Fisika Dasar
Nama
NPM
: 1406532500
Fakultas
: Teknik
Departemen
: Teknik Mesin
Kelompok Praktikum
: Kelompok 12
Tanggal Percobaan
: 9 Oktober 2014
Koordinator Asisten
: Febrian Pratama
Calori Work
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II.
PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :
o Sumber tegangan yang dapat divariasikan
o Kawat konduktor (bermassa 2 gram)
o Termometer
o Voltmeter dan Amperemeter
o Adjustable power supply
o Camcorder
o Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III.
LANDASAN TEORI
Energi memiliki peranan yang sangat penting di dunia ini. Segala sesuatu yang ada
di dunia ini memiliki yang namanya energi. Pengertian dan definisi energi ada banyak
sekali diantaranya adalah
1. Energi adalah kemampuan membuat sesuatu terjadi (Robert L. Wolke)
2. Energi adalah kemampuan benda untuk melakukan usaha (Mikrajuddin)
3. Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda
(Pardiyono)
4. Energi adalah sebuah konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek
penting dalam analisis teknik (Michael J. Moran)
Jadi dapat disimpulkan bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
atau usaha. Dua contoh yang akan menunjukan definisi ini. Anda akan merasa lelah ketika
anda berlari karena anda mengeluarkan energi. Jika terus berlari tanpa istrahat anda akan
kehabisan energi dan ahirnya anda tidak mampu lagi berlari. Agar mampu berlari lagi, anda
harus istirahat atau bahkan harus makan. Makan memberi anda energi kimia yang siap
dibakar dalam tubuh anda untuk menghasilkan energi yang anda perlukan untuk melakukan
usaha (berlari lagi). Mobil dapat melaju dijalan karena ada sumber energi kimia yang
dikandung dalam bahan bakar bensin. Jika bensin habis maka mobil kehabisan energi dan
akibatnya mobil tidak dapat lagi melakukan usaha (melaju lagi).
Energi memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu energi gerak, energi
potensial, energi listrik, dan yang akan kita bahas energi panas. Sebagai suatu energi, energi
panas atau kalor itu mempunyai sifat yang sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi yang
mengatakan Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah
dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum Kekekalan Energi diciptakan oleh James
Prescott Joule, seorang ahli fisika yang berasal dari Inggris. Untuk menghormati beliau
sebagai pencetus hukum ini, maka namanya diabadikan menjadi satuan energi yaitu Joule.
Hukum Kekekalan Energi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Eawal = Eakhir
Keterangan : energi total tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah.
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis dari zat itu sendiri)
3. Perubahan suhu
Q = m . c . (t2 t1 )
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Sebagai bagian dari energi, kalor dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu kalor yang
digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud atau
yang dapat disebut juga kalor laten. Kalor laten juga dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
kalor uap dan kalor lebur yang masing-masing dapat dibuat menjadi suatu persamaan
matematis sebagai berikut:
Q=m.U
dan
Q=m.L
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
U adalah kalor uap (satuan J/kg)
L adalah kalor lebur (satuan J/kg)
lainnya. Salah satu contohnya adalah hubungan kalor dengan energi listrik. Kalor
merupakan bentuk energi sehingga dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hal
ini diperkuat oleh adanya hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, namun energi dapat berubah dari satu jenis energi ke jenis yang
lain, sama halnya seperti perubahan energi listrik menjadi energi kalor dan juga sebaliknya
yaitu perubahan energi kalor menjadi energi listrik. Alat yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi kalor misalnya adalah pemanas, solder, setrika, dan kompor
listrik. Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi panas dilengkapi dengan adanya
elemen pemanas. Listrik yang dialirkan pada elemen pemanas diubah menjadi energi
panas. Elemen pemanas tersebut dibuat dari bahan yang mempunyai daya tahan yang
tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut dapat berbah menjadi panas.
