Anda di halaman 1dari 9

Nama:

NPM:
Semester/Kelas:
I.

Nama Zat dan Jumlah Tablet yang Akan Dibuat


-Nama Zat: Amitriptilin Hidroklorida.
-Jumlah tablet yang akan dibuat: 1000 tablet.
II.
Monografi Zat Aktif
Amitriptylini Hydrochloridum / Amitriptilina Hidroklorida (FI III,
hal.84)

BM=313,87
-Pemerian: Serbuk hablur, atau hablur kecil; putih atau hampir putih; tidak
berbau atau hampir tidak berbau.
-Kelarutan: Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, dalam
1,2 bagian kloroform P dan dalam 1 bagian metanol P; praktis tidak larut
dalam eter P.
-Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
-Khasiat dan penggunaan: Antidepresan.
-Dosis maksimum: Sekali 30 mg, sehari 300 mg.
-Titik leleh: 197
-pH: 4,5-6,0
-OTT: Alkali dan Garam Kalsium.
Sumber: Farmakope Indonesia, 1979, Edisi III, hal.84

III.

Formula dan Metode Pembuatan


a.Formula dari Litelatur atau Standar
-Formula I (ForNas, hal.22)
Amitriptylini Compressi / Tablet Amitriptilina
-Komposisi: Tiap tablet mengandung:
-Amitriptylini Hydrochloridum 25 mg
-Zat tambahan yang cocok
secukupnya
-Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.
-Dosis: 2 sampai 4 kali sehari 1 tablet.
-Catatan: 1.Tablet barsalut atau bersalut selaput.

2.Sediaan berkekuatan lain: 10 mg; 50 mg.


-Formula II (Generic Drug, hal.-)
Amitryptylline Tablets (10 mg dan 25 mg)
Formula
Amitryptylline
Ludipress
Magnesium Stearate

No.1: 10 mg
10 mg
139 mg
1 mg

No.2: 25 mg
25 mg
124 mg
1 mg

b.Usulan Formula
-Formula yang akan dibuat adalah Formula II.
-Ludipress merupakan kombinasi dari 93% laktosa monohidrat dan 7%
PVP.
c.Metode Pembuatan
Kempa Langsung.

IV.

Monografi Zat Tambahan


1.Lactose
C12H22O11.H2O (monohidrat) BM = 360,31
Pemerian

: serbuk atau hablur berwarna putih, tidak berbau, berasa agak

manis : -lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan -lactose lebih


manis daripada bentuk -nya.
Kegunaan

: pengisi tablet dan kapsul.

Kelarutan

-Pada suhu 25C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
-Larut dalam 4,63 bagian air (40C)
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : sebagai pengisi
pada tablet dan kapsul.
Higroskopisitas : laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh
oleh kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada

pengeringannya, dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami


konversi menjadi monohidrat.
Titik leleh

201-202C untuk -lactose monohidrat


223C untuk -lactose anhidrat
252,2C untuk -lactose anhidrat
Densitas

: 1,540 untuk -lactose monohidrat

Kelembaban : laktosa anhidrat secara normal mengandung air 1% b/b.


Laktosa monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas

: pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi

coklat.
Inkompatibilitas :

reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin

primer dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih
cepat dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.252-257.
2.Povidon (PVP)
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
(C6H9NO)n
Pemerian

BM = 2500 3 juta.
: serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau

hampir tidak berbau, higroskopik.


Kegunaan

: pensuspensi, pengikat tablet.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan


pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :

Pembawa obat : 10 25 %

Pendispersi : sampai 5%

Suspending agent : sampai 5%

Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 5%

pH

: 3,0 7,0 untuk larutan 5% b/v

Densitas

: 1,17-1,18 g/cm3

Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi


pada kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh

: melembut pada 150C.

Indeks refraksi : nD = 1,54 1,59


Kelarutan

: larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air.

Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.


Stabilitas

: Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar

110 -130C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
3.Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)
C36H70MgO4

BM = 591,27

Pemerian

: hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.

Kegunaan

: lubrikan untuk tablet dan kapsul.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan


untuk kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai
lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 5,0 %.
Kelarutan :

praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.

Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.

Densitas : 1,03 1,08 g/cm3.


Sifat aliran

: sulit mengalir, bubuk kohesif.

Polimorfisme : trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar

Titik leleh

: 88,5 C.

Stabilitas

: stabil.

Inkompatibilitas : dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.


Penyimpanan

: disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282


V.

Alasan Pemilihan Metode dan Zat Tambahan


-Memberikan kecepatan dissolusi yang lebih tinggi, karena tablet tidak perlu
melewati fase granul terlebih dahulu.
-Eksipien yang digunakan memiliki daya alir dan indeks kompresibilitas yang
baik.
-Laktosa Monohidrat sebagai pengisi tablet.
-PVP sebagai pengikat tablet.
-Mg. Stearat sebagai lubrikan tablet.

VI.

