Pembuatan Kontur Oleh Johannes Manalu
Pembuatan Kontur Oleh Johannes Manalu
Abstrak
Making of contour from DEM SRTM data for nature resource inventory.
Height information or the farm bevel class in this time only made according to contour line found on map rupabumi
produce BAKOSURTANAL. As known that line of contour found on map of rupabumi produce the
BAKOSURTANAL represent result of interpolasi from dot of height result of field measurement. Limitation in field
exploration for the the height dot measurement cause result of measurement also only limited to the region easy to just
to be reached it, while difficult region reached of extrapolation. This matter cause correctness also will be limited. In
place is easy to reached correctness will be good enough whereas difficult area reached its correctness will lower. In
this time have been made available DEM SRTM Indonesian data which can be accessed through internet. According to
study which have been really mount correctness vary as according to type use of farm. Farm of territorial water have
compared to highest correctness of plantation farm, plantation mixture, whereas farm of forest have lowest correctness.
According to the mentioned, in this time being making database of contour elevation with international 25 metre (scale
1:50.000) to entire Indonesia.
1. PENDAHULUAN
Informasi ketinggian ataupun kelas lereng lahan
saat ini hanya dibuat berdasarkan garis kontur
yang terdapat pada peta rupabumi produksi Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL). Sebagaimana diketahui
bahwa garis kontur yang terdapat pada peta
rupabumi produksi BAKOSURTANAL tersebut
merupakan hasil interpolasi dari titik-titik
ketinggian
hasil
pengukuran
lapangan.
Keterbatasan dalam penjelajahan lapangan untuk
pengukuran
titik
ketinggian
tersebut
menyebabkan hasil pengukurannya juga hanya
terbatas pada wilayah yang mudah untuk
dijangkau saja, sedangkan wilayah yang sulit
dijangkau
akan
diekstrapolasi.
Hal
ini
menyebabkan tingkat ketelitiannya juga akan
terbatas. Di tempat yang mudah dijangkau
ketelitiannya akan cukup baik sementara daerah
yang sulit dijangkau ketelitiannya akan rendah.
TIS - 173
2. METODOLOGI PENELITIAN
Data yang akan digunakan adalah data DEM
SRTM seluruh Indonesia dengan resolusi spasial
90 meter. SRTM adalah suatu misi internasional
yang dipimpin oleh Nasional GeospatialIntelligence Agency ( NGA) dan NASA. Di
bawah perjanjian dengan NASA, Pusat data
USGS EROS mendistribusikan dan mengarsip
data DEM SRTM sesuai dengan perjanjian
kerjasama antar NASA dan NGA. Data DEM
SRTM diperoleh dari data elevasi pada skala near
global untuk menghasilkan database topografi
yang lengkap dari bumi. SRTM terdiri dari suatu
sistem radar yang khusus dimodifikasi yang
diterbangkan dalam percobaan pesawat ruang
angkasa dalam suatu misi selama 11 hari dalam
bulan Pebruari tahun 2000.
TIS - 174
Pembuatan kontur menggunakan data DEM SRTM dilakukan menurut diagram alir sebagai berikut:
DATA SRTM
(INTERNET)
KONVERSI
FORMAT
MENJADI ers
PENGISIAN
BLANK
MOSAIK
SCENE DATA
CEK BLANK
DATA DAN
CROPPING
KONVERSI
FORMAT
BLANK
DATA
DATA SRTM
FORMAT ers
PER PULAU
KONVERSI
KE FORMAT
VEKTOR (dxf)
PENCETAKAN
KONVERSI
FORMAT
dxf KE shp
EDITING
KONTUR
LAYOUT
JABAR 1109_3
JATENG 1408_3
TIS - 175
JABAR 1109_6
JATENG 1408_5
JATIM 1608_1
JATIM 1608_2
TIS - 176
4. KESIMPULAN
Dari hasil yang telah didapatkan sebaiknya
pembuatan kontur dilaksanakan per sheet, karena
pembuatan konturnya lebih teliti dibandingkan
dengan pembuatan kontur per pulau.
Perlu kajian yang lebih dalam lagi sehingga bisa
didapat aplikasi dari pembuatan kontur ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://seamless.usgs.gov/
TIS - 177