Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN SOSIOLOGIS

Sekilas Sejarah, Pijakan Paradigmatik-Teoretis,


Langkah-Langkah Praktis-Metodis, Tokoh Penting Dan
Contoh Karya
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendekatan Ilmuilmu Keislaman
Dosen Pengampu : Dr. Abu Rokhmad, M.Ag. Dr. M. Mukhsin
Jamil, M.Ag

Disusun Oleh :
Kristanto
1400018025

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama yang sempurna hal ini telah
dijelaskan oleh Rasulullah saw setelah selesai melakukan
haji wada dan mendapatkan wahyu kesempurnaan Islam
sebagai sebuah agama.1 Seiring berkembangnya zaman
Islam tidak dipandang hanya sebagai sebuah agama yang
hanya berpijak pada tiga unsur akidah, ibadah, dan akhlak,
akan tetapi akan tetapi dengan perjuangan yang gigih
dilakukan oleh Rasululullah saw mampu memadinahkan
kota Yatsrib dan selanjutnya Islam yang hanya dipandang
sebagai sebuah din (agama) juga mampu berkembang
menjadi sebuah tamadun yang mampu menjadi jembatan
antara peradaban Yunani dan

dan peradaban Barat

modern.2
Setelah Islam mampu menjadi sebuah tamadun tentu
menghasilkan ilmu-ilmu yang sangat banyak. Maka Islam
selain menjadi din dan tamadun juga dipandang sebagai
sebuah ilmu yang berdiri sendiri atau sering disebut
dengan epistomologi Islam yang harus saat ini berkembang
1 Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy. Fiqhus Sirah Dirasat
Manhajiah Ilmiyah li Sirathi-Musthafa alaihi Shalatu Was-salam. Terj
Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah terhadap pergerakan Islam
di Masa Rasulullah Shalllahu alaihi W sallam. Jakarta. Robbani Press.
2008. Hal. 495
2 AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi
Lentera Peradaban Islam yang Sempat Padam. Semarang. UNISSULA
Press. 2010. Hal. 91

pesat.

Epistomologi

Islam

sangat

berbeda

dengan

epistomologi barat yang sering disebut dengan Theory


Knowledge ataupun konsep of knowledge. Islam memiliki
Istilah sendiri dalam hal ini yaitu Ilmu fil Ilmi yang memiliki
rujukan yaitu Allah swt yang memilki sifat Al-Alim.sehingga
manusia bisa mengetahui dengan anugrah ilmu dari Allah
swt sehingga menjadikan hubungan dengan Allah swt
menjadi kuat dan tidak terputus.3
Epistomologi Islam bisa dikaji melalui beberapa
pendekatan yang bisa didekati dari segi historis, sosiologis,
dan antropologis, dan lain sebagainya. Pendekatan yang
dilakukan akan menghasilkan ilmu yang berbeda. Namun
pennulis hanya akan lebih berkontrasi pada Pendekatan
Sosiologis Sekilas Sejarah, Pijakan Paradigmatik-Teoretis,
Langkah-Langkah

Praktis-Metodis,

Tokoh

Penting

Dan

Contoh Karya sehingga penulis berharap bisa mengkaji


materi tersebut dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya ilmu-ilmu keislaman
dengan pendekatan sosiologis?
2. Bagaimana paradiga pijakan teori yang digunakan
dalam

ilmu-ilmu

keislaman

dengan

pendekatan

sosiologis?
3. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh ilmu-ilmu
keislaman dengan pendekatan sosiologis ?
4. Siapa tokoh yang berperan dalam epistemology Islam
pendekatan

sosiologis

dan

apa

karya

dari

tokoh

tersebut?

3 AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi


Lentera Peradaban Islam yang Sempat Padam. Semarang. UNISSULA
Press. 2010. Hal. 138

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Epistologi Islam Pendekatan Sosiologis


Epistemologi berasal dari kata episteme dan juga
logos. Episteme artinya adalah ilmu, dan
cara

memahami

dan

mempelajari.

logos artinya

Epistemologi

juga

dipahami sebagai cabang dari filsafat yang mempelajari


tentang ilmu.4 Jika epistemologi dikaitkan dengan Islam.
Maka akan menghasilkan ilmu yang berbeda dengan
epistemologi yang lain karena Islam memilki landasan
berupa Al-Quran dan hadis, sehingga menjadi ciri khas
tersendiri. Jika epistemologi Islam dikembangkan dengan
baik maka akan mengarahkan hati menjadi lebih dekat
kepada Allah, sehingga hubungan manusiadengan Allah
akan selalu terkait dan tidak putus. Epistomologi Islam bisa
didekati dengan berbagai aspek yaitu bisa didekati dari
segi historis, sosiologis, antropologis. Akan tetapi

pada

pembahasan ini epistemologi Islam akan didekati dengan


sosiologis. Ketika kita sudah memahami epistomlogi Islam
maka selanjutnya kita akan memahami sosiologis. Karena
epistomologi

Islam

yang

akan

kita

pelajari

epistemologi Islam dengan pendekatan sosiologis.


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

adalah
hidup

bersama dengan bermasayarakat dan menyelediki ikatanikatan antara manusia dengan sesama manusia. dengan
sosiologi manusia bisa mengerti dan hidup secara besama
dengan seimbang. Sedangkan Hasan shadily memberikan
tambahan selain ilmu yeng mempelaari hidup manusia
dalam masyarakat juga menyelidiki ikatan-ikatan antar
4 AM. Saefudin dkk. Op.cit. hal. 137

manusia.5 Hal ini bisa kita pahami bahwa sosiologi adalah


memahami kehidupan bersama meliputi karakter sifat,
maksud, cara pembentukan, pertumbuhan, dan oerubahan
perserikatan hidup. ,Maka dapat kita simpulkan bahwa
sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan seta gejalagejala sosial yang ada di dalamnya.6
Jika kita melihat perkembangan agama Islam datang
yang dibawa oleh NABI Muhammad saw di kota Makkah
dan madinah yang memiliki landasan yang kuat yaitu
adanya Al-Quran dan hadis. Al-Quran dijadikan sebagai
landasan

yang

paling

suci.

Dan

nabi

Muhammad

merupakan teladan yang bida dijadikan contoh dalam


kehidupannya

yang

bisa

diikuti

jejaknya

dengan

memahami dan mengamalkan hadis nabi Muhammad saw.


Setelah nabi Muhamad saw telah berhasil menyampaikan
rislahnya kepada umat manusia. Akhirnya pada usia ke 63
beliau wafat. Setelah beliau wafat tentunya umat keilangan
orang yang dijadikan rujuka pertanyaan kehidupannya
dalam bidang hukum dan problema yang lain. M. Setelah
Rasulullah wafat berbagai masalah sosial muncul dan
menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai rujukan utama.
Ketika tidak ditemukan solusi dalam Al-Quran dan hadis
maka dibutuhkan proses ijtihad yang didasarkkan pada
analogis/kias

yang

sesuai

dengan

nash.akhirnya

menjadikan khilfiah dalam Islam karena pemahaman yang

5 Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. M.Ag, Dr. Ilyas Supena, M.Ag. Pendekatan
Studi Islam (Dari Normatif-Teologis hingga Fenomenologis). Penerbit
Gunung Jati, hal. 111
6 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Pengantar Studi Islam disusun
berdasarkan kurikulum tebaru perguruan tinggi Islam. Bandung, CV.
Pustaka Setia. 2011. Hal. 83

berbeda. Dengan inilah muncul pemikiran Islam dan


epistemolgiIslam yang didekati dengan sosial.7
Pemikiran tentang sosial yang bermasyarakat
sebenarnya sudah ada sejak keberadaan manusia itu
sendiri. Akan tetapi sosial masyarakat belum menjadi
kajian ilmu.8

Maka Tradisi awal sosiologi sangat erat

dengan cara pandang positivistik yang sangat berpengaruh


dalam perkembangan keilmuan. Epistomogi Islam sangat
penting jika dilakukan denga pendekatan sosiologis. Karena
banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan
masalah sosial, Besarnya perhatian agama dalam bidang
sosila menjadikan orang yang menganut agama tersebut
tertarik

untuk

memahami

ilmu-ilmu

sosial

agar

menghasilkan pemahana agama yang kaffah.9 Jika kita


melihat ajaran-ajaran agam Islam sangat jelas sekali
bahwa agama Islam memilki dua hubungan yang terjalin
bagi

