Landasan Dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pai
Landasan Dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pai
1
Mudyahardo, Redja, Landasan-Landasan Filosofis Pendidikan, (Bandung: Fakultas Ilmu
Pendidikan UPI, 2001), hal. 8
2
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 56
hidup
manusia
yang
bersifat
duniawi
semata,
tanpa
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif,
1962), hal. 46
4
Ahmad Barnadib, Filsafat Pendidikan Sistem & Metode, (Yogyakarta: Andi Offset,
1997), Cet. Ke-9, hal. 28
Sardiman, AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), cet. Ke-20. Hal. 38
6
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi,(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005), hal. 142
7
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruuzz Media,
2007), hal. 257
a) Psikologi belajar
Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan
keyakinan bahwa anak dapat dididik. Anak dapat belajar,
menguasai sejumlah pengetahuan,dapat mengubah sikapnya, dapat
menerima norma-norma, dan dapat mempelajari bermacam
keterampilan. Ini sejalan dengan tujuan belajar yang dikemukakan
Sardiman yaitu, untuk mendapatkan pengetahuan dimana hal ini
ditandai dengan kemampuan berfikir, penanaman konsep dan
keterampilan, dan pembentukan sikap.8 Karena itu kurikulum dapat
disajikan dengan jalan yang seefektif mungkin.
b) Psikologi anak
Sekolah didirikan untuk anak dan kepentingan anak, yakni
memberi kesempatan belajar seluas-luasnya pada anak agar dapat
mengembangkan bakatnya. Karena itu sudah sewajarnya jika anak
sendiri yang menjadi faktor dalam pembinaan kurikulum yang
tidak dapat diabaikan.
b. Landasan Yuridis
Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pada pasal 36 ayat 1,2,3
mengatakan bahwa:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a) Peningkatan iman dan takwa.
b) Peningkatan akhlak mulia.
c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
8
membagi
relevansi
sebagai
berikut:
11
menunjukkan
pelaksanaannya
hendaknya
memungkinkan
terjadinya
14
15
Penelitian.
16
Waktu
Administrasi penilaian
DAPTAR PUSTAKA
Barnadib, Ahmad, Filsaat Pendidikan: Sistem dan Metode, Yogyakarta: Andi
Offset, 1994.
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori & praktik, Jogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2010.
Hamalik, Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Maarif,
1962.
Mudyahardo, Redja. Landasan-Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung:
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 2001.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005.
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011.
Soetopo & Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
1993.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum Teori dan praktek,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.
Oxford, Advanced Dictionary of Current English.
UU Sisdiknas, Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003.