Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara biokimia

karbohidrat

adalah

polihidroksil-aldehida

atau

polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini


bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus,
atau sulfur. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh
makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama
sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga
tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses
respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi
untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu
makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan
karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbiumbian( kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Memenuhi tugas matakuliah biokimia
2. Mengetahui pengertian karbohidrat
3. Mengetahui kaitan antara Metabolisme Karbohidrat dan Diabetes Mellitus

C. Batasan masalah
Komplesitas masalah karbohidrat akan melelahkan dan menyita banyak
waktu, bila disaji secara menyeluruh. Oleh karena itu penulis akan membatasi
pembahasan karbohidrat yaitu berupa pengertian karbohidrat, metabolismenya
serta keterkaitan antara metabolism karbohidrat dan diabetes mellitus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa
(C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karbohidrat juga dapat
diartikan polihidroksi aldehid (aldose) atau polihidroksi keton (ketose) dan
turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu
atau kedua komponen diatas. Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman, yaitu
Kohlenhydrate dan dari bahasa Perancis, yaitu Hydrate de Carbon.
Penamaan ini didasarkan atas komposisi unsur karbon yang mengikat hidrogen
dan oksigen dalam perbandingan yang selalu sama seperti pada molekul air
yaitu perbandingan 2 : 1. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah
disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan
hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari
bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa
manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya,
karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi aldehid karena
mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus hidroksil (OH). Karbohidrat
memegang peranan penting dalam sistem biologi khususnya dalam respirasi.
Karbohidrat dihasilkan oleh proses fotosintesa di dalam tanaman-tanaman
berdaun hijau. Karbohidrat dapat dioksida menjadi energi, misalnya glukosa
dalam sel jaringan manusia dan binatang. Fermentasi karbohidrat oleh kamir
atau mikroba lain dapat menghasilkan CO2, alkohol, asam organik dan zat-zat
organik lainnya. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas
kehidupan manusia disamping protein dan lemak. Membekalkan tenaga bagi
aktiviti harian seperti gerakkan, pertumbuhan dan lain-lain aktiviti sel di dalam
badan.

Membekalkan tenaga haba untuk memastikan suhu badan manusia kekal


pada 36.9 C.Sebagai makanan simpanan dalam haiwan dan tumbuhan Di
Indonesia kira-kira 80 90% kebutuhan energi berasal dari karbohidrat, karena
bahan makanan pokok yang biasa dimakan sebagian besar mengandung
komponen karbohidrat seperti beras, jagung, sagu dan lain-lain. Sedangkan di
Amerika sumber energi berasal dari karbohidrat 46%, lemak 42% dan protein
12%.
Dalam bahan-bahan pangan nabati, karbohidrat merupakan komponen
yang relatif tinggi kadarnya. Beberapa zat yang termasuk golongan karbohidrat
adalah gula, dekstrin, pati, selulosa, hemiselulosa, pektin, gum dan beberapa
karbohidrat yang lain. Unsur-unsur yang membentuk karbohidrat hanya terdiri
dari karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), kadang-kadang juga nitrogen
(N). Pentosa dan hektosa merupakan contoh karbohidrat sederhana, misalnya
arabinosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan sebagainya.
B. Kaitan antara Metabolisme Karbohidrat dan Diabetes Mellitus.
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai
yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan
diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Diabetes
mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan menifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes
mellitus

ditandai

dengan

hiperglikemia

puasa dan

post

prandial,

aterosklerotik dan penyakit vascular microangiophaty dan neurophaty.


Manifestasi klinis hiperglikemia biasanya telah bertahun-tahun mendahului
timbulnya kelainan klinis dari penyakit vascularnya. Pasien dengan kelainan
toleransi glukosa ringan ( gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi
glukosa ) dapat tetap berisiko mengalami komplikasi diabetes mellitus.
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling lazim.
Frekuensi sesungguhnya diperoleh karena perbedaan standar diagnosis tetapi
mungkin antara 1-2% jika hiperglikemia puasa merupakan criteria diagnosis.

Penyakit ini ditandai oleh komplikasi metabolic dan komplikasi jangka panjang
yang melibatkan mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi
maupun sistem kerja insulin, sedangkan ini sangat dibutuhkan dalam
melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes
mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat. Tubuh
manusia membutuhkan energi agar dapat berfungsi dengan baik. Energi
tersebut diperoleh dari hasil pengolahan makanan melalui proses pencernaan di
usus. Di dalam saluran pencernaan itu, makanan dipecah menjadi bahan dasar
dari makanan tersebut. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi menjadi
asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan tersebut akan
diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan akan
diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Dalam
proses metabolisme, insulin memegang peranan sangat penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya digunakan sebagai
bahan baker. Pengeluaran insulin tergantung pada kadar glukosa dalam
darah. Kadar glukosa darah sebesar > 70 mg/dl akan menstimulasi sintesa
insulin. Insulin yang diterima oleh reseptor pada sel target, akan mengaktivasi
tyrosin kinase dimana akan terjadi aktivasi sintesa protein, glikogen,
lipogenesis dan meningkatkan transport glukosa ke dalam otot skelet dan
jaringan adipose dengan bantuan transporter glukosa (GLUT 4).
Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel pankreas.
Insulin terdiri atas dua rantai polipeptida. Struktu insulin manusia dan
beberapa spesies mamalia kini telah diketahui. Insulin manusia terdiri atas 21
residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B. Kedua rantai ini
dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida. Insulin disekresi sebagai
respon atsa meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah.
Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat
puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar
glukosa yang berkisar dar 300-500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan

melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Umur insulin dalam aliran darah sangat
cepat. waktu paruhnya kurang dari 3-5 menit.
Sel-sel tubuh menangkap insulin pada suatu reseptor glikoprotein
spesifik yang terdapat pada membran sel. Reseptor tersebut berupa
heterodimer yang terdiri atas subunit dan subunit dengan konfigurasi
22. Subunit berada pada permukaan luar membran sel dan berfungsi
mengikat insulin. Subunit berupa protein transmembran yang melaksanakan
fungsi tranduksi sinyal. Bagian sitoplasma subunit mempunyai aktivitas
tirosin kinase dan tapak autofosforilasi.
Terikatnya insulin subunit menyebabkan subunit mengalami
autofosforilasi pada residu tirosin. Reseptor yang terfosforilasi akan
mengalami perubahan bentuk, membentuk agregat, internalisasi dan
mnghasilkan lebih dari satu sinyal. Dalam kondisi dengan kadar insuli tinggi,
misalnya pada obesitas ataupun akromegali, jumlah reseptor insulin berkurang
dan terjadi resistansi terhadap insulin. Resistansi ini diakibatkan terjadinya
regulasi ke bawah. Reseptor insulin mengalami endositosis ke dalam vesikel
berbalut

klatrin.

Insulin

mengatur

metabolisme

glukosa

dengan

memfosforilasi substrat reseptor insulin (IRS) melalui aktivitas tirosin kinase


subunit pada reseptor insulin. IRS terfosforilasi memicu serangkaian rekasi
kaskade yang efek nettonya adalah mengurangi kadar glukosa dalam darah.
Ada beberapa cara insulin bekerja yaitu.
Pengaturan metabolisme glukosa oleh insulin melalui berbagai
mekanisme kompleks yang efek nettonya adalah peningkatan kadar glukosa
dalam darah. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus yang jumlah
insulinnya tidak mencukupi atau bekerja tidak efektif akan mengalami
hiperglikemia.
Mekanisme yang terlibat yaitu :
a. Meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel Pengangkutan glukosa ke
dalam sel melalui proses difusi dengan bantuan protein pembawa.
b. Protein ini telah diidentifikasi melalui teknik kloning molekular. Ada 5
jenis protein pembawa tersebut yaitu GLUT1, GLUT2, GLUT3, GLUT4
6

dan GLUT 5. GLUT1 merupakan pengangkut glukosa yang ada pada otak,
ginjal, kolon dan eritrosit. GLUT2 terdapat pada sel hati, pankreas, usus
halus dan ginjal. GLUT3 berfungsi pada sel otak, ginjal dan plasenta.
GLUT4 terletak di jaringan adiposa, otot jantung dan otot skeletal. GLUT5
bertanggung jawab terhadap absorpsi glukosa dari usus halus. Insulin
meningkatkan secara signifikan jumlah protein pembawa terutama
GLUT4. Sinyal yang ditransmisikan oleh insulin menarik pengankut
glukosa ke tempat yang aktif pada membran plasma (Gambar 2.6).
Translokasi protein pengangkut ini bergantung pada suhu dan energi serta
tidak bergantung pada sintesis protein. Efek ini tidak terjadi pada hati.
c. Peningkatan aktivitas enzim
Pada orang yang normal, sekitar separuh dari glukosa yang dimakan
diubah menjadi energi lewat glikolisis dan separuh lagi disimpan sebagai
lemak atau glikogen. Glikolisis akan menurun dalam keadaan tanpa insulin
dan

proses

glikogenesis

ataupun

lipogenesis

akan

terhalang.

Hormon insulin meningkatkan glikolisis sel-sel hati dengan cara


meningkatkan
glukokinase,

aktivitas

enzim-enzim

fosfofruktokinase

yang

dan piruvat

berperan.
kinase.

termasuk

Bertambahnya

glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan dengan demikian


secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma darah.
Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang
ditemukan di hati dan berfungsi mengubah glukosa menjadi glukosa 6fosfat. Penumpukan glukosa 6-fosfat dalam sel mengakibatkan retensi
glukosa

yang

mengarah

pada

diabetes

mellitus

tipe

2.

Banyak efek metabolik insulin, khususnya yang terjadi dengan cepat


dilakukan dengan mempengaruhi reaksi fosforilasi dan dfosforilasi protein
yang selanjutnya mengubah aktivitas enzimatik enzim tersebut. Enzimenzim yang dipengaruhi dengan cara ini dikemukakan pada tabel 2.1.
Kerja insulin dilaksanakan dengan mengaktifkan protein kinase,
menghambat protein kinase lain atau meransang aktivitas fosfoprotein
fosfatase. Defosforilasi meningkatkan aktivitas sejumlah enzim penting.

Modifikasi kovalen ini memungkinkan terjadinya perubahan yang hampir


seketika pada aktivitas enzim tersebut.
Mekanisme defosforilasi enzim dilakukan melalui reaksi kaskade
yang dipicu oleh fosforilasi substrat reseptor insulin. Sebagai contoh
adalah pengeruh insulin pada enzim glikogen sintase dan glikogen
fosforilase (King, 2007).
d. Menghambat kerja cAMP
Dalam menghambat atau meransang kerja suatu enzim, insulin
memainkan peran ganda. Selain menghambat secara langsung, insulin juga
mengurangi terbentuknya cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap
insulin. Insulin meransang terbentuknya fosfodiesterase-cAMP. Dengan
demikian insulin mengurangi kadar cAMP dalam darah
e. Mempengaruhi ekspresi gen
Kerja insulin yang dibicarakan sebelumnya semuanya terjadi pada
tingkat membran plasma atau di dalam sitoplasma. Di samping itu, insulin
mempengaruhi berbagai proses spesifik dalam nukleolus. Enzim
fosfoenolpiruvat karboksikinase mengkatalisis tahap yang membatasi
kecepatan reaksi dalam glukoneogenesis. Sintesis enzim tersebut dikurangi
oleh insulin dengan demikian glukoneogenesis akan menurun. Hasil
penelitian menunjukkan transkripsi enzim ini menurun dalam beberapa
menit setelah penambahan insulin. Penurunan transkripsi tersebut
menyebabkan

terjadinya

penurunan

laju

sintesis

enzim

ini.

Penderita diabetes mellitus memiliki jumlah protein pembawa yang sangat


rendah, terutama pada otot jantung, otot rangka dan jaringan adiposa
karena insulin yang mentranslokasikannya ke situs aktif tidak tersedia.
Kondisi ini diperparah pula dengan peranan insulin pada pengaturan
metabolisme glukosa. Glikolisis dan glikogenesis akan terhambat akan
enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut diinaktivasi tanpa
kehadiran insulin. Sedangkan tanpa insulin, jalur metabolisme yang
mengarah pada pembentukan glukosa diransang terutama oleh glukagon
dan epinefrin yang bekerja melalui cAMP yang memiliki sifat antagonis

