PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah suatu infeksi kronis
pada telinga tengah yang diikuti perforasi pada membran timpani dengan
riwayat keluarnya cairan bening atau keruh dari telinga (ottorhea) selama
lebih dari 2 bulan, baik menetap atau hilang timbul. Penyakit OMSK
sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 2, OMSK tipe mukosa (jinak) dan
OMSK tipe tulang (ganas).Pada OMSK tipe mukosa jarang terjadi
komplikasi yang berbahaya sebaliknya pada OMSK tipe tulang lebih
berpotensi untuk menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada
umumnya penderita otitis media supuratif kronis dapat mengalami
gangguan pendengaran yang dapat berpengaruh pada komunikasi,
psikososial,
perkembangan
bahasa,
proses
pendengaran,
dan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret
dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening, atau nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Biasanya disertai
gangguan pendengaran.
Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran
timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemuksn seperti
seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. OMSK adalah peradangan
kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleaft sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversible.
2.2
Epidemiologi
Prevalensi OMSK pada beberapa negara lain dipengaruhi, kondisi sosial,
ekonomi suku, tempat tinggal yang padat hygiene dan nutrisi yang jelek.
Kebanyakan melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang
mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi
insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia.
Dari survei pada 7 propinsi di Indonesia, ditemukan insiden Otitis Media
Supuratif Kronis (atau yang oleh awam dikenal sebagai "congek") sebesar 3%
dari penduduk Indonesia. Dengan kata lain dari 220 juta penduduk Indonesia
diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK. Jumlah penderita ini kecil
kemungkinan untuk berkurang bahkan mungkin bertambah setiap tahunnya
mengingat kondisi ekonomi masih buruk, kesadaran masyarakat akan kesehatan
yang masih rendah dan sering tidak tuntasnya pengobatan yang dilakukan.
2.3
Etiologi
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA (otitis media
akut) yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor
penyebab adalah terapi yang terlambat, terapi yang tidak adekuat, virulensi
kuman tinggi, daya tahan tubuh rendah, atau kebersihan buruk. Bila kurang dari
2 bulan disebut akut.
Sebagian kecil perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga
tengah. Kuman penyebab biasanya bakteri gram positif aerob. Sedangkan pada
infeksi yang berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negative dan
anaerob.
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada
anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasnaya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah
melalui tuna Eustachius. Fungsi tuba Eusthachius yang abnormal merupakan
faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan downs
syndrom. Adanya tuba patolus, menyebabkan refluk isi nasofaring yang
merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan
yang
mentap
pada
telinga
tengah
mastoid
yang
Patofisiologi
OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan maligna
atau tipe tulang. Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang.
Pada OMSK benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak
mengenai tulang. Performasi terletak disentral. Jarang menimbulkan komplikasi
berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom.
Patogenesis
Patogenesis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini
merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang
sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus.
Perforasi sekunder pada OMA dapat terjadi kronis atau tanpa kejadian
infeksi pada telinga tenga (perforasi kering). Beberapa penulis menyatakan
keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis.
2.6
Patologi
OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan yang menetap.
Keadaan kronis ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada
keseragaman gambaran patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan
adalah:
1. Terpadat perforasi membrana timpani di bagian sentral
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit
3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada
beratnya infeksi sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
2.7
Klasifikasi
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1) Tipe tubotimpani
2) Tipe atikoantral
1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi
tuba eustachius, infeksi saluran atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang
gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu
campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta
migrasi sekunder dari epitel skuamous. Sekret mukoid kronis berhubungan
dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada tipe
respirasi dan muko siliar yang jelek.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret
yang dikeluar:
1) Penyakit aktif
- OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
b. Penyakit tidak aktif (tenang )
- Keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering
2.8
Gejala Klinis
1. Telinga berair
2. Gangguan pendengaran
3. Otalgia
4.
2.9
Vertigo
Tanda Klinis
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna:
1. Adanya abses atau fistel retroaurikular
2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum
timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena
erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
rangkaian
tulang-tulang
pendengaran
rangkaian
tulang
pendengaran
bagaimanapun
keadaan
hantaran
tulang,
3. Bakteriologi
Bakteri yang dijumpai pada OMSK adalah pseudomonas
aeruginosa, staphilococcus aureus dan proteus. Bakteri lain yang dijumpai
pada OMSK E.coli, klebsiella dan bakteri anaerob adalah bacteriodes sp.
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari
hidung, sinus parasanal, adenoid atau faring. Dalam hal ini penyebab
biasanya adalah pneumokokus, streptokokus, atau hemofilius influenza.
Tetapi pada OMSK keadaanini agak berbeda. Karena adanya perforasi
membran timpani, infeksi lebih sering berasal dari luar yang masuk
melalui perforasi tadi. Pengobatan penyakit infeksi ini sebaiknya
berdasarkan kuman penyebab dan hasil kepekaan kuman. Bakteri
penyebab OMSK dapat berupa :
a. Bakteri spesifik
b.
2.12 Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi,
dimana pengobatan dapat dibagi atas:
1. Konservatif
2. Operasi
OMSK BENIGNA TENANG
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan
untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu
mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi
saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan
operasi rekontruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah
infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
OMSK BENIGNA AKTIF
Prinsip pengobatan OMSK adalah:
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani
2. Pemberian antibiotik:
a. Topikal antibiotik (antimikroba)
b. Sistemik.
OMSK MALIGNA
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan
konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara
sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka
insisi
abses
sebaiknya
dilakukan
tersendiri
sebelum
dilakukan
mastoidektomi.
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat
dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau
maligna, antara lain:
1. Mastoidektomi sedethana
2. Mastoidektomi radikal
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
6. Pendekatan ganda timpanopalsti
Tujuan
operasi
adalah
menghentikan
infeksi
secara
permanen,
2.13 KOMPLIKASI
Tendendi otits media medapat komplikasi tergantung pada kelianan
patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang
resisten
dan
kurang
efektifnya
pengobatan
akan
menimbulkan
B. Komplikasi Intrakranial
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Abses subdural
4. Meningitis
5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis
Shambough (1980) membagi atas komplikasi meningeal dan non
meningeal :
A. Komplikasi meningeal
1. Abses ekstradural dan abses perisinus
2. Meningitis.
3. Trombofle bitis sinus lateral
4. Hidrosefalus otitis
5. Otore likuor serebrospinal
B. Komplikasi non meningeal.
1. Abses otak.
2. Labirinitis.
3. Petrositis.
4. Paresis fasial.
Labirin juga dapat dianggap sebagai jalan penyebaran yang sudah ada
begitu telah terinfeksi, menyebabkan mudahnya infeksi ke fosa kranii
media. Jalan lain penyebaran ialah melalui tromboflebitis vena emisaria
menembus dinding mastoid ke dura dan sinus durameter. Tromboflebitis
pada susunan kanal haversian merupakan osteitis atau osteomielitis dan
merupakan faktor utama penyebaran menembus sawar tulang daerah
mastoid dan telinga tengah.
BAB 3
KESIMPULAN
pengobatan.
Pada
OMSK
benigna
aktif
prinsip
Pada
OMSK
maligna
memerlukan
operasi,
meliputi
dengan
pendekatan
ganda
(combined
approach
DAFTAR PUSTAKA