3995 - Rangkuman Benar
3995 - Rangkuman Benar
Oleh :
Nama
N.I.M
: 2005310387
Jurusan
: Akuntansi
Program Pendidikan
: Strata 1
Konsentrasi
: Keuangan
Judul
RANGKUMAN SKRIPSI
2
mudah/efisien dan produktif dalam melaksanakan, serta berpegang pada sistem self
assessment dalam perhitungannya.
Dengan berlakunya self assessment ini, Wajib pajak diharapkan mampu
menghitung dan melaporkan sendiri jumlah kewajiban perpajakannya. Hal ini dapat
terlaksana dengan baik apabila setiap Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan dan
mematuhi aturan yang berlaku tersebut sesuai undang-undang perpajakan.
Akan tetapi, dengan berlakunya sistem self assessment ini tidak berarti Wajib
Pajak dengan semuanya sendiri menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terutang tanpa
didasari atas kegiatan usaha yang sebenarnya dan tidak mematuhi peraturan perpajakan yang
berlaku, sehingga dapat mengakibatkan kerugian negara. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya hal diatas, maka pemerintah selalu mengadakan evaluasi peraturan perpajakan
yang memungkinkan terjadinya penurunan penerimaan negara melalui loop holes atau celahcelah peraturan perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak.
Salah satu upaya untuk melakukan penghematan pajak secara legal yang dapat
dilakukan dengan melalui manajemen pajak yaitu perencanaan pajak. Perencanaan pajak
merupakan proses rekayasa usaha dan transaksi wajib pajak agar utang pajak berada dalam
jumlah seminimal mungkin tetapi masih dalam ruang lingkup peraturan perpajakan. Dengan
demikian tujuan perencanaan pajak untuk mengoptimalkan perolehan laba serta efisiensi
pembayaran pajak dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan sebuah penelitian
mengenai Penerapan Perencanaan Pajak Atas PPh Badan Pada PT X Di Surabaya.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di depan, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
tentang Penerapan Perencanaan Pajak atas Pajak Penghasilan Badan di PT. X sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis akan lebih memahami penerapan
perencanaan pajak dalam suatu perusahaan sebagaimana teori-teori yang telah didapat
penulis selama proses perkuliahan, sehingga penulis akan mengetahui apakah teori-teori
tersebut dapt efektif digunakan dalam realisasinya pada perusahaan.
2. Bagi Pembaca
Dengan penelitian ini, pembaca akan memperoleh pengetahuan mengenai sistem yang
berlaku pada suatu perusahaan dan penerapan perencanaan pajak. Selain itu pembaca
akan memahami pengaruh tentang kebijaksanaan perpajakan pada laporan keuangan
fiskal suatu perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Dengan penulisan skripsi ini, perusahaan dapat melakukan studi banding antara teori dan
penerapan perencanaan pajak yang dilakukan PT. X, sehingga perusahaan akan
memperoleh masukan yang positif yang dapat diambil guna menerapkan penghematan
pajak yang legal untuk meminimalkan pajak terutangnya.
3. Bagi Almamater
Dengan penelitian dan penulisan skripsi ini akan menambah daftar kepustakaan bagi
almamater yang akan berguna untuk tambahan pengetahuan bagi para pembaca mengenai
4
penerapan perencanaan pajak yang benar untuk perusahaan dan pengaruhnya terhadap
laporan keuangan fiskal.
1.5 Rancangan Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara menggali atau menghasilkan ilmu pengetahuan,
sedangkan metode penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang akan menjelaskan
secara logis mengenai hubungan antara rumusan masalah dengan metode yang akan
diterapkan dan digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian yang dilakukan
oleh penulis bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan studi
kasus. Menurut Nur Indiantoro dan Bambang Supomo (2002 : 26) tujuan dari studi kasus
adalah melakukan penyelidikan secara mendalam agar memperoleh gambaran mengenai
subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu.
5
1.8
Data primer merupakan data utama penelitian yang berasal atau bersumber dari hasil
observasi atas data-data akuntansi dan pencatatannya serta data-data perpajakannya yang
merupakan obyek penelitian. Data-data tersebut antara lain yaitu metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan oleh perusahaan. Sedangkan data sekunder bersumber dari buku-buku
teori dan literatur. Literatur yang merupakan landasan pendukung yang berkaitan dengan
topik penulisan skripsi ini.
1.9
6
1.11 Kriteria Interpretasi Temuan Penelitian
Dalam menentukan penghasilan kena pajak yang menjadi dasar penghitungan PPh
terutang, penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya yang menurut ketentuan Undangundang perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Salah satu biaya yang dapat
dikurangkan tersebut menurut (Pasal 6 UU No. 36 Tahun 2008) adalah biaya penyusutan.
Biaya penyusutan yang diperkenankan menurut peraturan perpajakan untuk aktiva tetap
berwujud dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, yaitu Metode Garis Lurus dan
Metode Saldo Menurun. Khusus untuk bangunan, metode yang diperkenankan hanya Metode
Garis Lurus.
Besarnya biaya penyusutan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sangat
berpengaruh pada besarnya Penghasilan Kena Pajak yang menjadi dasar penghitungan PPh
terutang. Semakin besar biaya penyusutan yang dapat dikurangkan, maka jumlah Penghasilan
Kena Pajak menjadi semakin kecil, sehingga PPh terutang yang harus ditanggung oleh
perusahaan juga menjadi semakin kecil.
Pada penelitian kali ini suatu metode penyusutan dikatakan efisien dalam
meminimalkan beban pajak terutang apabila setelah dilakukan perhitungan dan Tax Planning
terhadap kedua metode penyusutan (Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun) dapat
diketahui besarnya jumlah Penghasilan Kena Pajak dan jumlah PPh terutangnya. Apabila
setelah dilakukan penghitungan dan Tax Planning terhadap metode penyusutan Metode Garis
Lurus jumlah PPh terutang yang harus di tanggung oleh perusahaan lebih kecil jika
dibandingkan dengan Metode Saldo Menurun dan sebelum dilaksanakannya Tax Planning,
maka dapat dikatakan Metode Garis Lurus yang paling tepat dan efisien untuk meminimalkan
beban pajak yang terutang, demikian pula sebaliknya.
Perencanaan pajak terhadap pemilihan metode penyusun tan dikatakan berhasil
dalam meminimalkan beban pajak yang terutang yang dapat dihemat antara kedua metode
7
tersebut, sehingga perusahaan dapat menarik kesimpulan metode penyusutan mana yang
paling efisien untuk meminimalkan beban pajak terutang.
Semakin tinggi besarnya jumlah pajak yang dapat dihemat oleh salah satu metode
penyusutan (Metode Garis Lurus atau Metode Saldo Menurun), maka dapat
dikatakan
metode penyusutan tersebut yang paling tepat untuk meminimalkan beban pajak yang
terutang.
b. Menganalisis informasi yang ada, tahap pertama dari pembuatan tax planning adalah
menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dan menghitung seakurat
mungkin beban pajak yang harus ditanggung.
c. Membandingkan metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk perusahaan
dalam meminimalkan pajak terutang yang sesuai peraturan perpajakan.
d. Penerapan Tax Planning yang dilakukan oleh PT. X terhadap kebijakan perusahaan.
8
tetap untuk tahun 2004 adalah Rp.141.947.713 (lampiran 1). Laporan L/R PT. X secara
komersial dapat dilihat pada tabel 4.4 sehingga besarnya PPh Badan PT. X untuk tahun 2004
adalah sebagai berikut :
10% x Rp.
50.000.000
= Rp.
5.000.000
15% x Rp.
50.000.000
= Rp.
7.500.000
= Rp. 766.440.248
Rp. 778.940.248
50.000.000
= Rp.
5.000.000
9
15% x Rp.
50.000.000
= Rp.
7.500.000
30% x Rp2.518.691.897
= Rp. 755.607.569
Rp. 768.107.569
Setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan Metode Garis Lurus, maka besarnya
jumlah PPh Badan yang terutang menjadi sebesar Rp. 768.107.569.
