Model Pemberdayaan Zakat-Ali-Imron PDF
Model Pemberdayaan Zakat-Ali-Imron PDF
KEEJAHTERAAN MUSTAHIQ
(Studi di LAZIS Masjid Sabilillah Kec. Blimbing Kodya Malang)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I)
Oleh
Ali Imran
04210079
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
oleh
Ali Imran
NIM 04210079
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syariah
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
mahasiswa
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang,
setelah membaca, mengamati kembali berbagai data yang ada didalamnya, dan
mengoreksi, maka skripsi yang bersangkutan dengan judul:
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan penguji skripsi saudara Ali Imran, NIM 04210079, mahasiswa Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Malang angkatan tahun 2004, dengan judul:
(________________________)
(Penguji Utama)
(________________________)
(Ketua)
(________________________)
(Sekretaris)
Malang, 22 April 2009
Dekan,
iv
Demi Allah
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,
penulis menyantakan bahwa skripsi dengan judul:
Ali Imran
NIM. 04210079
PERSEMBAHAN
Bismillah...
Kupersembahkan karya ini untuk,
orang-orang yang penuh arti dalam hidupku
Ayahku tercinta (bapak nasrin) dan Ibuku terkasih (Ibu maryam)
yang dengan cinta, kasih-sayang dan doa beliau berdua
aku selalu optimis untuk meraih kesuksesan yang gemilang dalam hidup ini.
Guru-guruku yang telah memberikan ilmunya kepadaku dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan.
Mbakku (mufarroha) yang selalu memberikan semangat kepadaku di tengah-tengah
kesibukannya, yang telah mewarnai kehidupanku dengan penuh keceriaan. Serta kedua
adikku (lukman dan riza) yang juga selalu memberikan dukungannya terhadapku. Dan
tak lupa pula keluargaku semua yang selalu mendoakan kesuksesan buatku
Sahabat-sahabatku tercinta
yang telah membuat hidupku lebih bermakna dan dinamis.
Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan cinta,
kasih-sayang dan doanya untukku.
Terima kasih atas perjuangan dan pengorbanan kalian semua
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat meraih
kesuksesan dan kebahagiaan dunia-akhirat.
Amien....
vi
MOTO
uq9$#m9$# !$# 0
3 ; s3y y7s?4n=| ) ( n=t e|u $p5 j.t?u ds? Zs%y| ;ur& {
=t y !$#u
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah: 103).
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan ke haribaan Allah SWT Tuhan
Penguasa Alam Semesta, dan dengan limpahan rahmat dan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan dalam penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menyelamatkan kita
semua dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang yakni Din Al Islam
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir
perkuliahan sebagai wujud dari partisipasi serta persiapan penulis dalam
mengembangkan diri untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan yang telah penulis
peroleh selama menimba ilmu pengetahuan dibangku perkuliahan sehingga
diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga pada masyarakat
umumnya.
Penulis juga menghaturkan ribuan terimah kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perkenangkanlah
penulis menyampaikan ucapan terimah kasih khususnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku Rektor Uuniversitas Islan Negeri Maulana
Malik Ibrahim (UIN) Malang.
2. Drs, H. Dahlan Tamrin M.Ag. (Dekan Fakultas Syariah), Uuniversitas Islan
Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang sekaligus sebagai dosen
pembimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Atas bimbingan,
viii
Dra. Hj Tutik Hamidah M.Ag. (Pembantu Dekan I), Drs. Fadil Sj., M.Ag.
(Pembantu Dekan II), Dra. Mufidah Ch., M.Ag. (Pembantu Dekan III).
4. Drs. Noer Yasin M.Hi, selaku dosen wali yang telah membimbing penulis
dengan begitu sabar selama dibangku kuliah penulis sampaikan Jazakumullah
Ahsanal Jaza.
5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang
telah mendidik, membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmu-ilmunya
kepada penulis. Semoga Allah melipat gandakan amal kebaikan mereka. Amin.
6. Seluruh Bagian Administrasi Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, yang telah memberikan informasi dan
bantuan yang berkaitan dengan akademik..
7. Pengurus dan para staf Lembaga Amil Zakat, Infak, Dan Sodaqoh (LAZIS)
Yayasan Sabilillah Kecamatan Blimbing Kadya Malang yang telah memberikan
bantuan dan informasi yang kami butuhkan.
8. Ayah, Ibu tercinta serta kaka dan adik-adikku dan keluargaku yang aku cintai
semuanya yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan baik materil maupun
spritual sampai selesainya skripsi ini.
9. Sahabat-sahabaku dikampus dan dikos-kosan yang tidak pernah mengeluh
berteman denganku.
10. Juga semua pihak yang memberikan bantuan berupa pemikiran maupun motivasi
kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
ix
Ali imran
NIM: 04210079
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
TRANSLITERASI ........................................................................................... xiv
ABSTRAK ..................................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.1
B. Ruang Lingkup Pembahasan..5
C. Rumusan Masalah. 6
D. Tujuan Penelitian...6
E. Difinisi Oprasional.6
F. Manfaat Penelitian... 7
G. Sistematika Pembahasan............................................................................... 8
xi
xii
C. Sumber Data.....47
D. Teknik Pengumpulan Data..49
E. Metode Pengelolaan Data Dan Analisis Data. ..51
F. Uji Keabsahan Data53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
TRANSLITERASI
A. Umum
Transliterasi yang dimaksud di sini adalah pemindahalihan dari bahasa Arab ke
dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia.
B. Konsonan
Tidak ditambahkan
dl
th
dh
ts
gh
kh
dz
sy
sh
misalnya
menjadi qla
misalnya
menjadi qla
xiv
misalnya
menjadi dna
misalnya
menjadi qawlun
Diftong (ay)
misalnya
menjadi khayrun
D. Ta marbthah ()
Ta marbthah ditransliterasikan dengan t jika berada di tengah-tengah
kalimat, tetapi apabila Ta marbthah
xv
menjadi al-
ABSTRAK
Imran, Ali 04210079, 2009, Model Pendayagunaan Zakat Untuk Kesejahteraan
Mustahiq (Studi di LAZIS Masjid Sabilillah kecamatan Blimbing kodya Malang).
Fakultas Syariah/ Al-Syakhsiah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Dosen pembimbing Drs. H. Dahlan Tamrin. M.Ag
Kata Kunci : Zakat, Pendayagunaan, Kesejahteran, Dhuafa, Mustahiq
Problem kemiskinanan yang terjadi bisa saja dakibatkan oleh keterburukan
ekonomi. Sebagai solusi untuk mengatasi, Tuhan mewajibkan zakat pada orang yang
mampu untuk memiliki kepedulian pada delapan orang yang telah disebutkan dalam
surat at-Taubah ayat 60. Dasarnya, zakat dapat disebut sebagai jaminan untuk
mengantisipasi agar jangan sampai ada orang yang kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, zakat bisa dijadikan sebagai sumber dana tetap yang cukup
potensial yang dapat digunakan untuk mengangkat kesejahteraan umat, terutamam
golongan fakir miskin, sehingga diharapkan dapat hidup layak secara mandiri, tanpa
harus menggantungkan nasibnya atas belas kasihan orang lain. Oleh sebab itu, sudah
saatnya untuk memberdayakan para dhuafa sebagai mustahiq lewat zakat.
Sebagai ibadah harta sosial, zakat memiliki fungsi sangat penting, strategis
dan menentukan baik dalam ajaran maupun pembangunan kesejahteraan umat, serta
sebagai salah satu cara untuk mempersempit jurang perbedaan pendapatan dalam
masyarakat, sehinga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat berpotensi chaos dan
mengangu keharmonisan bermasyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian sosiologis atau
empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan dalam
pengumpulan data, peneliti mengunakan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pendayagunaan zakat yang
dilaksanakan oleh LAZIS Masjid Sabilillah Kodya Malang dapat dikatakan sebagai
zakat produktif yang pada sistem pendisribusiaannya dilakukan secara bergulir
kepada para mustahiq dengan bentuk akad pinjaman yang dikemas dengan dua
model yaitu: pertama ditujukan untuk permodalan usaha sebagai tambahan modal
usaha dalam membuka lapangan usaha dalam hal ini adalah (program UMKM), dan
yang kedua permodalan kerja yang disalurkan dalam wujud barang sebagai alat kerja
yang dijadikan sebagai sarana untuk bekerja dalam hal ini adalah (program
pemberdayaan tukang becak).
Dari penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa suksesnya model
pendayagunaan zakat dalam upaya mengangkat kesejahteraan mustahiq yang
dilaksanakan oleh LAZIS Masjid Sabillilah dapat dilihat dari adanya tabungan, dan
perubahan yang positif secara sedikit demi sedikit pada pertumbuhan ekonomi
mereka.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan pokoknya akan barang dan jasa.1 Oleh karena itu, zakat
bisa menjadi sumber dana tetap yang cukup potensial yang dapat digunakan
untuk mengangkat kesejahteraan umat terutama golongan fakir miskin sehingga
dapat hidup layak secara mandiri tanpa harus menggantungkan nasibnya atas
belas kasihan orang lain.2
Zakat sebagai salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan
sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan pembangunan ekonomi
umumnya, dalam Islam dapat menjadi prasarana untuk menolong, membantu dan
M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi (Cet, 1; Surabaya: Risalah Gusti, 1999), 290.
Masyfuk, Zuhdi Masail Diniyah Ijtimaiyah (Cet, 1; Jakarta: Haji Mas Agung, 1994), 189.
3
Suderman, Zakat Dalam Arus Modernenitas (Malang: UIN Malang Press, 2007), 2
4
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari (Cet, 1; Jakarta: Gema Insani, 2006), 244.
5
Abd Qodir, Pengelolaan Zakat Di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Blitar (Studi
Implementasi dan Implikasi UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat) (Studi Di BAZDA
Kota Blitar)", Skripsi (Malang: Fakultas Syariah UIN, 2006), 46
2
bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh hajat orang banyak yaitu
pemenuhan kebutuhan ekonomi.6
Sebagai ibadah dan amal sosial, zakat memiliki fungsi sangat penting,
strategis dan menentukan baik dalam ajaran maupun pembangunan kesejahteraan
umat, serta sebagai salah satu cara mempersempit jurang perbedaan pendapatan
dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat
berpotensi chaos dan mengangu keharmonisan bermasyarakat.7
Untuk merealisasikan hal itu, zakat harus didayagunakan dalam bentuk
permodalan bagi mustahiq yang membutuhkan tambahan modal dalam
mengembangkan kewirausahaan atau mengangkat perekonomian. Oleh karena
itu, model pendayagunaan zakat yang lebih tepat adalah bila dialihkan pada
bentuk model produktif dari pada bentuk konsumtif. Sebab bilamana mustahiq
diberi dana zakat dalam bentuk produktif akan membantu mustahiq sendiri untuk
berusaha secara maksimal agar mandiri. Dalam hal ini LAZIS Sabilillah sebagai
lembaga yang berazazkan pancasila dan UU 1945 yang didirikan pada tanggal
13 maret 2006 bertujuan mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pemberdayaan
umat pelayanan umat telah melaksanakan program pendayagunaan zakat
kepemberdayaan mustahiq yang diwujudkan dengan bentuk penyediaan pinjaman
modal untuk pengembangan kewirausahaan atau penyediaan alat transportasi
Bila merujuk pada UU 1945, di sana dijelaskan bahwa yang berkewajiban
menjamin orang-orang tidak mampu dari segi ekonomi adalah negara. Akan
tetapi, realitanya saat sekarang adalah BAZIS atau LAZIS yang peduli dengan
6
Masdar Fuadi, Menggagas Ulang Zakat Sebagai Etika Pajak dan Belanja Negara Untuk Rakyat (Cet.
1; Bandung: Mizan, 2005), 12: Masdar F. Masudi, Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam
Islam (Cet, 3; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), 28.
7
Sahal Mahfud, Era Baru Fiqih Indonesia (Cet,1; Yogyakarta: Cermin, 1999), 106.
mengurus dan memberdayakan kaum fakir miskin tersebut. Bila kembali lagi
pada tujuan zakat itu disyariatkan, maka pola penyaluran zakat tidak tujukan sekedar
menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen
yaitu mensejahterakan orang-orang miskin. Dengan kata lain, pola penyaluran dana zakat
harus dialihkan dalam bentuk produktif. Sebab dengan bentuk model produktif
akan
dapat
membantu
fakir
miskin
mendapatkan
penghasilan
tetap,
Warkum Sumirto, Perkembanagan Hukum Islam Di Tengah Dinamika Sosial Politik Di Indonesia
(Cet, 1: Malang: Bayumedia Publishing, 2005), 227.
menjadi pintu utama bagi efektifnya dampak zakat. Oleh karena itu,
pendayagunaan zakat dalam meningkatkan kesejahteraan mustahiq sudah
saatnya.
Di antara salah satu Lembaga Amil Zakat yang melakukan gebrakan baru
dalam
mengembangkan
model
pendayagunaan
zakat
dalam
rangka
Sjeihul Hadi Permono, Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola Zakat, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1992), 3-5.
C. Rumusan Masalah.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang ada di atas maka
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanak model pendayagunaan zakat yang dilaksanakan oleh LAZIS
Masjid Sabilillah untuk kesejahteraan mustahiq?
2. Apa tolak ukur keberhasilan yang dicapai oleh LAZIS Masjid Sabilillah
untuk kesejahteraan mustahiq?
D. Tujuan Penelitian.
Berkaiatan dengan masalah di atas, tentunya ada tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana model pendayagunaan zakat yang dilaksanakan
oleh LAZIS Masjid Sabilillah untuk kesejahteraan mustahiq
2. Untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan yang dicapai oleh LAZIS Masjid
Sabilillah untuk kesejahteraan mustahiq.
