I. TAHAP
PERENCANAAN
PENGADAAN
Instansi yang memerlukan tanah membuat Rencana Pengadaan Tanah yang disusun dalam
bentuk Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah. Setelah dokumen lengkap, instansi yang
memerlukan tanah tersebut menyampaikan kepada Gubernur (dalam hal ini Gubernur di
propinsi dimana lokasi rencana pengadaan tanah).
c.
umum pada tahap persiapan pengadaan tanah, instansi yang memerlukan tanah
mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
Pengajuan pelaksanaan pengadaan tanah tersebut dilengkapi dengan:
a. Keputusan penetapan lokasi
b. Dokumen perencanaan pengadaan tanah
c. Data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah
A. Inventarisasi
dan
identifikasi
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah
Inventarisasi dan identifikasi dilakukan oleh Satuan Tugas yang
dibentuk oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Kegiatannya
meliputi:
Data fisik penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah, dan
Pengumpulan data pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah
Yang termasuk kedalam Pihak yang berhak yaitu:
- Pemegang hak atas tanah
- Pemegang HPL
- Nadzir untuk tanah wakaf
- Pemilik tanah bekas milik adat
- Masyarakat hukum adat
- pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik, dan/atau
- pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan
tanah.
Kegiatan inventarisasi dan identifikasi tersebut dilaksanakan dalam
waktu paling lambat 30 hari kerja. Hasil inventarisasi dan
identifikasi Hasil inventarisasi dan identifikasi data pihak yang
berhak dan objek pengadaan tanah dibuat dalam bentuk peta bidang
tanah dan daftar nominatif. Hasil tersebut wajib diumumkan di
kantor desa/kelurahan, kantor kecamatan setempat dan tempat
pengadaan tanah dilakukan dalam waktu paling lambat 14 hari
kerja. Dalam hal terdapat keberatan atas hasil inventarisasi dan
identifikasi, dilakukan verifikasi dan perbaikan dalan jangka waktu
14 hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan keberatan.
3
Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan atas inventarisasi
dan identifikasi selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak berhak
dalam pemberian ganti kerugian.