Perhitungan dan Penimbangan


Perhitungan
Formula yang Akan Dibuat:
Tiap Tablet Amitriptilin mengandung Amitriptilin Hidroklorida 25 mg.
Bobot Tablet yang Akan Dibuat: 150 mg.
Jumlah Tablet Amitriptilin yang Akan Dibuat: 1000 tablet.
Untuk Tiap Tablet:
Fasa Luar:
Mg Stearat: 1 mg
Fasa Dalam:
=(150-1) mg = 149 mg
Bahan-Bahan dalam Fasa Dalam (Tanpa zat aktif/Amitriptilin Hidroklorida):
(149-25) mg= 124 mg
maka: Laktosa Monohidrat: 93%
: 0,93 x 124 mg= 115,32 mg
PVP: 7%
: 0,07 x 124 mg= 8,68 mg
Untuk 1000 Tablet
Bobot granul teoritis:
Amitriptilin Hidroklorida: 25 mg x 1000
Laktosa Monohidrat: 115,32 mg x 1000
PVP
: 8,68 mg x 1000
Mg Stearat
: 1 mg x 1000
Jumlah
Penimbangan
Amitriptilin Hidroklorida

: 25 gr

= 25 gr
= 115,32 gr
= 8,68 gr
= 1 gr
=150 gr

Laktosa Monohidrat
PVP
Mg Stearat

VII.

: 115,32 gr
: 8,68 gr
: 1 gr

Prosedur Pembuatan
1.Amitriptilin Hidroklorida dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan
formula yang dibuat.
2.Semua bahan, kecuali Mg stearat, dicampur dengan menggunakan alat

pencampur hingga homogeny.


3.Dilakukan evaluasi massa siap cetak.
4.Mg staearat ditambahkan dan diaduk kembali.
5.Hasil campuran di kempa langsung menjadi tablet.
6.Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak.
VIII. Evaluasi
a.Massa Siap Cetak
1.Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar
Pemampatan.
Sebanyak 100 gr (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas
ukuran 250 mL, catat volumenya (Vo). Selanjutnya dilakukan pengetukan
dengan alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
BJ nyata= B g/mL
Vo
BJ mampat=

B g/mL
Vmampat

Kadar Pemampatan= Vo-Vmampat x 100%


Vo
2.Kecepatan Aliran
1.Timbang beker glass kosong (Wo)
2.Set skala pada posisi 0
3.Masukkan granul ke corong
4.Alat dihidupkan
5.Catat waktu alir (t)
6.Timbang beker glass berisi granul (Wt)
7.Hitung aliran granul: Wt-Wo
t
3.Sudut Istirahat
1.Dengan melakukan prosedur yang sama pada no.2
2.Ukur tinggi puncak taburan granul (h)
3.Ukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d= 2r)

4.Hitung sudut yang terbentuk dari taburan ranul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul: tan = h/r
b.Tablet
1.Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda
atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2.Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
3.Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung
bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4.Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
5.Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak serbuk
halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1.Diambil 20 tablet secara acak
2.tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3.tablet dimasukkan dalam alat.
4.alat dinyalalan selama 4 menit
5.tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%.
f= Wo-Wt x 100%
Wo
6.Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu. 1.Diambil 20 tablet
secara acak
2.tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3.tablet dimasukkan dalam alat.
4.alat dinyalalan selama 4 menit
5.tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friksibilitas kurang dari 1%.

f= Wo-Wt x 100%
Wo
7.Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
1 cakram pada tiap tabung dan jalankan lat, gunakan air bersuhu 37
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masingmasing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada
monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang
diuji harus hancur sempurna.
IX.

Aspek Farmakologi
a.Dosis: Awal: sehari 3-4 tablet; Pemeliharaan: sehari 2-4 tablet.
b.Indikasi: Pasien dengan gejala depresi terutama yang berhubungan dengan
ansietas, ketegangan atau agitasi.
c.Efek Damping: Parkinsonisme, diskinesia, akatesia, diskrasia darah,
jaundice, reaksi kulit, mengantuk, ketergantungan, efek antikolinergik,
insomnia, kejang epileptik, takikardi, hipotensi postural.
d.Kontra Indikasi: Pasien koma, diskrasia darah, depresi sumsum tulang,
kerusakan hati, kerusakan otak subkortikal. Penggunaan bersama MAOI. Fase
penyembuhan setelah infark miokard.
e.ADME: Resorpsinya dari usus cepat, dengan BA k.l. 40%. PP-nya diatas
90%, plasma t1/2-nya rata-rata 15 jam. Dalam hati sebagian besar zat
didemetilasi menjadi metabolit aktif nortriptilin dengan daya sedatif labih
ringan, t1/2-nya rata-rata 36 jam. Ekskresinya berlangsung terutama lewat

X.

kemih.
Etiket

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


Jl. Soekarno Hatta 354 Parakan Resik
No. Batch :

Amitriptilin

No. Reg :
mg

Tablet 150

Mengandung Amitriptilin HCl 25 mg


Exp. Date :
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

XI.

Daftar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Sheskey, J.Paul, et.al, 1994, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 2 nd ed,
London: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai