Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN
Tentang
MANAJEMEN KURIKULUM
Oleh
Kelompok III
SETIA ERLILA R

(11.107.013)

SASTRI MUTIA RANI (11.107.048)


NUR AZIZAH

(12.106.033)

YULWIYANA

(12.106.061)

Dosen Pembimbing :
Drs. Muhammad Fazis, M.Pd
Yasril, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) BATUSANGKAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum dalam dunia pendidikan sering diartikan adalah
sejumlah mata pelajaran disekolah atau mata kuliah diperguruan
tinggiyang harus ditempuh sampai memperoleh ijazah tingkat
tertentu. Sedangkan, kegiatan manajemen dititikberatkan pada
usaha-usaha pembinaan situasi pembelajaran di sekolah agar
selalu terjamin kelancarannya.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting disini
adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru dan
kegiatan yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran dan
pengajaran.
Ruang lingkup atau garapan manajemen sekolah lebih
kurang ada 9 macam, yaitu : (1) manajemen kurikulum, (2)
manajemen
personil/

peserta

didik/kesiswaan/murid,

kepegawaian,

(4)

manajemen

(3)

manajemen

tatalaksana,

(5)

manajemen sarana dan parasana, (6) manajemen keuangan


sekolah, (7) manajemen organisasi sekolah, dan (8) manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat (HUSEMAS)
manajemen layanan khusus di sekolah atau madrasah.

dan (9)

BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN KURIKULUM
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Kurikulum sering diartikan dalam dunia pendidikan
adalah sejumlah mata pelajaran di madrasah atau sekolah
atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh
sampai memperoleh ijazah tingkat tertentu. Secara sempit
kurikulum adalah keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh
satu lembaga pendidikan tertentu.
Kurikulum dalam pengertian yang lebih praktis dan
sederhana adalah segala pengalaman pendidikan yang
diberikan oleh sekolah atau madrasah kepada seluruh
peserta didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di
luar sekolah. Pengalaman peserta didik tersebut di madrasah
atau di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan
pendidikan, antara lain dengan mengikuti pelajaran di kelas,
praktek keterampilan, latihan-latihan olah raga dan kesenian,
kegiatan karya wisata atau praktek dalam laboratorim di
sekolah atau madrasah1.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem
pengelolaan
sistematik,
ketercapain

kurikulum
dan

yang

sistematik

tujuan

kooperatif,

dalam

kurikulum.

komprehensif,

rangka

Dalam

mewujudkan

pelaksanaanya,

1 Asmendri. Manajemen Peningkatan Mutu.(Batusangkar : STAIN


Batusangkar Press,2012).hal 32

manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan


konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi
yang diberikan kepada lembaga pendidikan atau sekolah
dalam

mengelola

kurikulum

secara

mandiri

dengan

memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam


visi dan misi lembaga
mengabaikan

pendidikan atau sekolah tidak

kebijaksanaan

nasional

yang

telah

ditetapakan. Asmendri.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum
dimaksudkan
mengontrol

agar

dapat

implementasi

memahami,
kurikulum,

membantu,

sehingga

dan

lembaga

pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga


mampu

mandiri

kurikulum,

dalam

mendesain

mengidentifikasi

kurikulum,

kebutuhan

menentukan

prioritas

kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,


mengendalikan
kurikulum,

baik

serta

melaporkan

kepada

sumber

masyarakat

dan

maupun

hasil
pada

pemerintah.
2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan manajemen
berbasis sekolah (MBS). Lingkup manajemen kurikulum
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan

antara

kurikulum

nasional

(standar

kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah


dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum

tersebutmerupakan

kurikulum

yang

integritas

dengan

peserta didik maupun dengan lingkungan dimana sekolah itu


berada.
3. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu sebagai berikut :
a. Produktivitas,

hasil

yang

akan

diperoleh

dalam

kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus


dipertimbangkan

dalam

manajemen

kurikulum.

Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat


mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum
harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum
harus

berasaskan

demokrasi

yang

menempatkan

pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi


seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan
dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya
kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang
terlibat.
d. Efektivitas
manajemen
efektivitas

dan

efisiensi,

kurikulum
dan

efisiensi

rangkaian

harus
untuk

kegiatan

mempertimbangkan
mencapai

tujuan

kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum


tersebut memberikan hasil yang berguna dengan
biaya, tenaga,, dan waktu yang relatif singkat.
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan
dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus

dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan


tujuan kurikulum.
Dalam

proses

pendidikan

perlu

dilaksanakan

manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan,


dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar,
pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada
beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya
sebagai berikut.
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen
kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equity)

dan

kesempatan

kepada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal,


kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta
didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikulur,
tetapi

juga

perlu

melalui

kegiatan

ekstra

dan

kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam


mencapai tujuan kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran
sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

didik

maupun

lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang


dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan
dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar.
d. Meningkatakan efektivitas kinerja

guru

maupun

aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,


pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru
maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5

e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar


mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam
rangka melihat konsistensi antara desain yang telah
direncanakan
Dengan

dengan

demikian,

pelaksanaan

ketidaksesuaian

pembelajaran.
antara

desain

dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping


itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
karena

adanya

dukungan

kondisi

positif

yang

diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.


f. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola
secaa

profesional

akan

melibatkan

masyarakat,

khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber


belajar

perlu

disesuaikan

dengan

ciri

khas

dan

kebutuhan pembangunan daerah setempat.2


B. PEDOMAN PELAKSANAAN KURIKULUM
1. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap

mata

pelajaran

pada

setiap

satuan

pendidikan

dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta


didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi disini terdiri dari standar
kompetensi

dan

Kompetensi

dasar

yang

dikembangkan

berdasarkan kompetensi lulusan3.

2 Rusman. Manajemen kurikulum. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada)


hal. 3-5

a. Struktur Kurikulum SD
Beban belajar tingkat SD tahun I, II, III masing-masing
30, 32, 34 jam setiap minggu. Sedangkan untuk kelas IV, V,
VI masing-masing 36 jam setiap minggunya.
Struktur kurikulum SD sebagai berikut :
Alokasi Waktu Perminggu
I
II
III
IV
V VI

MATA PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
Kelompok B
1. Seni
Budaya
dan
Keterampilan
(termasuk
muatan
lokal)
2. Pendidikan
jasmani,
olahraga,
dan
kesehatan (termasuk
muatan lokal)
Jumlah Alokasi waktu per
minggu

Kelompok

10

10

10

1
0
6

30

32

34

36

36

3
6

merupakan

mata

pelajaran

yang

memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek


intelektual dan afektif, sedangkan kelompok B merupakan
mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif
dan psikomotor.4

3 Wina Sajnaya. Kurikulum dan Pembelajaran teori dan praktik


pengembangan KTSP. (Jakarta : Kencana,2008) hal.157

b. Struktur kurikulum SMP


Beban belajar tingkat SMP adalah 38 jam perminggu
dengan jam belajar adalah 40 menit.
Struktur kurikulum SMP adalah sebagai berikut5:
Alokasi Waktu Per
Minggu
VII
VIII
IX

MATA PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3. Matematika
4. Bahasa Indonesia
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk
Muatan Lokal)
2. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
dan
Kesehatan
(termasuk
muatan lokal)
3. Prakarya
(termasuk
muatan lokal)
Jumlah
Alokasi
Waktu
Perminggu

6
5
5
4
4

6
5
5
4
4

6
5
5
4
4

38

38

38

c. Struktur Kurikulum SMA


Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA
dan

SMK

maka

dikembangkan

kurikulum

Pendidikan

Menengah yang terdiri atas Mata Pelajaran Wajib dan Mata


4 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dokumen kurikulum
2013.Jurnal Kurikulum 2013.(Desember,2012). Hal 13-14
5 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ibid. Hal 15

Pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 mata


pelajaran dengan beban belajar 18 jam/minggu. Konten
kurikulum (kompetensi inti/ KI dan KD) dan kemasan
konten serta label konten (mata pelajaran) wajib bagi SMA
dan SMK adalah sama. Struktur ini menempatkan prinsip
bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar mereka
memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
Struktur

kurikulum

pendidikan

menengah

mata

pelajaran wajib adalah sebagai berikut :


Alokasi Waktu Belajar /
Minggu
X
XI
XII

MATA PELAJARAN
Kelompok Wajib
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
7. Seni Budaya
8. Prakarya
9. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
Jumlah Jam Pelajaran Wajib
Per Minggu
Kelompok Peminatan
Mata pelajaran Peminatan
Akademik (SMA)
Mata Peminatan Akademik
dan Vokasi (SMK)

4
4
2
2
2
2

4
4
2
2
2
2

4
4
2
2
2
2

23

23

23

20

20

20

28

28

28

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan


kemampuan dasar yang sama bagi tamatan pendidikan
menengah antara mereka yang belajar di SMA dan SMK.

Struktur

kelompok

peminatan

Akademik

(SMA)

memberikan keleluasaan bagi peserta didik sebagai subjek


tetapi berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu
adalah sama dalam kedudukannya. Nama kelompok minat
IPA, IPS dan bahasa menjadi Matematika dan Sains, sosial,
dan Bahasa.6
Struktur

Mata

pelajaran

Peminatan

dan

mata

pelajaran pilihan sebagai berikut :


Mata Pelajaran
Kelompok Wajib
I. Peminatan Matematika dan
Sains
1. Matematika
2. Fisika
3. Biologi
4. Kimia
II.
Peminatan Sosial
1. Geografi
2. Sejarah
3. Sosiologi dan Antropologi
4. Ekonomi
III.
Peminatan Bahasa
1. Bahasa
dan
Sastra
Indonesia
2. Bahasa dan Sastra Inggris
3. Bahasa dan Sastra Asing
lainnya
4. Sosiologi dan Antropologi
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Pendalaman Minat
atau Lintas Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang
Tersedia
Jumlah Jam Pelajaran yang
Harus Ditempuh

X
23

Kelas
XI
23

XII
23

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

73

73

75

41

43

43

6 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,ibid,hal 15-17

10

2. Penyusunan jadwal pelajaran


Jadwal pelajaran sebenarnya adalah penjabaran dari
seluruh program pengajaran disekolah. Jadwal pelajaran ini
ada jadwal umum dan jadwal khusus. Jadwal umum
memuat pengaturan pemberian mata pelajaran pada
seluruh kelas dan menunjukan pembagian waktu mengajar
bagi guru di sekolah itu. Sedangkan jadwal khusus adalah
kegiatan pemberian mata pelajaran yang hanya berlaku
bagi suatu kelas tertentu dan hari tertentu.
Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa
yang akan diajarkan pada suatu waktu dalam suatu kelas,
dari sudut guru jadwal pelajaran merupakan pedoman di
kelas mana ia harus mengajar pada waktu itu, dan berapa
lama ia harus ada dikelas itu untuk kemudian harus pindah
ke kelas lain lagi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
jadwal adalah :
1) Harus ada selingan antara pelajaran yang satu dengan
yang lain.
2) Jam pelajaran jangan terlalu lama dikelas.
3) Harus disediakan waktu istirahat.
4) Jangan sampai kegiatan kelas yang satu mengganggu
kegiatan kelas yang lainnya.
5) Masing-masing mata pelajaran dicarikan jadwal yang
sesuai.
6) Untuk sekolah yang kecil dapat diberikan kegiatan
yang sama misalnya olahraga.7
3. Penyusunan kalender akademik
7 Asmendri. Ibid. Hal 34

11

Kalender akademik disusun oleh sekolah sesuai


dengan

kebutuhan

daerah,

karekteristik

sekolah,

kebutuhan peserta didik, dan masyarakat dengan mengacu


pada ketentuan yang ditetapkan dalam standar isi.
Yang perlu disusun dalam kalender akademik adalah:
a. Jumlah minggu efektif dan hari efektif
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menentukan alokasi waktu pembelajaran adalah :
1) Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai
dan bulan berakhir pembelajaran pada semester
pertama dan kedua.
2) Tentukan jumlah minggu efektif pada tiap bulan.
3) Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu.
b. Perencanaan Program Tahunan
Program

tahunan

adalah

rencana

penetapan

alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan.


Langkah-langkah

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengembangkan program tahunan adalah :


1) Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap
pelajaran

dalam

seminggu

dalam

struktur

kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah.


2) Analisis berapa minggu efektif dalam tiap
semester.
c. Rencana Program Semester
Rencana

program

semester

penjabaran dari program tahunan.8


4. Pembagian tugas guru
a. Pembagian tugas mengajar
8 Wina Sanjaya.ibid.hal 164-167

12

merupakan

Pembagian tugas belajar biasanya dibicarakan dalam


rapat guru menjelang permulaan pelaksanaan program
baru (pada awal tahun pelajaran atau menjelang semester
baru). Di sekolah dasar masih berlaku sistem guru kelas
sehingga

pembagian

tugas

pembelajaran

adalah

bertanggung jawab mengajar satu kelas tertentu. Tetapi


pada sekolah lanjutan kita melaksanakan sistem guru vak
(sistem guru studi) sehingga pembagian tugas mengajar
itu berarti penempatan guru pada kelas-kelas tertentu
dengan jumlah jam sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yakni 18 jam dalam seminggu.
Jadi

