Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare
1. Definisi Diare
Defisinisi diare menurut Hipocrates adalah buang air besar dengan
frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek
atau cair. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM diare diartikan sebagai
buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer, dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air
besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan
dan anak bila frekuensinya lebih dari 3 kali.7)8)
Diare adalah keluarnya tinja cair dalam jumlah berlebihan, misalnya
menunjukkan konsistensi tinja dan bukan frekuensinya9); sebaliknya dengan
definisi Robert H. Sellor, MD diare adalah sebagai peningkatan frekuensi,
kecairan, atau volume buang air besar relatif terhadap kebiasaan untuk seorang
individu.10)
Diare adalah buang air besar yang disertai banyak air, merupakan simtom
(kumpulan gejala) dari berbagai penyakit. Diare biasanya berbarengan dengan
peradangan usus. Diare merupakan simtom, jadi bukan penyakit sama halnya
dengan demam panas, bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu
penyakit tertentu.11)
2. Klasifikasi Diare
Rondle Short (1961) membuat klasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak
adanya infeksi; gastroenteritis (diare dan muntah) diklasifikasikan menurut 2
golongan yaitu diare infeksi spesifik : tifus abdomen dan para tifus, disentri basil
(shigella), entrokolins, staafilokok dan diare Non spesifik : diare dieretik.12)
Ellis dan Mitchell (1923) membagi diare pada bayi dan anak secara luas
berdasarkan lamanya diare:12)

a. Diare akut atau diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak. Diare
karena infeksi usus dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi
umumnya disebut gastro enteritis infertil.12)
Diare akut adalah diare yang terjadii secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.13)
b. Diare Kronik adalah diare yang berlanjut lebih dari 2 minggu (Welker Smit
1979)

14)

yang umumnya bersifat meratur; diantara diare akut dan kronik

disebut diare sub akut.


3. Etiologi Diare
Diare yang merupakan lawan konstipasi akibat dari pergerakan feses yang
cepat melalui usus besar, penyebab utamanya adalah infeksi pada saluran
pencernaan yang dinamakan enteritis.15)
Berdasarkan penyebabnya diare dapat dibagi dalam 2 golongan, diare
primer dan sekunder.11)
a. Diare primer disebabkan oleh
1. Makanan dan minuman bahan yang merangsang lambung dan usus seperti
cabe, jamur.
2. Racun : larangan air raksa
3. Iklim : hawa dingin, panas tiba-tiba
4. Gangguan saraf : histeris, ketakutan dan cemas
b. Diare sekunder disebabkan oleh :
1. Penyakit infeksi
2. Penyakit menahun dari jantung paru-paru, hati
3. Penyakit radang ginjal, kurang darah
Diare disebabkan oleh faktor infeksi bacterial, parasit, makanan, gangguan
penyerapan (malabsorpsi), obat-obat, Neoplasma, racun, penyakit ginjal, keadaankeadaan lain.7)
1. Infeksi Bacterial
Diare pada dysentry bacillair dapat ringan atau berat tergantung dari beratnya
infeksi, dan disertai muntah-muntah, colic perut menyeluruh, demam. Diare pada
keracunan makanan staphyloccus datangnya dengan tiba-tiba, hebat, dapat
menyebabkan shock dan dehidrasi dan biasanya hanya berlangsung selama
beberapa jam. Diare pada demam typoid mulai dalam minggu kedua dari

penyakitnya. Sesudah suatu masa sembelit, dan berlangsung terus selama sisa dari
serangan; tinjanya cair dan berwarna kuning pucat. Diare pada demam
paratyphoid lebih ringan daripada demam typoid. Diare cholera tiba-tiba dan
sangat hebat, di mana penderita mengeluarkan banyak tinja seperti air beras dan
menjadi dehydrasi.7)
2. Parasit
Dysentry amoeba timbul pada penduduk di negara-negara tropis, pendatang dari
negara-negara tersebut dan pelancong-pelancong yang menuju ke negara-negara
tersebut; dapat timbul dalam bentuk acute dan chronis. Pada bentuk acute
diarenya hebat bersamaan dengan sakit perut bagian bawah melilit, sedikit
demam, dengan darah dan lendir di dalam tinja; pada bentuk chronis diare
bersamaan dengan kembung, colic dan dengan lendir di dalam tinja. Diare ringan
kadang-kadang dapat disebabkan oleh infestasi cacing gelang dan cacing pita.
Diare, anaemia dan cachexia terjadi pada infestasi cacing tambang. Infeksi
giardia lambia merupakan penyebab umum dari diare.7)
3. Makanan
Beberapa orang menderita diare sudah makan rubab (semacam sayur) atau buah
zabib (pium). Berak yang lunak atau diare dapat disebabkan karena minum
alcohol terlalu banyak.7)
4. Gangguan Penyerapan (Malabsorpsi)
Diare chronis dan malnutrisi timbul sebagai akibat dari gangguan penyerapan
unsur-unsur makanan yang penting oleh usus halus. Gangguan penyerapan
semacam itu timbul pada :
Penyakit coelia steatorhea idiopathica, tropical sprue, penyakit chronic (regional
ileitis), pemotongan atau jalan lintas (short circuit) dari usus halus.7)
5. Obat-obat
Obat-obat yang menyebabkan diare adalah segala jenis pencahar, digitalis: diare
bersamaan dengan nausea, muntah-muntah, denyut nadi lambat, bunyi jantung
mendua merupakan tanda dari kelebihan dosis, antibiotica : antibiotica dapat
menyebabkan diare dengan mengganggu keseimbangan bacteri normal dalam
usus.7)
6. Neoplasma

Diare, sembelit atau diare dan sembelit yang berselang seling timbul pada
carcinoma colon. Bila pertumbuhan menimbulkan konstriksi, lebih sering terjadi
di sebelah kiri, biasanya terjadi gejala-gejala penyumbatan usus; dan bila
pertumbuhan tumor seperti bunga kool, lebih sering di sebelah kanan, biasanya
terdapat darah di dalam tinja.7)
7. Keadaan-keadaan Lain
Diare ringan umumnya disebabkan oleh kecemasan. Fungsi usus yang tidak
teratur dengan diare, sembelit, kembung, sakit perut melilit, dan keluarnya lendir
terjadi pada Syndroma colon irritable (irritable colon syndrome). Diare
merupakan gejala utama pada colitis ulcerativa; diare tersebut terjadi pada semua
tahap dari penyakit ini; berat ringannya tergantung dari derajat kegawatan
penyakitnya; acute, chronis atau ringan; tinja mengandung darah dan lendir; dan
selama gejala penyakit ini menurun biasanya tinja lunak. Diare ringan dapat
timbul pada hyperthyroidisme, disertai dengan pembesaran kelenjar thyroid,
exophthamos, tremor, berkeringat dan berdebar-debar.7)
B. Patofisiologi Diare dan Dehidrasi
Diare dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit tubuh melalui tinja.
Kehilangan sejumlah air dan elektrolit bertambah bila muntah dan kehilangan air juga
meningkat bila ada panas. Pada bayi pengeluaran feses dalam keadaan normal 5-10
gram/kg berat badan/hari. Bila terjadi diare jumlah feses melebihi 10 gram/kg/berat
badan/hari. Pada anak di atas usia tiga tahun, pengeluaran feses mendekati orang
dewasa yakni 100 gram/hari.22)
Sebagai akibat kekurangan cairan dan elektrolit (Na, Cl) di dalam sel epitel
usus, cairan dan elektrolit (Na, Cl) dari darah akan mengalir ke dalam sel epitel usus
yang seterusnya akan dikeluarkan ke lumen usus. Bila keadaan ini berlangsung terus
menerus, maka akan terjadi kekurangan cairan (dehidrasi) dan kekurangan elektrolit
(hiponatremia), hipokalemia dan sebagainya).22)
Jumlah feses dan konsistensi feses berkaitan dengan prognosis episode
diare. Pada penelitian sebelumnya mendapatkan frekuensi buangan air besar yang
lebih dari delapan kali per hari merupakan faktor resiko terjadinya dehidrasi.
Muntah pada penderita diare lebih mendahului timbulnya diare sampai 48 jam,

