Anda di halaman 1dari 6

I.

TEST OBJEKTIF

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan darri tes bentuk essai (Arikunto,
2003:164)
Kelebihan Test Objektif yaitu:

Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur
tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun segi guru yang
memeriksa.
Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.

Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.

Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan tes Essay, karena penilainnya
bersifat objektif.

Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya lebih luas.

Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak
menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai. (Sukmadinata, 2005:187)

Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.

Kelemahan Test Objektif yaitu :

Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak
dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelamahan yang lain.
Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali
saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

Kerjasama antarpeserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka


belum menguasai bahan pelajaran tersebut.

Memang test sampling yang diajukan kepada peserta didik- peserta didik cukup
banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menjawabnya.

Tidak biasa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.

Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item test harus sebanyak jumlah
pengikut test.

Cara mengatasi kelemahan


1)
Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus
menerus hingga betul-betul mahir.
2)

Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua.

3)
Menggunakan norma/standar penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan
(guessing) yang bersifat spekulatif itu.

BENTUK-BENTUK TES OBJEKTIF:


1. SALAH- BENAR atau True- False (T- F)
a.

Kelebihan:

Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.

Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala.

Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.

b.

Kelemahan:

Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa peserta didik mengetahui dengan baik.

Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.

Memungkinkan dan mendorong peserta didik untuk menerka-nerka.

2. PILIHAN BERGANDA atau Multiple Choise ( M- Ch)


a.

Kelebihan:

Hasil belajae yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.


Terstruktur dan petunjuknya jelas.

Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.

Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.

Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.

b.

Kelemahan:

Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.


Sulit menemukan pengacau.

Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk


mengorganisir dan mengekspresikan ide.

Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

3. ISIAN atau Completion


a.

Kelebihan:

Sangat mudah dalam penyusunannya.


Lebih menghemat tempat ( menghemat kertas ).

Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.

Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap
taraf pengenalan atau hafalan saja.

b.

Kelemahan:

Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.


Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.

Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.

4. JAWABAN SINGKAT atau SHORT ANSWER


a.

Kelebihan:

Mudah dalam perbuatan


Kemungknan menebak jawaban sangat sulit

Cocok untuk soal- soal hitungan

Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas

b.

Kelemahan:

Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.


Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.

Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

5. MENJODOHKAN atau MATCHING


a.

Kelebihan:

Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan
dengan rangkaian isi soal.
Waktu membaca dan merespon relative singkat.

Mudah untuk dibuat.

b.

Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.


Kelemahan:

Materi soal dibatsi oleh factor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat
dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan
membuat tafsiran.
Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.

Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan.

II. TEST SUBJEKTIF


Pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar
yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,
bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2003:162).
Kelebihan Test Subjektif yaitu:

Mudah dipersiapkan dan disusun

Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan

Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menysuun


dalam bentuk kalimat yang bagus

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan


gaya bahasa dan carannya sendiri.

Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah yang


diujikan/dites.

Kelemahan Test Subjektif yaitu:

Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban
dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-mana dai
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.

Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)

Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oelh unsur-unsur subjektif

Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih


banyak dari penilai.

Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Cara mengatasi kelemahan:


1) Soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang akan dites (berdifat
komprehensif)
2) Soal sebaiknya tidak diambil dari kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku/catatan
3) Soal sebaiknya dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penilaiannya.
4) Soal sebaiknya menggunakan variasi pertanyaan jelaskan, Mengapa, Bagaimana,
Seberapa Jauh, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan
yang dites.
5) Sebaiknya rumusan soal dibuat sedemikain rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta
didik
6) Bentuk pertanyaan sebaiknya tidak berbentuk umum, tetapi harus spesifik

Bentuk-bentuk Tes Subjektif:


1. TES ESSAY
a.

Kelebihan:

Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.


Peserta didik tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.

Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar
yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.

Derajad ketepatan dan kebenaran peserta didik dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.

Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat
digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan
cepat.

Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan
dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga
dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.

b.

Kelemahan:

Sukar dinilai secara tepat.


Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan
peserta didik terhadap keseluruhan kurikulum.

Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.

Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya.

2.

TES LISAN

Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes
soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:
a) Tes lisan bebas, yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa
menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis
b) Tes lisan berpedoman, yaitu pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang
akan ditanyakan kepada peserta didik.
a.

Kelebihan:

b.

Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik,
sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering
mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud.
Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
Kelemahan:

Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,


Waktu pelaksanaan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai