Anda di halaman 1dari 51

BUKU AJAR

MATEMATIKA TEKNIK

MATRIKS

KELOMPOK VI
DENDI VIDYA SAPUTRA
(140534601865)
DENI HARIANTO
(140534601358)
DEWI AISHA SUDIRO
(140534606623)
DODDY SUPRATONO
(140534601989)
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2014

OFFERING A

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan ridha Allah SWT buku ajar Matematika


Teknik bab Matriks ini dapat diselesaikan. Buku ajar ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah matematika
teknik 2.
Terselesaikannya buku ajar ini tidak lepas dari dukungan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing dan juga
pengarahan dalam proses penyusunan buku ajar ini, serta kepada
kedua orang tua kami yang telah membantu baik moral maupun
materiil dalam penyusunan buku ajar ini.
Dalam buku ajar ini, kami sebagai penyusun masih merasa
belum maksimal dalam mengerjakan buku ajar ini. Maka dari itu kami
mohon maaf apabila ada kekurangan dalam buku ajar ini.

Malang, 20 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................
ii
Definisi ...................................................................................................
1
Notasi Matriks.........................................................................................
2
Kesamaan Matriks .................................................................................
2
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks .................................................
3
Perkalian Matriks ...................................................................................
3
Transpose Matriks ..................................................................................
7
Matriks Matriks Khusus .......................................................................
7
Determinan Matriks Bujur Sangkar ........................................................
10
Adjoin Matriks Bujur Sangkar .................................................................
12
Invers Matriks Bujur Sangkar .................................................................
13
Pemecahan Sistem Persamaan Linear ...................................................
16
Metode Eliminasi Gauss .........................................................................
19
Nilai Eigen dan Vektor Eigen ..................................................................
23
RANGKUMAN ..........................................................................................
30

Definisi
Matriks adalah sekumpulan bilangan riil ( atau elemen ) atau kompleks yang
disusun menurut baris dan kolom sehingga membentuk jajaran ( array ) persegi panjang.
Matriks yang mempunyai m baris dan n kolom disebut matriks m x n ( yaitu m
kali n ) atau matriks berorde m x n.
Suatu matriks ditunjukkan dengan menuliskan jajarannya diantara kurung siku,
misalnya

5 7 2
6 3 8

adalah matriks 2 x 3, yaitu mtriks 2 kali 3 dengan 5,7,2,6,3,8

adalah elemen elemennya.


Perhatikan bahwa dalam menyatakan matriks, yang pertama adalah banyaknya
baris dan yang kedua adlah banyaknya kolom.

[ ]
5
2
7
6

6
3
8
7

4
2
7
5

adalah matriks berorde 4x3, yaitu matriks dengan 4 baris & 3

kolom.
Matriks hanyalah sekedar jajaran sekumpulan bilangan: tidak ada hubungan
arismetis antar elemen elemennya. Matriks berbeda dari determinan, karena tidak ada
harga numerik suatu matriks yang diperoleh dari perkalian antar elemennya. Juga, pada
umumnya baris dan kolom tidak dapat dipertukarkan seperti dalam determinan.
Matriks baris ( line matrix ): suatu matriks baris hanya terdiri dari satu baris
saja.
Contoh,

[ 4 3 7 2 ] adalah matriks berorde 1x4.

Matriks kolom ( column matrix ): suatu matriks kolom hanya terdiri dari satu
kolom saja.

Contoh,

[]
6
3
8

adalah matriks kolom berorde.

Untuk menghemat tempat, matriks kolom seringkali dituliskan dalam satu garis,
tetapi diberi kurung kurawal. Contoh, {6
3
8} menyatakan matriks yang sama
dengan matriks kolom berorde 3x1.

Untuk menyatakan Jkoordinat x dan y sebuah titik relative terhadap sumbu x dan
y, kita menggunakan matriks baris sederhana, walaupun dalam hal ini biasanya kita
menggunakan kurung biasa.J Sebagai contoh, jika P adalah titik koordinat (3, 5) maka
angka 3 menyatakan koordinat x dan angka 5 menyatakan koordinat y. Tetapi dalam
matriks pada umumnya tanda koma yang memisahkan elemen elemennya tidak
dicantumkan.j
Matriks berelemen tunggal : sebuah matriks dapat dipandang sebagai matriks
berukuran 1x1, yaitu matriks yang hanya mempunyai 1 baris dan 1 kolom saja.
Notasi dua indeks : Masing masing elemen suatu matriks memiliki alamat
atau tempat yang dapat ditentukan dengan menggunakan system dua-indeks, indeks
pertama menyatakan baris dan indeks kedua menyatakan indeks kolom. Dengan
demikian :

a11 a12 a13 a 14


a21 a22 a23 a 24
a31 a32 a33 a 34

a23 menunjukkan elemen yang terletak pada baris kedua dan kolom ketiga.

Notasi Matriks : Jika tidak menimbulkan keragu raguan, keseluruhan matriks dapat
dinyatakan dengan sebuah elemen umum yang dituliskan dalam kurung siku, atau
dengan sebuah huruf yang dicetak tebal. Penulisan ini singkat dan rapih, dan juga
menghemat banyak huruf dan tempat. Sebagai contoh,

a11 a12 a13 a 14


a21 a22 a23 a 24
a31 a32 a33 a 34

Serupa dengan itu,

dapat dinyatakan dengan [ aij ] atau [a] atau dengan A saja.

[]
xi
x2
x3

dapat dinyatakan dengan [

x ij

] atau [x] atau dengan X

saja.
Untuk menyatakan matriks (m x n) akan kita gunakan huruf besar tebal,
misalnya A. Untuk matriks baris atau matriks kolom kita gunakan huruf kecil tebal,

misalnya x. (Dalam tulisan tangan, cetak tebal dapat digantikan dengan garis
bergelombang dibawah huruf yang bersangkutan, misalnya A atau x).
Kesamaan Matriks : menurut definisinya, dua matriks dikatakan sama jika semua
elemen yang bersesuaian letak sama. Karena itu kedua matriks tersebut harus pula
berorde sama.

