KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis persembahkan ke
hadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat melalui
hari demi hari dengan penuh semangat dalam menulis makalah ini, untuk memenuhi salah
satu tugas dalam mata kuliah Perpajakan Sektor Publik. Dan ini merupakan suatu
usaha untuk membantu penulis dalam mencapai tujuan pendidikan. Shalawat dan salam
kepada Rasulullah SAW, semoga kesabaran beliau dapat menjadi contoh teladan dalam
perjalanan makalah ini serta di kegiatan selanjutnya. Dasar harapan penulis pada makalah
ini akan membantu mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya tentang
perpajakan khususnya tentang Ketentuan Umum Perpajakan.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun
makalah ini, dari itu penulis megharapkan kritik dan saran-saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih sempurna lagi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj.
Warnida, SE, MM, Ak selaku dosen mata kuliah bersangkutan, yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan paper ini serta semua pihak yang turut membantu
penyelesaian makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
Latar Belakang
kepatuahan wajib
pajak
dalam melaksanakan
definisi
dari
penetapan
dan
ketetapan.
Penetapan
serangkaian
kegiatan
menghimpun
dan
objektif
dan
profesional
berdasarkan
suatu
standar
berupa
keterangan,
tulisan,
atau
benda
yang
dapat
yang
dilakukan
oleh
penyidik
untuk
mencari
serta
nyata-nyata
atau
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
tidak
atau
keterangan
lain
pajak
dalam
Surat
Ketetapan
Pajak
Kurang
Bayar
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi
administrasi
berupa kenaikan sebesar:
a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
cara
penerbitan
Surat
Ketetapan
Pajak
Kurang
Bayar
Jenderal
Pajak,
setelah
melakukan
pemeriksaan,
menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Nihil apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak
yang dibayarsama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak
tidak terutang dan tidak adakredit pajak atau tidak ada pembayaran
pajak. ***)
Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil diatur dengan atau
berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan. ***)
Surat Ketetapan Pajak Nihil diterbitkan untuk:
a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak
yang terutang atau pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak;
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah kredit pajak sama dengan
jumlah paJak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak. Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang terutang dihitung dengan
cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut
oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut; atau
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang
dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak
terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
1.2.3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB-Pasal 17)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau
tidak seharusnya terutang.Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan
pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar
daripada jumlah pajak yang terutang. ***)
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak,
setelah menelitikebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. ***)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan lagi
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau data baru ternyata
pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan
pembayaran pajak yang telah ditetapkan. ***)Pasal 17C
Direktur
Jenderal
Pajak
setelah
melakukan
penelitian
atas
dengan
kriteria
tertentu,
menerbitkan
Surat
Keputusan
pada
ayat
(1)
tidak
dapat
diberikan
pengembalian
Adalah
kenaikan
sebesar
100%
(seratus
persen)
dari
jumlah
perpajakan
atau
tindak
pidana
lainnya
yang
dapat
dalam
Pasal
13ayat
(5)
Undang-Undang
Pajak
Pajak
atau 2.
Pertambahan
identitas
Nilai
pembeli
serta
1984
nama
dan
dan
atau
Tahun
Pajak
sampai
dengan
diterbitkannya
pajak
yang
ditagih
kembali,
dihitung
dari
tanggal
Penagihan Pajak
sekaligus,
memberitahukan
surat
paksa,
mengusulkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan.
Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa,
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang,
Pembatakan Lelang, Jasa Penilai, dan biaya lainnya sehubungan
dengan penagihan pajak.
Pejabat
adalah
memberhentikan
orang
Jurusita
yang
Pajak,
berwenang
mengangkat
menerbitkan
Surat
dan
Perintah
adalah
pelaksana
tindakan
penagihan
pajak
yang
penyitaan
dan
penyanderaan.
Penagihan
pajak
dapat
Pajak
Bayar(SKPKB),
(STP),
Surat
Surat
Ketetapan
Tambahan(SKPKBT),
Surat
menyebabkan
terutang
Keputusan
menjadi
pajak
Keberatan
lebih
Ketetapan
yang
besar,
Pajak
Keputusan
menjadi
Kurang
Kurang
Bayar
Pembetulan
lebih
menyebabkan
Surat
Pajak
besar,
pajak
Keputusan
yang
Surat
terutang
Banding
yang
Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selamalamanya atau berniat untuk itu.
2.
yang
dikuasai
mengecilkan
dalam
kegiatan
rangka
perusahaan,
menghentikan
atau
pekerjaan
atau
yang
dilakukannya di Indonesi.