manusia

yaitu

hubungan

kepada

Allah

(hablu

Minallah) dan hubungan antara sesame manusia (hablu


minannas) hal itu tampakdengan ayat-ayat bAl-Quran
yang menjelaskan tentang muamalah. Jika kita lihat ayatayat yang berkaitan dengan ibadah dengan ayat-ayat yang
menjelaskan tentang muamalah ternyata lebih banyak
yang menjelaskan tentang ayat-ayat muamalah.10
Selain itu jika kita melihat nilai beribadah secara
munfarid dengan berjamaah juga menjadikan perbedaan
dalam pahalanya. Hal ini menunjukan bahwa sosial dalam
7Bryan S. Turner. The New Blackwell Companion to the Sociology of
Religion. Ter Sosiologi Agama. Yogyakarta Penerbit Pustaka Belajar.
2013. Hlm. 641
8. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Sejarah Sosial Intelektual Islam dan
Institusi Pendidikannya. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2012. Hal.
62
9 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 84

Islam sangat penting.Jika kita melihat ibadah yang bersifat


Individu jika orang tersebut melakukan pelanggaran yang
menjadikan batal di dalam ibadahnya. Kifarat atau tebusan
yang harus dilaksanakan harus berpuasa jika seseorang
tidak

mapu

untuk

berpuasa

maka

tebusannya

juga

berhubungan dengan masalah sosial, misalnyu orang yang


melakukan orang yang melakukan hubungasn suami istri
pada bulan ramadhan kifarat yang harus dilaksanakan
dengan member makan fakir miskin.11
Melalui pendekatan sosiologis

agama

dapat

dipahami dengan mudah karena agam Islam sebenarnya


adalah untuk Rahamatal lilalamin, kemaslahatan umat
yang

intinya

adalah

untuk

kepentingan

sosial.

Jika

seseorang memahami Islam dengan baik maka juga akan


memiliji akhlak yang baik dan akhlak yang baik merupakan
tujuan Rasulullah saw di utus di dunia ini. Dan akhlak yang
baik akan menjadikan hubungan sosial menjadi baik pula.

B. Pijakan Paradigmatik -teoritis


Sebuah disiplin Ilmu lahir dari sebuah proses revolusi
paradigma. Paradigma itu sendiri sering disebut dengan
cara pandang atau world view atau teori dominan dari ilmu
tertentu.

Sebuah

ditemukannya

paradigma

teori

yang

akan

baru

tumbang

maka

dalam

dengan
hal

ini

paradigma berfungsi sebagai referensi atau pandangan


dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu
teori. Dan paradigma akan menjadi kuat jika didukung
dengan penelitian, pengembangan dan penerbitan sebuah
10 Lihat A-lHukumah Al-Islamiyah yang ditulis oleh Ayatullah Khomaeni
yang mengemukakan bahwa ayat ubudiah dengan ayat muamalah
adalah satu banding serataus.
11 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 85

karya sperti jurnal dan buku.12 Maka dalam ilmu keislaman


yang

dilakukan

menemukan

dengan

pijakan

pendekatan

paradigma

sosiologi

yang

tepat

harus
agar

menghailkan epistologi ilmu yang baik. Tujuan paradigma


sendiri di dalam sosiologi yang terkait dengan ilmu agama
adalah menuju perubahan yang bersifat permanen yaitu
semakin dekatnya hubungan manusia dengan yang Maha
abadi yaitu kepada Allah SWT.13
Sosiologi sendiri sebenarnya memilki tiga paradigma
yaitu paradigma fakta sosial, paradgima definisi sosial dan
paradgima periliaku sosial.14 Jika kita melihat paradigmaparadigma di atas sebenarnya akan menghasilkan sebuah
ilmu Pengetahuan sosial yang mendalam misalnya tentang
kejadian atau realitas yang ada di masyarakat. Jika realitas
atau fakta yang ada di masayarakat diketahui secara
mendalam kemudian dipahami dengan seksama kejadian
kejadian sosial tersebut .sehingga hal itu akan kita ketahui
bahwa perilaku yang terjadi di masyarakat dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
1. Paradigma fakta sosial
Pardigma fakta sosial adalah paradigm yang
menganggap bahwa yang real (nyata) sebagai
suatu fakta adalah masyarakat. Bukan individu
seperti yang dinal dalam psikologi. Paradigm ini
memulai suatu realitas adlah masyarakat bukan
pemikiran individu yang bersifat spekulatif. Fakta
sosial terdiri dari struktur sosial dan pranata
12 Dr. Syarifudin Jurdi. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern Teori,
Fakta, dan Aksi Sosial. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2010.
Hal.14
13 Ibid. hlm. 23
14 Ibid. hlm. 24

sosial.15 Paradigm ini dikembangkan oleh Emile


Durkheim.16 Jika kita amati paradigm di atas maka
kita bisa mengambil kesimpulan bahwa realitasrealitas yang ada di masyarakat yang bersifat
bersama bukan individu akan dijadikan paradigm
atau

cara

pandang

dalam

masalah

sosial.

