Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KHUSUS

MEDIUM DARAH ATAU AGAR AGAR DARAH


Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media. Akan
tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi
dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor
tumbuh.
Beberapa bakteri membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dan lebih baik
untuk pertumbuhannya. Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan bakteri
pemilih medis penting adalah untuk tumbuh mereka pada medium yang mengandung
darah defibrinated ( darah dengan protein pembekuan dihapus ) . Agar darah adalah
merah terang , media buram . Berbagai nutrisi kompleks yang ditemukan dalam darah
mendukung pertumbuhan sebagian besar bakteri. Media seperti dikatakan kompleks
( tidak mampu yang diciptakan kimia ) dan diperkaya ( yang terdiri dari susunan luar
biasa kaya nutrisi).
Darah yang digunakan sebagai media harus baik selama pengumpulan atau
dikumpulkan dalam kantong yang berisi antikoagulan untuk mencegah pembentukan
gumpalan. Antikoagulan yang paling umum digunakan adalah dekstrosa fosfat sitrat.
Asam sitrat sering digunakan dalam industri makanan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri (8,9) dan karena itu dianggap tidak cocok untuk digunakan
dalam media kultur. Laboratorium hewan komersial di negara maju menggunakan

pengaduk magnetik untuk menyimpan darah. Peralatan khusus ini tidak mudah
didapat di negara berkembang, dan satu-satunya pilihan lain untuk mendapatkan
volume besar darah binatang adalah untuk membunuh binatang, yang tidak praktis
atau dapat diterima di sebagian besar negara, dan darah sering terkontaminasi.
Agar-agar darah adalah medium pertumbuhan yang solid yang mengandung
sel-sel

darah

merah. media

memproduksi enzim untuk

ini

memecah

digunakan
sel-sel

untuk

mendeteksi bakteri yang

darah. Proses

ini

juga

disebut

hemolisis. Sejauh mana sel-sel darah hemolyzed digunakan untuk membedakan


bakteri dari satu sama lain. Agar darah merupakan media diferensial,bukan media
selektif. Darah agar memungkinkan membedakan bakteri berdasarkan kemampuan
mereka untuk melisiskan sel-sel darah merah.

Gambar 1. Agar darah

Media agar darah dipersiapkan dalam proses dua langkah. Pertama, sejumlah
bahan yang ditambahkan ke air, termasuk infus jantung, pepton, dan natrium
khlorida. Solusi ini disterilkan. Setelah sterilisasi, jumlah diketahui darah steril
ditambahkan. Darah dapat berasal dari kelinci atau domba. Rabbit darah lebih disukai
jika bakteri target adalah dari kelompok yang dikenal sebagai kelompok
A Streptococcus. Sheep darah lebih disukai jika target bakteri Haemophilus
parahaemolyticus.
Blood agar atau agar darah biasanya dibuat dari Tryptic Soy Agar atau
Columbia Agar Base dengan darah domba 5% atau bisa juga darah Kelinci atau kuda
dapat digunakan untuk pertumbuhan organisme yang membutuhkan NAD, seperti

spesies

Haemophilus.

Pengunaan

darah

manusia

tidak

disarankan

karena

kemungkinan paparan patogen melalui darah manusia seperti HIV atau hepatitis.
Blood agar adalah media mikrobiologi yang kaya nutrient. Secara umum biasanya
digunakan sebagai basal media untuk menyiapkan agar darah dengan penambahan
supplement darah. Media Mikrobiologi ini juga bisa digunakan sebagai media
mikrobiologi untuk penggunaan umum tanpa penambahan darah. Jika media
mikrobiologi ini digunakan tanpa penambahan darah, pH harus diatur pada satuan
7,2-7,4 karena kebanyakan bakteri tumbuh pada suhu yang sedikit agak basa.
Kandungan beef extract dan tryptose pada media mikrobiologi agar darah
menghasilkan karbon, nitrogen . asam amino dan vitamin. Kandungan natrium
chloride

membantu

mempertahankan

keseimbangan

osmotik

dari

medium.

Penambahan darah membuat media mikrobiologi Blood Agar Base lebih kaya
nutrient

dengan

memberikan

tambahan

faktor-

faktor

pertumbuhan

yang

dibutuhkan .Penambahan darah juga membantu visualisasi reaksi hemolitik yang


terjadi jika ada pertumbuhan bakteri patogen. Reaksi hemolitik akan bergantung pada
darah binatang yang digunakan. Darah domba akan memberikan hasil terbaik untuk
group A streptococcus. Sebaliknya darah domba tidak akan memberikan hasil yang
baik untuk analisa Haemophillus Haemolyticus karena kurangnya kandungan
pyridine nucleotides.
Agar darah merupakan sumber makanan yang kaya untuk bakteri. Jadi, dapat
digunakan untuk kultur primer, yaitu, sebagai alat untuk memperoleh berbagai
selebar pertumbuhan bakteri dari sampel mungkin. Hal ini biasanya tidak digunakan
untuk tujuan ini. Namun dibandingkan dengan biaya medium yang lain, agar darah
lebih murah. Selain itu agar darah lebih mudah dalam menetukan hemolisis.
Medium diferensial adalah medium yang dapat ditumbuhi semacam
mikroorganisme dengan memberikan ciri tertentu. Mikroorganisme tersebut mampu
menguraikan salah satu bahan pembuat medium dimana mikroorganisme yang lain
yang sama-sama tumbuh di situ tidak mampu. Contohnya adalah agar darah. Sebuah
media pertumbuhan dianggap berbeda jika, ketika mikroba tertentu ini, koloni media

atau bakteri sendiri menunjukkan perubahan warna yang memberikan informasi


tentang identitas mereka.
Agar darah (BAP) adalah pertumbuhan diferensial media yang digunakan
untuk membedakan mikrobiologi bakteri klinis yang signifikan dari budaya dan
dahak tenggorokan. BAP berisi darah domba 5%. Bakteri tertentu menghasilkan
enzim (hemolysins) yang bekerja pada sel darah merah terhadap pelet atau
menghancurkan mereka.
Agar darah merupakan media yang paling banyak digunakan unuk penanaman
bakteri yang sukar tumbuh karena pada agar darah domba mengandung nutrisi yang
dibutuhkan bakteri. Kemudian pula koloni yang tumbuh pada media ini biasanya
spesifik dan mudah dikenali. Media pada dasarnya terdiri dari sumber
protein(pepton), protein kedelai olahan (mengandung KH),NaCl, agar dan darah
domba 5%. Bakteri penghasil enzim ekstraseluler yang dapat melisiskan sel darah
merah domba pada agar (hemolisis). Aktifitas ini ditandai adanya zona jernih di
sekeliling koloni (beta hemilisis), kehijauan (alpha hemolisis) dan untuk bakteri yang
tidak menghemolisa darah tidak terjadi perubahan pada sekeliling koloni bakteri.

Gambar 2. Identifikasi mikroba pada medium agar darah

Agar darah yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri yang sukar
tumbuh dalam medium biasa ini memiliki banyak jenis. Jenis-jenis yang sering
dipakai antara lain :
a) Agar Darah Plat (Blood Agar Plate)
Berisi darah mamalia (biasanya domba atau kuda), biasanya diperkaya pada
konsentrasi

berkisar

antara

5-10%.

Media

diferensial

digunakan

untuk

mengisolasi pemilih organisme dan mendeteksi hemolitik aktivitas. Aktivitas hemolitik akan menunjukkan lisis dan pencernaan lengkap isi sel darah merah sekitar
koloni. Contohnya termasuk Haemolyticus Streptococcus. -hemolisis akan hanya
sebagian melisiskan (sel-sel yang baik segaris atau tidak-itu adalah pencernaan yang
mungkin tidak lengkap) hemoglobin dan akan muncul hijau.

Gambar 3. Media BAP

b) Agar Cokelat (Chocolate Agar)


Jenis agar-agar darah ini di mana sel darah telah segaris dengan memanaskan
sel pada suhu berkisar pada 56C. Agar cokelat digunakan untuk menumbuhkan
bakteri pernafasan, seperti Haemophilus influenzae . Warna coklat pada agar-agar ini
bukan disebabkan agar tersebut terbuat dari cokelat, itu adalah nama untuk
pewarnaan saja. Media agar coklat (Thayer-Martin) merupakan media terpilih untuk
genus Neisseria. Untuk pertumbuhannya diperlukan suasana anaerob(fakultatif)
dengan sedikit gas CO2 dan tidak boleh kekeringan, sehingga pembiakan yang cocok
digunakan dalam eksikator yang diberi kapas basah pada bagian bawah petri yang
berisi biakan.
c. Tiosulfat Sitrat Bile Sucrosa Agar (TCBS Agar)
TCBS diperkaya untuk meningkatkan pertumbuhan Vibrio spp, termasuk cholerae

Vibrio. Agar TCBS (thiosulfat citrat bile sucrose), mengandung gelatin agar yang
mengandung Na-tourokholat, digunakan untuk mengisolasi genus Vibrio. Setelah

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC di atas media berwarna hijau kehitaman
koloni akan terlihat bundar berwarna kuning muda, permukaannya akan terlihat rata.

Gambar 4. Agar TCBS


d. Agar Darah Telurit

Untuk megisolasi Corynebacterium digunakan agar darah telurit (Mc Leod),


sebagai media selektif, setelah inkubasi selama 24 jam koloni bakteri terlihat
berwarna abu-abu tua-hitam. Selanjutnya untuk biakan murni Corynebacterium
digunakan media perbenihan Loeffler dalam tabung.
e. Thayer Martin agar (TM Agar)
Media agar coklat (Thayer-Martin) merupakan media terpilih untuk genus
Neisseria. Untuk pertumbuhannya diperlukan suasana anaerob dengan sedikit gas
CO2 dan tidak boleh kekeringan, sehingga pembiakan yang cocok digunakan dalam
eksikator yang diberi kapas basah pada bagian bawah petri yang berisi biakan.

Gambar 5. Media cokelat dan Media Thayer-Matin

Salah satu proses yang bisa dilakukan dalam membuat agar darah adalah
hemolisis. Hemolisis adalah memecah membran sel darah merah oleh protein bakteri
yang dikenal sebagai hemolisin, yang menyebabkan pelepasan hemoglobin dari sel
darah merah. Banyak jenis bakteri dimiliki protein hemolitik.Protein ini berpikir
untuk bertindak dengan mengintegrasikan ke dalam membran sel darah merah dan
baik meninju lubang melalui membran atau mengganggu struktur membran dalam
beberapa cara lain.
Rincian molekul tepat tindakan hemolisin masih belum terselesaikan. Darah
yang digunakan dalam agar-agar juga diperlakukan terlebih dahulu untuk menghapus
molekul yang disebut fibrin, yang berpartisipasi dalam pembekuan darah. Tidak
adanya fibrin memastikan bahwa pembekuan darah tidak terjadi dalam agar-agar,
yang dapat mengganggu deteksi visual dari reaksi hemolitik. Ada tiga jenis hemolisis
yang meliputi alpha hemolisis, beta hemolisis, dan gama hemolisis.
Alpha hemolisis mengacu pada lisis parsial atau lisis sebagian dari sel darah
merah dan hemoglobin. Hal ini menghasilkan perubahan warna disekitar koloni
menjadi abu abu kehijauan. Hemolisis alpha adalah perubahan warna kehijauan
yang mengelilingi sebuah koloni bakteri yang tumbuh di agar-agar. Jenis hemolisis
merupakan dekomposisi sebagian dari hemoglobin sel darah merah. hemolisis Alpha
karakteristik dan Streptococcus pneumoniasehingga dapat digunakan sebagai fitur
diagnostik dalam identifikasi strain bakteri.
Bakteri yang tergolong hemolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan
parsial menghemolisis media agar darah dan mengekspresikan zona kehijauan
disekitar koloni. Alpha hemolisis disebabkan oleh oksidasi besi dalam hemoglobin,
memberikan warna kehijauan pada agar darah. Alfa hemolisis juga mengacu pada
lisis parsial/ lisis sebagian dari sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini
menghasilkan perubahan warna di sekitar koloni menjadi abu-abu kehijauan.
Beta hemolisis merupakan lisis lengkap sel darah merah dan hemoglobin.
Darah secara lengkap digunakan oleh mikroba. Media yang ada koloninya menjadi
tidak berwarna. hemolisis Beta merupakan rincian lengkap dari hemoglobin sel darah

