STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari skenario tersebut didapatkan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa dokter gigi menyarankan dilakukan ekstraksi pada gigi 74 dan
75 serta pemasangan gigi tiruan?
2. Gigi tiruan apa yang digunakan untuk pasien pada skenario dan mengapa
digunakan gigi tiruan jenis itu?
3. Apa perbedaan gigi tiruan pada orang dewasa dengan gigi tiruan pada
anak-anak?
4. Apakah dengan pemasangan gigi tiruan bisa membantu mengoreksi gigi
anterior yang berdesakan?
STEP 3
BRAIN STORMING
1. Mengapa dokter gigi menyarankan dilakukan ekstraksi pada gigi 74 dan 75
serta pemasangan gigi tiruan?
- Alasan dilakukan ekstraksi adalah:
a. Adanya gangren radik karena karies akan mengakibatkan kematian
pulpa sehingga pulpa menjadi nonvital, namun didalam pulpa tersebut
masih ada bakteri yang nantinya akan menyebabkan infeksi. Apabila
infeksi sudak mengenai bagian periapikal dikhawatirkan akan
mengganggu benih dari gigi permanen seperti menimbulkan jejas pada
sel ameloblas selama proses kalsifikasi. Jejas ini akan mengakibatkan
hipokalsifikasi pada gigi permanen.
b. Apabila tidak dilakukan ekstraksi akan mempengaruhi dari oklusi gigi
geligi sehingga ditakutkan timbulnya pengunyahan unilateral terus
-
menjadi bilateral.
Menjaga gigi antagonis supaya tidak ekstrusi.
Menjaga estetik
Mencegah adanya penyempitan lengkung rahang.
Rahang pada pasien masih mengalami perkembangan sehingga perlu
Foto Roengetnologi
STEP 4
MAPPING
Ektraksi
gigi 74 dan 75
Syarat
Indikasi dan Kontraindikasi
Klasifikasi
Desain
Prosedur pembuatan
Insersi
4
Instruksi
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan menjelaskan:
1. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan sebagian lepasan pada anak (urutan
2.
3.
4.
5.
STEP 7
Insisiv
Insisiv
Caninus
Molar 1
Molar 2
Maksila
sentral
6,5
lateral
5,1
7,0
7,3
Mandibul
4,2
4,1
5,0
7,7
8,2
(mm)
9,9
(mm)
Ket
Insisiv
Insisiv
Caninus
Premolar 1
Premolar 2
Molar 1
Maksila
sentral
8,79
lateral
6,98
7,94
7,42
7,01
10,6
(m
Mandibula
5,96
6.10
6,92
7,44
7,40
m)
11,11
(m
m)
dilakukan
berulang
kali
disesuaikan
dengan
pola
d. Pada foto roengetnologi gigi permanen pengganti akan erupsi, terlihat dari
adanya gambar radiolusen pada tulang alveolar.
e. Pasien dengan keterbelakangan mental sehingga sulit bagi dokter untuk
menjelaskan tentang perawatan dan pasien juga akan kesulitan untuk
merawat, memasang dan melepas gigi tiruan secara mandiri.
2. Syarat Gigi Tiruan yang Ideal
a. Tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya
b. Tidak menggangu erupsi gigi permanen
c. Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga
d. Disain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan
e. Tidak mengganggu fungsi bicara
f. Mudah dilakukannya reparasi
g. Tidak mengganggu pertumbuhan lengkung rahang
h. Stabil dan kuat untuk daya kunyah
i. Dapat memperbaiki estetik
j. Dapat mencegah migrasi gigi tetangga ke daerah kosong dan mencegah
k.
l.
m.
n.
3. Klasifikasi
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, dalam hal
panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi
rencana pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor
maupun dukungannya. Penentuan kelas pada gigi geligi sulung menggunakan
klasifikasi Lindahl.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut
(Lindahl, R.L. 1964):
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
11
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada pada kedua sisi rahang atau bilateral free end.
b. Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pada 1
sisi rahang atau unilateral free end.
c. Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian
posterior.
d. Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis
tengah rahang atau median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi.
12
a. Pada pemasangan GTSL, anak dan orang tuanya harus diberitahu cara
memasang, melepaskan, dan memeliharanya.
b. Pemasangan dilakukan di depan kaca, sehingga pasien dapat melihatnya,
kemudian pasien diminta untuk mencoba memasang sendiri di depan
operator dan orang tuanya.
c. Pasien diinstruksikan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya dan dokter
gigi juga melakukan oral profilaksis.
d. Apabila pasien berolahraga, seperti berenang, hendaknya GTSL dilepas
dan disimpan pada kotak kokoh.
e. GTSL dilepas saat akan tidur.
f. Apabila terjadi keluhan atau kerusakan pada GTSL harus segera ke dokter
gigi, tidak perlu menunggu jadwal kontrol yang ditetapkan.
g. Penggunaan sikat gigi yang lunak untuk menghilangkan sisa-sisa makanan
dan dental plak.
h. Kontrol setiap 4-6 bulan sekali.
Kontrol
a. Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan keutuhan GTSL, kondisi gigi
penyangga dan gingivanya.
b. Apabila dirasa perlu, dapat dilakukan aplikasi florida topical untuk
mencegah karies dan dekalsifikasi gigi.
c. Pemeriksaan foto rontgen untuk melihat reaksi jaringan pada pemasangan
alat dan melihat perkembangan pertumbuhan gigi permanen.
d. Scalling dengan hati-hati pada gigi yang memiliki karang gigi.
e. Pengangkatan debris dan pembersihan poket.
DAFTAR PUSTAKA
13
14