Kepentingan atau segala sesuatu yang bersifat


individual maka tidak dijadikan paradigm atau
cara

pandang

kebersmaan

karena

maka

sosiologi adalah

yang

dijadikan

hidup

paradigma

adalah kepentingan atau problem yang terjadi di


masyarakat yang sifatnya kebersamaaan.
2. Paradigma Defenisi Sosial
Paradigma defenisi sosial berbeda dengan
paradigm

fakta

sosial.

karena

meyakini

suatu

kenyataan

paradigm

sosial

ini

dinyatakan

sebagai suatu yang real atau nyata adala individu.


Jika dalam kajian obyek sosiologi disebut dengan
kaum minimalis yang lebih menekankan pada
analisis mengenai tindakan sosial. Paradigm ini
dikembangkan oleh max weber. Yang berpendapat
pokok

dari

soal

sosiologi

adalah

memahami

tindakan sosial antar hubungan sosial. Dalam


defenisi sosial tekandung dua konsep dasar yakni
konsep pemahaman dan konsep penafsiran.17
Pardigma ini juga menganggap bahwa agama
15 Ibid. 25
16 Emile Durkehim adalah sosiologiperancis yang berjasa
melembagakan sosiologi sebagai suatu displin kajian akademik, dua
karya penting yang banyak dirujuk adalah The Rules of sociological
Method (1895) dan Suicide (1897). Ide tentang Integrasi dan solidaritas
sosial dapat ditemukan di karyanya.
17 Ibid. 25

merupakan sesuatu yang sentral dalam teori


sosial. Agama juga sebagai faktor esensial bagi
identitas dan integrasi masyarakat, sebagai suatu
system interpretasi-diri kolektif, agama juga cara
berpikir khas tentang eksistensi kolektif. 18
Max weber bahkan menemukan bahwa agama
sebagai sumber dinamika perubaha sosial bukan
sebagai

instrument

peneguhan

struktur

masyarakat. Hal ini karena max weber lebih


menitik

beratkan

mengalami
menullis

bagaimana

kemajuan.
catatan

Bahkan

bahwa

berubah

dan

beliau

juga

baginya

agama

memberikan kerangka makna pada dunia dan


peruilaku manusia.19
Jika kita amati paradigma yang kedua ini
berbeda

dengan

Paradigm

yang

paradigm
kedua

yang

lebih

pertama.

mementingkan

pemahaman dan penafsiran tindakan yang terjadi


dalam
problem

lingkungan
yang

masyarakat.

dipahami

dan

Masalah
ditafsiri

atau

adalah

problem yang terjadi pada individu yang bersifat


sosial.
3. Paradigma perilaku sosial
Paradigma perilaku sosial ini lebih menitik
beratkan pada perilaku manusia yang tampak
yang mungkin akan terulang kembali. Paradigm
atau teori semacam ini dikembangkan oleh B.F
Skiner

dengan

melakukan

pendekatan

behaviorisme (tingkah laku ) psikologi. Pendekatan


yang dikembangkan B.F Skinerh ini menganggap
bahwa teori fakta sosial dan definisi sosial yang
18 Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. Op.cit. hlm. 140
19 Ibid. hlm. 141

10

tidak ilmiah dan menganggap memilki nuansa


mistis.

Menuut

merupakan

B.F

obyek

Skiner

studi

perilaku

yang

manusia

realistik

dan

konkrit.20 Jika kita cermati dan teori berbeda


dengan teori yang pertama dan kedua karena
lebih bersifat kepada individu manusia meliputi
perilaku

dari

manusia

itu

sendiri.

Sehingga

perilaku tersebut akan dijadikan sebagai catatan


khusus

dalam

memahami

sosiologi.

Karena

perilaku manusia bisa terulang kembali.