E. Definisi Operasional
Amil (Lembaga Pengelola Zakat) : Adalah orang yang ditugaskan (diutus oleh
imam atau pemrintah) untuk mengambil,
menuliskan,
menghitung
dan
mencatat
Mustahiq
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitan ini tentang model pendayagunaan zakat dalam
upaya mengangkat kesejahteraan mustahiq diharapkan bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan Teoritis.
Secara teoritis diharapkan sebagai bentuk dalam mengembangkan konsep
dalam pendayagunaan zakat yang baik dan efektif sesuai dengan makna
diperintahkan zakat.
2. Kegunaan Praktis.
Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi Lembaga Amil Zakat yang lain
dalam pelaksanaan pendayagunaan zakat dengan baik dan efektif, serta sebagai
sumbangan positif bagi lembaga yang lain dalam hal pemahaman tentang
pendayagunaan zakat dan sebagai sumbangan positif bagi dunia akademisi untuk
menambah wawasan di bidang hazanah keilmuan tentang zakat.
10
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Quran (Cet. I; Wonosobo: Penerbit Amzah, 2005), 206.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini disusun sebuah sistematika pembahasan penulisan
agar dengan mudah diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka secara
global dapat ditulis sebagai berikut:
Bab I, pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang
lingkup pembahasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
serta sistematika pembahasan.
Bab II, kajian pustaka, merupakan kajian teori yang memuat tentang
kajian penelitian terdahulu, teori zakat, kajian lembaga pengelola zakat,
manajemen lembaga pengelola zakat, mekanisme distribusi zakat, dan model
pendayagunaan zakat
Bab III, meetode penelitian, pada bab ini memuat tentang jenis penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, metode pengelolahan data, dan analisis
data. Hal ini bertujuan agar bisa dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan
penelitian, karena peran metode penelitian sangat penting guna manghasilkan
data yang akurat serta pemaparan data yang rinci dan jelas, serta mengantarkan
peneliti pada bab berikutnya.
Bab IV, mengemukakan paparan dan analisis data, dalam bab ini berisi
tentang
analisis.
Bab V, merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, yang berisi tentang
kesimpulan hasil penelitian secara keseluruhan dan dilanjutkan dengan
pemberian saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Sebelum masuk pada pembahasan dalam penelitian ini terlebih dahulu
akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
1. Abdul Kadir dengan judul Implementasi UU Nomor 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat di BAZDA kota Blitar pada tahun 2007 menjelaskan
bahwa BAZDA kota Blitar secara historis terbentuk atas usulan dari
departemen agama kota Blitar dan perundang-undangan yang ada, yaitu UU
Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, tetapi secara praktis masih
belum seutuhnya mencerminkan keberadaan UU tersebut. Sementara itu,
manajemen yang diterapkan adalah, perencanaan, organisasi, pelaksanaan
dan pengawasan, tetapi masih belum terwujud dikarenakan ada beberapa
10
hambatan
internal
dan
eksternal.
Sedangkan
dalam
pelaksanaan
11
3 Tahun 1999, bagi BAZIS Masjid Agung Jami Kota Malang adalah
melaksanakan amanah atau tanggung jawab dengan baik
3. Muhammad Ariful Ibad dengan judul Persepsi Dosen Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang pada tahun 2007 menjelaskan tidak ada zakat profesi di
UIN Malang. Adapun mekanisme pelaksanaan zakat profesi UIN Malang
langsung dipotong 2,5 % oleh bendahara fakultas atau UIN sebagai amil
sebanyak 34,67 %. Sementara 56 % mengatakan terima dulu, baru
menyerahkan pada amil yang ditunjuk. Sedangkan data yang diperoleh ada
82,67 % responden setuju jika zakat profesi digalakkan dosen UIN Malang.
Terkait dengan pendistribusian zakat profesi untuk mahasiswa yang layak
mendapatkan beasiswa ada 33, 33 %, yang lain-lain sebanyak 46, 67 %
responden "mustahiq".
4. Bagus Hutriah dengan judul Pengentasan Kemiskinan Melalui Zakat pada
Yayasan Dana Social Al-Falah (YDSF) Cabang Malang pada tahun 2007
menjelaskan bahwa oprasioanal dalam penelitian lebih mengarah pada
metode
pengumpulan
pendayagunaan
zakat,
metode
pendistribusian
zakat,
metode
pengentasan kemiskinan
5. Izzatul Widadiah dengan judul Investasi Zakat Dalam Perspektif Hukum
Islam. Pada tahun 2006 menjelaskan bahwa zakat mal dapat dirasakan efektif
dan optimal bila pemenfaatan dengan produktif dan kreatif, serta boleh
hukumnya menginvestasikan zakat dengan konsep maslahah mursalah.
Berdasarkan kontek dan wilayah dari beberapa penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh beberapa kalangan mahasiswa dari fakultas syariah
12
khususnya yang mengkaji tentang zakat baik dilembaga amil zakat maupun yang
melakukan penelitian ditempat yang bukan lembaga amil zakat ataupun yang
melakukan penelitian secara literatur, maka pada penelitian ini memiliki
perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Sebab penelitian skripsi dengan judul
model pendayagunaan zakat lebih diarahkan dalam menjelaskan tentang model
pendayagunaan zakat yang diberikan sebagai pinjaman mudal modal usaha
kepada mustahiq yang mana pada penelitian-penelitan sebelumnya hal ini belum
perna dibahas atau jelaskan oleh tulisan dalam skripsi yang mereka buat.
11
Hasbi Ash-Shiddieqy, Beberapa Permasalahan Zakat (Cet, 1; Jakarta: Tintomas Indonesia, 1976), 9.
Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Cet. 1; Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), 21.
13
Sahri Muhammad, Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat Miskin (Cet, 1; Malang: 2006),
19.
14
Amiruddin Inoed Dkk, Anatomi Fiqh Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat Sumatra
Selatan (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelejar, 2000), 8.
15
M. Ali hasan, Tuntutan Puasa dan Zakat (Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997), 92.
12
13
16
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dalam pengertian secara syara zakat mempunyai banyak arti yang bisa
untuk dipahami, diantaranya:17
a. Menurut Yusuf Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah SWT dan diserahkan pada orang-orang yang berhak.
16
17
14
15
18
16
yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.
b. Dalil sunnah
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam hadits
riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
24
Wahbah Al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madhab terjemah, Agus Effendi dan Burhanuddin
fananny (Cet. 6; Bandung: PT; Remaja Rosda Karya, 2005), 89.
25
Yasin Ibrahim Al-Syaikh, Zakat Menyempurnakan Puasa Membersihkan Harta (Cet. 1; Bandung:
Marja, 2004), 11.
26
Nuruddin Madi Ali, Op. Cit., 25.
27
Suderman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang; UIN-Malang Press, 2007), 17.
28
QS al-Hajj (17): 41.
