Anda di halaman 1dari 12

SUMBER HUKUM

KETENAGAKERJAAN
INTERNASIONAL

Sumber-sumber hukum internasional menurut Pasal 38


Piagam Mahkamah Internasional terdiri atas :
1. Perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang
mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara
yang bersengketa.
2. Kebiasaan Internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum yang
telah diterima sebagai hukum.
3. Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab.
4. Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka
dari berbagai negara sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah
hukum.

Hukum internasional

adalah tubuh aturan hukum yang berlaku di


antara negara-negara berdaulat dan entitas lain seperti telah diberikan
kepribadian internasional oleh negara-negara berdaulat.
Mengenai hukum perburuhan, entitas yang paling penting adalah
Organisasi Buruh Internasional atau disebut dengan International Labour
Organization (ILO).
Hukum internasional dapat bersifat universal, regional atau bilateral

Hukum
Ketenagakerjaan
Internasional

Molenaar, sarjana Belanda ini


mengatakan bahwa "arbeidsrecht" (Hukum Perburuhan)
adalah bagian dari hukum yang
berlaku yang pada pokoknya
mengatur hubungan antara
buruh dengan majikan, antara
buruh dengan buruh dan antara
buruh dengan penguasa.
M.G. Levenbach; merumuskan
hukum arbeidsrecht sebagai
sesuatu yang meliputi hukum
yang berkenaan dengan keadaan
penghidupan yang langsung ada
sangkut pautnya dengan
hubungan-kerja, mengenai
jaminan sosial buruh serta
peraturan-peraturan mengenai
badan dan organisasi organisasi
di lapangan perburuhan.

Sejarah
Awal abad ke-19, Robert Owen di Inggris, JA Blanqui dan Villerme di
Perancis, dan Ducepetiaux di Belgia dinilai sebagai cikal bakal ide
regulasi internasional masalah tenaga kerja. Mereka mulai membentuk
sebuah pergerakan yang ingin melidung hak-hak dasar para buruh.
Inisiatif resmi pertama datang dari Swiss - dimana, setelah proposal
yang dibuat pada tahun 1876 dan 1881 (Jerman-Prancis) dan dalam
konsultasi dengan negara-negara Eropa lainnya, pemerintah Swiss
menyarankan mengadakan Konferensi tentang masalah serupa di Bern
Mei 1890.
Selama Perang Dunia I, Konferensi perdamaian mempercayakan ini
kepada sebuah komisi khusus yang dikenal sebagai Komisi Legislasi
Perburuhan Internasional (yang sekarang dikenal dengan ILO).
Pekerjaan Komisi menyebabkan pencantuman dalam Perjanjian
Versailles dan perjanjian damai lainnya.

International Labour Organization (ILO)

Guy Ryder
Ketua ILO

Sebuah wadah yang menampung isu buruh


internasional di bawah PBB dan dikenal
sebagai kantor buruh internasional.
ILO didirikan pada 1919 sebagai bagian
Persetujuan Versailles setelah Perang Dunia I.
Organisasi ini menjadi bagian PBB setelah
pembubaran LBB dan pembentukan PBB
pada akhir Perang Dunia II.
ILO menerima Penghargaan Perdamaian
Nobel pada 1969.
Indonesia menjadi anggota ILO pada tanggal
11 Juni 1950.

Mei 1944, di
Philadelphia,
sebuah
Declaration
( Deklarasi
Philadelphia ),
menyebutkan
tujuan dari ILO

Deklarasi ini
kemudian
didefinisikan
sejumlah tujuan
khusus dari ILO

Kerja bukan sebuah komoditi.


Bebas Berekspresi dan berserikat
untuk mencapai kemajuan
Kemiskinan merupakan bahaya
kemakmuran.
Adanya keputusan demokratis
untuk kesejateraan umum.

Peningkatan Standar hidup


fasilitas kebijakan pelatihan
Pengakuan yang efektif atas hak
tawar kolektif,
Kerjasama manajemen dan
tenaga kerja dalam perbaikan
terus menerus dari efisiensi
produktif
Kolaborasi pekerja dan majikan
dalam penyusunan dan
penerapan langkah-langkah
sosial dan ekonomi.

Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak


Berorganisasi, 1948 ( No 87 ) Pada bulan
Desember 1997, 121 negara telah meratifikasi
konvensi ini.
Hak untuk Berorganisasi dan Konvensi
Perundingan Kolektif, 1949 ( No 98 ) Pada
bulan Desember 1997, 137 negara telah
meratifikasi konvensi ini.
Konvensi Kerja Paksa, 1930 ( No 29 ), Pada
bulan Desember 1997, 145 negara telah
meratifikasi konvensi ini.
Dalam mempertahankan hak
para pekerja. Ada beberapa
konvensi yang telah
ditetapkan antara lain

Konvensi Penghapusan Kerja Paksa, 1957 ( No


105 ) Pada bulan Desember 1997, 130 negara
telah meratifikasi konvensi ini.
Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 ( No
111 ) Pada bulan Desember 1997, 129 negara
telah meratifikasi konvensi ini.
Konvensi Pengupahan yang Sama, 1951 (No
100 ) Pada bulan Desember 1997, 135 negara
telah meratifikasi konvensi ini.
Konvensi Usia Minimum, 1973 ( No. 138 ) Pada
bulan Desember 1997, 59 negara telah
meratifikasi konvensi ini. ntara lain.

Hukum Yang Mengatur Tenaga Kerja


Indonesia di Luar Negeri

ekerja (No.97),
B
k
tu
un
si
ra
ig
M
g
n
Konvensi tenta
niaya dan
ra
Te
si
di
n
Ko
m
la
a
d
rasi
bagi Pekerja
Konvensi tentang Mig
n
a
u
ak
rl
Pe
an
d
n
ta
n Kesempa
Pemajuan Kesetaraa
(No.86),
Migran (No.143),
a
rj
e
ek
B
k
tu
n
u
si
ra
ai Mig
Rekomendasi mengen
o.151),
(N
n
ra
ig
M
a
rj
ke
Pe
ai
Rekomendasi mengen
Wajib (No.159)
u
a
at
sa
k
Pa
a
rj
Ke
g
Konvensi tentan
tenagakerjaan
Ke
g
n
ta
n
te
03
0
2
UU No.13 Tahun
Serikat Buruh
a/
rj
ke
Pe
t
ka
ri
Se
g
n
tenta
elisahan
UU NO 21 Tahun 2000
rs
Pe
n
ia
a
el
es
y
n
Pe
tentang
UU No. 02 Tahun 2004
Industrial

CONTOH
KASUS
(VIDEO)

TERIMAKASIH

Kelompok V
Kelas 1KD
Fionna Tamara
Febrina putri R.
Iis Meilinda S.
R.A Anisa Pujiyanti
Mien Agustina B.

Anda mungkin juga menyukai