Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara
professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah
menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan
pedoman atau scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan
kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah
dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif,
dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat,
fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam
pembelajaran.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah,
1. Apa hakikat dari perencanaan?
2. Apa fungsi RPP?
3. Bagaimana prinsip pengembangan RPP?
4. Bagaimana cara pengembangan RPP?

5. Bagaimana kinerja guru dalam pembuatan RPP?


6. Bagaimana format RPP berbasis KTSP?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah,
1. Agar pembaca mengetahui hakikat perencanaan,
2. Agar pembaca mengetahui fungsi RPP,
3. Agar pembaca memahami prinsip pengembangan RPP,
4. Agar pembaca memahami cara pengembangan RPP,
5. Agar pembaca memahami kinerja guru dalam pembuatan RPP,
6. Agar pembaca mengetahu format RPP berbasis KTSP.
BAB II
PEMBAHASAN
CARA MEMBUAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara
professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah
menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan
pedoman atau scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan
kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah
dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif,

dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat,
fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam
pembelajaran.
A. HAKIKAT PERENCANAAN
Rencana pelaksaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek
untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkam untuk mengkoordinasikan komponenpembelajaran yakni, kompetensi dasar, materi dasar, indicator hasil belajar, dan penilaian.
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi dasar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indicator hasil belajar berfungsi menunjukkan
keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur
pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi
dasar belum terbentuk atau belum tercapai.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan
pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program.
1. Identifikasi Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kesejangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi
yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada
tahap ini, eloknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan, dan
merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang
mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi
peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari
kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut,

a) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa


kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui
kegiatan pembelajaran.
b) Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.
c) Peserta didik dibantu mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya
hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang akan
datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.
Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing-masing secara
langsung dan guru membantu mereka dalam menyusun kebutuhan belajar beserta
hambatan-hambatannya. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan
belajar sehingga menjadi kesepakatan berkelompok.
2. Identifikasi Kompetensi
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan
merupakan komponen utama yang dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki
peran penting dan menetukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan
member petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan
metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh
karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan
intelegensi quotion (IQ), emosional intelegensi (EI), creativity inteligensi (CI), yang
secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukkan spiritual intelegensi (SI).
Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik
di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja, dan untuk hidup
bermasyarkat. Untuk itu, pengembangan KTSP yang efektif menuntut kerja sama
yang baik antara sekolah/ satuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha,

terutama dalam mengindentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dan


dimiliki oleh peserta didik.
Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada
pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkattingkat penguasaan yang akan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit,
dikembangankan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki
konstribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian
pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta
didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil
belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan
kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat
subyektif.
3. Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan

program

memberikan

arah

kepada

suatu

program

dan

membedakannya dengan tujuan lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat


dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran
mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkrit dalam pengembangan
program selanjutnya.
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan
pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup
komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen
program mencakup dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber
belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana
pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas
komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan
memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk
kompetensi.

B. FUNGSI RPP
Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta
menguasai secara teoritis dan praktis unsure-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan
membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai
muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam
tentang objek belajar dan situasi belajar. Rencana Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu
perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru
maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukkan kompetensi. Dalam RPP
harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dimiliki, apa
yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa
peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensui tertentu. Aspek-aspek tersebut
merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru
dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.
Sedikitnya tersebut dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah fungsi
perencanaan dan fungsi pelaksanaan.
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan
melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis
maupun tidak tertulis. Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam
pengembangan KTSP antara lain, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar,
indicator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran.
2. Fungsi Pelaksanaan
Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun
secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa
kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian,

rencana

pelaksanaan

pembelajaran

berfungsi

untuk

mengefektifkan

proses

pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar
yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan
tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni.
C. PRINSIP PENGEMBANGAN RPP
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan
karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini,
harus diperhatikan agar guru jangan berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan
sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta
didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang
sesuai, serta menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut,
terdapat pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi
KTSP, sebagai berikut.
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus
jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan
diwujudkan.
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaianya.

5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama


apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas,
agar tidak menganggu jam-jam pelajaran yang lain.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan
dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan secara proprosional, penetapan
penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan kemajuan belajar,
pembelajaran remedial, program percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan
pengisian waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan. Pertama, persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada
tindakan mendatang mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin akan
melibatkan orang lain, seperti pengawas, dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta didik.
Kedua, persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang, yang dihadapkan kepada
berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti. Sementara itu,
pengetahuan masa depan sangat terbatas, sehingga mempersulit prediksi, khususnya
memperkirakan kegiatan dalam kelas, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini. Ketiga, rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan
bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh karena itu RPP yang baik adalah yang dapat
dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.
Guru professional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan sistematis;
karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban professional
accountability, sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup
mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administrative tetapu
merupakan cermin dari pandangan, sikap, dan keyakinan professional guru mengenai apa yang
terbaik untuk peserta didiknya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki RPP yang matang
sebelum melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.

Cynthia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase
perkembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah
diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin akan timbul dalam
pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran, sesorang guru akan
mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan
dicapai dalam pembelajaran secara lebih terarah. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi pada diri
peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk
jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja.
Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru
dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi
beberapa kali pertemuan. Guru yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan
perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman.
Identifikasi kompetensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pengembangan RPP, karena beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu
kompetensi dasar. Di samping itu, perlu ditetapkan pula focus kompetensi yang diharapkan dari
peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi
guru dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik.
D. CARA PENGEMBANGAN RPP
Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhka untuk pertemuan yang telah ditetapkan

3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan
digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta indicator yang telah ditetapkan
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materis standar merupakan uraian dari materi pokok/pemeblajaran.
6. Menetukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang akan terdiri dari kegiatan awal, inti,
dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar yang digunakan
9. Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran.
E. KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN RPP
Proses pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan kompetensi
dasar, indicator hasil belajar, dan materi standar sedemikian rupa. Ornstein (1990: 465)
merekomendasikan bahwa untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus
berdasarkan pengetahuan terhadap; tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan,
sikap, kebutuhan, dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit-unit pelajaran, serta teknikteknik pembelajaran jangka pendek.
Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein (1990: 465466) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area yaitu, (1) pengetahuan guru terhadap bidang
studi yang ditekankan pada organisasi dn penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman
peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut,
dan (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan yang ditekankan pada aktifitas guru seperti
mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik.

Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelas yang akan menerjemahkan,


menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta
didik. Dalam hal ini, tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu,
yaitu membelajarkan anak supaya dapat berfikir integral dan komprehensif, untuk membentuk
kompetensi dan mencapai makna tertinggi.
Langkah pertama yang ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai
setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dikembangakan harus mengandung muatan
yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan keputusan peserta didik,
kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu, hendaknya mengandung unsure proses
dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata, mengandung
pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut, pembentukkan
kompetensi seringkali membutuhkan waktu relative lama, harus realistis dan dapat dimaknai
sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan
dengan visi dan misi sekolah.
Langkah kedua adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi
kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan
kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu ilmu
pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi
dan misi sekolah.
Langkah ketiga dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah menentukan
metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran
yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk
membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru
dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan.

Langkah terakhir dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah


merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya
dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan
pembentukan kompetensi. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas dan
ujian dilakukan berbasis sekolah. Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran
dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang
mencakup semua komponen pembelajaran baik proses maupun hasilnya.
Guru yang memiliki kinerja tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik
dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga
diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan
kerja guru yaitu.
1. Dorongan Untuk Bekerja
Seseorang akan melakukan sesuatu atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan
dan merealisasikan keinginan yang menjadi cita-citanya. Maslow (1970) menyusun
suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis dan dikelompokkan
menjadi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri,
dan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling rendah tingkatannya,
dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak. Kebutuhan rasa aman adalah
kebutuhan tingkat kedua. Kebutuhan ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong
individu untuk memperoleh kententraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan
lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan
atas tindakan kesewenang-wenangan.
Kebutuhan kasih sayang mendorong individu untuk mengadakan hubungan
afektif atau ikatan emosional dengan individu lain. Kebutuhan akan rasa harga diri
terdiri dari bagian yaitu penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang
lain. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan
muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya telah terpenuhi dengan baik.

Dari uraian di atas, tampak bahwa kecendrungan dan intensitas perbuatan


seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang
ada pada diri seseorang. Demikian halnya guru dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran tentu dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang kuat
sesuai dengan peranannya, maka akan berusaha melakukan tugas-tugas yang
berkaitan dengam upaya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran secara
optimal.
2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas
Setiap guru memiliki tanggungjawab terhadap sejumlah tugas harus dilakukan
sesuai dengan jabatannya. Motivasi kerja guru di sekolah akan ditentukan oleh besar
kecilnya tanggung jawab yang diembannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung
jawab tersebut memberikan kebebasan bagi guru untuk memutuskan apa yang
dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Tanggung jawab merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban,
sehingga guru yang bertanggungjawab akan berusaha melaksankan tugas dan
kewajiban dengan baik. Tanggung jawab guru dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan budaya kerja dan budaya malu. Budaya
kerja berkaitan dengan upaya guru yang tidak segera puas atas hasil yang dicapainya.
Budaya malu menunjuk pada suatu kondisi ketika guru merasa malu apabila tidak
berprestasi.
Uraian di atas menunjukkan bahwa kadar motivasi guru dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beban tugas yang menjadi
tanggung jawabnya yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.
3. Minat Terhadap Tugas
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi (1989:
129) mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu pekerjaan

berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan dorongan untuk
memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis.
Dalam kaitannya terhadap minat guru terhadap pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak
suka untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Minat seseorang terhadap sesuatu objek atau tugas tertentu dapat dipahami
dengan memperhatikan apa yang ditanyakan, apa yang dibicarakan, apa yang dibaca,
dan lain-lain. Oleh karena itu, minat guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya
dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami tugas
yang diberikan, dan gairahnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
4. Penghargaan Atas Tugas
Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan
salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi
lebih baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab
terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta dan bangga memungkinkan
seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin, dan penuh
kesungguhan sehingga mencapai hasil yang optimal. Dalam kaitannya dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran, jika guru menghargai tugas tersebut, maka dalam
pengembangannya akan diwarnai oleh rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab,
sehingga mereka dapat menganugerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai
hasil yang optimal.
5. Peluang Untuk Berkembang
Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika
seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,
serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja

seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan


diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja.
Perbaikkan kualitas kompetensi professional guru dan tenaga kependidikan
lainnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu pendidikan dalam jabatan dan
pendidikan prajabatan.
6. Perhatian dari Kepala Sekolah
Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan
profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan. Kunjungan kelas dapat
digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran, media yang digunakan, dan keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran, serta mengetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk
kompetensi dalam dirinya. Berdasarkan hasil kunjungan kelas, kepala sekolah
bersama guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan, mencari jalan
penyelesaian masalah, dan menyusun program-program untuk masa depan.
7. Hubungan Interpersonal Sesama Guru
Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas
kinerja guru, karena memotivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan sosial di sekitarnya. Suasana kehidupan di sekolah harus dikondisikan
sedemikan rupa agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi yang optimal. Melalui kerja sama dan jalinan silaturahmi akan dapat
meningkatkan profesionalisme guru secara efektif.
8. MGMP dan KKG
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG)
merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat meningkatkan profesionalisme dan
kinerja guru. Dalam MGMP dan KKG para guru bisa saling bertukar pikiran dan

saling membantu menyelesaikan yang dihadapi, bahkan saling membantu


memecahkan masalah yang dihadapi, bahkan saling belajar dan membelajarkan.
Melalui MGMP diharapkan persoalan dapat diatasi termasuk bagaimana mensiasati
kompetensi yang diuraikan dalam kurikulum dan mencari alternative pembelajaran
yang tepat serta menemukan berbagai variaso metode dan media untuk meningkatkan
prestasi.
Melalui MGMP dan KKG diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat diselesaikan dan diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran.
9. Kelompok Diskusi Terbimbing
Untuk menunjang implementasi KTSP, khususnya dalam mengembangkan
kompetensi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, perlu
dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk mengatasi guru yang kurang semangat
dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi bisa melibatkan
kepala sekolah, atau orang lain yang dianggap ahli dalam memecahkan masalah yang
dihadapi oleh guru sehubungan dengan tugas utamanya membelajarkan dan
membentuk kompetensi peserta didik.
Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan, dapat
meningkatkan motivasi dan semangat kerja guru, dengan demikian upaya ini perlu
dikembangkan dengan cara mencari model-model pembinaan yang efektif dan efisien
untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
10. Layanan Perpustakaan
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku
sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran. Di samping itu, layanan perpustakaan dapat memperkaya bahan-bahan
yang diperlukan guru dalam meningkatkan profesionalismenya secara optimal.

Pengadaan

koleksi

perpustakaan

dapat

dimulai

dengan

melakukan

identifikasibuku-buku yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, serta mencatat
buku-buku yang tidak ada atau tidak mencukupi kebutuhan sekolah. Di samping itu,
perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola perpustakaan,
misalnya memberikan kesempatan mengikuti pelatihan singkat bagi pengelola
perpustakaan.
F. FORMAT RPP BERBASIS KTSP
Format RPP KTSP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Contoh Format
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : .
Satuan Pendidikan : .
Kelas/Semester : .
Pertemuan Ke : .
Alokasi Waktu : .
Kompetensi Dasar : .
1.
2.
Indikator :
1.1.

1.2.
2.1.
2.2.
Tujuan Pembelajaran :
1.
2.
Materi Standar :
1. .
2.
Metode Pembelajaran :
1.
2. .
Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal (pembukaan):
a. ...
b. ...
2. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi):
a. ...
b. ...

3. Kegiatan akhir (penutup):


a. ...
b. ...
Sumber Belajar:
1.
2.
Penilaian :
1. Tes tulis :
2. Kinerja (performansi): ..
3. Produk :
4. Penugasan/Proyek : ..
5. Portopolio : .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rencana pelaksaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek
untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. Sedikitnya tersebut dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi
tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan RPP dalam
KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih

siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Dalam pengembangan
KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh
dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang
actual. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan
karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian.
Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kerja guru yaitu dorongan
untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan atas tugas,
peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru,
MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan.
B. SARAN
Adapun saran kami adalah agar guru ataupun calon guru mengetahui dasar-dasar dan
prinsip-prisip pengembangan RPP untuk meningkatkan efektifitas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, Enco. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai