Anda di halaman 1dari 4

A.

Bayi (0-1 Tahun)


Lingkup promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi,
pernapasan, resusitasi, bounding attachment, pemberian ASI awal, kebersihan,
tidur, eliminasi, dan keamanan.
B.
Anak Balita (1-5 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI), Gizi/Nutrisi,
Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi, Keamanan, Kebersihan.
Memberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan atau keadaan yang
terkait dengan kesehatan yang ditujukan kepada bayi bukan berarti bidan harus
memberikan penyuluhan langsung terhadap bayi. Tetapi bidan harus
memberikan promosi kesehatan bayi kepada ibu, ayah atau keluarga bayi.
Banyak sekali lingkup promosi kebidanan terhadap bayi, salah satunya adalah
pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu mempromosikan kepada
ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada
setiap ibu karena ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang
dapat mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami
gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan
hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik,
suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang
diberikan oleh bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia
melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan
C. Remaja (13- 18 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi,
pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.
Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada
masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor
perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina
kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh
perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui.
Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap
kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam
diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan.
Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan
kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat, keluarga yang
sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif
dan sebagainya.
D. Ibu Hamil
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan
psikologis. Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian,
eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat,
imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan persalinan dan kelahiran,
kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan.
Lingkup psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa
aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan


psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa
kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa
khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu
hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber
daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri
dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama
keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.
E.
Ibu Bersalin
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan,
nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta
mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi
saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang
wajar tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya
adalah memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran
merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan
peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika
persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu,
dengan diberikan promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir,
panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum
bersalin, misalnya saat hamil trimester III.
F.
Ibu Nifas
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,
ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam
nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas
bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa
capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu
masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu
nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan
ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan,
bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit
demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan
misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum
air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara,
gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi
kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik
dan normal.

G. Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan,
bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui.
Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat
melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi
kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan
kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak
ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang
sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang
berbau amis karena akan menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk
meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh
ibu menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.
H. PUS/WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil,
keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada
kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian
tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang
diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang
diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan,
akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri
sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan lingkungan
sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks, perlu
dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi
WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat
menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS dalam
memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
I.
Klimakterium/ Menopause
Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi,
psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support tenaga
kesehatan.
Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak
umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum
siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang
wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui
ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya
secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput,
berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu
melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara
psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang
hari.

https://plus.google.com/105031809630200230820/posts/iXLXPjwnLgg

Anda mungkin juga menyukai