
menunda bonus bagi top manajemen, dan menambah jumlah kredit bagi klien seperti eksportir.
Bank diharuskan menjalankan syarat-syarat tersebut apabila menginginkan bantuan tambahan.46
Perancis sendiri sebenarnya menjadi salah satu negara yang getol membangun koordinasi
antar negara-negara Eropa dalam merespon krisis keuangan. Akan tetapi, Perancis seringkali
berseberangan pendapat dengan Jerman soal cara mengatasi krisis. Ketika Yunani secara fiskal
tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya, Uni Eropa kemudian
bersedia memberikan bantuan kepada Yunani dengan keterlibatan IMF. Keterlibatan IMF sendiri
merupakan dorongan dari Jerman yang sempat ditolak Perancis dengan alasan keterlibatan IMF
dapat mempermalukan zona euro. Perbedaan pendapat lainnya terlihat ketika Perancis meminta
European Central Bank (ECB) melakukan intervensi langsung dan melakukan pembelian
obligasi milik pemerintah. Negara-negara Eropa Selatan mendukung hal tersebut, akan tetapi
Jerman secara tegas menolak intervensi ECB, yang juga didukung pemerintah Belanda dan
Finlandia.47 Tahun 2012, Perancis kembali berseteru dengan Jerman tentang ide penerbitan
Eurobonds sebagai langkah mengatasi krisis. Penerbitan Eurobond didukung oleh Presiden
Perancis Francois Hollande, PM Italia Mario Monti dan Presiden Komisi Eropa, J.M Barosso,

45

Ibid, hlm.22.
Ibid, hlm.26.
47
Regan, Aidan. 2012. National Policy Responses to the Financial Crisis in Europe, hlm.6.
46

satu-satunya penentang hanyalah Kanselir Jerman Angela Merkel. Eurobond sendiri adalah surat
obligasi yang diterbitkan dan dijamin bersama oleh 17 negara zona euro.48
Langkah lain yang juga diambil Perancis untuk mengatasi krisis adalah mendukung
pembentukan solusi crisis management yang baru, yaitu European Stability Mechanism (ESM)
selain mendukung ECB melakukan intervensi pada negara yang mengalami krisis. Perancis juga
berusaha menambah pendapatan negara dengan cara meningkatkan pajak masyarakat dan
mengurangi secara drastis anggaran belanja pemerintahan. Dengan begitu diharapkan Perancis
dapat mengurangi defisit hingga 3% di tahun 2013. Kebijakan ini sering disebut sebagai Mr.
Hollandes Plans, namun kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di Perancis.49
Perancis sebagai salah satu pendiri Uni Eropa, memprakarsai sebuah kerjasama perdagangan
dengan Kanada melalui Comprehensive Economic and Trade Agreement (CETA), diharapkan
dengan kerjasama ini dapat meningkatkan perdagangan bilateral UE-Canada sebesar 20%. Pada
akhirnya sebelum melakukan kerjasama perdagangan antara Kanada-UE, Perancis dan Kanada
berhasil membuat sebuah perjanjian awal yang disebut sebagai Canada-France Joint Action Plan,
sebagai langkah awal sebelum membentuk kerjasama secara resmi dengan Uni Eropa. Terdapat
tiga objektif yang dibahas dalam kerjasama tersebut, yaitu 1) Memperkuat kerjasama Perancis
dan Kanada dalam hal daya saing, inovasi, dan ilmu pengetahuan & teknologi; 2) Mendukung
perusahaan Kadana dan Perancis dalam ranah pengembangan bisnis, akses pasar, dan promosi
investasi lintas negara; 3) Terus mengawasi dan saling menginformasikan selama proses
negosiasi dan setelah tanda tangan CETA antara Kanada dan UE agar benar-benar memberikan
keuntungan bagi semua pihak ketika perjanjin ini dilakukan.50

48

Santi, A Joice Tauri. 2012. Berbagi Risiko Melalui Penerbitan Eurobonds, diakses melalui
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/26/05531288/Berbagi.Risiko.Melalui.Penerbitan.Eurobonds pada
13 Oktober 2014.
49
Horobin, William. 2014. French Minister Criticize Economic Policy, diakses melalui
http://online.wsj.com/articles/arnaud-montebourg-criticizes-french-austerity-policies-1408807549 pada 12 Oktober
2014
50
Economic Profile - France, diakses melalui http://www.tradecommissioner.gc.ca/eng/document.jsp?
did=61739&cid=113&oid=143 pada 12 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai