Anda di halaman 1dari 36

EN S EFA LITIS

ID EN TITAS PASIEN
Nama lengkap : An. F
Umur
: 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
: Ujung Harapan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: Belum sekolah

ID EN TITAS O RAN G TU A
AYAH
Nama lengkap : Tn. M
Umur
: 24 tahun
Suku
: Jawa
Alamat
: Ujung Harapan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Buruh

IBU
Nama lengkap
: Ny. S
Umur
: 23 tahun
Suku
: Jawa
Alamat
: Ujung Harapan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga

Hubungan dengan orang tua : anak kandung

ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Kejang
Keluhan tambahan:
demam, tidak sadar

Riw ayat Penyakit Sekarang


10 hari SMRS pasien demam naik turun disertai

dengan batuk berdahak dan pilek. Pasien tidak


kejang dan tidak ada penurunan kesadaran.
Pasien diberi obat demam namun demam tidak
turun. Selain itu pasien juga mengalami sesak
napas.
6 hari SMRS pasien kejang-kejang seluruh
tubuhnya. Kejang berlangsung selama <5 menit,
sebanyak 2 kali. Kejang didahului oleh demam,
namun suhu tidak diukur. Setelah kejang pasien
tidak sadarkan diri.

4 hari SMRS pasien kembali kejang-kejang

seluruh tubuh yang hilang timbul . Kejang


berlangsung >5 menit dan tetap didahului
oleh demam.
12 jam SMRS pasien kembali kejang seluruh
tubuh dan berlangsung >5 menit. Kejang
terjadi sebanyak 2 kali. Saat kejang kedua
tangan pasien mengepal. Setelah kejang
pasien tidak sadarkan diri. Dan setelah sadar
mata kiri pasien tidak membuka dengan
spontan. BAB dan BAK biasa. Tidak terdapat
muntah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Batuk-batuk dan pilek hilang timbul
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Disangkal
Riwayat Persalinan
Pasien lahir di tolong oleh bidan, di rumah bersalin,
cukup
bulan, secara spontan pervaginam, dengan berat badan
3000 gr, panjang 48 cm, dengan APGAR score tidak
diketahui. Kelainan bawaan tidak ada.

Riw ayatIm unisasi

II

III

Ulangan

Hepatitis
BCG
DPT

4 Bulan

Polio

4 Bulan

Campak

Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap

Riw ayatM akanan

Umur (bulan) ASI / PASI

Biskuit / Buah Bubur Susu

Nasi Tim

0-2

PASI

2-4

PASI

4-6

PASI

6-8

PASI

Kesan :

Kuantitas cukup
Kualitas cukup

Riw ayat Perkem bangan

Pertumbuhan gigi pertama : Tengkurap : 6 bulan


Duduk : Jalan : Bicara : Membaca & Menulis : Gangguan perkembangan : Pertumbuhan
terlambat

Kesan : Tumbuh kembang tidak sesuai dengan


umur

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 31 Juli 2011
Keadaan umum : Tampak sakit berat (berbaring
pasif)
Kesadaran : Apatis (di cubit baru berespon
menangis, setelah itu tidur kembali)
Frekuensi nadi : 130 kali/menit (isi cukup, kuat
angkat, regular)
Frekuensi nafas : 38 kali/menit (regular, adekuat)
Suhu : 38,4C (axilla)

D ata Antropom etri

Berat badan : 8.2 kg


Tinggi badan : 60 cm
Kesan Gizi : cukup

PEM ERIKSAAN SISTEM ATIK

Kepala : Bulat, normocephali, UUB menonjol


Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, pupil bulat, isokor, refleks cahaya
+/
+, mata kiri ptosis
Hidung : Lapang, sekret -/-, konka inferior
eutrof
Telinga : Lapang, sekret -/-, membran timpani
utuh
Mulut : Mukosa mulut lembap
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba

Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi igaPalpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi
: Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkial, ronki +/+, wheezing
-/-, bunyi jantung I, II murni,
gallop- , murmur -.
Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Palpasi
: Lemas
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus 3x / menit
Kulit : Turgor cukup
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refll < 2

Rangsang meningeal ~kaku kuduk tidak ditemukan


~Brudzinski I tidak ditemukan
~Brudzinski II tidak ditemukan
~kernig tidak ditemukan
~lasec tidak ditemukan
Reflek Fisiologis ~ biceps ++/++
~ triceps ++/++
~ patela ++/++
~ achiles ++/++
Reflek Patologis ~ Babinski +/+
~ Chadok +/+
~ Openheim -/~ Gordon -/-

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan darah 31/11/2012:


Hb : 10,5 g/dl
Eritosit : 3,07 juta/l
Leukosit : 22.100/l
Trombosit : 354.000/l
Ht : 33,2 %
MCV: 75,6
MCH: 24,4
MCHC: 32,3

Pemeriksaan gula darah sewaktu: 96 mg/dl


Pemeriksaan analisis gas darah 31/07/2011
pH : 7,307
pCO2 : 56,3
pO2 : 85,4
Saturasi O2 : 95,3 %
Konsentrasi O2 : 9,8 vol.%
BE : 1,8 mmol/L
BB : 46,5 mmol/L
HCO3 : 28 mmol/L
TCO2 : 29,8 mmol/L
O2 content: 9,8
Std HCO3: 26,1

Pemeriksaan elektrolit 31/07/2011


Na : 136 mmol/L
K : 5,6 mmol/L
Cl : 98 mmol/L

D IAG NO SIS KERJA

Berdasarkan anamnesis yaitu bayi perempuan 8 bulan, 8,2

kg, status gizi baik terdapat trias ensefalitis yaitu: demam


10 hari,batuk pilek, diikuti kejang dan penurunan kesadaran
setelah pasien kejang. Dan setelah kejang terdapat defcit
neurologis yang ditandai dengan adanya ptosis pada mata
sebelah kiri. Dari hasil pemeriksaan fsik didapatkan
keadaan umum pasien tampak sakit berat, kesadaran
somnolen, suhu pasien 38,4 0C. Dari pemeriksaan
sistematik ditemukan: ubun ubun menonjol, mata kiri
ptosis, thorax: rhonki +/+, abdomen dalam batas normal.
Dari pemeriksaan neurologi tidak ditemukan adanya
rangsang meningeal, reflex fsiologis baik, reflex patologis
masih positif. Dari hasil lab ditemukan: Leukosit : 22.100/l.
Diagnosis: Meningoensefalitis

DIAGNOSIS BANDING
Meningoensefalitis bacterial
Meningoensefalitis viral

PENATALAKSANAAN

PENGOBATAN
Rawat inap.
-Pemberian O2: 2 LPM
-IVFD Kaen 3B 30 tts/mnt (mikro)
-pasang NGT
-Medikamentosa
Diazepam : 5 mg supp (dosis sesuai BB bayi) sebagai
penanganan
awal pada kejang
Parasetamol: 2x50 mg (IV) (dosis 10-15 mg/kgBB) karena
terdapat demam yang tinggi
Cefotaksim 3x400 mg (IV) curiga infeksi bakteri atau virus
Dexametasone 3x0,5 mg (IV) (dosis 0,2 mg/kgBB dibagi dalam
3 dosis)

RENCANA PEMERIKSAAN
Darah lengkap
Analisis darah tepi
CT scan
EEG
Foto Thorax
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad Fungsionum : dubia ad malam
Ad Sanationum : dubia ad malam

TIN JAU AN PU STAKA

DEFINISI

Ensefalitis adalah reaksi peradangan


yang mengenai jaringan otak oleh
berbagai macam mikroorganisme,
penyebab yang tersering dan
terpenting adalah virus.

PATO G EN ESIS
Umumnya virus ensefalitis setelah

masuk ke dalam tubuh kemudian akan


masuk ke dalam susunan limfatik,
berkembang biak, ikut aliran darah dan
menyebabkan infeksi pada beberapa
alat tubuh, pada keadaan ini akan
timbul demam tetapi belum ada
kelainan neurologis.
Virus akan berkembang biak kemudian
menyerang susunan saraf pusat dan
kemudian timbul kelainan neurologis.

Penyebab kelainan neurologis pada


ensefalitis :
peneyerbuan dan perusakan langsung
pada jaringan otak oleh virus yang
berkembangbiak
reaksi jaringan saraf penderita
terhadap antigen virus yang akan
berakibat
demyelinisasi, kerusakan vaskuler dan
perivaskuler.

ETIO LO G I

Berbagai jenis virus -ensefalitis -gejala


kliniknya sama.
Klasifkasi yang diajukan Robin :
infeksi virus yang bersifat epidemik
- gol. Enterovirus : poliomielitis, coxsackie
virus,
ECHO virus
- gol. ARBOvirus : western equine
encephalitis
infeksi virus yang bersifat sporadic
rabies, herpes simpleks, herpes zoster,
limfogranuloma, mumps, dll
ensefalitjs pasca-infeksi
pasca morbili, pasca varicela, pasca rubella.

G EJA LA K LIN IK
Kriteria diagnosa

- Umumnya didapatkan suhu yang


mendadak naik, sering hiperpireksia.
- Kesadaran dengan cepat menurun.
- Kejang dapat bersifat umum, fokal,
atau hanya twitching saja. Kejang
dapat berlangsung berjam-jam.
- Anak yang besar sebelum kesadaran
menurun, sering mengeluh nyeri
kepala

Tanda awal ensefalitis adalah sakit

kepala, mual dan muntah yang


berhubungan dengan edema serebri
oleh proses peradangan yang
selanjutnya ditandai dengan panas
tinggi, stupor, gangguan orientasi,
tremor, kejang, spastik, koma
bahkan sampai meninggal.

Pada ensefalitis, cairan serebrospinal

sering dalam batas normal. Kadang


ditemukan sedikit peningkatan jumlah
sel, kadar protein atau glukosa. Glukosa
darah bisa normal, meninggi atau
menurun pada infeksi akut dan infeksi
berat. Pada infeksi kronis dan gangguan
makan glukosa darah akan menurun.
Pada kelompok ensefalitis pasca-infeksi,
gejala penyakit primer sendiri dapat
membantu diagnosis.

D IA G N O SIS

Secara klinis ensefalitis dapat didiagnosis


dengan menemukan gejala klinik
seperti diatas.
Diagnosis etiologi dapat ditegakkan
dengan :
biakan dari darah, viremia berlangsung
hanya sebentar saja sehingga sulit
mendapat hasil yang positif
pemeriksaan serologis, uji fksasi
komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi,
dan uji neutralisasi.
pemeriksaan patologi anatomi postmortem.

TER A P I
obat antikonvulsan (valium atau

luminal, im atau iv), segera diberi untuk


menghilangkan kejang.
pada fase akut, diberikan diazepam iv
0,3-0,5 mg/kbb/kali atau intra rektal 5
mg (BB <10 kg)atau 10 mg (BB > 10
kg). Bila kejang berlanjut, ulangi 15
menit kemudian. Bila masih kejang,
diazepam diberikan im.

Bila kejang berhenti setelah

diazepam yang pertama masuk


diberikan phenobarbital im 0-1 bulan
= 30 mg, 1bln-1 tahun = 50 mg, > 1
tahun = 75 mg. 4 jam kemudian
dosis rumatan fenobarbital diberikan,
2 hari pertama 8-10 mg/kbb/hari
dibagi 2 dosis. Selanjutnya 4-5
mg/kbb/ hari dibagi 2 dosis.

Untuk hiperpireksia dapat dilakukan

surface cooling. Untuk hibernasi,


largaktil 2 mg/kbb/hari dan
phenergen 4 mg/kbb/hari secara iv
atau im dibagi dalam 3 kali
pemberian. Bisa juga antipiretikum
seperti asetosal atau parasetamol 10
mg/kbb/kali.

Untuk edema otak, glukose 20 %, 10 ml

iv beberapa kali sehari disuntikkan


dalam pipa giving set. Bisa dipakai
kortikosteroid im atau iv.
Untuk kemungkinan secondary
infection diberikan antibiotika.
penatalaksanaan umum. Usahakan
jalan nafas tetap terbuka, pemberian
makanan enteral atau parenteral,
keseimbangan cairan dan elektrolit,
koreksi gangguan asam.

PR O G N O SIS

Angka kematian 35-50%. 20-40 %


Komplikasi berupa paresis/paralisis,
pergerakan koreoatetoid, gangguan
penglihatan atau gejala neurologis
lainnya. Bisa juga terdapat retardasi
mental,masalah tingkah laku dan
epilepsi.

Anda mungkin juga menyukai