Sosiologi digunakan sebagai pendekatan dalam
memahami

Epistemologi

Islam

menghasilkan

berbagai macam teori, teori-teori yang sangat


terkenal adalah teori tingkatan. Teori dikemukakan
oleh August comte dalam bukunya Cours de
Philosophie Positive yang me njelaskan tentang
pandangan tentang positovime yang alamiah dan
menjabarkan tingkatan-tingkatan dalam evolusi
pemikiran manusia.21
C. Langkah-langkah Praktis-metodis
Ibnu Khaldun di dala bukunya

Muqodimah Inu

Khaldun22 menjelaskan bahwa tiada masyarakat manusia


yang tidak berubah. Hal
Jika kita amati dari rangkaian kalimat yang tertulis
pada penjelasan sebelumnya. Epistemolgi Islam dengan
menggunakan pendekatan sosiologis lebih menekankan
pada

empiris

atau

pengalaman

yang

terjadi

pada

20 Opcit.. hlm. 26
21 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 83
22 Muqadimah Ibnu Khaldun dianggap sebagai peletak dasar sosiologi
yang menganalisa tentang faktor-faktor perubahan watak masyarakat
dengan studi komparasi antara hidup di kota (Hadhori)

11

masyarakat sosial. Kajian sosiologi agama lebih terfokus


pada

posisi

agama

sebagai

kemasyarakatan. Maka

fenomena

sosial

atau

langkah-langkah praktis yang

epistemology Islam dengan menggunakan pendekatan


sosiologi yaitu dengan melihat dan mengamati secara
seksama fenomena agama yang real ada pada manisia itu
sendiri. Kemudian teralhirlah sebuah asumsi, kemudian
asumsi itu dikembangkan melalui pendekatan sosiologi dan
itu memungkinkan terjadinya pertentangan dengan klaimklaim dan ajaran-ajaran normatif agama.

23

Hal semacam

ini sebenarnya bisa kita amati ketika sebagian umat Islam


di Indonesia ketika ada orang yang meninggal dunia. Akan
tetapi ada yang menyembelih kambing pada saat orang
sedang meninggal dunia. Kambing itu kemudian dimasak
untuk dihidangkan kepada para tamu yang datang. Padahal
hal semacam

pada saat itu sebenarnya bertentangan

dengan ajaran Islam. Maka dari itulah pendekatan sosiologi


dalam epistemologi Islam sangat penting untuk dipelajari.
Asumsi yang diperoleh akan menjadi ilmu jika asumsi itud
ditindak lanjuti dengan melakukan penelitian dan data-data
yang dikumpulkan tentu harus yang jelas dan real sesuai
dengan kenyataan.
Dunia sosial sebenanya adalah dunia yang muncul
dari hasil bangunan manusia itu sendiri. Hasil produk
melalui

pemikiran

dan

aktifitas

manusia

bersama

msyarakat melalui proses dialektika masyarakat yang


mencakup eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

24

akan tetapi jika dikaitkan dengan agama yang memiliki


norma sendiri tentu akan menjadikan keilmuan yang lebih.
Maka langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan
23 Dr. H. Awaludin Pimay. Op.cit hlm. 116
24 Ibid. Hlm. 122

12

ini yaitu dengan memperhatikan empat komponen dalam


sebuah agama. Komponen tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Emosi keagamaan yang menjadikan manusia menjadi
religius
2. Sistem kepercayaan

yang

mengandung

manusia tentang sifat-sifat tuhan


3. Sistem upacara religius yang

bertujuan

keyakinan
mencari

hubungan manusia dengan Allah Swt


4. Kelompok-kelompok religius yang menganut sistem
kepercayaan dan melakukan sitem upacara-ipacara.25
D. Tokoh-Tokoh dan karyanya
Paradigma di zaman modern yang sekuler mnjadikan
pengetahuan modern menjadi kering, karena terpisah dari
nilai-nilai

tauhid

atau

teologis

(ketuhanan).