17
( )
Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima pundasi
pokok, yakni kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan
Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa di
bulan Ramadhan. (Riwayat Imam Bukori)
c. Dalil Ijma
Adapun dalil berupa Ijma ialah adanya kesepakatan semua (ulama) umat
Islam di semua negara bahwa zakat adalah wajib. Bahkan para sahabat Nabi
Muhammad SAW sepakat untuk membunuh orang-orang yang enggan
mengeluarkan zakat. Oleh karena itu, barang siapa yang mengingkari
kefarduannya berarti dia kafir atau - jika sebelumnya dia merupakan seorang
muslim yang dibesarkan di daerah muslim, menurut kalangan para ulama murtad kepadanya diterapkan hukum-hukum orang murtad.30 Namum bagi
seseoarang yang mengikari kefarduan zakat karena tidak mengerti baik karena
baru memeluk Islam maupun karena dia hidup didaerah yang jauh dari tempat
ulama, dia tidak dihukumi sebagai orang kafir sebab dia memiliki uzur, tetapi dia
harus diberi penjelasan hukum tentang kewajiban zakat.
d. Landasan Historis
Dari segi sejarah, kewajiban zakat telah disyariatkan kepada para Nabi
dan Rasul sebagaimana telah dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail
as. Bahkan terhadap Bani Israil umat Nabi Musa as syariat zakat telah
29
30
Abi Abdullah Muhammad Bin Ismail Al-Buhari, Matan Buhari, Juz Awal (Bairut: Libanun, t,th), 11
Wahbah al-Zuhaily, Op. Cit., 90.
18
diterapkan. Demikian pula terhadap umat Nabi Isa as ketika Nabi Isa as masih
dalam buaian. Ahli Kitab juga diperintahkan untuk menunaikan zakat sebagai
salah satu instrumen agama yang hanif.31
Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam
suatu masyarakat.
Mendidik
manusia
untuk
berdisiplin
menunaikan
kewajiban
dan
sebagai berikut:
31
19
Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar. Sebab zakat itu bukan
membersihkan harta yang kotor, tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang
lain dari kita yang kita usahakan dengan baik dan benar.
Dengan
demikian,
maka
kemanfaatan
yang
diusahakan
dalam
pelaksanaan zakat itu sesuai dengan makna harfiah kata zakat itu sendiri, karena
kata zakat artinya: barokah, tumbuh, berkembang, suci, bersih, baik dan terpuji.33
33
Sjcehul Hadi Permono, Sumber-Sumber Pengalian Zakat (Cet,1; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), 35.
Amiruddin Inoed Dkk, Op. Cit., 20.
35
Abdur Rahman Qadir, Zakat Dalam Deminsi Mahdhah dan Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999), 82.
36
Amiruddin Inoed Dkk, Op. Cit., 21.
34
20
keberhasilan
pelaksanaan
program
pembangunan
dalam
37
Ibid., 24 -25.
21
Memberantas penyakait sakit hati, rasa benci dan dengki dari diri manusia
yang biasa timbul saat melihat orang-orang disekitarnya hidup berkecukupan
dan mewah sedangkan ia sendiri tidak memiliki apapun, bahkan untuk makan
saja susah.
5. Mustahiq Zakat
Zakat sebagai dana bantuan sosial sangat besar sekali peranan dan
manfaatnya dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik
22
bagi mustahiq. Oleh sebab itu, zakat yang telah terkumpul diselurkan kepada para
mustahiq sebagaimana yang terterah dalam firman Allah SWT dalam surat atTaubah: 60.
6ym
23
6. Macam-Macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat untuk pembersih diri yang diwajibkan untuk
dikeluarkan setiap akhir bulan ramadhan atau disebut juga dengan zakat pribadi
yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim pada hari raya idul fitrih. Ketentuan
waktu pengeluaran zakat dapat dilakukan mulai dari awal ramadhan sampai yang
paling utama pada malam idul fitrih dan paling lambat pagi hari idul fitrih.40
Sedangkan hukumnya wajib atas setiap orang muslim kecil atau dewasa, laki-laki
atau perempuan, budak atau merdeka.41
Adapun fungsi zakat fitrah adalah mengembalikan manusia kepada
fitrahnya dengan mensucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang
39
Fahruddin, Fiqih dan Manajemen Zakat Di Indonesia (Cet, 1; Yogyakarta: UIN-Malang Press,
2008), 296-303.
40
Amiruddin Inoed Dkk, Op. Cit., 62.
41
Farida Prihantini Dkk, Op. Cit., 52.
24
42
Muhammad Jafar, Tuntutan Zakat, Puasa dan Haji (Cet. 2; Jakarta: Kalam Mulia, 1990), 63.
Abdullah Bin Abdurahman Bin Jibrin, Panduan Praktis Rukun Islam (Jakarta: Darul Haq,
2001),159.
44
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Cet, 3; Semarang: PT; Pustaka Rizki
Putra, 1999), 10.
43
25
kebaikan para penzakat itu sendiri, hal itu berjalan hingga tahun kedua.45 Pada
tahun kedua hijrah bersamaan dengan tahun 623 masehi barulah syara
menentukan harta-harta yang wajib dizakati serta kadar masing-masing.46
Menurut istilah bahasa mal adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh
setiap manusia untuk dimiliki, diambil kemanfaatannya, dan menyimpanya.
Adapun menurut istilah Syariat mal adalah sesuatu yang dimiliki (dikuasai) dan
dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut kebiasaan. Sedangkan sesuatu itu dapat
dikatakan mal bilamana memenuhi dua syarat yaitu:
1) Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, dan disimpan.
2) Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan kebiasaan..
Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya terbagi menjadi beberapa
klasifikasi berdasarkan jenis harta yang dimiliki. Antara lain sebagai berikut :47
1) Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil
(kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung). Sedangkan syarat pada
binatang ternak diharuskan sudah mencapai nishab, telah dimiliki satu tahun,
digembalakan, maksudnya adalah segaja diurus sepanjang tahun dengan
dimaksudkan untuk memperoleh susu, daging, dan hasil perkembanganya, tidak
untuk dipekerjakan demi kepentingan pemiliknya, seperti untuk membajak dan
sebagainya.
45
Ibid
Ibid., 11.
47
Gustian Djuanda Dkk, Op. Cit,. 18-20
46
26
itu
dimasing-masing
negara.
Dengan
demikian,
segala
bentuk
penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, atau surat berharga lainya,
masuk kedalam kategori emas dan perak, sehingga penentuan nisab dan besar
zakatnya disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian pula dengan harta kekayaan yang lainnya, seperti: vila, rumah,
kendaraan, tanah, dan lain-lain yang melebihi keperluan menurut syara atau di
beli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat
diuangkan.
3) Harta Peniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual
belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,
makanan, perhiasan, dan lain-lain. Perniagaan tersebut diusahakan perorangan
atau perserikatan seperti:PT, CV, Koperasi dan sebagainya.
4) Hasil Pertanian.