Besarnya energi listrik yang diubah atau disersap sama dengan besar kalor yang
akan dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
W=Q
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
Q adalah kalor yang akan dihasilkan (satuan Joule)
W=P.t
=V.i.t
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
V adalah tegangan listrik (satuan volt)
i adalah arus listrik (satuan Ampere)
t adalah waktu atau lama aliran listrik (satuan sekon)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m . c . (t2 t1 ) , maka akan diperoleh
persamaan :
P . t = m . c . (t2 t1)
Keterangan: P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuanOC)
Didalam hubungan energi listrik dengan energi kalor, akan terjadi perubahan suhu
dan wujud yang erat kaitannya dengan kalor. Fenomena ini dibahas secara terperinci oleh
Asas Black, dimana apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian kedua benda
tersebut disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda yang dicampurkan telah sama). Secara matematis
Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
m1 . c1 . (t1 ta ) = m2 . c2 . (ta t2 )
Keterangan: m1 adalah massa benda satu (satuan kilogram)
m2 adalah massa benda dua (satuan kilogram)
c1 adalah kalor jenis benda satu (satuan J/kgOC)
c2 adalah kalor jenis benda dua (satuan J/kgOC)
(t1 ta ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
pada benda satu yang suhunya lebih tinggi dibanding benda dua
(satuanOC)
Percobaan calori work ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu
kawat konduktor. Kapasitas kalor itu sendiri adalah banyaknya kalor yang diperluklan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1OC yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
H = Q / (t2 t1 )
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
(t2 t1 ) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Lain halnya dengan kapasitas kalor, suatu benda juga mempunyai kalor jenis, jika kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg zat sebesar 1OC.
alat yang digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu zat adalah calorimeter.
Persamaan kalor jenis adalah sebagai berikut:
c = Q / m . (t2 t1 )
Keterangan : C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)
(t2 t1 ) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Bila kedua persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis diatas dihubungkan maka akan
terbentuk suatu persamaan baru sebagai berikut :
H=m.c
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)
Percobaan calori work dilakukan dengan cara melilitkan sebuah kawat pada sensor
temperature. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor.
Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi.
Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai
dengan tegangan yang diberikan.
4. Mengambil data perubahan temperature, tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor
tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur.
5.Memperhatikan temperature kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga
mendekati temperature awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.
Tegangan (V)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Temperatur
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
30
23.84
0.00
23.1
Waktu (s)
3
6
9
Tegangan (V)
0.65
0.65
0.65
Temperatur
22.9
23.1
23.2
12
15
18
21
24
27
30
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
23.4
23.5
23.7
23.8
23.9
24.0
24.1
Tegangan V1
Tegangan V2
Waktu (s)
3
Tegangan (V)
1.59
Temperatur
23.5
6
9
51.45
51.56
1.59
1.59
23.9
24.8
12
15
51.56
51.56
1.59
1.59
25.8
26.8
18
21
51.56
51.56
1.59
1.59
27.6
28.3
24
27
51.56
51.56
1.59
1.59
29.0
29.6
30
51.56
1.59
30.2
Tegangan (V)
1.07
1.06
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
Temperatur
23.8
23.9
24.3
24.8
25.2
25.6
25.9
26.2
26.4
26.7
Tegangan V3
Waktu (s)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini. Melalui
grafik yang kita dapatkan, kita juga dapat menghitung persamaan garis sebagai
literature sebab dari kesalahan-kesalahan relatif yang terjadi terhadap literature.
Tegangan (V)
Temperatur
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
Temperatur
23.1
23.1
23.1
23.1
15
18
21
24
27
30
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
23.1
Dengan menggunakan metode least square, kita dapat membuat grafik perubahan
temperatur terhadap waktu. Untuk kasus ini, tidak ada perubahan suhu karena
tegangan yang digunakan sebesar 0V.
Tegangan (V)
0.65
Temperatur
22.9
6
9
12
15
18
21
24
27
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
23.1
23.2
23.4
23.5
23.7
23.8
23.9
24.0
30
35.36
0.65
24.1
Temperatur
22.9
23.1
23.2
23.4
15
18
21
24
27
30
23.5
23.7
23.8
23.9
24.0
24.1
Dengan menggunakan metode least square, kita dapat membuat grafik perubahan
temperatur terhadap waktu.