Hal

ini

berakibat sains modern melihat alam dan manusia hanya


sebagai material dan incidental yang eksis tanpa interfensi
Tuhan.26 Paradigma seperti ini berkembang di dunia barat
yang lebih mengendapankan rasio merk, ilmu pengetahuan
yang mereka kembangkan tanpa didasari dengan nilai-nilai
religious atau berlandaskan kepada sang khaliq.
Dalam bidang ilmu sosial terdapat intelektual muslim
yang dapat disebut dengan penguasa bidang ilmu sosial.
Intelektual muslim tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Ibn Khaldun
Ibnu Khaldun nama lengkapnya adalah Abdurrahman
bin Muhammad bin Khaldun al-Hadrami atau Abu Zid
Abdurrahman bin Khaldun yang dilahirkan di Tunis
pada tahun 1332 M. Beliau dikenal sebagai kerurunan
orang-orang yang pernah menjabat kedudukan penting
25 Ibid. 120
26 A. Khudarori Saleh, M.Ag. Wacana Baru Filsafat Islam. Jakarta.
Pustaka Belajar. 2004. Hlm. 271

13

dalam pemerintahan di Spanyol atau setelah kaum


muslim di usir dari spanyol ke Afrika Utara di Tunis.
Ayanya juga termasuk orang yang memiliki ilmu yang
luas.27 Ibnu Khaldun dikenal sebagai seorang muslim
dariketurunan

Wail

bin

Hajar

dari

Arab

Yaman.

Pendidikan di waktu kecil di tunisia kemudian pindah ke


maroko dan ke Andalusia Spanyol. Dia mulai menulis
sejarah di Tilmisan yaitu sebuah kota dekat Al-Jazair.
Ibnu

Khaldun

menyelesaikan

Diwanul

mubtada

ibadah

haji

bukunyan

walkhobar.setelah

pda

tahun

1387

Al-Ibr

wa

menyelsaikan
M.

Kemudian

menyelesaikan muqodimahnya.28
Ibnu Khladun merupakan seorang penulis dan juga
penemu sejati cabang ilmu sosiologi, Bahkan Ibnu
Khaldun diakui seluruh dunia bahwa beliau merupakan
bapak ilmu-ilmu sosial terlebih filsafat sejarah dan
sosiologis.29
2. Ibnu Bathutah
Ibun Bathutah nama lengkapnya adalah Syamsudin
Abu Abdiullah ibnu Abdillah ibn Yusuf al-Lawati al-Tanji
Ibnu Bathutah. Beliau

hidup selama 73

tahun dari

tahun 1304 sampai 1377 M. Beliau berasal dari Tanjah ,


Maroko. Beliau dikenal sebagai pengembara yang
melakukan

penelitian

tentang

ilmu

bumi,

sosial,

ethnografi (ilmu tentang gambaran etnik/suku bangsa).


Beliau pernah hidup di Indonesia yakni di Aceh dan
kepulauan

Maladewa

(Maladevis,

sebelah

barat

27 Ibid. hlm. 63
28 Mohamamad Tholhah Hasan. Prospek Islam dalam menghadapi
tantangan zaman. Jakarta. Lantabora Press. 1987. Hlm. 23
29 Dr. Zaprulkhan, M.S.I., Filsafat Islam Sebuah Kajian Tematik.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2014. Hlm. 234

14

Srilangka) yang masing-masing lebih dari satu tahun.


Kisah-kisah perjalanannya antara tahun 1325-1354 M.
diterbitkan H.A.R Gibb dalam 3 jilid dengan judul The
Travels if Ibn Bathutah, 1325-1354 M.30
3. Ath-Thabari
At-Thabari lebih dikenal sebagai seorang mufassir
yang dikenal dengan tafsir at-Tahbari. akan tetapi
selain beliau ahli dalam bidang ilmu tafsir beliau juga
dikenal dengan pengembara yang menjelajah banyak
kota,negri, dan benua dalam bahan-bahan untukkarya
sejarahnya. Selain itu ia beliau juga dikenal sebagai
penulis sejarah para Rasul dan para raja dan sejarah
umum sampai tahun 298 H/ 882 M. Dalam berbagai
sumber disebutkan bahwa beliau

meninggal pada

tahun 310 H.31


4. Ismail Raji al-Faruqi
Ismail Raji al-Faruqi lahir pada tanggal 1 Januari 1921
M di Jaffa, Palestina sebelum wilayah ini diduduki oleh
Israel. Pendidikan awalnya ditempuh di College des
ferese, Libanon yang menggunakan bahasa Perancis
sebagai

bahsa

pengantarnya.