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang
bernilai ekonomis seperti biji-bijian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias,
rumput-rumputan, dedaunan, dan lain-lain.
5) Hasil Tambang.
Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat dalam perut bumi dan
memiliki nilai ekonomis seperi emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok,
minyak bumi, batu bara dan sebagainya. Adapun kekayaan yang berasal dari
lautan seperti mutiara, marjan, dan sebagainya.
27
6) Rikaz
Harta rikaz adalah harta yang terpendam pada zaman dahulu atau yang
lebih dikenal dengan nama harta karun. Termasuk pula didalam harta rikaz yaitu
harta yang tidak ditemukan dan tidak ada yang mengakui sebagai pemiliknya.
c. Zakat Profesi
Menurut Yusuf Al-Qardhawi. Zakat profesi adalah zakat yang diambil
dari penghasilan ataupun pendapatan yang diusahakan melaluli keahlian yang
dilakukan secara sendiri (seperti: profesi dokter, arsitek, ahli hukum, penjahit,
pelukis, dai atau muballiq) maupun secara bersama-sama (seperti: pegawai pada
suatau intansi pemerintahan, BUMN, karyawan pada BUMS yang dapat gaji
pada waktu tetap).48
Sedangkan dasar hukum kewajiban zakat ini berdasarkan keumuman
kandungan makna Al-Quran dalam Surah Adz-Dzaariyat ayat 19 :
28
52
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Ayat diatas ini mejelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orangorang yang berkewajiban zakat (muzakkih) untuk kemudian diberikan kepada
mereka yang berhak menerimanya (mustahiq).53
50
Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah (Cet, 3; Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), 103-104
51
Jusmailani Dkk, Kebijakan Ekonomi Dalam Islam (Cet, 1; Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2005), 128.
52
QS, at-Taubah (11): 103.
53
Didin Hafiduddin Agar Harta Berkah dan Bertambah, Gerakan Membudayakan Zakat, Infak,
Sedakah, dan Wakaf (Jakarta: Gema Insani, 2007), 168.
29
Untuk menjaga perasaan renda hati para mustahiq zakat apabila berhadapan
langsung menerima zakat dari para muzakki.
Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat.
54
55
Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah (Jakarta: PT; Raja Grafindo Persada, 2007), 110.
Gustian Djuanda Dkk, Op. Cit., 3-4.
30
31
32
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Oleh karena itu,
maka dalam melakukan perencanaan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
1) Hasil yang ingin dicapai
2) Yang akan melakukan
3) Waktu dan sekala prioritas
4) Dana (kapital)
Perencanaan dengan segala variasinya ditujukan untuk membantu tujuan
suatu lembaga atau organisasi. Karena fungsi perencanaan harus mendukung
fungsi manajemen berikutnya, yaitu fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan,
dan fungsi pengawasan.57
Sementara ini perencanaan yang berkembang didasarkan atas pembagian
waktu. Melalui pembabakan ini dikenal tiga tipe perencanaan. Pertama
perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang dibatasi waktu maksimal
hingga satu tahun. Kedua perencanaan jangka menengah yang waktunya berkisar
57
Didin Hafiduddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Paraktek (Jakarta: Gema Insani
Press, 2003), 78.
33
58
34
61
62
Ibid.
Ibid., 277.
35
63
Ibid., 278
36
a. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan
Badan Pelaksana.
b. Pengorganisasian Sruktur Pengelola Zakat
Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud ayat (5) meliputi unsur ketua,
sekertaris dan anggota.
64
65
37
c. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi unsur ketua,
sekertaris dan anggota.
d. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi unsur ketua,
sekertaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan
pendayagunaan.
e. Anggota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur masyarakat dan unsur
pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, kaum cendekiawan,
tokoh masyarakat, tenaga profesional dan lembaga pendidikan yang terkait.
2) Tugas Pokok
a) Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat.
b) Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas.
c) Mengeluarkan fatwa syari'ah baik diminta maupun tidak berkaitan dengan
hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus Badan Amil Zakat.
d) Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana
dan Komisi Pengawas baik diminta maupun tidak.
38
e) Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan
Komisi Pengawas.
f) Menunjuk akuntan publik.
b. Komisi Pengawas
Tujuan pengawasan adalah menjamin tercapainya tujuan organisasi.
Sebagai suatu kegiatan, pengawasan bisa dirancang dalam perencanaan secara
khusus. Namun sebagai sebuah tanggung jawab, pengawasan sebenarnya telah
melekat secara interen dalam tiap perencanaan, karena melekat secara interen,
sebenarnya perencaan adalah pengawasan itu sendiri. 66
1) Fungsi
Sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan yang
dilaksanakan badan pelaksanaan.
2) Tugas Pokok
a) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.
b) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan Dewan
Pertimbangan.
c) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana, yang
mencakup pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan.
d) Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari'ah.
c. Badan Pelaksana
1) Fungsi
66
Eri Sudewa, Manajemen Zakat (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004), 140.
39
67
40
41
70
71
UU No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab V ( Pendayagunaan Zakat) Pasal 16.
M, Arif Mufraini, Op, Cit., 147.
42
G. Kesejahteraan
Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat
didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi juga
memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan keruhaniaan.73 Terpenuhinya
72
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomia Moderen (Cet, 1; Jakarta: Gema Insani, 2002), 134.
Eko Subhan,http://www,.
mail-archive. com/ ekonomi-nasional @yahoo groups.
com/msg06629.html. (diakses pada 17 April 2009)
73
43
74
44
75
Rodin, Pandangan Masyarakat Pra Sejahtera Tentang Keluarga Sakinah (dikampung baru kel.
Kota lama kec. Kedung kandang), Skripsi (Malang: Fakultas Syariah, 2005),25-27.
45
kalau cukup bisa ditabung. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi adalah
kebutuhan makan sehari-hari, sandang, tempat tingal, pendidikan, kesehatan,
dan sebagainya yang sering disebut dengan nafkah.
Sedangkan menurut bank dunia bahwa kriteria kesejahteraan seseorang
dapat diukur perhari lewat dengan pendapatan yang diperoleh dengan jumlah
diatas USD$ 1,00 / 2,00 sehari per kapita.76
76
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sosiologis
atau
empiris,
karena
dalam
penelitian
ini
peneliti
telah
77
Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqih Jilid 1: Paradigma Penelitian Fiqih dan Fiqih Peneltian
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 18-19.
78
Bambang Songgono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), 42.
46
47
B. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu, atau untuk melakukan penyebaran suatu gejala, atau untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam
masyarakat.79 Juga merupakan salah satu model penelitian yang lebih banyak
terkait dengan antropologi, yang mempelajari peristiwa kultural.80
Penelitian kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif. Yaitu apa yang di nyatakan oleh responden secara tertulis atau lesan
dan prilaku nyata. Yang di teliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang utuh,
sepanjang hal tersebut mengenai manusia atau menyangkut sejarah kehidupan
manusia.81 Sedangkan tujuan dalam penelitian ini bukan untuk menguji, tetapi di
dasari oleh perasaan keinggin tahuan tentang model pendayagunaan zakat untuk
kesejahteraan mustahiq yang sedang dijalankan oleh LAZIS Sabilillah
Kecamatan Blimbing Kodya Malang.
C. Sumber Data
Sumber data ialah tempat atau orang dimana data di peroleh.82 Sedangkan
data adalah fakta yang dijaring berdasarkan kerangka teoritis tertentu.83 Adapun
sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:
79
Ibid., 25.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), 94.
81
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. X; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 3.
82
Suharsimi arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
107.
80
48
Data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang yang di peroleh langsung dari
sumber pertama.84 Dengan demikian, maka data primer dalam penelitian ini
adalah data yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara dengan
informan yang dianggap tepat untuk di ambil datanya. Sedangkan informan yang
d imaksud dalam hal ini adalah orang-orang yang duduk dalam jabatan struktur
kepengurusan Lambaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqah Sabilillah Malang seperti
Ust. Sulaiman AP Sebagai Wakil Ketua LAZIS, Ust. Mochammad Sholeh, AP
sebagai sekertaris, dan Ust. Sofyan Arif, AP Sebagai manager pendayagunaan
dan pendistribusian beserta orang-orang yang mendapatkan dana zakat bergulir
dalam bentuk modal pinjaman diantaranya: Bapak Nur Salim dan Bapak
Suwarno sebagai mustahiq yang dapat bantuan bergulir berupa modal usaha
untuk permodalan usaha atau penambahan modal usaha. Sedangkan dari
mustahiq yang dapat bantuan bergulir berupa modal kerja/alat kerja dalam bentuk
becak yaitu Bapak Sadi, Bapak Irkam, dan Bapak Misla. Sebab data yang telah
diperoleh peneliti juga berasal dari mereka.
b
Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang berasal dari tangan kedua,
ketiga dan seterusnya. Artinya data tersebut satu atau lebih dari pihak yang bukan
peneliti sendiri, dan yang bukan di usahakan sendiri pengumpulanya oleh
83
M. Saad Ibrahim, Metodologi Penelitian Hukum Islam, Buku Ajar, di Sajikan Pada Mata Kuliah
Metpen Hukum (Malang, Universitas Islam Negeri, 2006), 22.
84
Soejono Soerkanto, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 12
49
peneliti, misalnya data yang berasal dari biro statistik, buku, majalah, koran, dan
sebagainya.85
Sedangkan data yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah
data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan LAZIS seperti
buku-buku yang relevan dengan pembahasan zakat, serta sumber yang lain
berupa hasil laporan penelitian yang masih ada hubungan dengan tema yang di
bahas sebagai pelengkap yang dapat di korelasikan dengan data primer. Data
tersebut adalah bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis yang dapat di
bagi atas sumber buku majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi,
disertasi atau tesis, jurnal dan dokumen resmi.86
Bambang Songgono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
114.
86
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), 159.
87
Rianto Andi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit, 2004), 70.
50
Malang. Serta orang-orang yang menerima dana Zakat dari LAZIS secara
bergulir dalam bentuk sebagai modal pinjaman. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang kongkerit tentang Model Pendayagunaan Zakat Untuk
Kesejahteraan Mustahiq
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tetentu yang di lakukan oleh dua pihak, yaitu Pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban).88 Adapun teknik
wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah teknik wawancara
tidak terstruktur, bersifat luwes, susanan pertanyaanya dan susunan kata-kata
dalam setiap pertanyaan dapat di ubah pada saat wawancara, di sesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan atau
responden yang di hadapi.89 Sedangkan tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi yang terkait dengan model pendayagunaan zakat untuk
kesejahteraan mustahiq. Dalam pelaksanaannya, peneliti akan mewawancarai
langsung pihak-pihak yang ada dalam struktur kepengurusan Lembaga Amil
Zakat Sabilillah Malang dan pihak penerima zakat.
c. Dokomentasi
Metode dokomentasi ini adalah metode pencarian dan pengumpulan data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya,90 yang ada hubunganya
dengan tema penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang
88
51
dan
91
Saiful, Konsep Dasar Penelitian Dalam Proposal Skripsi (Malang: Fakultas Syariah UIN, T,Th)
Nana Sujana dan Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2000), 84-85.
92
52
Langka berikutnya adalah verifikasi, yaitu setelah data yang berasal dari
jawaban para informan ini terkumpulkan dan tersusun secara sitematis, maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan kembali agar kebenaran data tersebut diakui.
Adapun langka-langka yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan cara
memberikan kembali data hasil wawancara kepada para informan untuk diperiksa
kebenaranya.
Tahapan selanjutnya adalah analisa, yaitu upaya bekerja dengan
mempelajari dan memila-mila data menjadi satuan yang dapat dikelola dan
menemukan apa yang penting dari apa yang dipelajari.93 Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode
ini merupakan metode analisa data dengan cara mengambarkan keadaan atau
status fenomena dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut
katagori untuk memperoleh kesimpulan.94 Dalam hal ini, penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat itu adalah memecahkan masalah penelitian serta
memberikan deskripsi yang berkaiatan dengan objek penelitian. Sebagai langka
penutup adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan
itu merupakan proses akhir dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan
ini akhirnya akan segera terjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalan
didalam latar belakang masalah
93
94
53
95
54
Sabilillah dan para mustahiq zakat, yakni benar adanya. Data tersebut merupakan
data opini independen pengurus LAZIS Sabilillah dan musahiq zakat.
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat LAZIS Masjid Sabilillah Kec, Blimbing Kodya Malang
Yayasan Lembaga Amil Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf (LAZIS)
Masjid Sabilillah didirikan pada tanggal 31 Maret 2006. Hal ini bermula dari
sebuah keinginan untuk lebih mengoptimalkan fungsi Masjid Sabilillah Kodya
Malang dengan program dakwah bil hal yang kemanfaatnya dapat di rasakan
khususnya oleh kaum dhuafa secara nyata, serta lebih mengoptimalkan
penggalangan infaq fi sabilillah dari kalangan kaum Muslimin sehingga
kemudian dapat di salurkan secara terkordinir dan tepat sasaran.96
96
55
56
Menginjak usia yang ketiga tahun Yayasan Lembaga Amil Zakat, Infak,
Sodaqoh dan Wakaf (LAZIS) Masjid Sabilillah di dirikan, manfaatnya telah di
rasakan oleh umat khususnya bagai para dhuafa dan jamaah Masjid Sabilillah.
Lebih dari 300 donatur dengan berbagai potensi, kompetensi, dan fasilitas
dan otoritas dari kalangan biokrasi, profesional, swasta, dan masyarakat umum
telah terajut bersama Lembaga Amil Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf (LAZIS)
Masjid Sabilillah membentuk kepedulian pada dhuafa.