Tegangan (V)
1.59
Temperatur
23.5
6
9
51.45
51.56
1.59
1.59
23.9
24.8
12
15
51.56
51.56
1.59
1.59
25.8
26.8
18
21
51.56
51.56
1.59
1.59
27.6
28.3
24
27
51.56
51.56
1.59
1.59
29.0
29.6
30
51.56
1.59
30.2
Temperatur
3
6
23.5
23.9
9
12
24.8
25.8
15
18
26.8
27.6
21
24
28.3
29.0
27
30
29.6
30.2
Dengan menggunakan metode least square, kita dapat membuat grafik perubahan
temperatur terhadap waktu.
Tegangan (V)
Temperatur
3
6
9
12
15
18
21
24
42.21
42.32
42.32
42.32
42.21
42.32
42.32
42.32
1.07
1.06
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
23.8
23.9
24.3
24.8
25.2
25.6
25.9
26.2
27
30
42.32
42.32
1.07
1.07
26.4
26.7
Temperatur
23.8
23.9
24.3
12
15
18
21
24
27
30
24.8
25.2
25.6
25.9
26.2
26.4
26.7
Dengan menggunakan metode least square, kita dapat membuat grafik perubahan
temperatur terhadap waktu.
Q=W
m . c . T = V . I . t
sehingga persamaan akhir dalam mencari kalor jenis adalah
c=
..
.
persamaan diatas digunakan untuk menghitung c atau kalor jenis dari konduktor yang
digunakan di dalam percobaan.
Lain halnya dengan kapasitas kalor, kapasitas kalor (H) yang merupakan
banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu benda sebesar 1oC ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
H = m. c .. (1)
Subtitusikan c
..
.
ke dalam persamaan 1
Sehingga persamaan untuk mencari kapasitas kalor dari konduktor yang digunakan
adalah
H=
..
Dimana massa yang akan dimasukkan ke dalam perhitungan nantinya adalah sebesar
0,002 kg.
1. Tabel Data V0
Temperatur ( C)
Kapasitas Kalor
(J/oC)
Waktu (s)
Tegangan (V)
23.84
0.00
23.1
23.84
0.00
23.1
23.84
0.00
23.1
12
23.84
0.00
23.1
15
23.84
0.00
23.1
18
23.84
0.00
23.1
21
23.84
0.00
23.1
24
23.84
0.00
23.1
27
23.84
0.00
23.1
30
23.84
0.00
23.1
2. Tabel Data V1
Waktu (s)
Tegangan (V)
Temperatur ( C)
35.36
0.65
22.9
35.36
0.65
23.1
35.36
0.65
23.2
12
35.36
0.65
23.4
15
35.36
0.65
23.5
18
35.36
0.65
23.7
21
35.36
0.65
23.8
Kapasitas Kalor
(J/oC)
0
344.76
0.68952
344.76
0.68952
275.808
0.551616
287.3
0.5746
258.57
0.51714
268.1466667
0.536293333
24
35.36
0.65
23.9
27
35.36
0.65
24.0
30
35.36
0.65
24.1
275.808
0.551616
282.0763636
0.564152727
287.3
0.5746
3. Tabel Data V2
Waktu (s)
Tegangan (V)
Temperatur ( C)
51.45
1.59
23.5
51.45
1.59
23.9
51.56
1.59
24.8
12
51.56
1.59
25.8
15
51.56
1.59
26.8
18
51.56
1.59
27.6
21
51.56
1.59
28.3
24
51.56
1.59
29.0
27
51.56
1.59
29.6
30
51.56
1.59
30.2
Kapasitas Kalor
(J/oC)
0
613.54125
1.2270825
283.7783077
0.567556615
213.861913
0.427723826
186.3190909
0.372638182
179.9569756
0.359913951
179.332125
0.35866425
178.8663273
0.357732655
181.4320328
0.362864066
183.538209
0.367076418
4. Tabel Data V3
Waktu (s)
Tegangan (V)
Temperatur ( C)
42.21
1.07
23.8
42.32
1.06
23.9
42.32
1.07
24.3
12
42.32
1.07
24.8
15
42.21
1.07
25.2
Kapasitas Kalor
(J/oC)
0
1345.776
2.691552
407.5416
0.8150832
271.6944
0.5433888
241.95375
0.4839075
18
42.32
1.07
25.6
21
42.32
1.07
25.9
24
42.32
1.07
26.2
27
42.32
1.07
26.4
30
42.32
1.07
26.7
226.412
0.452824
226.412
0.452824
226.412
0.452824
235.1201538
0.470240308
234.2193103
0.468438621
Untuk menentukan jenis konduktor yang digunakan, kita harus menghitung nilai rata
rata dari kalor jenis dan kapasitas kalornya. Nilai rata rata dari kalor jenis dan
kapasitas kalor dapat dihitung dengan rumus :
1 + 2+. . . +
1 + 2+. . . +
Berikut ini disediakan tabel yang berisi daftar kalor jenis beberapa zat:
Berdasarkan hasil yang didapat dan tabel diatas, jenis konduktor yang paling mendekati
hasil adalah jenis Perak. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis konduktor yang digunakan
ketika melakukan percobaan adalah Perak.
