Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
AGUNG PRAYITNO
G1A010040
1. Judul Penelitian
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Beras Untuk Keluarga Miskin
(Raskin) Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Dengan
Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS).
2. Bidang Ilmu
Bidang ilmu yang penulis akan teliti adalah bidang Decision Support System
dan Artificial Intelligence.
3. Latar Belakang
Program Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Raskin)
merupakan subsidi pangan yang diperuntukkan bagi rumah tangga miskin dan rentan
sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan
memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga miskin dan rentan.
Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah
Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam
bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi. Selain berfungsi sebagai
mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan, Program Raskin
juga berguna untuk:
1. mengendalikan inflasi melalui intervensi Pemerintah, dengan menetapkan
harga beras beras bersubsidi sebesar Rp.1.600/kg, dan menjaga stok pangan
nasional;
2. stabilisasi harga beras di pasaran;
3. sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi; dan
4. membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
(tnp2k.go.id)
Penyaluran RASKIN (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai
sejak 1998.Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan RASKIN yang
bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga
miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian
diubah menjadi RASKIN mulai tahun 2002, RASKIN diperluas fungsinya tidak lagi
menjadi program darurat (social safety net) melainkan sebagai bagian dari program
perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan RASKIN
menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai
tujuan RASKIN.Penentuan kriteria penerima manfaat RASKIN seringkali menjadi
persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya kebijakan lokal
melalui musyawarah Desa / Kelurahan. Musyawarah ini menjadi kekuatan utama
program untuk memberikan keadilan bagi sesama rumah tangga miskin.
Sampai dengan tahun 2006, data penerima manfaat RASKIN masih
menggunakan data dari BKKBN yaitu data keluarga prasejahtera alasan ekonomi dan
keluarga sejahtera I alasan ekonomi. Belum seluruh KK Miskin dapat dijangkau oleh
RASKIN. Hal inilah yang menjadikan RASKIN sering dianggap tidak tepat sasaran,
karena rumah tangga sasaran berbagi dengan KK Miskin lain yang belum terdaftar
sebagai sasaran. Mulai tahun 2007, digunakan data Rumah Tangga Miskin (RTM)
BPS sebagai data dasar dalam pelaksaaan RASKIN. Dari jumlah RTM yang tercatat
sebanyak 19,1 juta RTS, baru dapat diberikan kepada 15,8 juta RTS pada tahun 2007,
dan baru dapat diberikan kepada seluruh RTM pada tahun 2008. Dengan jumlah RTS
19,1 juta pada tahun2 008, berarti telah mencakup semua rumah tangga miskin yag
tercatat dalam Survei BPS tahun 2005. Jumlah sasaran ini juga merupakan sasaran
tertinggi selama RASKIN disalurkan. Penggunaan data Rumah Tangga Sasaran (RTS)
hasil pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS 2008) dari BPS
diberlakukan sejak tahun 2008 yang juga berlaku untuk semua program pengentasan
kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.
Beberapa kendala dalam pelaksanaan RASKIN selama ini terutama dalam
pencapaian ketepatan indikator maupun ketersediaan anggaran. Sampai dengan saat
ini, jumlah beras yang akan disalurkan baru ditetapkan setelah anggarannya tersedia.
Selain itu ketetapan atas jumlah beras raskin yang disediakan juga tidak selalu
dilakukan pada awal tahun, dan sering dilakukan perubahan di pertengahan tahun
karena berbagai faktor. Hal ini akan menyulitkan dalam perencanaan penyiapan
stoknya, perencanaan pendanaan dan perhitungan biaya-biayanya.Data RTS yang
dinamis menjadi suatu kendala tersendiri di lapangan. Masih ada RTM di luar RTS
yang belum dapat menerima RASKIN karena tidak tercatat sebagai RTS di BPS.
Kebijakan lokal dan keikhlasan sesama RTM dalam berbagi, tidak jarang
dipersalahkan sebagai ketidaktepatan sasaran. (bulog.co.id, 2012)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi
serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan lebih baik.
Dari penjelasan diatas masih banyak penyaluran raskin yang masih belum
tepat sasaran, oleh karena itu penulis bermaksud mengambil topic penelitian tentang
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Beras Untuk Keluarga Miskin
(Raskin) Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making(FMADM)
Dengan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution
(TOPSIS) yang diharapkan dapat membantu penyaluran raskin agar lebih baik.
4. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dikaji dan diselesaikan dalam penelitian ini adalah:
(Raskin)
Menggunakan
Fuzzy
Multiple
Attribute
Decision
Tugas Akhir
ini
penulis
menggunakan
UML dalam
memodelkan sistem.