terhadap insulin. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus baik tipe I
atau tipe II kurang dapat menggunakan glukosa yang diperolehnya melalui
makanan. Glukosa akan terakumulasi dalam plasma darah (hiperglikemia).
Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut
akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal
secara terus menerus, tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem
aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal
mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar
glukosa amat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas
ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut
dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang mrupakan
indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan
kehilangan kalori yang sangat besar.
Kadar glukosa yang amat tinggi pada liran darah maupun pada ginjal,
mengubah tekanan osmotik tubuh. Secara otomatis, tubuh akan
mengadakan osmosis untuk menyeimbangkan tekanan osmotik. Ginjal
akan menerima lebih banyak air, sehingga penderita akan sering buang air
kecil. Konsekuensi lain dari hal ini adalah, tubuh kekurangan air. Penderita
mengalami dehidrasi (hiperosmolaritas) bertambahnya rasa haus dan
gejala banyak minum (polidipsia).
Gejala yang diterima oleh penderita diabetes tipe I biasanya lebih
komplek, karena mereka kadang tidak dapat menghasilkan insulin sama
sekali.

Akibatnya

gangguan

metabolik

yang

dideritanya

juga

mempengaruhi metabolisme lemak dan bahkan asam amino. Penderita


tidak dapat memperoleh energi dari katabolisme glukosa. Energi adalah
hal wajib yang harus dimiliki oleh sel tubuh, sehingga tubuh akan mencari
alternatif substrat untuk menghasilkan energi tersebut. Cara yang
digunakan oleh tubuh adalah dengan merombak simpanan lemak pada
jaringan adipose. Lemak dihidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak
dan gliserol. asam lemak dikatabolisme lebih lanjut dengan melepas dua
atom karbon satu persatu menghasilkan asetil-KoA.
Penguraian asam lemak terus menerus mengakibatkan terjadi
penumpukan asam asetoasetat dalam tubuh.Asam asetoasetat dapat
9

terkonversi membentuk aseton, ataupun dengan adanya karbondioksida


dapat dikonversi membentuk asam -hidroksibutirat. Ketiga senyawa ini
disebut sebagai keton body yang terdapat pada urine penderita serta
dideteksi dari bau mulut seperti keton. Penderita mengalami ketoasidosis
dan dapat meninggal dalam keadaan koma diabetic.
Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya
glukoneogenesis secara berlebihan.. Sel-sel hati akan meniungkatkan
produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan
merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi
sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam
pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin
yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama
sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine.
Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa
secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat
kendati terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori
normal atau meningkat.
Penderita diabetes tipe I juga mengalami hipertrigliseridemia, yaitu
kadsar

trigliserida

dan

VLDL

dalam

darah

yang

tinggi.

Hipertrigliseridemia terjadi karena VLDL yang disintesis dan dilepaskan


tidak mampu diimbangi oleh kerja enzim lipoproteinlipase yang
merombaknya. Jumlah enzim ini diransang oleh rasio insulin dan glukagon
yang tinggi. Defek pada produksi enzim ini juga mengakibatkan
hipersilomikronemia, karena enzim ini juga dibutuhkan dalam katabolisme
silomikron pada jaringan adiposa.
Berbeda dengan penderita diabetes tipe I, pada penderita diabetes tipe
II, ketoasidosis tidak terjadi karena penguraian lemak (lipolisis) tetap
terkontrol. Namun, pada terjadi hipertrigliseridemia yang menghasilkan
peningkatan VLDL tanpa disertai hipersilomikronemia. Hal ini terjadi
karena peningkatan kecepatan sintesis de novo dari asam lemak tidak
diimbangi oleh kecepatan penyimpanannya pada jaringan lemak. Asam
lemak

yang

dihasilkan

tidak

semuanya

mampu

dikatabolisme,

kelebihannya diesterifikasi menjadi trigliserida dan VLDL. Hal ini

10

diperparah oleh aktivitas fisik penderita diabetes mellitus tipe II yang pada
umumnya sangat kurang. Akibatnya kadar lemak dalam darah akan
meningkat. Pada penderita yang akut, akan terjadi penebalan pada
pembuluh darah terutama pada bagian mata, sehingga dapat menyebabkan
rabun atau bahkan kebutaan.
Kelainan tekanan darah

akibat

kadar

glukosa

yang

tinggi

menyebabkan kerja jantung, ginjal dan organ dalam lain untuk


mempertahankan kestabilan tubuh menjadi lebih berat. Akibatnya pada
penderita diabetes akan mudah dikenai berbagai komplikasi diantaranya
penurunan sistem imune tubuh, kerusakan sistem kardivaskular,kealinan
trombosis, inflamasi, dan kerusakan sel-sel endothelia serta kerusakan
otak, yang biasanya ditandai dengan penglihatan yang kabur
Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang
sangatlah kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah
menjadi ancaman serius. Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun
dan dalam setiap 10 detik seorang penderita akan meninggal karena sebabsebab yang terkait dengan diabetes.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. .Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok yaitu monosakarida,
disakarida, polisakarida.