VIII.
1.
ANALISIS
Analisa Percobaan
Percobaan KR-02 yang berjudul Calori Work ini menggunakan peralatan
eletronik yang berupa computer atau sejenisnya yang dapat terhubung dengan
internet yang dapat diakses melalui situs www.sitrampil.ui.ac.id. Percobaan ini
menggunakan fasilitas Remote Laboratory (R-Lab) yang memudahkan mahasiswa
untuk melakukan praktikum secara online, sehingga memudahkan mahasiswa
untuk melakukan praktikum dimanapun asalkan terhubung dengan internet.
Ditengah kemudahan tersebut, perangkat elektronik yang digunakan untuk
mengakses sitrampil haruslah ter-install dengan perangkat lunak Java Runtime
Environment (JRE) untuk dapat melihat video percobaan yang kita lakukan.
2.
Jika kita mengamati perubahan suhu yang dialami oleh system atau
konduktor, kita dapat menarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tegangan yang
diberikan kepada kawat konduktor, akan semakin tinggi pula kenaikan suhu yang
terjadi. Hal ini terjadi karena semakin besar tegangan yang diberikan, berarti energi
listrik menjadi semakin besar juga. Hal ini menunjukkan kebenaran dari persamaan
W = V . I . t. Dengan energi listrik yang lebih besar akan menyebabkan electron
pada logam atau kawat konduktor bergerak semakin cepat dan akan mengakibatkan
kenaikan suhu pada system.
Selain itu dari keempat kalor jenis dan kapasitas kalor yang ada, maka kita
akan merata-ratakan data-data tersebut sehingga kita akan mendapatkan kalor jenis
rata-rata dan kapasitas kalor rata-rata yaitu sebesar 206,0174119 J/kgoC. Dari kalor
jenis rata-rata yang kita dapatkan dari perhitungan data percobaan maka kita dapat
menentukan
jenis
konduktor
yang
digunakan
pada
percobaan
dengan
membandingkan kalor jenis rata-rata yang didapatkan dengan daftar kalor jenis
yang ada di bagian dasar teori. Percobaan ini menggunakan kawat konduktor
berupa perak dengan kalor jenis 230 J/kgK.
3.
Analisa Kesalahan
Dalam percobaan ini, data tentang temperatur yang diperoleh ternyata berbeda-beda
pada setiap tegangan yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi
pada saat percobaan ini adalah :
Karena praktikum dilakukan secara online tanpa adanya kontak langsung dengan
alat praktikum, sehingga kita tidak dapat langsung mengetahui apakah ada
kesalahan pada percobaan atau tidak
IX.
KESIMPULAN
Besarnya energy listrik yang akan diubah menjadi energy kalor adalah sama
sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi.
Semakin besar tegangan yang diberikan, maka perubahan suhu yang terjadi akan
semakin besar. Hal ini disebabkan karena energy listrik yang diberikan semakin
besar yang akan menyebabkan pergerakan partikel semakin cepat dan pada
akhirnya berdampak kepada perubahan suhu di dalam rangkaian.
Besarnya kalor jenis bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, perubahan suhu, dan massa kawat konduktor yang akan
dicari kalor jenisnya. Kalor jenis yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas
adalah 206,0174119 J/kgOC.
Besarnya kapasitas kalor bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, dan perubahan suhu tanpa dipengaruhi oleh massa
konduktor tersebut. Kapasitas kalor yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas
adalah 0,4120348238 J/OC.
X. REFERENSI
1.
2.
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,
NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.