Dry Syrup
Dry Syrup
Oleh:
Ni Made Wiryatini
(0808505003)
(0808505014)
(0808505015)
(0808505018)
Ni Putu Martiari
(0808505023)
(0808505035)
(0808505037)
(0808505038)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
BAB I
TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT
1.1. Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh kuman kuman gram negatif maupun gram positif,
khususnya untuk infeksi pada saluran cerna, saluran pernafasan, dan saluran kemih
(infeksi anugenital dan uretral gonokokus non-komplikasi otitis media) (Mycek et al.,
2001).
1.2. Farmakokinetika
1. Absorpsi
Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga konsekuensinya amoxicillin tidak
cocok untuk pengobatan shigella atau enteritis karena salmonella, karena kadar efektif
secara terapetik tidak mencapai organisme dalam celah intestinal (McEvoy and Gerald,
2002).
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran pencernaan
pada penggunaan dosis tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC
meningkat sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai
setelah 1-2 jam setelah pemberian per oral.
3. Eliminasi
Jalan utama eliminasi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama
seperti melalui filtrat glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat
yang diberikan harus disesuaikan (Mycek et al., 2001).
1.3. Mekanisme
Amoxicillin mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri (transpeptidase
atau ikatan silang) sehingga membran kurang stabil secara osmotik. Lisis sel dapat
terjadi, sehingga amoxicillin disebut bakterisida. Keberhasilan aktivitas amoxicillin
menyebabkan kematian sel berkaitan dengan ukurannya. Amoxicillin hanya efektif
terhadap organisme yang tumbuh secara tepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel.
Konsekuensinya, obat ini tidak efektif terhadap organisme yang tidak mempunyai
struktur ini seperti mikobakteria, protozoa, jamur,
Hipersensitivitas
Merupakan efek amoxicillin yang paling penting. Determinan antigenik utama dari
hipersensitivitas amoxicillin adalah metabolitnya yaitu asam penisiloat yang dapat
menyebabkan reaksi imun. Sekitar 5% pasien mengalami hal ini, berkisar dari kulit
kemerahan berupa makulopapular sampai dengan angioderma (ditandai dengan
bengkak di bibir, lidah, areaperiorbital) serta anapilaktik. Reaksi alergi silang terjadi
BAB II
SIFAT FISIKO KIMIA BAHAN
2.1. Bahan Obat/ Bahan Aktif
Amoxicillin
Struktur Amoxicillin:
Nama Kimia
Berat Molekul
Rumus Molekul
:(6R)-6-[-D-(4Hydroxyphenyl)glycylamino]penicillanic acid
: 365,4 g/mol
: C16H19N3O5S
(Reynolds, 1982)
anhidrat.
Pemerian: serbuk hablur putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan: sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
Stabilitas
Amoxicillin yang merupakan
derivat penicillin
mengalami
hidrolisis
pH: antara 3.5 dan 6.0, dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg per mL.
yang
dari 9,5 % natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Struktur Kimia:
(Anonim a, 1995)
Sifat Fisikokimia
Berat jenis
: 0.52 g/cm3
pKa
: 4.30
Titik leleh
: 227C - 252C
pH diatas 10.
Ketidaktercampuran: CMC Na ini tidak tercampur pada larutan yang bersifat asam
kuat, dan dengan garam garam logam yang dapat larut seperti alumunium, merkuri,
dan seng. Pengendapan kemungkinan terjadi pada pH dibawah 2 dan juga dapat terjadi
bilamana CMC Na dicampur dengan etanol (95%).
(Rowe et al., 2003)
Laktosa
Struktur Kimia:
Definisi: Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau
mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Kejernihan dan warna: Larutkan 3 gr dalam 10 ml air mendidih, terbentuk larutan
jernih, tidak berwarna atau hamper tidak berwarna dan tidak berbau.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
(Anonim a, 1995)
Kegunaan: pengikat dan pemanis
Ketidaktercampuran: Laktosa anhidrat tidak bercampur dengan oksidator kuat.
Ketika dicampur dengan leukonutrien hidrofobik antagonis dan laktosa anhidrat atau
laktosa monohidrat yang disimpan dalam enam minggu pada suhu 40C and 75% RH,
campuran yang mengandung laktosa anhidrat memperlihatkan ketercampuran dan
degradasi obat (Rowe et al., 2003).
