Matematika Diskrit - Materi 2
Matematika Diskrit - Materi 2
Teori Himpunan
Materi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Logika
Teori Himpunan
Matriks
Relasi dan fungsi
Induksi matematik
Algoritma
Teori Bilangan bulat
Baris dan deret
Teori Grup dan Ring
Aljabar Boolean
Kombinatorial
Teori Peluang Diskrit
Fungsi Pembangkit dan Analisa Rekurens
Teori Graf (termasuk Tree)
Kompleksitas Algoritma
Pemodelan Komputasi (Otomata dan Teori Bahasa Formal)
Inferensi
1.
(p (p q)) q
Contoh :
Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bil. Genap
20 habis dibagi 2
20 adalah bil genap
Inferensi diatas adalah benar
Inferensi
2. Modus Tollen
pq
q
p
(q (p q)) p
Contoh :
Jika n bil. Ganjil, maka n2 bernilai ganjil
n2 bernilai genap
n bukan bil. Ganjil
Inferensi
3. Silogisme Hipotesis
pq
[(p q) (q r)] (p r)
q r
pr
Contoh :
Jika saya belajar dengan giat, maka saya lulus ujian
Jika saya lulus ujian, maka saya cepat menikah
Jika saya belajar dengan giat, maka saya cepat menikah
Inferensi
4. Silogisme Disjungtif
pq
p
q
5. Simplifikasi
pq
p
6.
Penjumlahan
p
p q
[(p q) p ] q
(p q) q
p (p q)
Inferensi
7. Konjungsi
p
q
(p q)
[(p) (q)) (p q)
Argumen
Argumen adalah suatu deret proposisi yang ditulis sbb:
A1
A1, A2, , An : Hipotesis
A2
B : konklusi
.
.
An
B
Sebuah argumen dikatakan valid jika konklusi benar
bilamana semua hipotesisnya benar (termasuk
tautologi)
Sebuah argumen dikatakan invalid jika konklusi salah
bilamana semua hipotesisnya salah
Argumen
Contoh : Perhatikan argumen berikut
Jika air laut surut setelah gempa dilaut, maka tsunami datang.
Air laut surut setelah gempa dilaut. Karena itu tsunami datang
Baris
Baris
Baris
Baris
1
2
3
4
Himpunan
Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
menulis semua elemen himpunan yang
bersangkutan dianatara dua buah tanda kurung
kurawal.
Contoh :
Himpunan A yang berisi empat anggota 1,2,3
dan 4 dilukis sebagai A = {1,2,3,4}.
Himpunan
x A : x anggota himpunan A
x A : x bukan anggota himpunan A
Contoh :
A = {1, 2, 3, 4}
R = {a, b, {a,b,c}, {a,c}}
K = { {} }
3 A
5 A
{a,b,c} R
{a} R
a R
{} K
Himpunan
2. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bil. Bulat positif = {1,2,3, }
N = himpunan bil. Asli = {1,2,}
Z = himpunan bil. Bulat = {, -1, 0, 1, }
Q = himpunan bil. Rasional
R = himpunan bil. Riil
C = himpunan bil. Kompleks
U = himpunan universal (semesta)
Contoh :
U = {1, 2, 3, 4, 5}
A = {1, 3, 5}
A adalah himpunan bagian dari U
Himpunan
3. Notasi Bentuk Himpunan
Notasi : { x | syarat yang harus dipenuhi oleh x}
dibaca : dimana atau sedemikian sehingga
Tanda , dibaca sebagai dan
Contoh :
A adalah himpunan bilangan genap positif yang lebih
kecil atau sama dengan 8.
A = {x|x adalah himpunan bil. Genap positif lebih
kecil atau sama dengan 8
Atau
A = {x| x/2 P, 2 x 8}
Himpunan
4. Diagram Venn
U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A = {1, 2, 3, 5}
B = {2, 5, 6, 8}
Himpunan
4. Diagram Venn
U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A = {1, 2, 3, 5}
B = {2, 5, 6, 8}
Kardinalitas
Kardinalitas : jumlah elemen berbeda di dalam
himpunan berhingga.
Notasi : n(A) atau |A|
Contoh :
A = {x|x merupakan bil. Prima yang lebih kecil dari 20}
|A| = 8
B = {kucing, a, Amir, 10, paku}
|B| = 5
Himpunan Kosong
Himpunan kosong : himpunan
yang tidak memiliki satupun
elemen atau himpunan dengan
kardinalitas = 0
Notasi : atau {}
P = {Orang Indonesia yang
pernah ke bulan}
|P| = 0
Himpunan Bagian
(Subset)
Himpunan A dikatakan Subset
dari himpunan B, jika dan
hanya jika setiap elemen A
merupakan elemen dari B.
B disebut superset dari A
Notasi : A B
Himpunan Yang
Sama
Himpunan yang
Ekuivalen
Himpunan A dikatakan
Ekuivalen dengan Himpunan B
jika dan hanya jika cardinal
dari kedua himpunan tersebut
sama.
Notasi :
Notasi :
A = B A B dan B A
A ~ B |A| = |B|
Himpunan Saling
Lepas
Dua himpunan A dan B
dikatakan saling lepas jika
keduanya tidak memiliki
elemen yang sama.
Notasi :
A // B
Himpunan Kuasa
Himpunan Kuasa (power set)
dari himpunan A adalah suatu
himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan
bagian dari A, termasuk
himpunan kosong dan
himpunan A sendiri
Notasi :
(A) atau 2A
Contoh :
Jika A = {1,2}, maka
(A) = { , {1}, {2}, {1,2}}
Gabungan (union)
Notasi :
Notasi :
AB = {x|x A dan x B}
AB = {x|x A atau x B}
Perkalian Kartesian
(Cartesian product)
AB =(AB)-(AB)= (A-B)(BA)
Notasi :
A x B = {(a,b)|a A dan b B}
Contoh :
Misalkan C = {1,2,3} dan D ={a,b}
maka perkalian kartesia C dan D
adalah
CxD = {(1,a),(1,b), (2,a), (2,b),
(3,a), (3,b)}
=
=
= {, , , , , , }
=
Prinsip Dualisme
Prinsip dualism menyakatan bahwa dua konsep yang berbeda
dapat dipertukarkan namun tetap memberi jawaban yang benar.
Prinsip Dualisme
A B = A + B A B
A B = A +B 2A B
A = 100/3 = 33,
B = 100/5 = 20,
A B = 100/15 = 6
A B = A + B A B = 33 + 20 6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
+
1
+ + 1
1
|1 2
Untuk mendapatkan :
= U A B = 500 175 = 325
Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan
bagian tidak kosong A1, A2, dari A sedemikian sehingga:
A1 A2 = A, dan Ai Aj = untuk i j
Contoh. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka
{ {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
Himpunan Ganda
Himpunan Ganda
Operasi Antara Dua Buah Multiset:
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
P Q = { a, a, c }
Himpunan Ganda
3. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya
sama dengan: multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi
multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya positif 0, jika selisihnya
nol atau negatif.
Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c,
c, d, d, f } maka P Q = { a, e }
Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
Contoh :
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa
A (B C) = (A B) (A C) dengan diagram Venn.
Bukti:
A (B C)
(A B) (A C)
Pembuktian Proposisi
Perihal Himpunan
Diagram Venn hanya dapat digunakan jika
himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya.
Metode
ini
mengilustrasikan
membuktikan fakta.
ketimbang
Pembuktian Proposisi
Perihal Himpunan
Diagram Venn hanya dapat digunakan jika
himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya.
Metode
ini
mengilustrasikan
membuktikan fakta.
ketimbang
Bukti:
BC
A (B C)
AB
AC
(A B) (A C)
Bukti:
(A B) (A B ) = A (B B )
(Hukum distributif)
= A U
(Hukum komplemen)
= A
(Hukum identitas)
Contoh
Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa
A (B A) = A B
Bukti:
A (B A) = A (B A )
= (A B) (A A )
(Hukum distributif)
= (A B) U
(Hukum komplemen)
=AB
(Hukum identitas)
Contoh
Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa
(i) A ( A B) = A B
dan
(ii) A ( A B) = A B
Bukti:
(i) A ( A B) = ( A A ) (A B)
(H. distributif)
= U (A B)
(H. komplemen)
= A B
(H. identitas)
A ( A B) = (A A ) (A B)
(H. distributif)
= (A B)
(H. komplemen)
= A B
(H. identitas)
ini
digunakan
untuk
membuktikan
Contoh
Misalkan A dan B himpunan. Jika A B = dan A (B C)
maka A C. Buktikan!
Bukti:
(i) Dari definisi himpunan bagian, P Q jika dan hanya jika
setiap x P juga Q. Misalkan x A. Karena A (B C),
maka dari definisi himpunan bagian, x juga (B C).
Dari definisi operasi gabungan (), x (B C) berarti x B
atau x C.
(ii) Karena x A dan A B = , maka x B
Dari (i) dan (ii), x C harus benar. Karena x A juga berlaku
x C, maka dapat disimpulkan A C .
Misalkan
adalah
himpunan
bagian
dari
(b) A
(c)
Penyelesaian:
(a) A U
(b) A A
= (A U) (U A)
= () (A)
(Hukum Identitas)
(c) A U
=A A
(Hukum Idempoten)
=U
(Hukum Komplemen)
{ himpunan kosong }
{irisan}
HurufKu:=[A, C, D] * [C, D, E];
{selisih}
HurufKu:=[A, C, D] - [C, D, E];