Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pdf
https://rovicky.wordpress.com/2011/05/30/kompleks-gunung-dieng-gunung-tuayang-sedang-bergolak/
Dataran tinggi Dieng lebih dikenal sebagai lokasi wisata ketimbang sebuah kompleks gunungapi tua dengan segala
seluk beluknya. Secara geologi Dieng merupakan sebuah kompleks gunungapi tua yang berada di Jawa
Tengah.Lokasi wisata ini sudah dikenal didalam maupun luar negeri. Berita tentang naiknya status Waspada (level 3)
kompleks Gunung Dieng ini tentunya banyak mengundang pertanyaan. Apa sebenernya kompleks gunung Dieng ini.
Menurut catatan VSI (Vulkanological Survey Indonesia) kompleks gunungapi ini dikenal dengan :
Tipe Gunungapi : Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone).
Kawah Sinila yang pernah mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979
Gunungapi Dieng memang berupa kompleks gunung api yang memiliki banyak kawah. Diantaranya nama kawahnya
adalah : Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus. Yang membahayakan dari
Gunung Dieng ini adalah hembusan gas beracun yang berupa CO2. Emisi gas yang dihasilkan oleh beberapa kawah
sudah diketahui sejak lama (Bemmelen, 1949; Allard dkk., 1989). Pada tahun 1979, terjadi erupsi freatik pada kawah
Sinila, menghasilkan gas-gas, hususnya CO2. Akumulasi gas CO2 yang cukup tinggi tersebut bergerak menuruni
lereng dan lembah serta meliwati jalan perkampungan, menyebabkan terbunuhnya 142 penduduk yang tinggal
disekitar daerah letusan tersebut.
Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam tiga episoda yang
didasarkan pada umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan.
Formasi pra Kaldera, dindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo Jembangan, Tlerep, Djimat dan vulkanik Prau.
Produknya tersebar dibagian luar dari komplek Dieng.
Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh aktivitas vulkanik yang berada didalam kaldera. Diantaranya, BismaSidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, Igir Binem dan Vulkanik Pager Kandang. Produknya berupa piroklastik jatuhan
yang menyelimuti hampir seluruh daerah, dikenal juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng yang tak
terpisahkan. Kegiatan saat ini ditandai oleh lava berkomposisi biotit andesitberasosiasi dengan jatuhan piroklastik.
Aktivitas terahir ditandai oleh erupsi-erupsi preatik.
:( Pakdhe, Biotit itu nama apa to ? Namanya lutju, tapi aku kan ngga tahu. Mbok sesekali dicritakan, Pakdhe
:D Thole , Biotit, Hornblende, itu nama mineral. Kalau Andesit itu nama batuan. Ya wis nanti dongeng terpisah ya.
Episoda ke dua
G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya berupa lava dan
jatuhan piroklastik.
G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang kurang kuat dibandingkan
G.Bisma. Produknya berupa lava berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika.
G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari utara ke
selatan.
G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari Nagasari, masih
memperlihatkan morfologi muda (bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan endapan piroklastika.
G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang
bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis, yang tersingkap
di dinding kawah.
G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas hydrothermal berupa airpanas dan
fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan.
G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah, disebut dengan telaga warna, yang tingkat
aktivitas hidrothermalnya cukup kuat.
Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur, terdiri dari kawah komposite,
menghasilkan lava andesitis dan piroklastik jatuahan.
Episoda ketiga
Peta Geologi Dieng yang dibuat oleh Pak Sukhyar (1994), kini Kepala Badan Geologi.
Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan aktivitas hydrothermal.
:( Wah Pakdhe kok bahasanya tehnis banget sih ?
:D Thole ini tulisan diambil dari VSI, ya mesti agak tehnis. Kajian geologi itu kan kajian ilmiah. Jangan alergi dengan
kajian ilmiah. Justru ilmu itu yang menyelamatkan manusia dari bahaya bencana alam.
Nama Gunung/Kawah
Aktivitas letusan
Produk
Letusan/korban
Pakuwojo
Letusan normal
Abu/Pasir ?
1825/1826 Pakuwojo
Letusan normal
Abu/Pasir ?
1883
Kw.Sikidang/Banteng
Peningkatan
kegiatan
Lumpur kawah
1884
Kw.Sikidang
Letusan normal
1895
Siglagak
Pembentukan
celah
Uap belerang
1928
Batur ?
Letusan Normal
1939
Batur
Letusan normal
1944
Kw.Sileri
Gempabumi dan
letusan
Lumpur/59
meninggal,38 lukaluka, 55 orang
hilang
1964
Kw.Sileri
Letusan normal
lumpur
1965
Kw.Condrodimuko/Telaga
Dringo
Hembusan
fumarola, lumpur
(?)
1979
Kw.Sinila
Hembusan gas
racun
Gas CO2, CO ?,
CH4,Korban 149
meninggal
1990s
Letusan freatik
lumpur
Karakter Letusan : Dominan letusan freatik dan gas (terutama CO2)(Sumber VSI)
Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng, hal ini diperlihatkan oleh jumlah kawah yang terbentuk,
yaitu 70 buah dibagian timur dan tengah komplek, serta 30 buah dibagian barat sector Batur. Sedikitnya 10
erupsi freatik telah terjadi dalam kurun waktu 200 tahun terahir.Letusan freatik inilah yang merupakan bentuk bahaya
dari kompleks Gunung Dieng.
Menurut VSI erupsi freatik komplek Dieng dapat dibagi dalam dua katagori:
1.
Erupsi tampa adanya tanda-tanda (precursor) dari seismisity, yaitu hasil dari proses self sealing dari
solfatar aktif (erupsi hydrothermal).
2.
Erupsi yang diawali oleh gempabumi lokal atau regional, atau oleh adanya retakan dimana tidak adanya
indikasi panasbumi dipermukaan. Erupsi dari tipe ini umum terjadi di daerah Graben Batur, sebagaimana
diperlihatkan oleh erupsi freatik dari vulkanik Dieng pada Pebruari 1979.