yang

pokok

adalah

jatah

tugas

tersebut

terpenuhi dan tidak terbatas pada satu kelas dan guru


mengajar

sesuai

dengan

pendidikan

formal

yang

ditempuhnya. Tegasnya, seorang guru harus diberi tugas


mengajarkan suatu mata pelajaran sesuai dengan disiplin
atau latar belakang pendidikannya. Lain halnya apabila
suatu sekolah kekurangan tenaga guru, maka pengaturan
penugasan

ini

kadang-kadang

terpaksa

menyimpang,

misalnya seorang guru IPA merangkap mengajar kesenian


atau olah raga.
5. Pengaturan dan penempatan siswa dalam kelas
Pengaturan siswa menurut kelasnya sebaiknya sudah
dilakukan bersama waktu dengan pendaftaran ulang siswa
tersebut. Hal ini akan mempermudah siswa baru pada
peristiwa hari pertama masuk ke sekolah. Oleh karena
keadaan kemampuan siswa belum dikenal, maka yang
dipakai untuk pertimbangan penempatan ke kelas-kelas

13

antara lain: jenis kelamin, asal sekolah dan (jika mungkin)


latar belakang orang tua atau wali. Pengaturan siswa di
kelas dilakukan oleh guru kelas (di SD) atau guru wali kelas
pada hari pertama masuk sekolah.
6. Penyusunan rencana mengajar
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru
setelah menerima tugas untuk tahun ajaran yang akan
datang adalah mempersiapkan segala sesuatu agar apabila
sudah

sampai

saat

melaksanakan

mengajar

tinggal

memusatkan perhatian pada lingkup yang khusus yaitu


interaksi belajar mengajar. Penyusunan rencana mengajar
dilakukan melalui dua tahap:
1) Tahap Penyusunan Rencana Terurai
Yang dimaksud penyusunan rencana terurai adalah
pembuatan program garis besar tetapi terperinci mengenai
penyajian bahan pelajaran selama satu tahun. Istilah
rencana terurai ini sebenarnya istilah lama yang hampir
tidak terdengar lagi tertutup oleh hangatnya kegiatan
penyusunan satuan pelajaran dengan PPSI.
Penyusunan

program

pelajaran

ini

masih

tetap

penting artinya walaupun di dalam Silabi sudah disebutkan


banyaknya alokasi waktu yang disediakan untuk tiap-tiap
pokok bahasan. Kadang-kadang apa yang tertulis pada
Silabi tidak dapat dilaksanakan seperti itu disebabkan
karena adanya hari-hari libur pada saat jatah mengajar,
atau sebab-sebab lain. Untuk itu maka sebelum guru mulai
menyusun

satuan

pelajaran

terlebih

dahulu

harus

menyusun program secara cermat langkahlangkah berikut


ini:

14

Menghitung banyaknya pokok bahasan yang terdapat


selama

penggalan

waktu

tertentu,

misalnya

satu

semester (untuk SD semester)


Menghitung banyaknya sub pokok bahasan untuk tiaptiap pokok bahasan kemudian dijumlahkan untuk satu

semester.
Menghitung
semester

banyaknya

dengan

hari

melihat

efektif

selama

satu

kalender

sekolah

dan

kalender tahunan agar dapat diketahui betul-betul harihari yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas

mengajar.
Memasangkan

banyak

sub-pokok

bahasan

dengan

alokasi waktu yang disediakan selama satu semester.


2) Tahap penyusunan satuan pelajaran
Penyusunan satpel sebaiknya dilakukan sekaligus
selesai sebelum mengajar. Namun jika tidak mungkin
dilakukan, secara bertahap jika sudah memadai. Secara
garis besar satuan pelajaran berisi komponen-komponen
yang berhubungan dengan:

Identitas materi pelajaran (pokok bahasan, sub pokok


bahasan,

tujuan

instruksional

umum,

tujuan

instruksional khusus, dan kelas).


Waktu pelajaran (waktu pelaksanaan dan alokasi

waktu)
Bagaimana dilaksanakan (metode mengajar, alat-alat
pelajaran yang diperlukan, buku sumber yang diambil,
dan alat evaluasi)9

C. PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP


1. Pengembangan Silabus
9 http://najiamabrura.blogspot.com/2013/06/manajemen-kurikulum.html

15

a. Pengertian Silabus
Silabus merupakan rancangan program pembelajaran
satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang
kompetensi inti dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh sisw, pokok materi yang harus dipelajari siswa serta
bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara
untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Dengan demikian silabus dapat dijadikan
pedoman bagi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran setiap kali melaksanakan pembelajaran.
Silabus menjawab persoalan tentang :
a. Tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa melalui
proses pembelajaran ?
b. Materi apa yang harus dipelajari siswa ?
c. Bagaiaman cara melakukan agar tujuan tersebut
tercapai ?
b. Manfaat silabus
1) Manfaat untuk guru adalah sebagai pedoman dalam
penyusunan

perencanaan

pembelajaran

serta

pedoman dalam menyelenggarakan suatu PBM.


2) Manfaat untuk administrator termasuk kepala
sekolah, silabus dapat dijadikan Rujukan dalam
menentukan berbagai kebijakan sekolah.
c. Prinsip Pengembangan Silabus
1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan

dalam

silabus

benar

dan

dipertanggungjawbkan secara keilmuan.


2) Relevan
Cakupan kedalaman, tingkat kesukaran

dapat

dan

urutan penyajian materi dalam silabus sesuai

16

dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,


sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya
hubungan
yang
konsisten
antara
kompetensi inti, KD, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar,

dan

sistem

penilaian

menunjang

pencapaian kompetensi dasar.


6) Aktual dan kontekstual
7) Fleksibel
8) Menyeluruh 10
2. Pengembangan RPP
a. Pengertian
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan
bahwa:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan
10 Wina Sanjaya. Ibid. Hal 167-169

17

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap


dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta


memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan

kemandirian

sesuai

dengan

bakat,

minat,

dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


b. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
i.

ii.

Identitas mata pelajaran, meliputi:


a. satuan pendidikan
b. kelas
c. semester
d. program studi
e. mata pelajaran atau tema pelajaran
f. jumlah pertemuan.
Standar Kompetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,


sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

18

iii.

kompetensi dasar
Merupakan

sejumlah

kemampuan

yang

harus

dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu


sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran.
iv.

indikator pencapaian kompetensi


Adalah

perilaku

yang

dapat

diukur

dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi


dasar

tertentu

yang

menjadi

acuan

penilaian

mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan


dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
v.

Tujuan pembelajaran
menggambarkan

proses

dan

hasil

belajar

yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan


kompetensi dasar.
vi.

Materi pelajaran
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan


rumusan indikator pencapaian kompetensi.
vii.

alokasi waktu
ditentukan

sesuai

dengan

pencapaian KD dan beban belajar.

19

keperluan

untuk

viii.

Metode pembelajaran
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar

dan

proses

pembelajaran

agar

peserta

didik

mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator


yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
ix.

kegiatan pembelajaran
a.Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan

pembelajaran

yang

ditujukan

untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian


peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
b.Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta


memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan

kemandirian

sesuai

dengan

bakat,

minat,

dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan


ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c.Penutup

20

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

x.

Penilaian hasil belajar


Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

xi.

Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
c. Prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis
kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang

budaya,

norma,

nilai,

dan/atau

peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

21

lingkungan

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat


pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar.
3.

Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses


pembelajaran

dirancang

untuk

mengembangkan

kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan


berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.

RPP

disusun

dengan

mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,


lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.11

11 http://tirman.wordpress.com/pengembangan-rpp/

22

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan
a. Kurikulum

sering

diartikan dalam dunia

pendidikan

adalah sejumlah mata pelajaran di madrasah atau


sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus
ditempuh sampai memperoleh ijazah tingkat tertentu.
Secara sempit kurikulum adalah keseluruhan pelajaran
yang disajikan oleh satu lembaga pendidikan tertentu.
b. Pedoman pelaksanaan kurikulum berdasarkan :
1) Struktur kurikulum
2) Penyusunan Jadwal Pelajaran
3) Penyusunan Kalender Akademik
4) Pengaturan dan Penempatan siswa dalam kelas
5) Penyusunan rencanan mengajar
c. Prisnsip pengembangan Silabus
1) Ilmiah
2) Relevan
3) Sistematis
4) Konsisten
5) Memadai
6) Aktual dan kontekstual
7) Fleksibel
8) Menyeluruh
23

d. Prinsip pengembangan RPP


1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

DAFTAR PUSTAKA
Asmendri. (2012). Manajemen Peningkatan Mutu.
Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran . Jakarta:
Kencana.
http://tirman.wordpress.com/pengembangan-rpp/
http://najiamabrura.blogspot.com/2013/06/manajemenkurikulum.html

24

Anda mungkin juga menyukai