DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
AWALIA SRI WAHYUNITA
MUTMAINNAH M.
MAGHFIRAH M.
FITRI MULIA
KRISMAWATI SIMON
FESLY A. A. PAYUNG
IRMA AMALIA P.
GRACE TRIVENA
PUTRI SAKINAH
HERMINA
dapat berkontak
B. KLASIFIKASI BEDAK
Secara umum, ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder
digunakan secara langsung dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat
yang besar atau ditransfer kesuatu wadah khusus dimana dapat dibawa
disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau gembungan kecil yang
juga
sesuai
dengan
wadahnya.
Untuk
mencegah
kebocoran
maka
yang
halus.
Biasanya
dipakai
setelah
mengharumkan
atau
meningkatkan
penampilan,
dan
Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO 2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat
yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi
yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan
rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah
yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar
kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak
lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di
mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan
dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang
diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk,
karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari
produk akhir.
2. Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan
dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan
tidak murni dan partikel kasar.
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling
sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus
memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang
tidak diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat
adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki
efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan
efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat
memberikan sifat adheren pada bedak wajah.
6. Zink Oksida, Titanium oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi
bedak wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan
bahan ini dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak
diinginkan ; terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan
membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
7. Pati Beras
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling
sering digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan
sintetik
bismut
oksiklorida
telah
dikembangkan
untuk
cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk
memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.
10. Pewarna
Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang
mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan
dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.
Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat
tipe yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan
transparansi dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.
11. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan
dalam bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki
peranan
yang
penting
dalam
kemampuan
penjualan
dari
produk.
heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak
cocok.
12. Metallic soap
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan
yang sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam
hal pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake
tetap melekat pada godet. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif),
metal soap juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan
produk yang lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%;
jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga
akan mengurangi sifat slip dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat
jumlah penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya
alirnya yang berpengaruh pada proses pengempaan dan mengakibatkan
rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah karena
terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal
yang sangat penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu
dihindari karena dapat menyebabkan ketengikan pada hasil produk. Dari
kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat menyejukkan.
13. Bahan-Bahan Lain
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan
bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril
monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly
atau mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5%
dan 2%. Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang
baik, bahan-bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat
digunakan.
14. Modified Starch (Pati yang Dimodifikasi)
Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk
bedak. Pati ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan
lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini
dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan
ini meningkatkan estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak
pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing dan
mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi
opasitas formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan
ini merupakan turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi
merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang
sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat
pengawet yang sesuai dalam formulasi.
15. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
16. Pengawet
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan
dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat
mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau
dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan
terbebas dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat
susah terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan,
seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin
dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus
dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di
sekitar daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan
untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.
17. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan
tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy
anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus
digunakan ketika diperlukan.
18. Fumed Silika
bedak.
Homogenitas
dispersi
pigmen
diperoleh
dengan
melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini akan memecah
gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh partikel
talk.
Sekarang
terdapat
beberapa
jenis
peralatan
yang
mengganti
jenis
mixer,
kapasitas,
dan
ukuran
batch.
Selanjutnya,
1. Bedak purol :
R/
Acid Salicyl
2g
Bals.Peruvlan
2g
Adeps.Lanae
4g
Magn.Oxyd
10 g
Zinc.Oxyd
10 g
Talk Venet
ad
m.fpulvis
S.u.e
2. Bedak Tipe Ringan
a. R /
Zn stearat
70
ZnO
100
TiO2
20
CaCO3endap 200
b. R /
Talkum
610
Parfum
qs
Pewarna
qs
Zn stearate
70
ZnO
100
CaCO3endap 200
Talkum
630
Parfum
qs
100
c. R /
Pewarna
qs
Zn stearat
70
ZnO
100
CaCO3endap 200
Talkum
630
Parfum
qs
Pewarna
qs
150
175
610
Parfum
qs
Pewarna
qs
79 %
CaCO3
9%
ZnO
7%
Zn Stearat
5%
Parfum
qs
Pewarna
qs
Zat Pengikat qs
b. R /
Talkum
69 %
Kaolin
18 %
TiO2
8%
Zn Stearat
5%
Parfum
qs
Pewarna
qs
Zat Pengikat qs
c. R /
Mg stearat
50
150
200
Parfum
qs
Pewarna
qs
Contoh Pengikat :
1. R/ Minyak mineral
1%
Polioksietilen stearat2 %
Air
97 %
Pengawet
qs
2. R/ Tragakan
2%
Glukosa
5%
Air
93 %
penyimpanan
merupakan
salah
satu
factor
yang
formulasi yang dikemas dalam botol kaca terpisah dan disimpan pada
kondisi suhu yang berbeda yaitu suhu kamar, 35C dan 40C dan
dievaluasi untuk parameter fisik seperti warna, bau, pH, dan konsistensi
(Gorantla).
5. Shade control dan Lighting
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam
dalam pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi,
dan titik yang tepat dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru
dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang sukar untuk
ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan rupa sehingga
shade-nya tidak berbeda dari yang baku.
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada
dasarnya melibatkan dua prosedur. Pertama adalah perbandingan
penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang
(warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi warna adalah dengan
membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus
ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control,
dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari
warna bedak memudar.
6. Dispersi Warna
DAFTAR PUSTAKA
1) Barel, Andre O, dkk. 2001. Handbook of Cosmetic Science and
Technology. Marcel Dekker, Inc: New York
2) Eshmawi, Bayan. Cosmetic Formulation Preparation. King Abdul Azis
University Pharmacy School Department. Malaysia. 2010
3) Gorantla, Naresh,.et al. Formulation and Evaluation of Face Pack
Containing Oats and Other Natural Ingredients. Balaji College of
PharmacyDept.
of
Biotechnology,
of
Sri
Medication.
Krishnadevaraya
Marck
Publishing
University:
Company.
Pensylvania. 1979
5) Poucher, Jonh. 2000. Pouchers Perfumes, Cosmetics and Soaps Kluer
Academic Publishers. USA
6) S.K. Singh. 2000. Handbook on Cosmetics (Procces, Formulae with
Testing Methods). Asia Pasific Business Press inc
7) Surber C, Smith EW. The mystical effects of dermatological vehicles.
Dermatology. 2005
8) T. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science B.V. The
Netherlans, Amsterdams.