Anda di halaman 1dari 3

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

BAB I
PENDAHULUAN

Industri Pertambangan merupakan salah satu industri yang mempunyai


resiko yang tinggi (kerugian). Dalam usaha pemanfaatan sumberdaya
mineral/bahan
galian
untuk
kesejahteraan
masyarakat
dan
pengembangan suatu daerah, diperlukan suatu usaha pertambangan.
Agar usaha pertambangan tersebut dapat berjalan dan memperoleh
keuntungan, maka potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang ada
harus diketahui dengan pasti, begitu juga terhadap resiko yang ada,
yang dapat dirinci sebagai resiko geologi, resiko ekonomi-teknologi, dan
resiko lingkungan, harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil.
Dalam usaha untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral/bahan galian
yang ada serta mengidentifikasi kendala alami maupun kendala
lingkungan yang mungkin ada, maka perlu dilakukan eksplorasi terlebih
dulu. Jadi kegiatan eksplorasi merupakan suatu kegiatan penting yang
harus dilakukan sebelum suatu usaha pertambangan dilaksanakan. Hasil
dari kegiatan eksplorasi tersebut harus dapat memberikan informasi
yang lengkap dan akurat mengenai sumberdaya mineral/bahan galian
maupun kondisi-kondisi geologi yang ada, agar studi kelayakan untuk
pembukaan usaha pertambangan yang dimaksud dapat dilakukan
dengan teliti dan benar (akurat).
Kegiatan eksplorasi mineral/bahan galian terutama bertujuan untuk
memperkecil atau mengurangi resiko geologi. Untuk itu kegiatan eksplorasi
harus dapat menjawab pertanyaan mengenai :
1. Apa (mineral/bahan galian) yang dicari ?
2. Dimana (mineral/bahan galian) tersebut terdapat? Baik secara geografis
maupun letak/posisinya terhadap permukaan bumi (di atas permukaan, di
bawah permukaan, dangkal/dalam, di bawah air ?).
3. Berapa (sumberdaya/cadangannya), bagaimana kadar, penyebaran, dan
kondisinya ?

Pendahuluan :

I -1

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

4. Bagaimana kondisi
hidrogeologi) ?.

lingkungannya

(karakteristik

geoteknik

dan

Dalam pelaksanaannya, kegiatan eksplorasi memanfaatkan sifat-sifat fisika


dan kimia batuan, tanah, unsur dan mineral/bahan galian yang ada, seperti
sifat : kemagnetan, kerapatan (density), kelistrikan, keradioaktifan, distribusi
dan mobilitas unsur, serta memanfaatkan teknologi yang tersedia seperti :
metode magnetik, seismik dan gaya berat, elektrik (resistivity, self potential,
induce polarisation, magneto-telluric, mess a la mase), radioaktif, dan
metode geokimia (geobotani dan hidrokimia).
Metode-metode tersebut (metode tak langsung) terutama diterapkan pada
ekplorasi tahap awal, dimana daerah cakupannya sangat luas dan waktu
maupun biaya yang tersedia cukup terbatas. Kadang-kadang juga dilakukan
survei langsung untuk sampling awal (grab sampling, chip sampling, stream
sediment sampling, dll.).
Sedangkan pada tahap lanjutan atau detail, diterapkan metode langsung,
yaitu dengan cara survei langsung mulai dari pemetaan, pembuatan parit uji
dan sumur uji, dan pemboran, yang dilengkapi dengan pengambilan conto
secara sistematik pada badan bijih/cebakan bahan galian yang
bersangkutan. Conto-conto tersebut lalu dianalisis secara kimia di
laboratorium untuk mengetahui kadar atau kualitasnya, yang selanjutnya
data tersebut digunakan dalam perhitungan potensi atau cadangan.
Hasil dari setiap tahapan eksplorasi dipakai untuk mengambil keputusan
apakah pekerjaan eksplorasi tersebut diteruskan ke tahap yang lebih lanjut
(daerah prospek ditemukan) atau tidak dilanjutkan (tidak ada indikasi daerah
prospek). Dengan demikian resiko kerugian yang besar dalam melakukan
eksplorasi dapat dihindari, hanya kalau hasilnya menjanjikan, dalam hal ini
terdapat suatu harapan yang besar akan ditemukannya cadangan yang
dapat ditambang (mineable-bankable-economic), maka kegiatan eksplorasi
dilanjutkan ke tahap yang lebih detail.
Dalam mempelajari, merencanakan, dan melaksanakan eksplorasi banyak
bidang ilmu dan teknologi yang terlibat yang harus dimengerti dan dikuasai
oleh seorang insinyur eksplorasi, antara lain : geologi (tektonik-petrologistruktur-stratigrafi), analisis mineralogi secara mikroskopi maupun dengan
bantuan alat-alat elektronik (XRD-LGC-GC-AAS-EMS), statistik, pemetaan,
pemboran, sampling, perhitungan cadangan, geostatistik, pemodelan dengan
bantuan software, manajemen, sistem informasi geografis, sampai pada
analisis keekonomiannya.

Pendahuluan :

I -2

Buku Ajar Mata Kuliah TEKNIK EKSPLORASI

Selain menguasai konsep eksplorasi, seorang insinyur eksplorasi juga harus


mampu menerapkan teknologi eksplorasi yang tersedia secara langsung di
lapangan, misalnya melakukan pengukuran geofisika dan interprestasinya,
survei geokimia dan interprestasinya, survei pengukuran geodetik,
pemboran, sampling, dan penanganan conto, serta tentu saja kemampuan
dalam mengintegrasikan dan menginterprestasikan data hasil kegiatan
eksplorasi, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan studi
kelayakan tambang.
Kuliah teknik eksplorasi ini merupakan suatu integrasi dari kuliah-kuliah
lainnya dalam bidang geologi, genesa bahan galian, teknologi eksplorasi,
pemboran dan sampling, perhitungan cadangan, dan analisis keekonomian.

Pendahuluan :

I -3

Anda mungkin juga menyukai