aya untuk
memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai
instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan
penataan
lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan (Dinkes Dumai,
2008).
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
1.
Menurut WHO
a.
Penyediaan air minum
b.
Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
c.
Pembuangan
sampah padat
d.
Pengendalian vektor
e.
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f.
Higiene makanan, termasuk higiene susu
P
engendalian pencemaran udara
h.
Pengendalian radiasi
i.
Kesehatan kerja
j.
Pengendalian kebisingan
k.
Perumahan dan pemukiman
l.
Aspek
kesling dan transportasi udara
m.
Perencanaan daerah dan perkotaan
n.
Pencegahan kecelakaan
o.
Rekreasi umum dan pariwisata
p.
Tindakan
tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
q.
Tindakan pencegahan yang dip
erlukan untuk menjamin lingkungan.
2.
Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang
lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
a.
Penyehatan air dan udara
b.
Pengamanan Limbah padat/sampah
c.
Pengamanan Limbah cair
d.
Pengamanan limbah gas
e.
Pengamanan radiasi
f.
Pengamanan kebisingan
g.
Pengamanan vektor penyakit
M
enurut Kepmenkes RI Nomor HK.03.01/160/I/2010, ruang lingkup kesehatan
lingkungan sebagai berikut :
a.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
b.
Persentase
teknis
dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan & minuman, kesiapsiagaan
dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan.
Target program TPM
memenuhi syarat sehat sebesar 5
5 % dengan upaya
kegiatan antara lain mela
ksanakan pengawasan higiene dan sanitasi TPM pada
restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, dan depot air minum isi
ulang.
2.9.
Kriteria Keberhasilan Program Kesehatan Lingkungan
Lingkungan mempunyai dua unsure pokok yang sangat erat kaitannya s
atu
sama lain yaitu unsure fisik dan social, lingkungan fisik dapat mempunyai
hubungan
langsung dengan kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti
akibat
pengelolaan limbah yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan penyakit
antara
lain IS
PA, DBD, Diare, Malaria, Penyakit Kulit. Lingkungan social seperti
ketidakadilan social yang menyebabkan kemiskinan yang berdampak terhadap
status
kesehatan masyarakat yang mengakibatkan timbulnya penyakit berbasis
lingkungan
(Depkes RI, 2001)
K
eberhasi
lan program kesehatan lingkungan ini dapat ditunjukan dengan :
1.
Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat
kesehatan 75%, persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 62%,
persentasi keluarga menggunakan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan
menjadi 64% dan persentase tempat
tempat umum dan tempat pengolahan
makanan minuman yang sehat menjadi 76 dan 55%.
2.
Penurunan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, DBD,
diare, penyakit kulit, malaria.
3.
Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sector
diwilayah kerja puskesmas
Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian
sebagai berikut :
Mutu Pelayanan
Program Kesehatan
Lingkungan
1.
Petugas
2.
Dana
3.
Saranana dan
prasarana
4.
Pedoman dan
petunjuk teknis
5.
jumlah penyakit
berbasis
lingkungan
6.
Kerjasama Lintas
Program
7.
Kerjasama Lintas
Sektor
8.
Evaluasi
Program
Kesehatan Lingkungan
(
Kepmenkes RI Nomor
HK.03.01/160/I/2010)
1.