merah di sekitar koloni bakteri. Ada kliring dari agar-agar di sekitar koloni. hemolisis
Beta karakteristik Streptococcus pyogenes dan beberapa strain dariStaphylococcus
aureus. Bakteri hemolitik adalah bakteri yang mengekspresikan zona bening
disekitar koloni. Beta hemolisis juga merupakan lisis lengkap sel darah merah dan
hemoglobin. Darah secara lengkap digunakan oleh mikroba. Media yang ada
koloninya menjadi tidak berwarna.
Gamma hemolisis yaitu tidak terjadi hemolisis, dimana tidak ada perubahan
warna dalam medium. Hemolisis gamma adalah kurangnya hemolisis di daerah
sekitar koloni bakteri. Sebuah plat agar darah hemolisis menampilkan gamma
sebenarnya muncul kecoklatan. Ini adalah reaksi normal darah dengan kondisi
tumbuh yang digunakan (37 C di hadapan karbon dioksida). Hemolisis gamma
merupakan karakteristik dari Enterococcufaecalis.
Bakteri gamma hemolitik atau non hemolitik adalah bakteri yang tidak
mampu melisis darah pada media agar. Bakteri non-hemolitik lebih bersifat virulen
dibandingkan tipe -hemolitik. Tidak terjadinya hemolisis ditandai dengan tidak ada
perubahan warna dalam medium. Gamma hemolisis sebenarnya adalah kurangnya
hemolisis di daerah sekitar koloni bakteri yang tumbuh pada agar darah. Biakan
bakteri pada agar darah untuk tujuan klasifikasi hemolisis dilakukan pada 37 oC di
dalam suasana CO2 5%. Hasil Damma hemolisis ini ditunjukkan adanya perubahan
warna dari merah menjadi kecoklatan pada agar darah.

Gambar 6. Tiga jenis hemolisis

Reaksi Hemolytic juga dapat menampilkan sinergi beberapa. Artinya,


kombinasi reaksi menghasilkan reaksi yang lebih kuat daripada reaksi baik
saja. Beberapa

spesies

bakteri,

seperti

kelompok

Strep

(misalnya

adalah Streptococcus agalactiae) adalah lemah beta-hemolitik. Namun, jika bakteri