2.
program
dalam
Tugas
Akhir
ini
penulis
3. Pengujian (Testing)
Pengujian yang dilakukan pada Tugas Akhir ini dilakukan dengan
melakukan pengujian fungsional dan teknis pada aplikasi yang dibangun,
apakah sesuai dengan tujuan dari Tugas Akhir ini. yakni apakah perangkat
lunak yang dibangun berjalan dengan baik dan benar sehingga dapat
membantu pengambil keputusan dalam kelayakan penerimaan Raskin .
4. Pemeliharaan
Tahap akhir dimana suatu aplikasi yang sudah selesai dapat mengalami
perubahan-perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan pengguna.
8.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
a. Buku
Buku yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-buku referensi yang
dapat menunjang materi mengenai pengenalan suara (Serta buku elektronik
yang didapat di internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Artikel
Artikel yang digunakan sebagai sumber data adalah artikel yang didapat
dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Jurnal dan Skripsi
Bahan ilmiah lain yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah jurnal dan skripsi di bidang yang relevan yaitu mengenai aplikasi
pengenalan ucapan.
9. TINJAUAN PUSTAKA
9.1 Sistem Pendukung Keputusan
9.1.1 Pengertian
Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk
mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis
DSS
Active
Line and Staff
Passive
Clerical
EDP
Goal
management
Effectiveness
Mechanical
Efficiency
Time Horizontal Present and future
Past
Objective
Flexibility
Consistency
Tabel 9.1 tabel perbandingan EDP dan DSS (Subakti, 2012)
Definisi lain DSS adalah
1. sistem tambahan,
2. mampu untuk mendukung analisis datasecara ad hoc dan
pemodelan keputusan,
3. berorientasi pada perencanaan masa depan, dan
4. digunakan pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan.
Ada juga definisi yang menyatakan bahwa DSS adalah sistem
berbasis komputer yang terdiri 3 komponen interaktif:
1. sistem bahasa mekanisme yang menyediakan
komunikasidiantara user dan berbagai komponen dalam DSS,
efektivitas
DSS.
Kemudahan
penggunaan
ini
yaitu
mengarah
pada
kebutuhan
baru
dan
9.1.2
lainnya,
optional
ini
dapat
x
d = k i d i=d1i , , d mi (1)
x i maks
k
i
1
emaks ...(4)
m
e ( d i) =K
k=1
d ki d ki
Di Di
, K>0....(5)
m = jumlah alternatif
e ( d i)
Setelah mendapatkan
E= e ( d i ) (6)
i=1
i awal=
1
1e ( d j) ] ,0 i awal 1 (7)
nE [
i awal= 1
i=1
..(8)
x 11 x 12 x 1 n
x 21 x 22 x 2 n
X=
xm 1 xm2 xmn
Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang
merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Masalah
MADM diakhiri dengan proses perangkingan untuk mendapatkan alternatif
terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang
diberikan. (Wibowo, 2010)
9.4 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik
tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga
memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak
digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah
keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah
dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur
kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana.
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan sebuah kasus MADM dengan
TOPSIS:
a. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi;
b. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasiterbobot;
c. Menentukan matriks solusi ideal positif &matriks solusi ideal negatif;
d. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatifdengan matriks solusi ideal
positif & matrikssolusi ideal negatif;
x ij
x2i .................................(1)
i=1
i=1,2,.m; dan j=1,2,.n. Solusi ideal positif A+ dan solusi ideal negatif Adapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi (yij) sebagai:
y ij =w i r ij ...................................(2)
dengan i=1,2,.m; dan j=1,2,..n.
+
+ , , y n
+ , y 2
A+ =
.................(3)
y1
=( y 1 , y 2 , y n )
.....................(4)
A
Dengan
+
y j adalah :
- max
- min
yj
adalah :
y ij
- min
- max
y ij
+ y n
...............(5)
n
j=i
+=
D
Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negative dirumuskan sebagai:
y ij y i
............(6)
n
j=1
=
Di
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:
D+
i
Di
D
............(7)
i
V i=
Nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif Ai lebih dipilih.
(Wibowo, 2010)
9.5 Model pengembangan waterfall
Waterfall
model
mengambil
kegiatan
proses
dasar
spesifikasi,
pengembangan, validasi, dan evolusi dan mewakili kegiatan tersebut sebagai fase
proses terpisah seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak,
implementasi, pengujian dan sebagainya. (Soomervile, 2011)
standar
dalam
industri
untuk
visualisasi,
merancang
dan
dapat dimengerti. Namun Tidak semua diagram UML harus dipakai, dan tidak
semua sistem dijelaskan dengan UML karena terdapat model penjelasan lain, atau
dengan kata lain harus dipilih yang penting dalam penjelasan sistem sesuai
kemampuan perancang dan pemahaman penulis program.
Kegiatan
Feb.
Mar.
Apr.
Mei.
Jun.
Jul.
2015
2015
2015
2015
2015
2015
Studi Kepustakaan
3
4
Data
Pembuatan Sistem/Program
Pengujian Sistem/Program