tetapi gejala muntah juga menghilang lebih cepat 12-48 jam setelah diare timbul.
Muntah-muntah yang hebat dan berulang-ulang akan menyebabkan hilangnya H
dan Cl yang manifestasi sebagai alkalosis metabolic yang dapat menyebabkan
Cardiacarrest. Frekuensi muntah lebih dari dua kali per hari merupakan faktor
resiko terjadinya dehidrasi.22)
Insensible losses meningkat oleh peningkatan kerja metabolisme, seperti
pada keadaan demam, dalam hal ini setiap peningkatan 10C di atas suhu 38oC
berhubungan dengan peningkatan insensible losses sebesar 10-20%. Temperatur
di atas 990F juga merupakan faktor resiko terjadinya dehidrasi.22)
Pada pemeriksaan dehidrasi pasien sering merasa demam (deman
dehidrasi) serta matanya cekung dan masuk, pada bayi funtanellanya biasa
depresi. Kulit dan jaringan sub kutis kering dan tidak elastis, sehingga bila mereka
dicubit antara jari telunjuk dan ibu jari maka tidak melenting lembek seperti pada
kulit normal, pada kasus dehidrasi yang pernah terjadi shook dan pasien tampil
dengan nadi lembah seperti benang, tekanan darah rendah, pengeluaran jelas
berkurang yang menyebabkan unemia eksternal.22)
Tanda-tanda klinis yang timbul apabila penderita jatuh ke dalam dehidrasi
adalah : rasa haus, elastisitas (turgor dan tonus) kulit menurun, bibir dan mulut
kering, mata cowong, air mata tidak keluar, ubun-ubun besar cekung, air kencing
sedikit (oliguria) bahkan dapat anuria, tekanan darah rendah, tahikardia,
kesadaran menurun.22)

Tabel 2.1Pengukuran Derajat Dehidrasi


Tanda dan Gejala
- Keadaan umum

Dehidrasi ringan
Sakit, gelisah, laus

Dehidrasi Sedang
Gelisah, Ngantuk, rewel

- Denyut nadi

Normal < 120 x /mnt

Normal
Normal
Ada
Normal
Lembab
Jika
dicubit
kembali normal
Normal

Cepat dan
120-140 x / menit
Dalam dan cepat
Cekung
Sedikit
Kering
Utk kembali normal
Lambat

Dehidrasi Berat
Ngantuk,
lemas,
dingin, berkeringat,
pucat, pingsan.
Cepat,
halus,
kadang tercoba.
Dalam dan cepat
Sangat cekung
Tidak ada
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat carbot

Berkurang

Tidak ada

Pernapasan
Ubun-ubun
Air mata
Kelopat mata
Selaput lendir
Elasitas kulit

- Air Seni

segera

Sumber : Soegijanto, S, H. 1992. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan


Pelaksanaan. Salemba Medika.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare


Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :
1. Umur.
Pitono (1987) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan kausal yang jelas antara faktor usia dengan lama kesembuhan klinik
diare, serta komplikasi-komplikasi yang terjadi. Makin muda usia bayi makin
sering didapatkan kesembuhan klinik diare yang lebih lama, regenerasi dan
direferiansi mukosa usus berjalan secara lambat yang juga belum memadai dalam
hal mengatasi perubahan yang terjadi. 16)
Beberapa penelitian melaporkan angka kesakitan diare meningkat pada
bayi umur 0-11 bulan dan anak umur 12-13 dan menurun pada golongan umur 2459 bulan. Keadaan tersebut dapat disebabkan karena belum terbentuknya
kekebalan alami dari anak dibawah umur 24 bulan, sedangkan mereka sudah
terpapar oleh pengganti air susu ibu dan makanan tambahan yang pengolahan dan
penyajian kurang higienis.17)
2. Status Gizi
Pitono 1987 mengatakan bahwa keadaan nutrisi tidak mempunyai
hubungan yang linear dengan kejadian diare kemungkinan banyak terjadi pada
keadaan gangguan nutrisi yang nyata. 16)
Berat dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita.
Pada penelitian yang cermat insiden diare pada anak yang gizinya kurang ternyata
sama pada anak yang gizinya baik. Namun anak yang gizinya kurang menderita
diare lebih berat dan keluaran tinja lebih banyak sehingga dehidrasi lebih berat.
Juga diare pada anak bergizi kurang berlangsung lebih lama, sebagian karena
penyembuhan dan perbaikan usus akibat infeksi lebih lambat terjadi pada anak
yang gizinya kurang. Jadi proses diare dan gizi kurang merupakan lingkaran
setan. Diare mendorong anak bergizi yang lebih berat, bila lingkaran ini tidak
diputus pada waktunya mungkin dapat menimbulkan kematian karena diare yang

amat berat atau karena infeksi cair misalnya premoria, kematian karena diare
ternyata sering berkaitan dengan gizi kurang .4)
Diare menyebabkan keadaan gizi bayi menjadi buruk, disebabkan oleh
konsumsi makanan yang berkurang serta pengeluaran zaat-zat gizi yang
bertambah. Konsumsi makanan yang berkurang disebabkan oleh karena bayi tidak
mempunyai nafsu makan dan minuman. Pengeluaran zaat-zat gizi bertambah
sebab zat-zat gizi belum lagi sempat diabsorbsi suhu badan sudah meningkat yang
berakibat berat badan turun sanga cepat. 12)
Status gizi dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu : gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, gizi lebih. Baku rujukan penilaian status gizi menurut berat
badan dan umur (BB / U). Yang digunakan adalah WHO-NCHS.18) Pengukuran
menggunakan indeks BB / U, penilaian status gizinya menggunakan Z Skor
dengan rumus :
Z Skor =

X M
SB

Keterangan
X = BB / U dari hasil pengukuran
M = Nilai baku median BB / U
SB = Nilai simpangan baku
Dengan penilaian kategori sebagai berikut :
Gizi buruk

:<-3S

Gizi kurang

: - 3 SD

Gizi baik

: - 2 S + 2 SD

Gizi lebih

: > + 2 SD. 18)

3. Status Pemberian ASI


Kuantitas dan kualitas air susu ibu itu dipengaruhi oleh keadaan gizi,
infeksi serta kelelahan ibu. Kadar zat anti bodi dalam air susu ibu dapat menurun
bila ibu terkena infeksi intestinal yang mudah terjadi pada lingkungan dengan
higiene dan sanitasi yang kurang memadai.16)
ASI mengandung seluruh faktur esensial makanan dalam bentuk dan
proporsi yang baik untuk dicerna dan digunakan bagi manusia. Ini berlaku untuk

keluarga yang tinggal di rumah-rumah atau pondok; susu manusia cocok untuk
bayi manusia dan susu sapi cocok untuk bayi sapi. Tidak mungkin mengubah susu
sapi begitu rupa sampai serupa dengan susu manusia.20)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya jenis pangan atau cairan yang
perlu diminum oleh anak manusia dalam waktu empat sampai enam bulan
pertama kehidupannya. Kini terdapat begitu banyak bukti tentang keuntungan
kesehatan yang dapat diperoleh dari penyusuan bagi oleh ibu, jika dibandingkan
dengan bayi-bayi yang diberi minum susu formula. Bagaimanapun, sangat
disayangkann bahwa penggunaan susu formula di banyak negara berkembang di
selatan terus saja makin bertambah. (Lattam 1988).5)
ASI mengandung berbagai elemen humoral dan seluler dengan potensi
imurologik dan bersifat anti infeksi terhadap bakteri dan rotasivirus diusus halus
(wolsh dan May, 1979) termasuk elemen tersebut ialah laktoferin.ASI
mengandung faktor pelancar pertumbuhan yang dapat memperbaiki kerusakan
mukosa usus (Taper dkk, 1979).21)

D. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat dibuat kerangka teori sepaerti dibawah ini.
-

Infeksi bakterial
Parasit
Makanan
Gangguan psikologis

- Umur
- Status gizi
- Status pemberian ASI

Diare

Bagan : faktor penyebab diare dan faktor yang berhubungan dengan diare.
Sumber modifikasi :
Soeparto, P. Diare Kronik Pada Bayi
Gibsonn J. Diagnosa Gejala Klinis Penyakit

E. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Umur
Status gizi
Status pemberian ASI

Variabel terikat
Diare

F. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat dirumuskan :
1. Ada hubungan antara umur dengan diare di ruang Anak RSD Sunan Kalijaga
Demak.
2. Ada hubungan antara status gizi dengan diare di ruang Anak RSD Sunan Kalijaga
Demak.
3. Ada hubungan antara status pemberian ASI dengan diare di ruang Anak RSD
Sunan Kalijaga Demak.

Anda mungkin juga menyukai