3.
4.
5.
Surat
Penagihan
Seketika
dan
Sekaligus
sekurang-
Pajak
2.
3.
4.
Surat
Penagihan
Seketika
dan
Sekaligus
diterbitkan
sebelum
Surat Teguran
2.
Surat Paksa
Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat
teguran maka akan diterbitkan surat paksa yang disampaikan oleh
juru sita pajak negara dengan dibebani biaya penagihan sebesar
25.000 (dua puluh ribu rupiah), utang pajak harus dilunasi dalam
waktu 224 jam.
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak. Surat kuasa memiliki kekuatan eksekutorial dan
kedudukan hukum yang sama dengan pututsan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan tetap (inkracht).
Surat Paksa sekurang-kurangnya meliputi :
1.
Nama wajib pajak, atau nam Wajib Pajak dan Penanggung Pajak
2.
Dasar penagihan
3.
4.
dalam
keputusan
persetujuan
angsuran
atau
Penanggung Pajak
Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun
bekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila penanggung
pajak apabila yang bersangkutan tidak dapat dijumpai.
3. salah satu ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus
harta peninggalannya apabila wajib pajak telah meninggal dunia
dan harta warisan belum dibagi.
4. para ahli waris, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan
harta warisan telah dibagi.
Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh jurusita pajak
kepada :
1.
Pengurus,
kepala
perwakilan,
kepala
cabang,
Surat Sita
Apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 224 jam
dapat dilakukan tindakan penyitan atas barang-barang Wajib Pajak
dengan dibebani biaya pelaksanaan sita sebesar Rp 75.000.
Penyitaan adalah tindakan jurusita pajak untuk menguasai barang
penanggung pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak
menurut peraturan perundan-undangan. Apabila utang pajak tidak
dilunasi oleh penanggung pajak dalam waktu 2 x 24 jam setelah
diberitahukan , Pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan. Setiap melaksanakan penyitaan, jurursita pajak membuat
berita acara pelaksanaan sita yang ditandatangani oleh jurusita pajak,
penanggung pajak, dan saksi-saksi. Berita Acara Pelaksanaan Sita
mempunyai kekuatan mengikat meskipun penanggung pajak menolak
untuk menandatanganinya,
Barang yang dapat disita berupa :
1.
atau bentuk
lainnya
yang
2.
Lelang
Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara
ada.
Sisa
barang
beserta
uang
kelebihan
hasil
lelang
sampai
dengan
tanggal
pembayaran
atau
tanggal
diperpanjang
selama-lamanya
bulan
dan
dilakukan
atas
permintaan
pejabat
atau
atasan
pejabat
yang
utang
pajak
Penyanderaan
dengan
hanya
menempatkannya
dapat
dilakuakan
di
tempat
terhadap
Gugatan
Gugatan Penanggung Pajak terhadap Pelaksanaan Surat Paksa,
Surat
Pelaksanaan
Perintah
Melaksanakan
penyitaan,
atau
Melaksanakan
Penyitaan,
atau
Pengumuman
Lelang
dilakukan. [11]
Ketentuan Pidana
Adapun ketentuan-ketentuan pidana antara lain:
1.
Penanggung
pajak
yang
memindahkan
hak,
menjual barang sitaan (sesuai UU PPSP Pasal 25 ayat (3) huruf b,c,d,e)
tidak melaksanakan kewajibannya, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 minggu dan paling lama 4 bulan 2 minggu dan denda
paling sedikit Rp 500.000 dan paling banyak Rp 10.000.000
3.
mencegah,
yindakan
dalam
menghalang-halangi,
melaksanakan
ketentuan
atau
menggagalkan
undang-undang
yang
dilakukan oleh juru sita pajak, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 minggu dan paling lam 4 bulan 2 minggu dan denda paling
sedikit Rp 500.000 dan paling banyak 10.000.000. [12]
Selain iu Penanggung Pajak dilarang :
1.
meminjamkan,
menyembunyikan,
menghilangkan,
atau
merusak
berita acara Pelaksanaan Sita yang telah ditempel pada barang sitaan.
Penanggung Pajak yang melanggar ketentuan ini dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp 12
juta.
Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau
permintaan yang dilakuakan menurut UU, atau dengan sengaja
mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan tindakan dalam
melaksanakan ketentuan UU yang dilakukan oleh juru sita pajak,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan 2 minggu dan
denda paling banyak Rp 10 juta. [13]
Daluwarsa Tindakan Penagihan Pajak
Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan
pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan,
daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun terhitung sejak terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun
pajak yang bersangkutan.
Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun
dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1.
daluwarsa
ini
penagihan
pajak
dihitung
sejak
tanggal
penerbitannya
terdapat
kesalahan
atau
kekeliruan.dalam
hal
permohonan
tersebut
ditolak
tindakan
pelaksanaan
Dibetulkan
Ruang
lingkup
pembetulan
ketetapan
pajak,
terbatas
pada
c.
Penghitungan
Penghasilan
Neto,
penerapan
sanksi
administrasi,
c.
Administrasi;
h.
Pajak
Permohonan pembetulan oleh WP harus disampaikan ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan surat ketetapan pajak,
Surat Tagihan Pajak (STP), atau surat keputusan lain yang terkait
dengan
bidang
perpajakan
yang
diajukan
pembetulan,
dengan
pajak, STP, atau surat keputusan lain yang terkait dengan bidang
perpajakan;
b.
c.
ketetapan
pajak
atau
sejak
tanggal
pemotongan
atau
pemungutan
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila Wajib
Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. ***)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan
pajak, WajibPajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar
paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam
bukan
merupakan
surat
keberatan
sehingga
tidak
dipertimbangkan. ***)
Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh pegawai
Direktorat Jenderal
Pajak yang ditunjuk untuk menerima surat keberatan atau tanda
pengiriman surat
keberatan melalui pos dengan bukti pengiriman surat, atau melalui
cara lain yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan menjadi
tanda bukti penerimaan surat keberatan. ***) Apabila diminta oleh
Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang
menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, atau pemotongan
atau pemungutan pajak. ***)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu
pelunasan pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau
ayat (3a) atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan
keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Surat Keputusan Keberatan. ***) Jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(7)
tidak
termasuk
sebagai
utang
pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a). ***)
Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,
Wajib Pajakdikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50%
(lima
puluh
persen)
dari
jumlah
pajak
berdasarkan
keputusan
ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus
dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan
disampaikan.
Perlu diketahui bahwa apabila permohonan keberatan Wajib Pajak
ditolak dan Wajib Pajak tidak mengajukan banding maka Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh
persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Banding
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara
tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama
3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri
dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut. ***)
Sanksi / Denda
Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam
UU perpajakan. Terkait besarannya denda dapat ditetapkan sebesar
jumlah tertentu, persentase dari
menyebabkan
sanksi
administrasi
berupa
Pasal Masalah
Sanksi
Keterangan
denda,
bentuk
Per SPT
b. Tahunan PPh
Per SPT
Dari
jumlah
bunga
umumnya
utang
menerapkan
paiak.
Penghitungan
bunga
majemuk
bunga
utang
(bunga
pada
berbunga).
1. 8 (2 dan 2a)
Per
Keterlambatan
pembayaran
pajak
masa
dan
2%
PKP
yang
gagal
berproduksi
2%
dan
telah
diberikan
SKPKB/T,
SK
Pembetulan,
SK
Keberatan,
Putusan
Per
2%
Per
bulan,
bagian
Atas
kenaikan adalah sanksi yang paling ditakuti oleh wajib Pajak. Hal ini
Wajib
Pajak
tidak
memberikan
informasi-informasi
yang
Keterangan
teguran,
PPN/PPnBM
yang
tidak
seharusnya
PPh
yang
tidak/
kurang dibayar
b. tidak/kurang dipotong/ dipungut/ disetorkan 100%
Sanksi Pidana
Kita sering mendengar isilah sanksi pidana dalam peradilan umum.
bahwa
pada
dasarnya,
pengenaan
sanksi
pidana
pemerintah
masih
memberikan
keringanan
dalam
pemberlakuan sanksi pidana dalam pajak, yaitu bagi Wajib Pajak yang
baru pertama kali melanggar ketentuan Pasal 38 UU KUB tidak dikenai
tidak
menyelenggarakan
memperlihatkan
atau
pembukuan
tidak
atau
meminjamkan
pencatatan,
buku,
catatan,
tidak
atau
(dua)
kali
lipat
dari
ancaman
pidana
yang
diatur
sebagaimana butir b.
d.39 ayat (3) =
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau
kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
Sanksi tindak pidana berlaku juga bagi wakil, kuasa, atau pegawai
dari Wajib Pajak, yang menyuruh melakukan, yang turut serta
melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan.
Daluwarsa Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah
lampau
waktu
sepuluh
tahun
sejak
saat
terutangnya
pajak,
Kesimpulan
Penetapan
dimana
WP
merupakan
menghitung,
memperhitungkan,
membayar,
dan
Rudi
Suhartono.
2012.Perpajakan.