Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah
kerja
nya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).
Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan
Unit Pelay
anan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
2.2. Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang bekerja secara senergik, s
ehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan
efektif.
Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI,
2006).
1.
Perencanaan Puskesmas
Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam
perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai
kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan.
P
ada das
arnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu : (a)
identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas
pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, (b) identifikasi potensi
sumber daya masyarakat dan provider, dan (c) menetapkan kegiatan
kegiatan
untuk menyelesaikan masalah.
Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun
yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Setelah mendapat kejelasa

n dana alokasi kegiatan yang tersedia


selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses
perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatka
n
instrument lainnya.
2.
Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih
rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan
pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas
yang terdiri
dari :
a.
Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan
bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan
lintas program intern puskesmas.
b.
Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan
monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Bada
P
enyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas
sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perih
al kegiatan.
3.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian
diperlukan instrumen yang sederhana.
Instrumen yang telah dikembangkan di
puskesmas adalah:
a.
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
b.
Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.
2.3
. Penyakit Berbasis Lingkungan
Lingkungan tidak mungkin mampu mendukung jumlah kehidupan yang tanpa
batas dengan segala aktivitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak ma
mpu
lagi mendukung kehidupan manusia, manusia akan menuai berbagai kesulitan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas


daya
dukung lingkungan, yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri.
Eksploitasi sumberdaya y
ang berlebihan akan berdampak buruk pada manusia
(Anies, 2006).
Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama
disadari, seperti dikemukakan Blum dalam
Planing for health, development and
applicationof social change theory
, bahwa f
actor lingkungan berperan sangat besar
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sebaliknya kondisi kesehatan
masyarakat yang buruk, termasuk timbulnya berbagai penyakit juga dipengaruhi
oleh
lingkungan yang buruk (Anies, 2006).
Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi
atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status
kesehatan yang optimal pula (Soekidjo, 2007).
Adapun tujuan dilakukannya upaya kesehatan lingkungan adalah untuk
menanggulangi dan menghilangkan unsur
unsur fis
ik pada lingkungan sehingga f
aktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit
menular dimasyarakat (Muninjaya, 2004).
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan sehat telah dipili
h beberapa indikator, yaitu persentase
rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih dan air minum,
jamban sehat, saluran pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah serta
Tempat
Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TTUPM). Beberapa up

aya untuk
memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai
instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan
penataan
lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan (Dinkes Dumai,
2008).
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
1.
Menurut WHO
a.
Penyediaan air minum
b.
Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
c.
Pembuangan
sampah padat
d.
Pengendalian vektor
e.
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f.
Higiene makanan, termasuk higiene susu
P
engendalian pencemaran udara
h.
Pengendalian radiasi
i.
Kesehatan kerja
j.
Pengendalian kebisingan
k.
Perumahan dan pemukiman
l.

Aspek
kesling dan transportasi udara
m.
Perencanaan daerah dan perkotaan
n.
Pencegahan kecelakaan
o.
Rekreasi umum dan pariwisata
p.
Tindakan
tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
q.
Tindakan pencegahan yang dip
erlukan untuk menjamin lingkungan.
2.
Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang
lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
a.
Penyehatan air dan udara
b.
Pengamanan Limbah padat/sampah
c.
Pengamanan Limbah cair
d.
Pengamanan limbah gas
e.
Pengamanan radiasi
f.
Pengamanan kebisingan
g.
Pengamanan vektor penyakit
M
enurut Kepmenkes RI Nomor HK.03.01/160/I/2010, ruang lingkup kesehatan
lingkungan sebagai berikut :
a.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
b.
Persentase

kualitas air minum yang memenuhi syarat


c.
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
d.
Persentase cakupan tempat
tempat umum yang memenuhi syarat
e.
Persentase cakupan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat
f.
Persentase cakupan rumah yang memenuhi sy
arat
g.
Persentase penduduk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
h.
Cakupan daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim
i.
Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan STBM sebesar 100%
Kab/Kota
j.
Persent
ase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan kota sehat yang
sesuai standart 50%
k.
Persentase Kab/Kota Kawasan yang telah melaksanakan Kab/Kota/Kawasan
sehat
2.6
. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan
2.6
.1.Tujuan secara umum
1. Melakukan koreksi atau
perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber
sumber lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia
Melakuka
n kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan

institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana


alam
atau wabah penyakit menular.
2.6
.2. Tujuan secara khusus
meliputi usaha
usaha perbaikan atau pengendalian te
rhadap lingkungan hidup
manusia, yang di antaranya berupa:
1.
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi
secara
luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan
gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi
penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,
industri, rumah sakit, dan lain
lain
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi,
dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan
Melakuka
n kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana
alam
atau wabah penyakit menular.
2.6
.2. Tujuan secara khusus
meliputi usaha
usaha perbaikan atau pengendalian te
rhadap lingkungan hidup

manusia, yang di antaranya berupa:


1.
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi
secara
luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan
gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi
penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,
industri, rumah sakit, dan lain
lain
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi,
dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan
.
7
.3. Sumber Dana Program Kesehatan Lingkungan
Untuk mendukung tercapainya cakupan program kesehatan
lingkungan
dibutuhkan dana, adapun dana ini diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah) Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, BLN (Bantuan Luar Negeri),
kemitraan dan swadaya masyarakat. Besarnya dana yang dibutuhkan sangat
berbeda
dimasing
masing p
uskesmas, tergantung masalah kesehatan lingkungan yang
ditangani di wilayah kerja puskesmas (Depkes RI, 2000).
2.8.Kegiatan
Program Kesehatan Lingkungan
2.8.1.
Penyehatan Air
Secara umum Program Penyehatan Air bertujuan untuk meningkatkan kualitas
air untuk berbagai

kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik


yang berada di pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran,
kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam memakai air. Secara khusus program
penyehatan
air bertujuan meningkatkan cakupan air
bersih pada masyarakat dan meningkatkan
kualitas air yang aman untuk konsumsi masyarakat.
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air; Inspeksi
Sanitasi Sarana Air Bersih; Pemeriksaan kualitas air; Pembinaan kelompok
pemakai
air.
Kegiatan dilaksanakan dengan strategi terpadu pengawasan, perbaikan dan
pembinaan pemakai air.
Target Program Penyehatan Air yang ingin dicapai yaitu : Cakupan air bersih
perkotaan 100% dan pedesaan 85%
dan Memenuhi syarat kimia dan bakteriologis
70%
Ke
gi
atan surveylance kualitas air terdiri dari observasi sarana air bersih dan
observasi penduduk yang menggunakan sarana air bersih dan bukan sarana air
bersih.
Kegiatan pengawasan kualitas air secara umum bertujuan mengetahui gambaran
keadaan sanitasi sarana
dan kualitas air sebagai data dasar dan penyediaan informasi
pengamanan kualitas air sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya
perlindungan pencemaran dan perbaikan kualitas air.
Pengawasan kualitas air
dilakukan dengan upaya inspeksi sanita
si sarana air bersih.
2.8.2.
Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan permukiman, dilaksanakan
dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup serasi dengan
lingkungan
dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang bebas dari risiko
yang
membahayakan kesehatan pada berbagai substansi dan komponen lingkungan,
yaitu

meliputi jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan


pengelolaan
sampah.
2.8.3.
Penyehatan Tempat
Tempat Umum (TTU)
Program Penyehatan Tempat
Te
mpat Umum
(TTU)
bertujuan untuk
meni
ngkatkan kualitas lingkungan tem
pat
tempat umum dan sarana kemasyarakatan
lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat melindungi
masyarakat dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingk
ungan
serta gangguan kesehatan lainnya.
Penyehatan tempat
tempat u
mum meliputi hotel dan tempat penginapan lain,
pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan
umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Selain itu juga dilakukan
upa
ya pembinanan institusi yang meliputi : Rumah Sa
kit dan sarana kesehatan lain,
sarana pendidikan, dan perkantoran.
Target program penyehatan tempat
tempat u
mum yaitu: memenuhi syarat
kesehatan 76%.
2.8.4.
Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM
)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan

teknis
dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan & minuman, kesiapsiagaan
dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan.
Target program TPM
memenuhi syarat sehat sebesar 5
5 % dengan upaya
kegiatan antara lain mela
ksanakan pengawasan higiene dan sanitasi TPM pada
restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, dan depot air minum isi
ulang.
2.9.
Kriteria Keberhasilan Program Kesehatan Lingkungan
Lingkungan mempunyai dua unsure pokok yang sangat erat kaitannya s
atu
sama lain yaitu unsure fisik dan social, lingkungan fisik dapat mempunyai
hubungan
langsung dengan kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti
akibat
pengelolaan limbah yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan penyakit
antara
lain IS
PA, DBD, Diare, Malaria, Penyakit Kulit. Lingkungan social seperti
ketidakadilan social yang menyebabkan kemiskinan yang berdampak terhadap
status
kesehatan masyarakat yang mengakibatkan timbulnya penyakit berbasis
lingkungan
(Depkes RI, 2001)
K
eberhasi
lan program kesehatan lingkungan ini dapat ditunjukan dengan :
1.
Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat
kesehatan 75%, persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 62%,
persentasi keluarga menggunakan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan
menjadi 64% dan persentase tempat
tempat umum dan tempat pengolahan
makanan minuman yang sehat menjadi 76 dan 55%.

2.
Penurunan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, DBD,
diare, penyakit kulit, malaria.
3.
Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sector
diwilayah kerja puskesmas
Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian
sebagai berikut :
Mutu Pelayanan
Program Kesehatan
Lingkungan
1.
Petugas
2.
Dana
3.
Saranana dan
prasarana
4.
Pedoman dan
petunjuk teknis
5.
jumlah penyakit
berbasis
lingkungan
6.
Kerjasama Lintas
Program
7.
Kerjasama Lintas
Sektor
8.
Evaluasi
Program
Kesehatan Lingkungan
(
Kepmenkes RI Nomor
HK.03.01/160/I/2010)
1.

Cakupan rumah yang memiliki


sarana air bersih 100%
2.
Persentase penduduk yang
menggunakan jamban sehat
64%
3.
Persentase cakupan rumah
yang memenuhi syarat
75%
4.
Cakupan rumah yang
memiliki SPAL yang
memenuhi syarat
5.
Cakupan rumah yang memiliki
tempat pembuangan sampah
yang memenuhi syarat
6.
Persentase cakupan tempat
tempat umum yang memenuhi
syarat 76%
7.
Persentase cakupan tempat
pengolahan makanan yang
memenuhi syarat
55%
Mencapai
target
Tidak
mencapai
target

Anda mungkin juga menyukai

  • Dapus
    Dapus
    Dokumen1 halaman
    Dapus
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • 7 LP Jiwa
    7 LP Jiwa
    Dokumen42 halaman
    7 LP Jiwa
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • IUFD
    IUFD
    Dokumen3 halaman
    IUFD
    Andha Babybunnyfairy
    100% (1)
  • A. Definisi
    A. Definisi
    Dokumen12 halaman
    A. Definisi
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • LP Uks
    LP Uks
    Dokumen16 halaman
    LP Uks
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • PARAPLEGI22
    PARAPLEGI22
    Dokumen32 halaman
    PARAPLEGI22
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen25 halaman
    LP KPD
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen25 halaman
    LP KPD
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • Pathway KET
    Pathway KET
    Dokumen1 halaman
    Pathway KET
    Andha Babybunnyfairy
    100% (2)
  • LP Komunitas
    LP Komunitas
    Dokumen14 halaman
    LP Komunitas
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • IUFD
    IUFD
    Dokumen3 halaman
    IUFD
    Andha Babybunnyfairy
    100% (1)
  • LP PGK + Asidosis
    LP PGK + Asidosis
    Dokumen5 halaman
    LP PGK + Asidosis
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • Rundown
    Rundown
    Dokumen1 halaman
    Rundown
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • SAP PENYULUHAN CK DP
    SAP PENYULUHAN CK DP
    Dokumen7 halaman
    SAP PENYULUHAN CK DP
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat
  • Sap Waham
    Sap Waham
    Dokumen9 halaman
    Sap Waham
    Andha Babybunnyfairy
    Belum ada peringkat