Baru perkiraan, hanya dari Blok Natuna D Alpha saja, Indonesia sudah memiliki
cadangan gas alam sebesar 200 triliun kubik gas alami. Selain Blok Natuna,
Indonesia masih memiliki beberapa blok-blok penghasil gas alam lainnya.
Sejarah Perusahaan Gas Negara (PGN)
Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari batu bara dan minyak
dengan teknik Catalytic Reforming yang tidak ekonomis mulai menggantinya
dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon. Konsumennya
adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk
pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturut-turut di
wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya
tahun 1994, dan Palembang tahun 1996.
Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun
1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara Perum dan
pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain
di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di
bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai
dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek
Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Bisnis PGN
1. Distribusi gas bumi
PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km,
menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk
restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di wilayah-wilayah yang
paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan keuntungan dari
penjualan gas kepada konsumen.
2. Transmisi Gas Bumi
Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi
sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi
ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk pengiriman gas
sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku selama 10-20
tahun. Unit Bisnis Strategis
Untuk mengawasi kegiatan operasional transmisi dan distribusi, PGN membagi
area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis
masing-masing:
SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan, Lampung hingga
Jawa Barat (termasuk Jakarta).
SBU Distribusi Wilayah II, mencakup area Jawa Timur.
SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru) dan
Kepulauan Riau (Batam).
SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa.
Kurtubi, analis minyak dan gas, mengatakan proses re-negosiasi LNG Tangguh
untuk harga formula harus dibawa ke tahap berikutnya meskipun harga minyak
jatuh menjadi ke level sekitar US $ 30.
Dalam kontrak selama 25 tahun untuk ekspor LNG ke China, harga telah
ditetapkan sebesar $ 2,40 per mmbtu, dengan penyesuaian kenaikan harga
minyak mentah.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air
conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok,
Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki
persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan
triliun kaki persegi(trillion cu ft) adalah :
1. Rusia = 1,680
2. Iran = 971
3. Qatar = 911
4. Arab Saudi = 241
5. United Arab Emirates = 214
6. Amerika Serikat = 193
7. Nigeria = 185
8. Aljazair = 161
9. Venezuela = 151
10. Irak = 112
11. Indonesia = 98
12. Norwegia = 84
13. Malaysia =75
14. Turkmenistan = 71
15. Uzbekistan = 66
16. Kazakhstan = 65
17. Belanda = 62
18. Mesir = 59
19. Kanada = 57
20. Kuwait = 56
Korversi Minyak Tanah ke Gas
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengulas kesuksesannya kala
memberlakukan program konversi minyak tanah menjadi gas di sela-sela acara
peresmian pengoperasian Terminal LPG milik Bosowa Group di Makassar,
Sulawesi Selatan, Sabtu (21/12/12) lalu.
JK menjelaskan, pemberlakuan konversi minyak tanah ke gas dilakukan untuk
mengurangi subsidi energi pada tahun 2005 yang dinilai hampir membuat
bangkrut negara.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberlakukan program konversi minyak
tanah menjadi gas.
Menurut JK, beberapa langkah yang diambil antara lain menaikkan harga BBM
(termasuk minyak tanah) hingga dua kali.
Kenaikan itu pun dilakukan dua hari menjelang puasa dengan pertimbangan
pada bulan tersebut, umumnya, masyarakat hanya memasak dua kali sehingga
kenaikan harga tidak terlampau memberatkan.
Setelah itu pemerintah melalui survei menemukan fakta bahwa belanja minyak
tanah yang dilakukan masyarakat setiap pekan umumnya berada dikisaran Rp
15.000.
Sehingga ada upaya untuk membuat tabung gas yang bisa dihargai di kisaran Rp
15.000, agar konversi bisa diterima masyarakat. Akhirnya lahir lah tabung tiga
kilogram, karena saat itu yang penting harganya terjangkau, ujar JK.
Saat itu menurut dia, pemerintah melalui PT Pertamina harus mengeluarkan
biaya sebesar Rp 15 triliun dalam melakukan konversi minyak tanah ke gas.
Selain itu untuk memastikan pemberlakuannya sehat, maka diputuskan tidak
melalui tender. Dengan program itu, negara dapat menghemat 10 juta kilo liter
BBM, sekaligus anggaran subsidinya. (rr/bsc)
Subsidi BBM jadi Kambing Hitam Kacaunya Ekonomi Nasional
Pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko menilai
subsidi Bahan Bakar Minyak sebagai Top Looser yang menjadi penyebab karut
marut neraca pembayaran Indonesia.
Kalau dikatakan top looser-nya itu siapa, ya itu BBM, kata Agustinus di Hotel
Atlet Century, Jakarta, Rabu (18/12/2013) lalu. Dia menyebutkan, hanya ada dua
jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan defisit neraca transaksi berjalan
terkait besarnya impor BBM, yakni:
Pertamina masih jual rugi kepada konsumen Elpiji non subsidi kemasan 12 Kg
sebesar Rp 2.100 per Kg.
*****
Nomor 2
Arun (NAD), Dumai (Riau), Musi (Sumatera Selatan), Balongan (Jawa Barat),
Balikpapan, Bontang (Kalimantan Timur), Teluk Bintuni (Papua Barat), Natuna
(Kepulauan Riau)
Nomor 3
Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak bumi. Pembentukan gas
alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal.
a.
Proses Biologis
Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik oleh
mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat
bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan
gas alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan
lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada
kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900
meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon).
Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
b.
Proses Thermal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga produk
utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari
hasil cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan
minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya
menjadi metan lebih cepat terjadi.