Anda di halaman 1dari 6

Batuan Beku

Pengertian

Batuan beku atau Igneos Rocks adalah jenis batuan yang terbentuk
dari proses pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan
bumi baik pembekuannya didalam (intrusi) karena magma belum mencapai
permukaan bumi atau pembekuannya diluar (ekstrusi) karena magma sudah
mengalir di permukaan bumi atau disebut juga Lava. Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari
unit-unit Kristal yang saling mengisi kecuali gelas yang bersifat non kristalin.
Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil pembekuan
magma yang keluar diatas permukaan bumi baik didarat maupun dibawah
muka air laut. Pada saat mengalir di permukaan, massa tersebut membeku
secara relative cepat dengan melepas kandungan gasnya. Oleh karena itu
sering memprlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
Magma yang keluar dipermukaan atau lava biasanya ada dua jenis, yaitu :
Lava

Aa

(kental)

dan

Lava

Pahoehoe

(cair). Batuan

beku

intrusi adalah batuan hasil pembekuan magma didalam perut bumi. Ukuran
mineralnya

kasar, lebih

dari 1 mm atau

bahkan lebih

dari 5

mm.

Ada

beberapa bentuk batuan beku intrusi yaitu : Bentuk tidak teratur dengan
dinding yang curam dan tidak diketahui batas bawahnya. Yang memiliki
penyebaran lebih

dari 100

km2 disebut batolith,

yangkurang

dari 100

km2 dikenal dengan stock, sedangkan yang lebih kecil dan membulat
disebut boss.Intrusi membentuk tabular yang memotong struktur setempat
(diskordan)

disebut dyke ataukorok,

sedangkan

konkordan

disebut sill atau lakolit kalau

cembung

ke

atas. Intrusi

berdimensi

dan

membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau pipa.


A.

Struktur
Struktur batuan adalah kenampakan tubuh batuan dalam lingkup yang
besar, dapat menunjukan hubungan unit/kumpulan butiran satu dengan
lainnya akibat proses yang dhasilkan pada saat proses pembentukan batuan.

Masif : adalah struktur yang tidak menunjukan sifat aliran atau jejak gas dan
tidak menunjukkan jejak fragmen batuan lain yang tertanam di dalam
tubuhnya.
Pillow Lava : merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusif
tertentu yang dicirikan oleh massa berbentuk bantal dimana ukuran dari
bentuk ini umumnya antara 30-60 cm dan jarak terdekatnya saling
berdekatan,khas pada vulkanik bawah laut.
Joint : adalah suatu struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tersusun
secara tegak lurus aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi Columnar
Jointing.
Vesikuler : merupakan struktur yang ditandai dengan arah teratur. Lubang ini
terbentuk oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan terjadi.
Skoria : seperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.
Amigdaloidal : suatu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi oleh
mineral-mineral sekunder seperti Zeolit, Karbonat dan Silika.
Xenolith : struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk atau tertanam di dalam batuan beku.
Autobraccia struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen pada
lava itu sendiri.
Trachitic struktur yang memperlihatkan adanya kenampakan sejajar dari
mineral penyusunnya.

Pumiceous struktur yang banyak sekali terdapat lubang-lubang halus teratur.


B.

Tekstur
Tekstur

dalam

batuan

beku

adalah

suatu

kenampakan

yang

mencerminkan keadaan hubungan antara kristal atau mineral penyusun;


yaitu mengenai kondisi kristalisasi, ukuran butir dan fabrik yang merupakan
hubungan geometris antara bagian penyusun batuan.

Derajat Kristalisasi

1. Holokristalin : Batuan yang terdiri dari masa krital seluruhnya


2. Hipokristalin : Batuan yang terdiri dari sebagian masa kristal dan sebagian
lagi masa gelas
3. Holohialin : Batuan yang terdiri masa gelas seluruhnya.

Granularitas (Grain size) terbagi dua macam

1. Fanerik (Fanerokristalin) kristal-kristal jelas hingga dapat dibedakan dengan


mata biasa.

Tabel 3. Ukuran kristal batuan beku

Ukuran

Nama

< 1 mm

Fine

1 5 mm

Medium

6 30 mm

Coarse

> 30 mm

Very Coarse

2. Afanitik (Aphanitik) : Kristal-kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat


dibedakan dengan mata biasa.

3. Porphiritic apabila terdapat kristal halus (afanitik) dan kasar (fanerik) yang
tercampur jadi satu pada satu batuan.
4. Faneroporfiritik apabila butiran-butiran mineral yang besar (mineral sulung
atau fenokris) dan dikelilingi oleh mineral mineral yang berukuran lebih kecil
(massa dasar) yang fanerik.
5. Porfiroafanitik apabila butiran-butiran mineral yang besar (mineral sulung
atau fenokris) dan dikelilingi oleh mineral mineral yang berukuran lebih kecil
(massa dasar) yang afanitik.
6. Glassy apabila tidak ada masa kristal dan hanya terdapat masa gelas yang
lebih dominan.
7. Cellular apabila ada gas yang menggelembung.
8. Fragmental apabila terdiri dari fragmen karena ledakan gunung api.

Bentuk Kristal (Fabric) terbagi 3 macam


1. Euhendral : Batas-batas kristalnya terlihat jelas oleh bidang mineral.
2. Subhedral : Batas krital sebagian tidak tampak.
3. Anhedral : Batas kristalnya tidak tampak.

Hubungan Kristal (Relasi) atau tekstur khusus merupakan hubungan


kristal satu dengan kristal yang lain, dan dibagi dua macam, yaitu :
1.

Ekuigranular : Ukuran kristalnya relatif sama besar yang termasuk dalam


ekuigranular :

Panidiomorphic granular bila mineralnya euhedral

Hipiomorphic granular bila mineralnya subhedral

Allotiomorphic granular bila mineralnya anhedral

2.

Inekuigranular : ukuran mineralnya tidak sama besar. Yang termasuk


inekuigranular :

Porfiritik

Fenokris

dalam

masa

dasar/matrik

kristal-kristal

kecil

(Faneroporfiritik)
-

Vitroferik (Vitrophyric): Fenokris (mineral sulung) dalam masa dasar atau


matrik gelas.

Polikitik : Fenokris diinklusi oleh mineral lain yang lebih kecil

Glomeroporphyritic : Fenokris mengumpul dan dikelilingi oleh massa dasar.

C. Komposisi Mineral Batuan Beku


Mineral sebagai kontituen penyusun batuan memegang peranan
penting dalam penamaan batuan. Komposisi mineral dalam batuan beku ini
dibagi menjadi 3, yaitu :
Berdasarkan terbentuknya terdiri dari :
1. Mineral utama (Essential mineral) : mineral penetuan penanaman batuan.
Contoh : kuarsa, felpas, mika, amphibol, piroksin atau olivin
2. Mineral sekunder (Secondary mineral) : mineral yang terbentuk dari mineral
primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal atau metamorfisme.
Contoh : kalsit, serpentin, klorit, serosit atau kaolin.
3. Mineral Tambahan (Accessorys mineral) : mineral yang terbentuk dari
kristalisasi magma (kehadiran mineral ini 50%). Contoh : hematit,
magmatit, kromit, apaptit, zikron, rutin atau ilmenit.
Berdasarkan terang gelap warna dibagi menjadi asam dan basa :
1. Mineral asam (Felsic): kaya akan silika dan alumina, warna cerah, mineral
cerah: kuarsa, feldspar (ortoklas), feldspar (plagioklas), atau muscovit (mika
putih).
2. Mineral basa (Mafic): kaya akan besi,megnesium dan kalsium, warna gelap,
contoh: biotit (mika hitam), piroksin (augit), amphihol (hornblende) atau
olivin.
Perkecualian : Dunit (batu beku basa, warna terang) dan Obsidian (batuan
beku asam, warna gelap).

Ciri-ciri Mineral Seri Reaksi Bowen :


1.
2.

Olivin (Hijau transparan, hijau tua, berbentuk butiran).


Piroksen (hijau tua-hitam, dimensi besar, agak buram, berbentuk prismatik
pendek/panjang).

3. Hornblende (hitam, dimensi kecil, agak terang, prismatik, menyudut, berbutir


kecil, jaraknya renggang).
4.

Biotit (hitam, mengkilap, terang, berlembar, mudah dicongkel).

5.

Muskovit (putih, mengkilap, terang, berlembar, mudah dicongkel).

6.

K. Felspar (kemerahan-putih, keruh).

7.

Kuarsa (transparan-bening, bentuk tak beraturan, berbutir).

Anda mungkin juga menyukai