Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI E-LEARNING

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat
meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi
aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer,
tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam
pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus
menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja;
memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik
evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan mahasiswa.
Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan
teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli
(experts). Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik
menunjukkan bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3
dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah.
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;
contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon
penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya

Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik
untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat
mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang
sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan
cara melakukan perjalanan maya ke daerah-daerah wisata.

Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan


tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan
suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan
mendengarkan dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian
diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.

Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi


mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli
dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara
sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.

Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap


subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi
dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goaldirected learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai
tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal
tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan
tersebut.

KARAKTERISTIK STRATEGI PEMBELAJARAN E-LEARNING


Karakteristik e-learning, antara lain sebagai berikut :
a) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau

guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif

mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.


b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya.
d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan halhal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Contoh penerapan strategi pembelajarn e learning:

Menjelaskan materi matematika dalam bentuk tutorial


Membuat latihan matematika dalam model drill dan practice dalam CAI
Membuat multimedia bahan ajar matematika secara menarik dalam bentuk animasi

MANFAAT PENERAPAN STRATEGI E LEARNING

Manfaat dari penerapan Strategi E-learning menurut Soekartawi (2003) adalah sebagai berikut:
1. Dari sudut peserta didik

Adanya kegiatan e-learning memungkinkan berkembangnya fleksibilitas yang tinggi.


Artinya peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulangulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Dengan kondisi
yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap
materi pelajaran.

2. Dari sudut guru

Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung


jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mungkin terjadi
Mengembangkan di atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif banyak
Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan
peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari
serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang
Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu, dan
Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

KELEBIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN E LEARNING


Adapun kelebihan dari strategi pembelajaran e-learning adalah :
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
7) Relatif lebih efisien.
KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN E-LEARNING
Walaupun internet memiliki banyak manfaat dalam pendidikan juga memiliki kelemahan.
Beberapa kritik Bullen (2001) dan Beam (1997) yaitu :
1) Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antar peserta didik itu
sendiri yang bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya


mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
5)
6)
7)
8)

kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT


Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan intenet
Kurangnya penguasasan bahan computer

CARA MENGATASI KELEMAHAN DARI STRATEGI PEMBELAJARAN E- LEARNING


Menurut Soekartawi (dalam Kedasih, 2007:3) hal ini mungkin dapat diatasi dengan cara :
1) Disediakan forum untuk berdiskusi antara guru dengan peserta didik dan antar peserta
2)
3)
4)
5)

didik,
Diberikan keterampilan menguasai teknologi kepada pengajar
Disediakan fasilitas jaringan dan koneksi internet di tempat-tempat pendidikan
Disediakan software pembelajaran
Adanya kebijakan yang mendukung pelaksanaan progran e-learning

DAFTAR PUSTAKA
Ali, M.. 2004. E-learning in Indonesian Education System. A paper presented at SeminarWorkshop on E-learning : The Seventh Programming Cycle of APEID Activities, 30 August-6
September 2004 in Tokyo and Kyoto, Japan
Bates, A. W. (1995). Technology, Open Learning and Distance Education. London: Routledge.
Brown, Mary Daniels. 2000. Education World: Technology in the Classroom: Virtual High
Schools,
Part
1,
The
Voices
of
Experience.
http://www.educationworld.com/a_tech/tech052.shtml ( 16 September 2002).
Koswara, E. 2005. Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-learning : Peluang dan Tantangan.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB, 3-4 Mei
2005
Moore, M.G. & Kearsley, G. (1996). Distance education: A sistems view. New York: Wadsworth
Publishing Company.

Moore, M.G.; et al. (1990). The effects of distance learning: A summary of the literature.
Research Monograph No. 2. University Park, PA: The Pennsylvania State University, American
Center for the Study of Distance Education. (ED 330 321)
Natakusumah, E.K. (2002); Multimedia sebagai sarana pembelajaran; Lokakayra Multimedia
sebagai sarana pembelajaran metode learning based; DUE-Like TPB ITB, 13 Nopember 2002.
Natakusumah, E.K. (2002); Teknologi informasi pada pendidikan jarak jauh, Orasi Ilmiah pada
Wisuda STMIK Bandung, 12 Januari 2002, Grand Aquila Hotel, Nusantara Ball Room,
Bandung.
Newsletter of Open and Distance Learning Quality
http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html (16 September 2002)

Council,

October

2001.

Rosenberg, M.J. 2001. e-learning : Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age. The
McGraw-Hill Companies Inc.
Siahaan, S. 2004. E-learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif
Pembelajaran http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/ sudirman.htm (3 November 2006)
Verduin, J.R. & Clark, T.A. (1991). Distance education: The foundations of effective practice.
San Francisco, CA: Jossey-Bass Publishers.
Willis, B. (1993). Distance education: A practical guide. Englewood Cliffs, NJ: Educational
Technology Publications.
Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are We? Training and Development 50 No. 5.
(20 September 2006).

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar, M.A, 2006, Media Pembelajaran, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.
E-learning : Konsep, dan Strategi Pembelajaran di Era Digital (Implementasi pada Pendidikan
Tinggi). Pernah dipublikasi pada Jurnal Ilmiah Visioner Pada Tahun 2007
Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.

Learning for Distance Education System. http://www.seamolec.or.id.


Diakses pada tanggal 15 Mei 2008.
Mengenal E Learning. http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id II/Oktober/2003.
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis,
http://www.ilmukomputer.com, 2003.
Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal
Soekartawi. 2003. Beberapa Kesulitan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Web Pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (Obstacles in Applying Web-based

Anda mungkin juga menyukai