berada di dekat dengan strain Staphylococcus yang betahemolysins dari dua
organisme yang dapat bergabung untuk menghasilkan reaksi hemolitik beta intens. Ini
akan menjadi dasar uji yang disebut tes CAMP.
Penentuan hemolisis dan reaksi hemolitik ini berguna dalam membedakan
berbagai jenis bakteri. pengujian biokimia selanjutnya dapat mempersempit
identifikasi lebih jauh. Sebagai contoh, reaksi hemolitik beta merupakan indikasi dari
Streptococcus. Pengujian organisme Streptococcus dengan bacitracin sering langkah
berikutnya. Bacitracin merupakan antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus
subtilis. Streptococcus pyogenes strain hampir uniformally sensitif terhadap
bacitracin. Namun kelompok-kelompok antigenik lain Streptococcus tidak bacitracin
sensitif.
Dasar agar-agar darah biasanya dilengkapi dengan 5 - 10% darah domba,
darah kelinci, atau darah kuda untuk digunakan dalam mengisolasi, budidaya,dan
menentukan reaksi hemolitik mikroorganisme patogen teliti. Tanpa pengayaan, darah
agar-agar dapat digunakan sebagai media umum. Pada tahun 1919, Brown
bereksperimen dengan formulasi agar darah dengan dampak dari pembentukan koloni
dan hemolisis.
Pertama kali diisolasi oleh Robert Koch dari paru tuberkel hancur baru setelah
10 hari inkubasi menggunakan dikoagulasi domba dan sapi sedang panas serum
dalam tabung. Isolat juga ditemukan dengan menggunakan agar darah, tetapi ini
diganti oleh berbasis agar-agar telur yang, tahun 1920, menjadi standar yang
direkomendasikan media untuk isolasi primer M. tuberkulosis karena kemudahan
dalam mensterilkan berbasis media telur. Tidak ada studi banding membandingkan
efektivitas berbasis agar darah dan berbasis agar telur telah dilakukan.

Agar

darah

merupakan

alternatif

yang

sesuai

untuk

isolasi

primer M. tuberkulosis dan bahkan mungkin lebih unggul berbasis agar-agar telur
untuk subkultur organisme. Agar darah juga memfasilitasi pemulihan lain pemilih,
lambat

tumbuh

organisme

yang

mungkin

ada

di

samping M. TB, seperti

spp Bartonella.. Namun, karena agar-agar darah tidak media selektif, mungkin lebih
cocok untuk spesimen noncontaminated. Inokulasi agar darah bisa dilakukan segera
untuk menghindari keterlambatan dalam pengiriman spesimen klinis untuk
laboratorium rujukan dengan media khusus
Percobaan lanjutan yang telah banyak dilakukan oleh para peneliti
dibandingkan pertumbuhan 38 kelenjar getah bening M. pernapasan dan TB isolat
ketika subkultur pada dua media. Setelah 6 hari inkubasi, 21 dari 38 isolat telah
tumbuh pada agar darah, dan jumlah koloni rata-rata secara signifikan lebih besar
pada agar darah dari pada yang berbasis media telur (P <0 0.001, uji ANOVA).
Hasil ini menunjukkan bahwa M. TB tumbuh dengan mudah pada agar darah
dalam waktu 1to 2 minggu, menunjukkan bahwa media dasar ini cocok untuk
diagnosis laboratorium tuberkulosis di samping media lain. Laboratorium yang secara
rutin menggunakan incubations berkepanjangan piring darah, misalnya, untuk
pemulihan spesies Bartonella, harus mempertimbangkan implikasi keamanan
menghadapi potensi patogen ini sangat menular.

DAFTAR PUSTAKA
Daraninggar,

G.

2013.

Media

http://daradaraninggar.blogspot.

Agar

Darah.

(online).

com/2013/01/media-agardarah-tanggal-

waktu-praktikum.html. (diakses pada 8 Maret 2015).


Hardi,

M.

2014.

Medium

Agar

dari

Darah.

(online).

http://muhammadhardi.blogspot. com/2014/03/medium-agar-darah.html.
(diakses pada 8 Maret 2015).
Mahmud, A. 2012. Agar-agar Darah. (online). http://abdullahmahmud.blogspot.
com/2012/05/agar-agar-darah.html. (diakses pada 8 Maret 2015).
Melinda, S. 2013. Jenis Medium dari Darah. (online). http://Stevaniemeli.blogspot.
com/2012/12/jenis-medium-darah.html. (diakses pada 8 Maret 2015)
Sulaiman, A. 2014. Blood Agar Plate Dan Uji Hemolisi. (online). http://sulaimananalis.blogspot.com/2014/03/blood-plate-hemolisi.html.(diakses
Maret 2015).

pada

Anda mungkin juga menyukai