Untuk mengetahui besarnya jumlah PPh Badan yang terutang dengan
menggunakan Metode Saldo Menurun, maka juga perlu dilakukan koreksi fiskal pada laporan
L/R komersial seperti yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan Metode Garis
Lurus. Besarnya beban penyusutan setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan
metode saldo menurun adalah sebesar Rp.278.435.939, sehingga atas laporan L/R komersial
dilakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp.136.488.226, maka besarnya laba sebelum pajak
yang semula Rp.2.654.800.826 menjadi Rp.2.518.312.600 (tabel 4.6). Perhitungan L/R
setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan metode saldo menurun dapat dilihat
pada tabel 4.6
10% x Rp.
50.000.000 = Rp.
5.000.000
15% x Rp.
50.000.000 = Rp.
7.500.000
Rp. 737.993.780
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa setelah dilakukannya tax
planning dengan menggunakan Metode Saldo Menurun, maka besarnya PPh terutang
menjadi sebesar Rp. 737.993.780.
Besarnya beban penyusutan yang dikurangkan dari penghasilan bruto sangat
mempengaruhi laba yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh Badan yang terutang,
semakin besar penyusutan yang dikurangkan dari penghasilan bruto, maka besarnya laba
yang menjadi dasar perhitungan pajak semakin kecil, sehingga secara otomatis laba bersih
10
yang dihasilkan juga semakin kecil, namun disisi lain menguntungkan perusahaan karena
beban pajak yang harus ditanggung juga kecil.
1.15 Simpulan
Dari pembahasan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :
1.
2.
3.
4.
Perencanaan pajak atas aktiva tetap pada PT. X di Surabaya sebenarnya dapat
dilakukan dengan cara memilih metode penyusutan aktiva tetap secara tepat, yaitu
dengan menggunakan Metode Penyusutan Saldo Menurun. Penggunaan Metode
Penyusutan Saldo Menurun, setelah dilakukan perhitungan ditemukan bahwa pajak
yang dibayarkan lebih kecil, atau dengan kata lain dapat menghemat pembayaran
pajak.
5.
11
1.16 Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang diambil oleh penulis di atas, maka
beberapa saran yang mungkin bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi PT.X
adalah :
1.
Bagian pajak PT. X sebaiknya melihat apakah ada perencanaan untuk pembelian
aktiva tetap untuk awal tahun yang akan datang. Karena apabila ada, supaya dapat
diusahakan agar pembeliannya dapat dilakukan pada akhir tahun berjalan, sehingga
biaya penyusutannya dapat dibebankan setahun penuh sebagai biaya penyusutan
tahun berjalan. Maka biaya penyusutan pada tahun berjalan akan menjadi tinggi, yang
pada akhirnya dapat mengurangi pembayaran pajak, atau dengan kata lain dapat
melakukan penghematan pajak.
2.
Bagian pajak PT. X apabila akan melakukan pembelian suatu aktiva tetap,
sebaiknya menentukan terlebih dahulu aktiva tersebut nantinya akan dapat
dimasukkan kedalam kelompok penyusutan yang paling tinggi, yaitu kelompok 1,
karena tarif penyusutannya adalah paling besar. Adanya pembebanan biaya
penyusutan yang besar secara otomatis akan mengurangi laba, yang pada akhirnya
akan dapat mengurangi pembayaran pajak atau melakukan penghematan pajak.
3.
Bagian perpajakan PT. X sebaiknya selalu mengikuti perkembangan aturanaturan pajak yang berlaku agar dalam melakukan penerapan perencanaan pajak, tidak
bertentangan dengan aturan-aturan tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Andy. 2006. Perencanaan Pajak Penghasilan Badan Melalui Penyusutan Aktiva
Tetap Setelah Revalusi pada PT. X Surabaya.
Baridwan, Zaki. 1983. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFT.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Jusup, Al. Haryono. Dasar-Dasar Akuntansi. Buku Dua. Cetakan Pertama. Yogyakarta :
Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kusumaning, Putri Dyah. 2007. Perencanaan Tax Planning Sebagai Alat Manajemen Untuk
Mengefisienkan Pajak Penghasilan Pada PT. PAL Indonesia (PERSERO).
Mulyadi. 1992. Sistem Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta : STIE YKPN.
Setyaningrum, Vireny. 2003. Tax Planning
Yayasan Pendidikan X Di Surabaya.