11

2. Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang
tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan
diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin.
3. Diabetes Melitus adalah Suatu penyakit kronis yang ditandai dengan
hiperglikemia, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang
berkaitan dengan berkurangnya Insulin baik secara absolute maupun
relative.

DAFTAR PUSTAKA

A.Kusumawardhani.. Majalah kedokteran Indonesia. Volume:56, hal.205-208


2006. Food Addiction in Obesity Mutadin, Zainun.2002. Obesitas dan Faktor
Penyebabnya. Diunduh dari: http//www.e-psikologi.com/remaja/index.htmn.3 mei
2009

12

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. UI-Press. Yogyakarta.


Yanovski, susan Z.,dan Yanovski, Jack A. 2002. Obesity. NEJM. Volume: 346
hal.591-602
http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri3.pdf
http://freemedicarticles.blogspot.com/
http://dokter-alwi.com/dislipidemia.html

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Buka
    Buka
    Dokumen1 halaman
    Buka
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • SIPP
    SIPP
    Dokumen1 halaman
    SIPP
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Buka
    Buka
    Dokumen3 halaman
    Buka
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Logbook Rsud
    Logbook Rsud
    Dokumen30 halaman
    Logbook Rsud
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Surat Rekomendasi
    Surat Rekomendasi
    Dokumen1 halaman
    Surat Rekomendasi
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Panduan Pendaftaran Daring-Online PDF
    Panduan Pendaftaran Daring-Online PDF
    Dokumen8 halaman
    Panduan Pendaftaran Daring-Online PDF
    Mia Farlena
    Belum ada peringkat
  • Data Ok
    Data Ok
    Dokumen2 halaman
    Data Ok
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Logbook Rsud
    Logbook Rsud
    Dokumen30 halaman
    Logbook Rsud
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Nama Buah
    Nama Buah
    Dokumen1 halaman
    Nama Buah
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • CV New
    CV New
    Dokumen2 halaman
    CV New
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Surat Rekomendasi
    Surat Rekomendasi
    Dokumen1 halaman
    Surat Rekomendasi
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • BEDAH
    BEDAH
    Dokumen1 halaman
    BEDAH
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • SIPP
    SIPP
    Dokumen1 halaman
    SIPP
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • SIPP
    SIPP
    Dokumen1 halaman
    SIPP
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Persetujuan Pembimbing
    Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Persetujuan Pembimbing
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Draf Laporan Fti
    Draf Laporan Fti
    Dokumen3 halaman
    Draf Laporan Fti
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • COPER
    COPER
    Dokumen1 halaman
    COPER
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Wisuda HArwanti
    Wisuda HArwanti
    Dokumen1 halaman
    Wisuda HArwanti
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar & Daftar Isi
    Kata Pengantar & Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar & Daftar Isi
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • KAD Pathofisiologi
    KAD Pathofisiologi
    Dokumen15 halaman
    KAD Pathofisiologi
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Perawat Tangerang
    Perawat Tangerang
    Dokumen1 halaman
    Perawat Tangerang
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Cover Depan 2
    Cover Depan 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Depan 2
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Absensi Manajemen
    Absensi Manajemen
    Dokumen2 halaman
    Absensi Manajemen
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dinas 3
    Jadwal Dinas 3
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Dinas 3
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Merdeka
    Merdeka
    Dokumen1 halaman
    Merdeka
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Hie Gine
    Hie Gine
    Dokumen12 halaman
    Hie Gine
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Pemeriksaan Fisik
    Prosedur Pemeriksaan Fisik
    Dokumen11 halaman
    Prosedur Pemeriksaan Fisik
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Cover Depan 2
    Cover Depan 2
    Dokumen4 halaman
    Cover Depan 2
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat
  • Analisa Proses Interaksi
    Analisa Proses Interaksi
    Dokumen9 halaman
    Analisa Proses Interaksi
    Arief Nurhidayat
    Belum ada peringkat