Jadi, jika

maka

a11

= 6;

a13

aij

]=[

a11 a12 a13


a21 a22 a23
= 4;

a12

Dengan demikian, jika [

4 6 5
2 3 7

= 5;
x ij

a21

= 2; dan seterusnya.

] maka [

aij

]=[

x ij

] untuk semua harga i

dan j.

Penjumlahan dan Pengurangan matriks : agar dua matriks dapat dijumlahkan atau
dikurangkan, maka orde keduanya haruslah sama. Selanjutnya jumlah atau selisihnya
diperoleh dengan menambahkan atau mengurangkan elemen elemennya yang
bersesuaian.

Contoh :

dan

4 3 2
5 7 6

] [

1 8 9
3 5 4

] [

3 7 1
2 10 5

6 5 12
9 4 8

3 2 12
7 6 13

] [
=

][

4+1 2+8 3+9 5 10 12


5+3 7+5 6+4 8 12 10

] [
=

63 57 121
92 410 8+5

Perkalian Matriks :
a) Perkalian dengan skalar : Mengalikan matriks dengan sebuah bilangan (yaitu
skalar) berarti mengalikan masing masing elemennya dengan bilangan
tersebut.

Contoh : 4 x

aij

] =[

3 2 5
6 1 7

yaitu secara umum, k[

12 8 20
24 4 28

kaij

Kebalikannya juga berlaku, yaitu kita dapat mengeluarkan faktor yang sama dari
setiap elemen, bukan hanya dari satu baris atau kolom dalam determinan.

Karena itu

10 25 45
35 25 50

dapat dituliskan sebagai 5x

2 5 9
7 3 10

b) Perkalian dua buah matriks : Dua buah matriks dapat dikalikan, satu terhadap
yang lain, hanya jika banyaknya kolom dalam matriks yang pertama sama
dengan banyaknya baris dalam matriks yang kedua.

Contoh A = [

aij

maka A . b =

]=

a11 a12 a13


a21 a22 a23

a11 a12 a13


a21 a22 a23

dan b = [

bi

]=

[]
b1
b2
b3

[]
b1
b2
b3

a11 b1 + a12 b2 + a13 b3


a21 b 1+ a22 b 2+ a23 b 3

yaitu masing masing elemen matriks A dalam baris yang atas dikalikan
dengan elemen yang bersesuaian dalam kolom pertama matriks b dan kemudian semua
hasil-kalinya dijumlahkan. Serupa dengan itu, baris kedua dari hasil-kali kedua matriks
diperoleh dengan mengalikan masing masing elemen dalam baris kedua matriks A
dengan elemen yang bersesuaian dalam kolom pertama matriks b.
Contoh 1 :

4 7 6
2 3 1

[]
8
5
9

4.8+7.5+6.9
2.8+3.5+1.9

] [
=

][ ]

32+35+54 = 121
16+ 15+9
40

Serupa dengan itu,

2 35 1
4 60 7

[]
3
4
2
9

6+12+10+9
12+6 +0+7

] [ ]
=

37
99

Contoh 2 :

Jika A = [

aij

Maka A.B =

[ ]
[ ]
[
[
1 5
2 7
3 4

]=

1 5
2 7
3 4

bij

dan B = [

8 4 3 1
2 5 8 6

18 29 43 31
30 43 62 44
32 32 41 27

8 4 3 1
2 5 8 6

1.8+ 5.21.4 +5.51.3+ 5.81.1+5.6


2.8+ 7.22.4 +7.52.3+ 7.82.1+7.6
3.8+ 4.2 3.4+ 4.53.3+ 4.8 3.1+4.6
8+ 10 4+ 253+ 40 1+30
16 +14 8+35 6+56 2+ 42
24+8 12+20 9+32 3+24

]=

Perhatikan bahwa perkalian matriks ( 3 x 2 ) dengan matriks ( 2 x 4 )


menghasilkan matriks berorde ( 3 x 4 ).
Yaitu orde ( 3 x 2 ) x orde ( 2 x 4 )

orde ( 3 x 4 ).

(sama)
Secara umum, perkalian matriks ( l x m ) dengan ( m x n ) akan menghasilkan
matriks berorde ( l x n ).

Jika A =

A.B

2 4 6
3 9 5

[ ]
[ ]
7 1
2 9
4 3

dan B =

7 1
2 9
4 3

2 4 6
3 9 5

14 8+24 2+36+18
21 18+ 203+ 81+15

30 56
2 99

Contoh 3 :
Jelaslah bahwa suatu matriks hanya dapat dikuadradkan jika matriks tersebut
merupakan matriks bujur sangkar, yaitu matriks dengan banyak barisnya sama dengan
banyak kolomnya.

[ ]
4 7
5 2

Jika A =

A2 =

[ ] [ ]
4 7
5 2

16 +35 28+14
20+10 35+ 4

4 7
5 2

] [
=

51 42
30 39

Ingatlah bahwa perkalian hanya didefinisikan jika

Banyaknya kolom dalam matriks pertama = banyaknya baris dalam kolom kedua

Benar. Jadi

1 5 9
4 9 7

] [
.

2 3 5
6 7 1

tidak ada artinya

Jika A adalah matriks ( m x n )


maka perkalian A . B dan B . A keduanya mungkin
dilakukan
dan B adalah matriks ( n x m )

Contoh :

Jika A =

1 2 3
4 5 6

maka A.B =

dan B.A

=.

[ ]
[ ]

dan B =

1 2 3
4 5 6

7 10
8 11
9 12

7 10
8 11
9 12

7+16+27 10+ 22+ 36


28+ 40+54 40+55+72

] [
=

]
[ ]
[
]
[ ]
7 10
8 11
9 12

1 2 3
4 5 6

7+ 4014 +50 21+60


8+44 16 +55 24+66
9+ 48 18+60 27+72
47 64 81
52 71 90
54 78 99

50 68
122 167

Perhatikan bahwa dalam perkalian matriks, A.B B.A, yaitu perkalian matriks nonkomunitatif. Urutan factor dalam perkalian sangatlah penting !

Dalam perkalian A.B,

B dikalikan-kiri ( pre-multiplied ) dengan A

dan

A dikalikan-kanan ( post-multiplied ) dengan B

Transpose Matriks : Jika baris dan kolom suatu matriks dipertukarkan,


maksudnya :

baris pertama menjadi kolom pertama


baris kedua menjadi kolom kedua
baris ketiga menjadi kolom ketiga, dan seterusnya

maka matriks baru yang terbentuk disebut transpose dari matriks semula. Jika matriks
semula adalah A, maka transposenya dinyatakan dengan atau
A

menggunakan notasi yang terakhir

Jika A =

[ ]
4 6
7 2
2 5

maka

4 7 2
6 9 5

Karena itu, jika diberikan


A

Maka A . B

2 7 6
3 1 5

35 79
20 32

[ ]
4 0
3 7
1 5

dan B =

T
; ( A. B

35 20
79 32

Matriks Matriks Khusus :


a) Matriks bujur sangkar adalah matriks berorde m x m.

A T . Kita akan

Contoh

[ ]
1 2 5
6 8 9
1 7 4

adalah matriks 3 x 3

aij

Matriks bujur sangkar [


Contoh

[ ]
1 2 5
2 8 9
5 9 4

] disebut simetrik jika

aij

a ji

yaitu matriks tersebut simetris terhadap diagonal


utamanya
AT

Perhatikan bahwa disini berlaku A =


Matriks bujur sangkar [

contoh :

0
2 5
2
0 9
5 9 0

Dalam hal ini, A =

aij

] disebut

anti simetrik jika

aij

=-

a ji

AT

b) Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya sama
dengan nol, kecuali elemen pada diagonal utamanya, jadi,
5 0 0
0 2 0
0 0 7

[ ]

c) Matriks satuan matriks diagonal yang semua elemen diagonal utamanya sama
dengan satu, yaitu,

[ ]
1 0 0
0 1 0
0 0 1

Matriks satuan dinyatakan dengan I.

Jika A =

[ ]
5 2 4
1 3 8
7 9 6

[ ]
1 0 0
0 1 0
0 0 1

dan I =

maka A . I =

[ ]
5 2 4
1 3 8
7 9 6

Yaitu A . I = A
Serupa dengan itu, jika kita bentuk perkalian I . A kita peroleh

I.A

[ ] [ ]
[
]
[ ]
1 0 0
0 1 0
0 0 1

5 2 4
1 3 8
7 9 6

5+ 0+0 2+0+0 4+ 0+ 0
0+1+0 0+3+ 0 0+8+0
0+0+7 0+ 0+9 0+0+ 6
5 2 4
1 3 8
7 9 6

=A

Jadi sifat matriks satuan I sangat mirip dengan bilangan satu dalam ilmu hitung
dan aljabar biasa.
d) Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya sama dengan nol.
0 0 0
Yaitu 0 0 0 dan dinyatakan dengan 0 atau cukup 0 saja
0 0 0

[ ]

Jika A . B = 0, kita tidak dapat menarik kesimpulan bahwa A = 0 atau B = 0.

karena jika A =

2 1 3
6 3 9

dan B =

10

[ ]
1 9
4 6
2 4

maka A . B

[ ]
1 9
4 6
2 4

2 1 3
6 3 9

2+4 6
18 6 12
6+12 18 54 18 36

] [ ]
=

0 0
0 0

Jelas bahwa A . B = 0, tetapi A 0 dan B 0.

Berikut ini adalah ulangan pendek. Kerjakan tanpa melihat lagi


kedepan.
1. Jika A =

4 67 5
3 19 4

dan B=

2 8 3 1
5 2 4 6

Tentukan (a) A + B dan (b) A-B

2. Jika A =

[ ]
4 3
2 7
6 1

dan B=

Tentukan (a) 5A;

3. Jika A =

[ ]
2 6
5 7
4 1

5 9 2
4 8 8

(b) A . B ; (c) B . A

dan B=

[ ]

4. Jika diberikan A =
(b) A .

3 2
0 7
2 3

4 2 6
1 8 7

maka A . B = . . . . . .

maka tentukanlah (a)

AT

dan

AT

Determinan matriks bujur sangkar. Determinan matriks bujur


sangkar adalah determinan yang mempunyai elemen elemen yang
sama dengan matriks tersebut. Sebagai contoh,

11

Determinan dari

[ ]
5 2 1
0 6 3
8 4 7

[ ]
5 2 1
0 6 3
8 4 7

adalah

Dan harga determinan ini adalah


= 5(42-12) 2(0-24) + 1(0-48)
= 5(30) 2(-24) + 1(-48) = 150 + 48 48 = 150

[ ]
5 0 8
2 6 4
1 3 7

Perhatikan bahwa matriks tranposenya adalah

determinan dari transpose ini adalah

[ ]
5 0 8
2 6 4
1 3 7

dan

yang harganya sama

dengan
5(42-12) 0(14-4) + 8(6-6) = 5(30) = 150
Hal ini menunjukkan bahwa determinan suatu matriks bujur sangkar
memiliki harga yang sama dengan determinan matriks transposenya.
Suatu matriks yang determinannya sama dengan nol disebut
matriks singular.

Harga determinan matriks adalah

[ ]
[ ]
3 2 5
5 7 9
1 8 6

Dan harga determinan matriks diagonal

Kofaktor. Jika A =

[ ai j ]

adalah .................

2 0 0
0 5 0
0 0 4

adalah ...............

adalah matriks bujur sangkar, kita dapat

membentuk determinan elemen elemennya adalah

12

a11 a12 a13


a21 a22 a23

a31 a32 a33


a3 n

an 1 an 2 a n3
||

a1 n
a2 n

nn

Masing masing elemen memberikan kofaktor, yang tidak lain


daripada minor elemen dalam deeterminan bersama sama dengan
tanda tempat-nya, yang rinciannya telah dijelaskan dalam progam
sebelum ini.

Sebagai contoh , determinan matriks A =

Det A =

| A| =

| |
2 3 5
4 1 6
1 4 0

Minor elemen 2 adalah

[ ]
2 3 5
4 1 6
1 4 0

adalah

yang harganya sama dengan 45.

| |
1 6
4 0

= 0 24 = - 24

Tanda tempatnya +. Jadi kofakor elemen 2 adalah + (-24) yaitu -24


Serupa dengan itu, minor elemen 3 adalah

| |
4 6
1 0

= 0 - 6 = -6

Tanda tempatnya -. Jadi kofaktor elemen 3 adalah (6) = 6

Untuk masing masing elemen, minornya diperoleh dengan


menghilangkan baris yang muatan elemen yang bersangkutan dan
kemudian dibentuk determinan dari masing masing yang tersisa.
Tanda tempat yang sesuai diberikan oleh

13

+++ +++ +
+

Tanda plus dan minus bergantian, dimulai dengan tempat di sudut kiri
atas yang memuat tanda +. Jadi, dalam contoh diatas, minor elemen
6 adalah

| |
2 3
1 4

yaitu 8 3 = 5. Tanda tempatnya -. Sehingga

kofakkor elemen 6 adalah 5.

Dengan demikian, untuk matriks

7 1 2
6 5 4
3 8 9

, kofaktor elemen 3

adalah ....... dan kofaktor elemen 4 adalah ...............

Adjoin matriks bujur sangkar:

Jika kita mulai dengan A =

Det A =

| A|

[ ]
2 3 5
4 1 6
1 4 0

| |
2 3 5
4 1 6
1 4 0

, determinannya adalah

dari sini kita dapat membentuk matriks

baru C yang elemen elemennya kofaktor

C=

A 11 A 12
A 21 A 22
A 31 A 32
A 11

dengan
A ij

A13
A23
A33

adalah kofaktor

adalah kofaktor

aij

a11
dst.

14

A 11

=+

A 12

| |
1 6
4 0

=-

| |

A 13

A 21

=+

A 22

| |
3 5
4 0

=-

A 23

A 31

=+

A 32

| |
3 5
1 6

=-

A 33

= + (0 24) = -24
4 6
2 0

= - (0 6) = 6

=+

| |
4 1
1 4

= + (16 1) = 15

= - (0 20) = 20

| |
2 5
1 0

=+

= - (0 5) = +5

| |
2 3
1 4

= + (8 3) = +5

= + (18 5) = 13

| |
2 5
4 6

=+

= - (12 20) = 8

| |
2 3
4 1

= + (2-12) = - 10

Matriks kofaktornya adalah C =

Dan tranpose dari C, yaitu CT =

24 6
15
20 5 5
13
8 10

24 20 13
6
5
8
15 5 10

Matriks ni disebut matriks adjoin dari matriks A semula dituliskan adj.


A

15

Jadi, untuk memperoleh adjoin suatu matriks bujur sangkar A kita


harus
(a) Membentuk matriks kofaktor C
(b)Menuliskan transpose C, yaitu CT

Dengan demikian adjoin dari matriks

[ ]
5 2 1
3 1 4
4 6 3

adalah ..........

Invers matriks bujur sangkar


Adjoin suatu matriks bujur sangkar sangatlah penting, karena matriks
inimemungkinkan
untuk
membentuk
invers
matriks
yang
bersangkutan. Jika masing masing elemen dari matriks adjoin A

dibagi dengan harga determinan A yaitu | A| , (asal saja | A|


0), maka diperoleh matriks baru yang disebut invers dari matriks A
dan dituliskan dengan A-1.
Untuk matriks yang kita gunakan dalam bingkai yang lalu yaitu, A =

[ ]
2 3 5
3 1 6
1 4 0

Det A = | A| =

[ ]
2 3 5
3 1 6
1 4 0

= 2(20 24) 3(0 6) + 5(16 1) = 45

Matriks kofaktornya adalah C =

24 6
15
20 5 5
13
8 10

Dan matriks adjoin dari A, yaitu C =

Maka invers dari A diberikan oleh

16

24 20 13
6
5
8
15 5 10

A-1 =

[ ]
24
45
6
45
15
45

20
45
5
45
5
45

13
45
8
45
10
45

1
45

24 6
15
20 5
8
15 5 10

17

Jadi, untuk membentuk invers dari matriks bujur sangkar A:


(a) Hitung determinan A, yaitu

| A|

(b)Bentuk matriks C yang elemen elemennya adalah kofaktor


alemen | A|
(c) Tulislah transpose matriks C, yaitu CT untuk memperoleh adjoin
A
(d)Bagilah masing masing elemen CT dengan | A|
(e) Matriks terakhir yang diperoleh adalah matriks invers A-1 dari
matriks A semula
Marilah kita lihat pelaksanaannya secara terinci melalui sebuah
contoh.
1 2 3
Untuk memperoleh invers dari A = 4 1 5 ,
6 0 2

[ ]

(a) Pertama tama kita hitung determinan A, yaitu

| A| .

| A| = ..........
| A| =

[ ]
1 2 3
4 1 5
6 0 2

= 1(2 0) 2(8 30) + 3(0 6) = 28

(b)Sekarang kita bentuk matriks kofaktor . C = ......


A11 = +(20-1)=2; A12 = -(8-30)=22; A13 = +(0-6)= -6
A21 = -(2-0)=0;
A22 = +(2-18)=-16;
A23 = -(0-12)=12
A31 = +(10-3)=7; A32= -(5-12)=7; A33 = +(1-8)=-7;
(c) Kemudian kita tuliskan transpose matriks C untuk memperoleh
adjoin matriks A
2 4 7
22 16 7
Adj A = CT=
6 12 7

(d)Akhirnya, elemen elemen adj A kita bagi dengan harga


yaitu 28, untuk memperoleh A-1, invers matriks A.