Adapun kontribusi Yayasan Lembaga Amil Zakat, Infak, Sodaqoh dan
Wakaf (LAZIS) Masjid Sabilillah sejak 2006 di dirikan telah banyak di rasakan
oleh masyarakat sekitarnya. Lembaga Amil Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf
(LAZIS) Masjid Sabilillah telah memberdayakan 21 siswa mandiri, 65
bimbingan siswa berprestasi,13 tukang bicak, 270 santutan penunjang belajar dan
270 UMKM bersinegri dengan BMT Masjid Sabillilah.97
Visi
1) Menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pembinaan, pelayanan umat dan
pusat pemberdayaan umat yang amanah dan profesional.
2) Menjadikan masyarakat berdaya dan mandiri
b. Misi
Memberdayakan masyarakat dengan mengoptimalisasikan dana zakat, infak dan
sodaqah serta wakaf (ZISWAF) melalui program-program pendayagunaan
97
57
b.
Dewan Penasehat
Dewan Pertimbangan
Ketua LAZIS
Wakil Ketua
:Ust. Sulaiman, AP
Sekertaris
Bendahara
58
59
60
anak asuh lembaga untuk mendapat biaya pendidikan sekolah (SPP), santunan
penunjang belajar (SPB) kepada kepada anak yatim dan dhuafa non panti untuk
keperluan sarana penunjang pendidikan (buku, alat tulis, seragam, sepatu dan
buku paket), santunan lansia kepada fakir miskin yang telah lanjut usia, santunan
ghorim kepada keluarga miskin yang mempunyai banyak hutang guna
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, santunan musafir kepada orang-orang
yang terlantar yang sedang berpergian/dalam perjalanan untuk kepentingan
ibadah kepada Allah SWT, santunan sosial kepada keluarga miskin untuk
keperluan makanan, pengobatan, kematian, dll, santunan guru gaji kepada guruguru ngaji di TPQ.
Sementara dalam penyaluran dana ZIS yang bersifat produktif
(pengembangan ekonomi) hal itu lebih di arahkan pada pemberdayaan mustahiq.
Sebab dalam program pendayagunaan zakat di sertai dengan ada target yang di
harapkan oleh LAZIS.
c. Pendayagunaan Dana ZIS
Program pendayagunaan dana ZIS Masjid Sabilillah berorentasi pada
pemberdayaan mustahiq pada umumnya dengan disertai target-target perubahan
atas keadaan atau kondisi mustahiq untuk menjadi lebih baik dari keadaan atau
kondisi sebelum penyaluran.
Adapun program pendayagunaan meliputi sebagai berikut:
1. Program bina pristasi
Program bina pristasi adalah penyaluran dana ZIS pada mustahiq melalui
pola pembinaan anak asuh dengan cara memberikan bimbingan les privata
langsung maupun senergi dengan bimbingan les privat lokal. Anak-anak asuh
61
62
63
64
kembali lagi maka kita berikan pada pihak lainnya, begitu seterus nantinya
mas.100
Dari
hasil
wawancara
di
atas
dapat
dipahami
bahwa
model
100
65
kemanfaatan
jangka
panjang
(pengentasan
kemiskinan
dalam
101
66
67
bertujuan
untuk
membantu
pihak
fakir
miskin
agar
mendapatkan
kesejahteraan hidup.
2. Tolak Ukur Keberhasilan Yang Dicapai Oleh LAZIS Masjid Sabilillah Untuk
Kesejahteraan Mustahiq?
Tolak ukur ini dimaksudkan untuk mengetahuai sejauh mana keberhasil
yang dicapai oleh LAZIS Masjid Sabilillah dalam menjalankan program kerja
yang telah ditetapkan sebelumnya, terutama yang berkaitan dengan program
pendayagunaan zakat yang mereka realisasikan.
Sedangkan untuk mengetahui terhadap keberhasilan yang telah dicapai
oleh LAZIS Masjid Sabilillah dalam upaya mengangkat kesejahteraan mustahiq
(memberdayakan mustahiq) lewat program yang telah dijalankan, maka perlu
untuk mewawancarai beberapa pihak yang terkait, baik dari pihak amil maupun
mustahiq. Sedangkan dari mustahiq diantara yaitu Bapak Suwarno sebagai
seorang mustahiq zakat yang dapat bantuan uang tunai dari LAZIS. Adapun hasil
wawancara bersama dengan beliau sebagai berikut:
Saya perna mendapat bantuan dari LAZIS mas total sekitar ada Rp
500,000. ya, otomatis saya pergunakan mengisi toko pracangan kecilkecilan di rumah ini, ya isinya yang dijual ada rokok, minman aqua,
pokoknya yang tergolong murah-murah gitu mas. Untuk saat ini, boleh di
bilang sudah ada hasilnya walaupun tidak seberapa, ya mungkin hasil ini
tidak lepas dari adanya bimbinganya. 102
Bila menyimak apa yang disampaikan oleh Bapak Suwarno sebagai
mustahiq zakat, maka model pendayagunaan zakat yang dijalankan LAZIS dalam
memberdayakan mustahiq tergolong model produktif kreatifl yang diwujudkan
dengan bentuk permodalan untuk mengembangkan usaha kecil. Sebab, target
102
68
103
69
pihak penerima dana zakat dalam bentuk bantuan pinjaman modal usaha yang
diserah terimakan kepada bapak Nur Salim dalam bentuk uang tunai yang mana
ketika peneliti mendatangi langsung tempat kediaman beliau, terbukti keberadaan
pertumbuhan ekonomi yang diperolehn lewat usaha menjahit yang di dapatkan
dari dana zakat telah cukup untuk biaya hidup dikota Malang. Jadi, menurut
hemat peneliti apa yang dilakukan oleh LAZIS sebagai lembaga pranata sosial
selama ini telah berhasil.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan pihak mustahiq lain yang
mendapatkan bantuan dana zakat bergulir dengan wujud barang sebagai modal
kerja seperti becak yaitu bapak Misla yang berasal dari daerah Tanggul
Kabupaten Jember yang pada saat wawancara penelitian ini dilakukan beliau ada
didalam masjid Sabilillah usai sholat magrib. Beliau menyampaikan sebagai
berikut:
Saya kan tidak punya pekerjaan dik, ya saya ambil saja becak yang
ditawarkan ka Sadi pada saya di masjid. Saya mengembalikanya
sama ka Sadi setoran Rp 2000. Oh sekarang sudah jadi milik saya.
Sebab setorannya sudah lunas satu tahun yang lalu. Becak ini saya
pakai bekerja di pasar blimbing. Ya hasilnya tidak kaya tiga bulan
yang lalu, sekarang yang di dapat Cuma Rp 15000 - Rp 20.000
perhari. Ya ini dik tergantung ramai engga nya pasar. Uang yang
saya bawa pulang sedikit dik, cuma Rp 250.000. soalnya 20 hari sekali
pulangi.104
104
70
Betul le becak ini kepunyaan masjid yang dipegang ka Sadi, becak ini
oleh ka sadi di berikan ke saya, kata ka Sadi mung setoran doebo per
are delem setaun, maka becak ini milik kamu, jika lunas diminta untuk
seturan menabung, keuntungannya kapan uang dibutuhkan maka bisa
diambil, ini dik, menurut ku lebih menguntungkan di banding dengan
setoran pada juran becak, walaupun setahun becaknya tetap milik
jurangan dik. Kalau ini kan tidak. Hasil yang di dapat menjalankan becak
kadang-kadang 15 ribu kadang-kadang 20 ribuh, pokoknya ta pasti.
Uang yang dibawa kerumah ada sekitar 150.000 sampai Rp 250.000.105
Penjelasan senada juga disampaikan oleh Pak Sadi dari Dusun Kramat
Desa
Ronowurung
Kecamatan
Randung
Kabupaten
Lumajang
yang
71
107
72
bulan Ramadhan yang lalu jauh lebih banyak jumlahnya dari bulan Ramadhan
sebelumnya.
Sedangkan menurut Ust Sulaiman AP selaku Wakil Ketua LAZIS Masjid
Sabililillah.108 Bahwa tolak ukur keberhasilan LAZIS dalam upaya mengangkat
kesejahteraan mustahiq dapat dilihat adanya uang tabungan yang miliki oleh
mustahiq yang di investasikan di BMT Sabilillah, serta adanya peubahan yang
positif pada mustahiq yang selain pemberdayaan tukang becak.
108
Ibid.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari beberapa bab tentang model pendayagunaan
zakat dalam upaya mengangkat kesejahteraan mustahiq (Studi pada LAZIS
Masjid Sabilillah Kecamatan
73
74
B. Saran-Saran
1. Kepada amil LAZIS/pengurus hendaknya kegiatan mensosialisasikan
kesadaran untuk berzakat terhadap masyarakat harus diupayakan terus di
tinggkatkan agar pemahan tentang nilai-nilai filosofis zakat, keutaman,
kegunaan, hikmah dan hukum tentang zakat dapat di pahami oleh masyarakat
secara mendalam sehingga di harapkan dapat menumbuh suburkan minat dan
kesadaran berzakat terhadap lembaga amil zakat di manapun berada..
2. Kepada amil/pengurus dalam mensosialisasikan kesadaran untuk berzakat
alangkah baik dan efektifnya bilamana pihak lembaga pengelola zakat ikut
serta memanfaatkan kemanjuan tekonologi IT pada saat ini guna membantu
tecapainya program kerja dengan baik seperti membuka webst tersendiri
untuk di akses oleh masyarakat luas guna mendapatkan informasi terhadap
75
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baly, Abdul al-Hamid Mahmud (2006) Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter
dan Keuangan Syariah, Jakarta: PT; Raja Grafindo Persada.
Al-Zuhaily, Wahbah (2005) Zakat Kajian Berbagai Madhab terjemah, Agus Effendi
dan Burhanuddin fananny, Cet. 6; Bandung: PT; Remaja Rosda
Karya.
Al-Buhari, Abi Abdullah Muhammad Bin Ismail (t,th) Matan Buhari, Juz Awal,
Bairut: Libanun.
Al-Syaikh, Yasin Ibrahim (2004) Zakat Menyempurnakan Puasa Membersihkan
Harta, Cet. 1; Bandung: Marja.
Abdullah Bin Abdurahman Bin Jibrin (2001) Panduan Praktis Rukun Islam (Jakarta:
Darul Haq.
Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi (1999) Pedoman Zakat, Cet, 3;
Semarang: PT; Pustaka Rizki Putra.
------------------(1976) Beberapa Permasalahan Zakat, Cet, 1; Jakarta: Tintomas
Indonesia.
Ahsin W. Al-Hafidz, (2005) Kamus Ilmu Al-Quran, Cet. I; Wonosobo: Penerbit
Amzah.
Ali, Nuruddin Madi (2006) Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal,
Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada.
Abdul Malik, Mohammad Ar-Rahman (2003) Zakat 1001 Masalah dan Solusinya,
Jakarta: Pustaka Cerdas.
Andi, Rianto (2004) Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
Arikanto, Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta.
Abd Qodir (2006) Pengelolaan Zakat Di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota
Blitar (Studi Implementasi dan Implikasi UU No. 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat) (Studi Di BAZDA Kota Blitar)", Skripsi
(Malang: Fakultas Syariah UIN.
Bisri, Cik Hasan (2004) Model Penelitian Fiqih Jilid 1: Paradigma Penelitian Fiqih
dan Fiqih Peneltian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Chapra, M. Umer (1999) Islam dan Tantangan Ekonomi, Cet, 1; Surabaya: Risalah
Gusti.
Departemen Agama RI (t.th) Al-Quran dan Terjemahan, Semarang: PT. Karya Toha
Putra.
Djuanda, Gustian Dkk (2006) Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan,
Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada.
Masudi, Masdar F. (1993) Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam,
Cet, 3; Jakarta: Pustaka Firdaus.
Mahfud, Sahal (1999) Era Baru Fiqih Indonesia, Cet,1; Yogyakarta: Cermin
Muhammad, Sahri (2006) Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat Miskin,
Cet, 1; Malang.
Muhammad (2002) Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Zakat Dalam Fiqih
Kontemporer (Jakarta: Salemba Diniyah.
Mufraini, M.Arif (2006) Akuntansi dan Manajemen Zakat, Mengkomonikasikan
Kesadaran Dan Mengembangkan Jaringan, Cet, 1: Jakarta; Kencana.
Permono, Sjcehul Hadi (1993) Sumber-Sumber Pengalian Zakat, Cet,1; Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Permono, Sjeihul Hadi (1992) Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola
Zakat, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Qardhdawi, Yusuf (2005) Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,
Jakarta: Zikrul Hakim.
Qadir, Abdur Rahman (1999) Zakat Dalam Deminsi Mahdhah dan Sosial, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Syarifuddin, Amir 2003Garis-Garis Besar Fiqih, Cet, 1; Bogor, Kencana.
Suderman (2007) Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, Malang; UIN-Malang
Press.
Sukarna (1992) Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: CV. Mandar Maju.
Sudewa, Eri (2004) Manajemen Zakat, Jakarta: Institut Manajemen Zakat.
Songgono, Bambang (1997) Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
------------------(2003) Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soerkanto, Soejono (2003) Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Saiful (T,Th) Konsep Dasar Penelitian Dalam Proposal Skripsi (Malang: Fakultas
Syariah UIN.
Sujana, Nana dan Ahwal Kusuma (2000) Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi,
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suderman (2007) Zakat Dalam Arus Modernenitas, Malang: UIN Malang Press.
Saleh al-Fauzan (2006) Fiqih Sehari-Hari, Cet, 1; Jakarta: Gema Insani.
Warkum, Sumirto (2005) Perkembanagan Hukum Islam Di Tengah Dinamika Sosial
Politik Di Indonesia, Cet, 1: Malang: Bayumedia Publishing.
Zuhdi, Masyfuk (1994) Masail Diniyah Ijtimaiyah, Cet, 1; Jakarta: Haji Mas Agung.