Ismail

al-Faruqi

termasuk tokoh sosiologi modern yang memiliki karyakarya

buku

yang

banyak

antara

lain

Ushul

al-

Syahyuniyah fi din al-yahudi (1963), Historical Atlasof


Religion of the world (1974), Islamic and culture (1980)
Islamization of knowledge General Principles and
Workplan (1982) Tauhid its Implications for thought
and life (1982) Cultural Atlas of Islam( 1986) Christian

30 Ibid. hlm. 68
31 Ibid. hlm. 68

15

Ethics, Trealogue of Abraham Faith, dan Atlas of Islamic


Culture and Civilization.32

32 A. Khudori Soleh. M.Ag. op.cit. hlm. 274

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari latar belakang dan rumusan maslahdilanjutkan
dengan

pembahasan

materi

maka

dapat

disimpukan

sebagai berikut :
1. Ssejarah

munculnya

ilmu-ilmu

keislaman

dengan

pendekatan sosiolgis sebenarnya sudah di mulai pada


zaman Rasulullah saw. Yang menjadikan Islam tidak
hanya sebagai agama, melainkan juga sebagai ilmu.
Kemudian hal ini terus dikembangkan dan Ibnu khaldun
mengembangkan

pemikirannya

sehingga

sampai

sekarang terus berkembang sampai pada masa modern.


2. Pijakan paradigma yang digunakan dalam pendekatan
ini adalah paradigm fakta sosial, defenisi sosial, dan
paradigama perilaku sosial.
3. Langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan ini
adalah dengan melihat realitas atau fakta-fakta yang
terjadi dalam masyarakat sosial, kemudian muncul
asumsi asumsi baru sehingga asumsi itu diwujudkan
dengan

sebuah

penelitian

yang

akurat

sehingga

menghasilkan ilmu-ilmu sosial kegamaan.


4. Tokoh yang berkecimbung dalam pendekatan ini adalah
ibnu Khaldun, Ibnu Bathutah, Ath-Thabari, dan Ismail
Raju al-Faruqi sebagai tokoh modern .
B. Kritik dan Saran
Demikian

makalah

yang

membahas

tentang

Epistemologi Islam Pendekatan Sosiologis semoga kita bisa


mengambil pelajaran bahwa ilmu islam itu sangat luas. Jika
lautan dijadikan sebagai tinta bahkan dilipatgandakan untuk
menulis ilmu Allah maka itu belum cukup. Selayaknya bagi

17

kita

untuk

terus

menggali

dan

mempelajari

ilmu-ilmu

Keislaman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini jauh dari sempurna dan banyak kalimat-kalimat
yang salah atau tidak bisa dipahami. Untuk itu kritik dan saran
selalu kami nantikan guna kesempurnaan tugas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Khudori Sholeh, M.Ag, Wacana Baru Filsafat Islam. Pustaka


Belajar, Jakarta 2004.
AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi
Lentera Peradaban Islam yang Sempat Padam. Semarang.
UNISSULA Press. 2010.
Bryan S. Turner. The New Blackwell Companion to the Sociology
of Religion. Ter Sosiologi Agama. Yogyakarta : Penerbit Pustaka
Belajar. 2013.
Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. M.Ag, Dr. Ilyas Supena, M.Ag.
Pendekatan

Studi

Islam

(Dari

Normatif-Teologis

hingga

Fenomenologis). Penerbit Gunung Jati.


Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy. Fiqhus Sirah Dirasat
Manhajiah Ilmiyah li Sirathi-Musthafa alaihi Shalatu Was-salam.
Terj

Sirah

Nabawiyah

Analisis

Ilmiah

Manhajiah

terhadap

pergerakan Islam di Masa Rasulullah Shalllahu alaihi W sallam.


Jakarta. Robbani Press. 2008.
Dr. Syarifudin Jurdi. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern Teori,
Fakta, dan Aksi Sosial. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
2010.
Dr. Zaprulkhan. M.S.I Filsafat Islam Sebuah Kajian Tematik. PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2014
Drs. H.A. Khudari Sholeh.Filsafat Islam dari Klasik hingga
Kontemporer. Ar-Ruz Media. Jakarta.2013

18

Muhammad Tholhah Hasa. Prospek Islam dalam menghadapi


Tantangan Zaman. Lantabora Press, Jakarta 2003
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Sejarah Sosial Intelektual Islam
dan Institusi Pendidikannya. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
2012.
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Pengantar Studi Islam disusun
berdasarkan kurikulum tebaru perguruan tinggi Islam. Bandung,
CV. Pustaka Setia. 2011.

19

Anda mungkin juga menyukai