Asam sitrat
Struktur Kimia:
Definisi dan Kandungan: Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu
molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5%
eter.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
(Anonim a, 1995)
pengikat rasa.
Stabilitas: Asam sitrat monohidrat kehilangan air saat kristalisasi pada udara kering
atau saat dipanasi pada suhu 400C. Sedikit mencair pada udara lembab. Asam sitrat
Struktur Kimia:
Kandungan: mengandung tidak kurang dari 99,0% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian: butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Bersifat higroskopis.
Konsentrasi (%)
0,17
Larutan oral
0,001-0,1
Larutan suspensi
0,1
Sirup oral
0,15
Sediaan topical
0,1-0,2
Sediaan vaginal
0,1-0,2
Kelarutan:
Pelarut
Aseton
Benzene
1 dalam 9,4
Carbon disulfide
1 dalam 30
Carbon tetraklorida
1 dalam 15,2
Kloroform
1 dalam 4,5
Cyclohexan
1 dalam 14,6
Etanol
Etanol (76%)
1 dalam 3,72
Etanol (54%)
1 dalam 6,27
Etanol (25%)
1 dalam 68
Eter
1 dalam 3
Methanol
1 dalam 1,8
Toluene
1 dalam 11
Air
1 dalam 300
Kandungan: Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil
alkohol polihidrik lain.
Struktur Kimia:
D-glusitol [50-70-4]
C6H14O6
BM 182,17
Pemerian: serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa manis.
Serbuk sorbitol bersifat higroskopis.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam ethanol, dalam methanol
dan dalam asam asetat.
(Anonim a, 1995)
Titik lebur: 110 - 112C untuk bentuk anhidrat, dan 97,7C untuk bentuk gamma
polymorph
Stabilitas: Sorbitol secara kimia relatif inert dan dapat bercampur dengan sebagian
besar bahan tambahan. Sorbitol stabil dalam udara tanpa kehadiran katalis atau dingin,
asam encer dan alkalis. Sorbitol tidak mudah menguap, terbakar, tidak bersifat korosif.
Sorbitol tahan terhadap fermentasi oleh mikroorganisme, walaupun begitu sebaiknya
sedian ditambahkan pengawet.
Inkompatibilitas: Sorbitol dapat membentuk khelat yang larut air dengan ion logam
bivalen atau trivalent dalam suasana asam kuat dan kondisi basa. Penambahan PEG
kedalam larutan sorbitol, dengan pengocokan kuat memproduksi waxy, gel yang
terlarut dalam air dengan titik leleh 35 40 0C. larutan sorbitol juga bereaksi dengan
besi oksida menjadi tidak berwarna.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat. Larutan dapat disimpan
dalam gelas, plastik, alumunium, dan wadah stailess steel. Penyimpanan dilakukan
pada tempat yang kering dan sejuk.
(Kibbe, 2000).
BAB III
BENTUK SEDIAAN, DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
3.1 Bentuk sediaan:
1-3 tahun
Durasi terapi Amoxicillin bergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi dan
seharusnya ditentukan melalui respon klinik dan tes bakteriologi pasien. Pada
kebanyakan infeksi kecuali gonorrhea, terapi seharusnya dilanjutkan paling sedikit 48-72
jam setelah gejala-gejala penyakit pasien menghilang. Infeksi yang parah memerlukan
waktu beberapa minggu untuk terapi (McEvoy, 2002).
3.4 Cara Pemberian
Cara pemberian dilakukan secara peroral, dimana dilakukan rekonstitusi terlebih
dahulu. Rekonstitusi dilakukan dengan cara menambahkan air matang sehingga volume
akhir setinggi tanda batas, lalu dikocok hingga homogen. Kocok dahulu sebelum
pemakaian.
BAB IV
MACAM-MACAM FORMULASI
4.1. Macam-macam Formula (Baku/ Standar):
4.1.1. Amoxicillin for Oral Suspension (125 mg/5ml)
Tiap 5 ml sirup yang direkonstitusi mengandung:
Amoxicilin Trihidrat yang setara dengan Amoxicillin 125 mg
Dari formula ini menghasilkan 2940 botol masing-masing 40 ml.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bahan
Amoxicillin Trihydrate
Carboxymethylcellulose Sodium
Aerosil
Colour Tartrazine
Sodium Benzoate
Sugar Pharm. Grade
Pineapple Flavor Dry
Jumlah
3,8 kg
1,1 kg
450 g
12 g
270 g
54 kg
600 g
Bahan
Amoxicillin Trihydrate
Sodium Citrate
Colloidal Silicon Dioxide
FD&C Red #40
Sodium Benzoate
Fruit Granulated Sugar
Xanthan Gum
Natural and Artificial Fruit Gum Flavor
(Anonim, 2009)
Bahan
Amoxicillin Trihydrate
Sodium Citrate
Citric Acid, Crystalline
Sodium Gluconate
Sorbitol Crystalline [10]
Kollidon CL-M [1]
Orange Flavour
Lemon Flavour
Saccharin Sodium
Jumlah
5g
5g
2,1 g
5g
40 g
6g
1,5 g
0,5 g
0,4 g
(Bhler, 1998)
Bahan
Fungsi
1.
2.
Amoxicillin
Carboxymethylcellulose Sodium
Zat aktif
Bahan pensuspensi
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sodium Benzoat
Laktosa
Sorbitol
Asam Sitrat
Perisa Melon
Pewarna Hijau
Pengawet
Zat tambahan
Anticaplocking
Buffer
Perasa
Pewarna
Jumlah
3,25 gr
0,935 gr
%b/v
3,25
0,935
Range (%b/v)
-
0,230 gr
39,015 gr
6,885 gr
1 gr
0,230
39,015
6,885
1
0,1-1 %
0,02-0,5%
15-30%
0,1-2%
q.s.
q.s.
4.3. Permasalahan
1.
2.
3.
hari, sehingga dengan dibuat dalam bentuk sirup kering maka kemungkinan
degradasi cincin beta laktam yang ada dapat dihindari (Lasy et al., 2004).
2. Stabilitas pH amoxicillin berkisar dari 5,0 sampai 7,0 (Kohli dan Shah, 1998),
sehingga untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang ekstrim selama proses
produksi dan pemasaran, maka pada pembuatan sirup kering ditambahkan buffer
asam sitrat 1% untuk menjaga kestabilan pH.
3. Setelah pencampuran seluruh bahan, campuran serbuk dioven pada suhu 50 0C
selama 15 menit untuk menghilangkan kandungan air di dalam serbuk (Kohli dan
Shah, 1998).
4.5 Perhitungan Formulasi dan Penimbangan
4.5.1. Perhitungan Formulasi:
Amoxicillin trihidrat:
Pada formula yang digunakan dinyatakan bahwa tiap 5 ml mengandung
amoxicillin trihidrat yang setara dengan 125 mg amoxicillin (1 ml = 25 mg).
Sediaan yang dibuat adalah 100 ml sehingga penimbangan untuk 1 botol sediaan
(100 ml) adalah: 25 mg x 100 ml = 2500 mg = 2,5 g
CMC Na
Sodium Benzoat
Laktosa
1.1kg
374mg
botol
2940botol
100ml
374mg 935mg
40ml
270 g
92mg
botol
2940botol
100ml
92mg 230mg
40 ml
54kg
18,36 g
botol
2940botol
100ml
18.36 g 45,9 g
40ml
dengan
komposisi
sebanyak
15%,
kemudian
dalam
Sorbitol = 45,9 g x
Penambahan
asam
sitrat
sebanyak
1%
dari
volume
total
4.5.2. Penimbangan
Dibuat sirup kering amoxicillin 125mg/5ml sebanyak 2 botol dengan volume
masing-masing 100 ml, maka penimbangannya menjadi:
No.
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Amoxicillin
Carboxymethylcellulose Sodium
Sodium Benzoat
Laktosa
Sorbitol
Asam Sitrat
Perasa dan Pewarna
Penimbangan
(1 botol)
2,5 g
935 mg
230 mg
39,015 g
6,885 g
1g
q.s
Penimbangan
(2 botol)
5g
1,87 g
460 mg
78,03 g
13,77 g
2g
q.s
BAB V
PROSEDUR KERJA
5.1. Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Ayakan
2.
Timbangan
3.
Oven
4.
Botol sirup
5.
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Amoxicillin Trihydrate
Carboxymethylcellulose Sodium
Sodium Benzoate
Laktosa
Sorbitol
Asam Sitrat
Pewarna dan perasa (jeruk)
BAB VI
EVALUASI SEDIAAN
6.1.
Evaluasi Fisika
a. Homogenitas
Sediaan suspensi terekonstitusi dilarutkan dengan air hingga mencapai volume
yang telah ditentukan yaitu 100 mL. Setelah itu, zat yang terdispersi harus halus dan
tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan lahan, endapan harus segera
terdispersi kembali. Sediaan terekonstitusi dapat mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitas suspensi. Selain itu, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (Anonim b, 1979).
b. Distribusi Ukuran Partikel
Untuk sediaan sirup kering, distribusi partikel homogen (tersalut) setelah
direkonstitusi, dapat diamati dari semakin besarnya ukuran partikel maka rongga
rongga antar partikel yang terbentuk pun semakin besar dan distribusinya menyebar
di dalam sediaan, sehingga setelah dikocok sediaan suspensi kering ini dapat
terdispersi homogen kembali.
c. Volume Terpindahkan
Masing-masing sediaan suspensi yang telah dilarutkan (10 botol) dituangkan
ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur yang tidak melebihi
dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi. Penuangan
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung udara,
kemudian diamkan selama 30 menit. Apabila sudah tidak ada gelembung udara,
maka volume tiap campuran sudah dapat diiukur. Volume rata-rata suspensi yang
diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satu pun volume wadah
yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan dalam etiket (Anonim a, 1995).
d. Penetapan pH
Penetapan pH dalam hal ini diuji agar dapat diketahui pH dari sediaan yang
dibuat untuk selanjutnya stabilitas pH dari sediaan dapat dipertahankan pada suatu
rentang pH tertentu. Untuk sirup kering amoxicillin memiliki rentang pH stabilitas
dari 3,5 6, sehingga pada saat penetapan rentang pH ini tidak boleh berubah.
Penetapan pH dengan menggunakan pH meter.
diukur dengan
Penetapan Kadar
Penetapan kadar dilakukan dengan metode KCKT (Anonim a, 1995).
b. Identifikasi
Untuk identifikasi diperlukan suatu larutan yang mengandung setara dengan 4 mg
amoxicillin dengan penambahan asam klorida 0,1 N pada sejumlah amoxicillin untuk
suspensi oral. Biarkan larutan selama 5 menit sebelum digunakan (Anonim a, 1995).
6.3. Evaluasi Biologi
a.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim b. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim.
2009.
Suspensi
Oral
Amoxicillin,
(cited
2010
Mar,
4).
Available
from:http//:www.patentstorm.us/
Astuti, K. W., N M. P. Susanti, I M. G. Wirasuta, dan I N. K. Widjaja. 2007. Petunjuk
Praktikum Farmasi Fisika. Bukit Jimbaran: UNUD.
Bhler, V. 1998. Generic Drug Formulations, (cited 2010 Apr, 15). Available from:
http://anhuipharm.com.cn/pdf
Kibbe, A. H. 2000. Handbook of Pharmaceuticals Excipients. London-United Kingdom:
Pharmaceutical Press.
Kohli, D. P. S. dan D. H. Shah. 1998. Drug Formulation Manual. India: Easten Publishers G59.
Lasy, C. F., L. L. Amstrong, M. P. Goldman, L. L. Lance. 2004. Drug Information Handbook
12th Edition. Ohio: Lexi Comp.
Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex. London: The Pharmaceutical Press.
McEvoy and K. Gerald. 2002. AHFS Drug Book 4. USA: American Society of Health System
Pharmacist.
Mycek, M. Johnson., R. Amrstrong, Harvey and P. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan
Bergambar, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Widya Medika.
Novak, K. K. 2004. Drug Facts & Comparisons, 58ed. Canada: Facts and Comparisons.
Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 28 Edition. London: The
Pharmaceutical Press.
Rowe, R. C., Paul J. S., and Paul J. W. 2003. Hand Book of Pharmaceutical Excipients. USA:
Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.