18

| A| ,

A-1 =

1
28

2 4 7
22 16 7
6 12 7

Sekarang marilah kita lihat beberapa penggunaan invers.


Perkalian matriks bujur sangkar dengan inversnya.

Dari contoh sebelum ini telah kita lihat bahwa A =

-1

Maka A =

2 4
7
1
22 16 7
28
6 12 7

19

[ ]
1 2 3
4 1 5
6 0 2

Sehingga

-1

A .A

1
= 28

1
= 28

Dan juga A . A-1

2 4
7
1
22 16 7
28
6 12 7

] [ ]
1 2 3
4 1 5
6 0 2

216+24
44+0
620+14
2224+ 42 4414 +0 6680+14
6+ 4842 12+12+0 18+6014
28 0 0
0 28 0
0 0 28

[ ]
1 0 0
0 1 0
0 0 1

=I

A-1 . A = I

[ ] [
1 2 3
4 1 5
6 0 2

2 4
7
1
22 16 7
28
6 12 7

[ ] [

1 2 3
1
= 28 4 1 5
6 0 2

2 4 7
22 16 7
6 12 7

= ................. Selesaikanlah

-1

A.A =

1
28

28 0 0
0 28 0
0 0 28

] [ ]
=

1 0 0
0 1 0
0 0 1

=I

A-1 . A = A . A-1 = I

Hasil ini memperlihatkan bahwa perkalian suatu matriks bujur


sangkar dengan inversnya, dalam urutan bagaimanapun, akan

20

menghsilkanm matriks satuan dalam orde yang sama dengan matriks


yang semula.

21

Pemecahan sistem persamaan linier


Tinjaulah sistem persamaan linear
a11 x 1
a12 x 2
a13 x3
+
+
+...+
a21 x 1

a n 1 x1

a22 x 2

an 2 x2

a23 x3

+...+

an 3 x3

a1 n xn

b1

a2 n x n

b2

ann x n

bn

+...+

Dari bekal kita tentang perkalian matriks, sistem persamaan diatas


dapat dituliskan dalam bentuk matriks
a11 a12 a13 a1 n
x1
b1
a21 a22 a23 a2 n
x2
b2

.
=

a n1 an 2 a n 3 nn
xn
bn
[ ]

[] []

Yaitu A . x = b
a11
Dengan A =

[]
x1
x2

xn

; dan b =

a12 a21 a 22

a1 n
a n1 an 2 a
nn
a2 n

; x =

[]
b1
b2

bn

Jika kedua kedua ruas persamaan matriks tersebut kita kaliakan


dengan invers ini, maka kita akan peroleh
A-1 . A . x = A-1 . b
I . x = A-1 . b yaitu x = ATetapi
A-1 . A = I
1

.b

Kita lihat bahw jika kita bentuk invers dari matrik koofisien dan
matriks b kita kalikan kiri (pre-multiply) dengan matriks invers ini,
maka akan kita peroleh matriks pemecahan x.
Contoh

Pecahkan sistem persamaan

22

x1

2 x2

x3

3 x1

4 x2

2 x3

5 x1

3 x2

=4
=2

5 x3

= -1

Pertama tama kita tuliskan sistem persamaan ini dalam bentuk


maktriks, maka kita dapatkan
x1
1 2
1
4
x
3 4 2 .
2
= 2
5 3
5
1
x3

Yaitu

] [] [ ]

x= A-1 . b

A .x = b

Langkah selanjutnya adalah mencari invers matriks A, dengan A


adalah matriks koofisien x. Kita akan mengetahui bagaimana
menentukan invers suatu matriks.

A1=

14 7
0
1
25 0
5
35
29
7 10

Karena | A|= 3 4 2 =1450+29=2964 | A|=35

Kofaktor
A 11 =+ (20+ 6 )=14 ; A12=( 15+10 ) =25 ; A13=+ ( 9+20 )=29
A 21=( 103 )=7 ; A 22 =+ ( 55 ) =0 ; A 23=( 310 )=7
A 31=+ (4+ 4 )=0 ; A32=(23 ) =5; A 33=+ (46 )=10

23

14 25 29
14 7
0
T
C 7
0
7 adj A=C = 25 0
5
0
5
10
29
7 10

adj A

14 7
0
0
5
29
7 10

1
Telah diperoleh | A|=35 A = | A| = 35 25

][ ]

14 7
0
4
1
x= A . b=
25 0
5 . 2 = .. kalikan
35
29
7 10 1
1

x=

[ ][ ]

2
1 70
105 = 3
35
140
4

Sehingga akhirnya

[][ ]

x1
2
x= x 2 = 3 x 1=2; x 2=3 ; x 3=4
x 3 4

Sekali anda telah mendapatkan inversnya, selanjutnya mudah, hanya


tinggal menghitung perkalian
x= A1 .b
Berikut ini diberikan satu contoh lagi, pecahkanlah dengan cara yang
sama jika
2 x 1x 2 +3 x 3=2
x 1+3 x 2x 3=11
2 x 12 x 2+ 5 x 3=3

24

Maka

x 1= ..; x 2= .. ; x 3= ..
x 1=1 ; x 2=5; x 3=3;

Pokok pokok langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

][ ] [ ]

2 1 3
x1
2
1
1 3 1 . x 2 = 11 yaitu A . x=b x= A . b
2 2 5
3
x3

det A=[ A ] =9

13 7 8
13 1 8
T
C= 1 4
adj
A=C
=
2
7 4
5
8 5
7
8 2
7

[
[

13 1 8
CT 1
A = = 7 4
5
| A| 9 8 2 7
1

x= A1 .b=

]
][ ] [ ] [ ]

13 1 8 2
1
1 9 1
7 4
5 . 11 = 45 = 5
9
9
8 2
7
3
27
3

[][ ]

x 1 1
x= x 2 = 5 x 1=1 ; x 2=5 ; x 3=3
3
x3

25

Metode Eliminasi Gauss untuk memecahkan sistem persamaan


linier

][ ] [ ]

a 11 a12 a13 a a1 n x 1
b1
a 21 a22 a23 a a2 n x 2
b2
.
.
.
.
. . . = . yaitu A . x=b
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
an 1 a n 2 an 3 a ann x n
bn

Semua hal yang diperlukan untuk memecahkan sistem persamaan


diatas dikandung oleh matriks koefisien A dan matriks kolom b. Jika
elemen elemen matriks b kita tuliskan dalam matriks A, maka kita
peroleh matriks yang diperluas (augmented matrix) B untuk sistem
persamaan tersebut.

a11 a12 a13 a a1 n


a21 a22 a23 a a2 n
.
.
.
.
yaitu B= .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
a n 1 an 2 an 3 a a nn

b1
b2
.
.
.
bn

(a) Sekarang kita eliminasikan elemen elemen dalam kolom


a11
pertama, kecuali elemen
, dengan jalan mengurangi baris
kedua dengan
dengan

a31 /a11

a21 /a11

kalibaris pertama dan mengurangi baris

kali baris pertama, demikian seterusnya.

(b)Langkah ini menghasilkan matriks baru yang berbentuk

26

a11 a 12 a13 a a1 n
0 a 22 a23 a a2 n
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
0 an 2 a n 3 a ann

b1
b2
.
.
.
bn

Proses tersebut kita ulangi lagi mengeliminasi elemen kolom


ci 2
kedua
mulai dari baris ketiga kebawah.
Barangkali dengan contoh langkah akan lebih jelas. Karena itu
pindahlah ke bingkai selanjutnya.

27

x 12 x 23 x 3=3

Contoh pecahkanlah
2 x 1x 2x 3=11
3 x1 2 x 2 + x 3=5

Persamaan ini dapat ditulis sebagai

1 2 3
2 1 1
3 2
1

] [] [ ]
.

x1
x2
x3

3
11
5

Matriks yang diperluas menjadi

1 2 3 3
2 1 1 11
3 2
1 5

2
1

Kurangi baris kedua dengan

ketiga dengan

3
1

kali baris pertama dan baris

kali baris pertama

Langkah ini memberikan

1 2
3 3
0 5
5 5
0 4 10 14

Sekarang kurangi baris ketiga dengan


baris kedua.
Matriksnya menjadi

28

4
5

, yaitu

4
5 , kali

1 2
3 3
0 5
5 5
0 0 6 18

Dengan langkah ini matriks koefisien x telah direduksi menjadi


matriks segitiga. Akhirnya, kita letakkan kolom kanan kembali ke
posisinya semula.

1 2 3
0 5 5
0 0
6

] [] [ ]
.

x1
x2
x3

29

3
5
18

Dengan subtitusi mundur , mulai dengan baris yang paling bawah kita
peroleh
6 x 3=18 x 3=3 x3 =3
5 x 2 +5 x 3 =55 x 2=5+ 15=20 x2 =5
x 1+2 x 23 x 3=3 x 18+ 9=3 x1 =2
perhatikan bahwa dalam mengolah matriks yang diperluas, jika
dikehendaki kita boleh
(a) Mempertukarkan dua baris
(b)Mengalikan baris dengan faktor yang tidak nol
(c) Menambahkan (atau mengurangakan) kelipatan salah satu baris
dengan (atau dari) baris lain.
Operasi ini diperkenankan karena kita menangani koefisien koefisien
dari kedua ruas persamaan.
Contoh pecahkanlah sistem persamaan berikut

x 14 x 22 x 3=21

2 x 1 + x 2+ 2 x 3=3
3 x1 +2 x 2x 3=2
Pertama tama kita tuliskan persamaan diatas dalambentuk matriks,
yaitu..............................

1 4 2
2 1
2
3 2 1

Matriks yang diperoleh .................................

1 4 2 21
2 1
2 3
3 2 1 2

30

31

Sekarang kita dapat mengeliminasi koefisien

x1

dari baris kedua

dan ketiga dengan .................... dan...............


Mengurangi baris kedua dengan 2 kali baris pertama
Dan baris ketiga 3kali baris pertama

Sehingga matriksnya menjadi

1 4 2
21
0 9
6 39
0 14 5
65

Selanjutnya kita kurangi baris ketiga dengan ..................kali


baris kedua
14
9 matriksnya menjadi
Jika kita lakukan langkah ini,

1 4
2
21
0 9
6 39
0 0 4,33
4,33

Kembalikan ke dalam bentuk persamaan matriks

1 4
2
0 9
6
0 0 4,33

] [] [ ]
.

x1
x2
x3

21
39
4,33

Dengan mulai dari bawah, kita dapat memperoleh


penyelesaiannya
x 1=
x 2=
x 3=

x 1=3 ; x2=5 ; x 3=1


Berikut ini kita akan membahas sesuatu hal yang agak berbeda.

32

Nilai eigen dan Vektor eigen


Seringkali dalam penerapan matriks untuk persoalan teknik yang
menyangkut gandengan osilasi atau vibrasi, kita jumpai persamaan
dalam bentuk
A . x= x

Dengan

A= [ aij ]

adalah

matriks bujur sangkar dan

bilangan (skalar). Jelas bahwa

adalah

x=0

Adalah solusi untuk berapa pun harga

dan biasanya solusi ini

tidak banyak gunanya. Untuk solusi non trival, yaitu

x 0 , harga

yang memenuhi persamaan itu disebut nilai eigen, atau nilai

kharakteristik, atau akar laten dari matriks A dan solusi yang


bersesuaian dengan persamaan yang diberikan A . x= x
Disebut vektor eigen atau vektor karakteristik dari A.
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam bentuk sistem persamaan
yang terpisah, kita peroleh

[
Yaitu

a 11 a12 a1 n
a 21 a22 a 2n
.
.
.
.
.
.
.
.
an 1 a n2 ann

] [] []
.

x1
x2
.
.
xn

x1
x2
.
.
xn

a11 x 1+ a12 x 2 + .+a1 n x n= x 1


a21 x 1 +a 22 x2 + .+ a2 n x n= x 2
an x 1+ an 2 x 2 + .+a nn x n= x n

Bila ruas kanan dipindahkan ke ruas kira, persamaannya menjadi

33

a
.
( 11) x 1 + a21 x 1 + .
.
a n x 1+
a
.
.
( 22)x 2 +
.
an 2 x2 +

.
.
.
a 12 x 2+
.
.
.

.
.
.
.
.
.

. +a1 n x n=0
. + a2 n x n=0
.
.
.
.
.
.
. +a nn x n=0

Yaitu

34

a
( 11)
.
a21 x1 + .
.
an1
a12
a
( 22)
.
.
.
an 2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
a 1n
a 2n
.
.
.
a

nn

35

A . x= x menjadi A . xx=0

Atau

( A I ) x=0

Perhatikan, kita sisipkan matriks satuan kedalam persamaannya


karena matriks hanya dapat dikurangi dengan matriks lagi.
Agar sistem persamaan linier homogen ini (yaitu semua konstanta
diruas kanan sama dengan nol). Mempunyai solusi non trivial, maka
haruslah | AI|=0 .

36

a
( 11)
.
a21 x 1 + .
.
a n1
a12
a
( 22 )
.
.
.
an 2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
a1 n
a2 n
.
.
.
a

nn

=0

| AI|=

37

| AI|

disebut determinan karakteristik dari A dan

| AI|=0

disebut
persamaan
karakteristiknya.
Dengan
menjabarkan
determinan tersebut, akan kita peroleh sebuah polinomial derajat n
,
dan pemecahan persamaan karakteristiknya memberi harga
yaitu nilai eigen dari A.
Contoh 1. Mencari nilai eigen dari matriks

A= 4 1
2 1

A . x= x yaitu ( A I ) x=0

Determinan karakteristik

(4 )

1 2
1
| AI|=

Persamaan karakteristik

| AI| x=0
(4) ( 1 )+ 2=0 45 + 2+2=0
2
5 +6=0 (2) ( 3 )=0

=2 atau3 1=2 ; 2=3

Contoh 2. Mencari nilai eigen dari matriks

38

2 3 2
A= 1 4 2
2 10 5

Determinan karakteristiknya adalah ..............................

(2)
3
2
1
(4)
2
2
10
(5 )

Jabaran determinan ini memberikan

( 2 ) { ( 4 ) (5 )+ 20 }3 {(5 ) +4 }2 {102 ( 4 ) }
( 2 ) {20+ + 2 +20 } +3 (1+ )2(2+2 )
( 2 ) { + } +3 (1+ )4 (1+ )
2

( 2 ) ( +1 )( 1+ )=( 1+ ) ( 2 1 ) =(1+ )(1)


Persamaan karakteristik :

( 1+ ) ( 1 )2=0 =1; 1 ; 1

x 1=1 ; x 2=1 ; x 3 =1

Yang berikut ini untuk anda

Tentukan nilai eigen dari matriks

1 1 0
A= 1
2
1
2 1 1

Kerjakanlah menurut langkah langkah yang sama seperti diatas.


=
x 1=1 ; x 2=1 ; x 3 =2
Penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

39

Persamaan karakteristik :

(1) 1
0
=0
1
(2)
1
2
1
(1)

( 1 ) { ( 2 )(1 )1 } +1(1 +2)+ 0=0

( 1 ) { 23 } +1=0
1=0 atau 22=0
1=0 atau ( +1 )( 2 )=0 yaitu =1 atau 2

x 1=1 ; x 2=1 ; x 3 =2

Vektor eigen : untuk setiap nilai eigen yang diperoleh terdapat solusi
x yang bersesuaian dengannya, yang disebut faktor eigen. Dalam
bahasa matriks, istilah vektor menyatakan matriks baris atau
matriks kolom.
Contoh 1. Tinjaulah persamaan

[ ]

A . x= x dengan A= 4 1
3 2

Persamaan karakteristiknya adalah

( 4 ) ( 2 ) 3=0 26 +5=0
( +1 )( 5 ) =0 =1 atau5
1=1 ; 2=5
Untuk

1=1

persamaan

40

( 4)
1
3
(2)

A . x= x menjadi

=0

[ ][ ] [ ]
4 1 . x1 =1 . x 1
3 2 x2
x2

4 x1 + x 2=x 1
3 x 1 +2 x2 =x2

Persamaan

diatas

yang

pun

akan

x2

selalu

x 2=3 x 1

memberikan

x1

Hasil ini menyatakan bahwa berapa pun nilai


3

mana

, nilai

kalinya. Dengan demikian , vektor vektor eigen dalam bentuk

[ ]

x 1=

k
3 k

merupakan bentuk umum dari sekian banyak vektor eigen

[ ]

x 1=

yang demikian. Vektor eigen yang paling sederhana adalah

1
3

.
2=5

Untuk

, akan diperoleh hasil yang serupa. Tentukanlah vektor

eigennya dengan cara yang sama.


x 2=

x2 =

[]

Karena, jika

k
k

adalah solusi umum ;

2=5

x2 =

[]
1
1

adalah salah satu

[ ] [] [][ ]
4 1
3 2

4 x 1+ x 2=5 x 1

x1
x
5 x1
=5 1 =
x2
x2 5 x2

x 1=x 2

x 2=

[]
1
1

solusi
Jadi ,
dengan

[ ]

x 1= 1
3

adalah vektor eigen yang bersesuaian

1=1

41

adalah

Dan

[]

x 2= 1
1

adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan

2=5
Contoh 2. Tentukan nilai eigen dan vektor eigen untuk persamaan

2 0 1
A . x= x dengan A= 1 4 1
1 2 0

( 2)
0
1
1
(4) 1
Persamaan karakteristiknya adalah
1
2

2+ ( 4 ) }=0
( 2 ) { ( 4 )+ 2 } +1{
( 2 ) { 24 +2 }+(2)=0
2

( 2 ) { 4 +3 }=0
=1, 2,3

Untuk

][ ] [ ]

x1
1 0 1
0
1=1 1 3 1 . x 2 = 0
1 2 1 x 3
0

x 1+ x 3=0 x 3=x1
x 1 +2 x2 x3 =0 x 1+2 x 2+ x 1=0 x 2=0

42

[]

1
x 1= 0
1
1=1

adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan

Untuk

][ ] [ ]

x1
0 0 1
0
2=2 1 2 1 . x2 = 0
1 2 2 x3
0

Jadi, vektor eigen yang bersesuaian dengan

x2 =

[]

x1 = 2x2.

, vektor eigennya dapat dicari dengan jalan serupa, dan

diperoleh

X3 =

Untuk

adalah

2
1
0

kerena x3= 0 dan x1 + 2x2 x3 = 0


Untuk

2=2

[]
1
2
1

][ ] [ ]

x1
1 0 1
0
3 =3 1 1 1 . x 2 = 0
1 2 3 x 3
0

x 1+ x3 =0 x 3=x 1
x 1 + x 2x 3=0 2 x 1+ x 2=0 x 2=2 x 1
Bila kita kumpulkan kembali hasilnya, kita peroleh

43

x1 =

[]
1
0
1

adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen

1=1

x2 =

[]
2
1
0

adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen

2=5

x3 =

[]
1
2
1

adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen

3 =3
Satu soal yang berikut adalah untuk anda kerjakan sendiri. Caranya
sama seperti tadi.

Jika A . x =

x dengan A =

1 1 0
1
2
1
2 1 1

dan nilai eigennya

Diketahui 1 = -1 , 2 = 1 dan 3 = 2, tentukanlah vector eigennya yang sesuai.


x1 = ..

Dengan menggunakan

x2 =

(1 )
1
0
1
(2 )
1
2
1
(1 )

x3 =

] [ ][]
.

x1
0
x2 = 0
0
x3

dan dengan memasukkan harga berurutan serta mengetahui cara mengalikan matriks
memberikan hasil seperti yang ditunjukkan diatas.
Seperti telah kita lihat , pengetahuan dasar mengenai matriks menyediakan jalan
yang bersih dan singkat untuk memecahkan sistem persamaan liniear. Dalam
prakteknya , koefesien koefesien numeriknya tidak selalu merupakan bilangan
sederhana ,demikian juga banyaknya persamaan tidak terbatas hanya sampai tiga. Untuk

44

soal yang lebih rumit , bantuan alat-alat hitung akan sangat menolong , tetapi prinsip
dasar penyelesaiannya tetap sama.
Sampai disini , hal yang masih harus anda kerjakan tinggallah memeriksa bagian
rangkuman dan mengerjakan latihan ujian. Soal soalnya tidak rumit dan didasarkan
atas hal-hal yang dibahas . anda tidak akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikannya.

45

Rangkuman
1.
2.
3.
4.
5.

Matriks jajaran bilangan (elemen) berbentuk persegi panjang.


Orde matrik berorde (m x n) memiliki m baris dan n kolom.
Matriks baris satu baris saja.
Matriks kolom satu kolom saja.
Notasi dua indeks a34 menyatakan elemen yang terletak pada
baris ke-3 dan kolom ke-4
6. Kesamaan matriks elemen yang berkesesuaian letak sama.
7. Penjumlahan dan pengurangan matriks menjumlahkan atau
mengurangkan elemen elemen yang bersesuaian letak. Jadi,
untuk penjumlahan dan pengurangan orde matriksnya harus
sama.
8. Perkalian matriks
(a) Pengali skalar setiap elemen dikalikan dengan bilangan yang
sama yaitu
a
ka
k [ ij ] = [ ij ] .
(b)Pengali matriks perkalian A . B
hanya mungkin jika
banyaknya kolom A sama dengan baris B.
g j
a b c
ag+bh+ ci aj+bk +cl
h k
.
=
d e f
dg+ eh+ fi dj+ ek + fl
i l

[ ]

9. Matriks bujur sangkar berorde (m x m)


(a) Simetrik

(b)Anti-simetrik

Jika

aij

a ji

Jika

aij

, contoh

a ji

, contoh

[ ]
[ ]
3 2 4
2 6 1
4 1 5

3
2 4
2 6 1
4 1 5

10.
Matriks diagonal semua elemennya sam dengan nol, kecuali
yang terletak pada diagonal utama.
11.
Matriks satuan matriks diagonal dengan semua elemen pada
diagonal utamanya sama dengan satu.
1 0 0
0 1 0 Matrik ini dinyatakan I
Yaitu
0 0 1

[ ]

12.
Matriks nol - semua elemennya sama dengan nol
13.
Transpose matriks baris dan kolom dipertukarakan. Transpose
A = AT

46

14.

Kofaktor minor elemen

| A|

beserta dengan tanda tempat

elemen yang bersangkutan.


15.
Adjoin matriks bujur sangkar A bentuk dahulu matriks kofaktor
elemen elemen | A| , yaitu C: maka adjoin matriknya A = CT,
yaitu transpose dari C.
adj A = CT
16.

Invers matriks bujur sangkar A


T
adj A
C
-1
A = |A| = | A|

17.

Perkalian matriks bujur sangkar dengan inversnya


A . A-1 = A-1 . A = I
18. Pemecahan sistem persamaan linear
A . x = b x = A-1 . b
19. Metode eleminasi Gauus ubahlah matriks yang diperluas
menjadi bentuk segitiga: kemudian gunakan subtitusi mundur.
20. Nilai eigen harga yang memenuhi A . x = x
21.

Vektor eigen -

solusi x yang bersesuaian dengan harga

tertentu.
--- Selamat Belajar ---

47

Anda mungkin juga menyukai