Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,


dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin
efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000).

Kandungan Rosella (Hibiscus Sabdariffa)


Per 100 g, buah rosella 49 calories, 84.5% H 2O, 1.9 g protein, 0.1 g fat, 12.3 g
karbohidrat, 2.3 g serat, 1.2 g abu, 1.72 mg Ca, 57 mg P, 2.9 mg Fe, 300 g setara carotene, dan 14 mg asam ascorbic. Per 100 g, daun mengandung 43 Kalori, 85.6% H 2O,
3.3 g protein,0.3 g lemak, 9.2 g karbohidrat, 1.6 g serat, 1.6 g abu, 213 mg Ca, 93 mg P,
4.8 mg Fe, 4135 g setara -carotene, 0.17 mg thiamine, 0.45 mg riboflavin, 1.2 mg
niacin, and 54 mg asam ascorbic. Per 100 g kelopak, mengandung 44 Kalori, 86.2% H 2O,
1.6 g protein,O.l g lemak, 11.1 g karbohidrat, 2.5 g serat, 1.0 g abu, 160 mg Ca, 60 mg P,
3.8 mg Fe, 285 g setara -carotene, 0.04 mg thiamine, 0.6 mg riboflavin, 0.5 mg niacin,
dan 14 mg asam ascorbic (Duke, 1984 dalam Purdue, 2008).
Dalam setiap 100 gr kelopaknya mengandung 7.6% moisture, 24.0% protein,
22.3% lemak, 15.3% serat, 23.8% N-free extract, 7.0% abu, 0.3% Ca, 0.6% P, dan 0.4%
S. Ekstrak kelopaknyanya mengandung 0.7% lemak, 29.0% protein, and 32.9% N-free
extract (Samy, 1980 Zeits Ernahungwiss. 19:47 dalam Purdue, 2008). Komponen asam
amino yang terkandung dalam kelopak adalah lipids 2.1% myristic-, 35.2% palmitic-,
2.0% palmitoleic-, 3.4% stearic-, 34.0% oleic-, 14.4% linoleic-, 3 lemak tak jenuh HBrreacting (cis-12, 13-epoxy-cis-9-octadecenoic (12,13-epoxoleic) 4.5%; sterculic, 2.9%;
dan malvalic, 1.3%) (Ahmad et al. dalam Purdue,2008). Salama and Ibrahim (Planta

Medica 36: 221. 1979) dalam Purdue (2008) melaporkan adanya sterols dalam minyak
daun, 61.3% -sitosterol, 16.5% campasterol, 5.1% cholesterol, dan 3.2% ergosterol.

Dalam 100 gram rosela kering menurut () mengandung sejumlah asam amino dan
mineral yang diperlukan tubuh. Seperti protein 1,145 g, lemak 2, 61 g, serat 12,0 g,
kalsium 1.263 mg, fosfor 273,2 mg, besi 8,98 mg, karoten 0,029 mg, tiamin 0,117 mg,
riboflavin 0.277 mg, dan niasin 3,765 mg. Sedangkan asam lemaknya ada 18, seperti
asam askorbat 6,7 mg, arginin 3,6 mg, sistein 1,3 mg, histidin 1,5 mg, isoleusin 3,0 mg,
leusin 5,0 mg, lisin 3,9 mg metionin 1,0 mg, fenilalanin 3,2 mg, threonine 3,0 mg,
tryptophan 2,2 mg, valine 3,8 mg, asam aspartat 16,3 mg, asam glutamat 7,2 mg, alanin
3,7 mg, glisin 3,8 mg, proline 5,6 mg, dan serin 3,5 mg.
Manfaat Rosella (Hibiscus Sabdariffa)
Sebelumnya nama rosela merah (Hibiscus sabdariffa) jarang dikenal orang
lantaran kalah pamor dibanding dengan nama kenaf yaitu bahan untuk karung goni. Pada
tahun 2006, dilakukan penelitian tentang manfaat medis dari rosela merah (Hibiscus
sabdariffa) dan diperoleh hasil terdapat 1,7 mmmol/prolox antioksidan. Jumlah itu lebih
banyak dibandingkan kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu
ginjal. Itu diperoleh dengan menggerus 3 kuntum rosela menjadi 1,5 gram bubuk dan
diberi air 200 ml. Lantas, hasilnya dimasukkan ke spektrofotometer (Nurfarida, 2006)
dalam Fitriana (2008).
Radikal bebas yang dominan dalam rosela adalah antosianin. Antosianin berperan
menjaga kerusakan sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih. Ia melindungi sel-sel

tubuh dari perubahan akibat radikal bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Lin (2000)
dalam Fitriana (2008), menyebutkan bahwa delphinidin 3-sambubioside, antosianin
rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukemia. Cara kerjanya dengan
menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondria dan pelepasan sitokrom dari
mitokondria ke sitosol.
Khasiat rosela tak sebatas antikanker. Fungsi rosela sebagai antikejang otot diteliti
Al (1998) dalam Fitriani (2008), injeksi 2,5 ml ekstrak gerusan 125 mg rosela kering
terbukti menghambat kejang pada berbagai otot. Antara lain, otot aorta kelinci, otot rahim
tikus, otot diafragma pada babi, dan perut rahim katak. Injeksi ekstrak rosela itu bagai
anestesi. Sebab, tekanan darah langsung turun, kejang otot pun musnah. Sedangkan
menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Essa (2005), hasil ekstrasi bunga rosella
dapat menekan produksi thiobarbituric acid and reactive substances (TBARs) yang
berfungsi sebagai katalisator dalam meningkatkan tekanan darah.
Wang (1998) dalam Fitriani (2008) menemukan ekstrak rosela kering melindungi
liver tikus yang telah diinduksi carbon tetrachloride (CCl4), perusak hati.

Epidemiologi

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, diperkiraan jumlah penduduk Indonesia yang
berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM pada
daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2 %. Pada tahun 2030
diperkiraan ada 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah
rural(Soegondo et. Al. 2006)
Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007, dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami Toleransi
Glukosa Terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam dan
diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% mengalami Diabetes Melitus yang
terdiagnosis dan 4,2% mengalami Diabetes Melitus yang tidak terdiagnosis. Baik
DM maupun TGT lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria, dan lebih
sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial rendah. Daerah
dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku Utara
yaitu 11,1 %, sedangkan kelompok usia penderita DM terbanyak adalah 55-64
tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan dengan risiko terkena DM
adalah obesitas (sentral), hipertensi, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi sayurbuah kurang dari 5 porsi perhari.

Anda mungkin juga menyukai