Anda di halaman 1dari 10

1.

2.
3.
4.

5.

6.
7.

C.

D. Pentingnya mempelajari Perkembangan Peserta Didik bagi Calon Guru SD


Bagi calon guru, manfaat yang dapat diambil dari mempelajari perkembangan peserta didik,
antara lain :
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita dapat memahami ciri khas perkembangan
dari peserta didik.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita mulai mengerti tahap-tahap
perkembangan dari peserta didik.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik sebagai calon guru akan mampu untuk
memahami perilaku peserta didiknya.
Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui pada
umur berapa peserta didik mulai mampu berpikir abstrak atau akan diketahui pula pada umur
berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk merespons
sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila peserta didik selalu ingin
merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman kita tentang perkembangan
peserta didik akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumbersumber jawaban serta pola-pola peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
Pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan peserta didik yang tidak normal.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami diri sendiri untuk
dapat lebih memaahami seberapa jauh kesiapan kita menjadi pendidik.

Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik


Bagi Pendidik

Mempelajari perkembangan peserta didik kita akan


memperoleh beberapa keuntungan. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang
peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur berapa

peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir


abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta
didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan
emosi khusus.
2.
Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan
membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya
pada perilaku tertentu dari peserta didik.
3.
Pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan
membantu
mengenali
berbagai
penyimpangan
dari
perkembangan yang normal.

Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan
diketahui pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikiran abstrak
atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan
perilaku dan emosi khusus.
Kedua, pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila seorang peserta
didik dari Taman Kanak-Kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang
harus dilakukan oleh guru dan orangtuanya? Bila peserta didik selalu ingin merebut mainan
temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman kita tentang perkembangan peserta didik akan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta
pola-pola peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
Ketiga, pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali
berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila peserta didik umur dua tahun
belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya?
Bagaimana bila hal itu terjadi pada peserta didik umur tiga atau empat tahun? Apa yang pertu
dilakukan bila remaja umur lima betas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang
berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap "jagoan" ? Jawaban akan

lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada peserta didik atau
remaja.
Keempat, dengan mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami
diri sendiri. Dengan kata lain pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita
alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan
dengan teman-teman lain

G. Manfaat memahami peserta didik bagi seorang guru mata pelajaran


Peserta didik yang memahami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru mata
pelajaran selain bermanfaat untuk peserta didik juga bermanfaat bagi guru mata palajaran
itu sendiri. Bagi peserta didik pemahaman yang dimiliki bias membuat peserta didik lebih
mudah

memahami

mata

pelajaran

yang

diajarkan.

Sedangkan

bagi

guru

mata

pelajaran,peserta didik yang memahami materi yang diajarkan bias mempermudah guru
mata pelajaran dalam menyampaikan materinya karena dengan pemahaman peserta didik
guru mata pelajaran tidak perlu menjelaskan dengan panjang lebar. Selain itu tak jarang
peserta didik malah lebih mempunyai wawasan yang luas daripada guru mata pelajaran itu
sendiri sehingga antara keduanya bias saling bertukar pikiran. Hal ini dapat dijadikan bahan
referensi bagi guru mata pelajaran dalam menyampaikan materinya.

Peserta didik
a. Pengertian Peserta didik
Mengacu pada konsep pendidikan sepanjang masa atau seumur hidup, maka dalam arti luas
yang disebut dengan peserta didik adalah siapa saja yang berusaha untuk melibatkan diri sebagai
peserta didik dalam kegiatan pendidikan sehingga tumbuh dan berkembang potensinya, baik
yang berstatus sebagai anak yang belum dewasa maupun orang yang sudah dewasa.dalam UU
sisdiknas 2003 pasal 1, dijelaskan bahwa yang di sebut peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.[4]
Peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang
lain (pendidik) untuk membantu mengembangkan potensi yang dimilikinya serta membimbing

menuju kedewasaan. Potensi merupakan suatu kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik,
dan tidak akan tumbuh atau berkembang secara optimal tanpa bimbingan pendidik.[5]
Dalam istilah tasawuf peserta didik seringkali disebut dengan murid atau
thalib. Secara etimologi murid berarti orang yang menghendaki sedangkan
menurut arti terminologi murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan
dan arahan seorang pembimbing spiritual (mursyid), sedangkan thalib
secara bahasa berarti orang yang mencari sedang menurut istilah tasawuf
adalah penempuh jalan spriritual dimana ia berusaha keras menempuh
dirinya untuk mencapai derajat suf[6] Siswa[sunting | sunting sumber]
Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah
atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam
proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan,
antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.

Mahasiswa[sunting | sunting sumber]


Mahasiswa/mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yaitu
perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.

Taruna[sunting | sunting sumber]


Banyak digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem militer, menurut KBBI berarti pelajar
(siswa) sekolah calon perwira, beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan juga menggunakan kata
Taruna untuk menyebut Peserta Didik, diantaranya STPN Yogyakarta, STIP Jakarta, dan STP.

Warga belajar[sunting | sunting sumber]


Warga belajar istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan nonformal. Misalnya seperti
warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional

Pelajar[sunting | sunting sumber]


Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal
tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.

Murid[sunting | sunting sumber]


Murid istilah lain peserta didik tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

Santri[sunting | sunting sumber]


Santri adalah istilah bagi peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah yang sangat
mempunyai potensi.

Perkembangan manusia dititik beratkan pada usia dalam kaitannya dengan


perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi sepanjang
rentang kehidupan. Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada
perubahan dalam cara berfikir, memecahkan masalah, memori, dan
intelegensi. Kognisi berkembang melalui peningkatan-peningkatan pola-pola
yang teratur sejak bayi hingga masa dewasa, dan beberapa kemampuan
kognitif akan menurun pada masa tua dikarenakan proses pematangan atau
kemunduran neurologis dan fisik individu yang berbaur dengan
lingkungannya.
Jean Piaget yang merintis penelitian perkembangan koginisi sepanjang masa
kehidupan individu,. Ada bebrapa istilah dalam teori ini:
a. Organisasi mengacu pada sifat dasar struktur mental untuk
mengeksplorasi dan memahami dunia. Piaget mempersepsikan pikiran
bersifat terstruktur atauterorganisasi yang kompleksitasnya terintegrasi.
b. Skema adalah tingkatan berpikir yang paling sederhana. Skema merujuk
kepada potensi yang ada dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu
dengan cara tertentu. Contohnya, sewaktu dilahirkan, bayi
telah diberi beberapa gerakan pantulan yang dikenali sebagai skema seperti
gerakan memegang. Gerakan memegang, kandungan skemanya adalah
memegang benda yang tidak menyakitkan. Bayi akan cenderung memegang
benda-benda yang tidak menyakitkan sepertijari ibu. Skema
bayi tersebut akan menentukan bagaimana bayi
bertindak terhadap sekitarnya sebagai strategi kognitifnya.
c. Adaptasi merupakan satu keadaan di mana wujud keseimbangan di antara
akomodasi dan asimilasi untuk disesuaikan dengan sekitarnya. Asimilasi
proses memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa
dengan diri organisme tersebut; Dengan cara mengambil sesuatu dari dunia
luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada.
d. Akomodasi suatu adaptasi dengan cara memodifikasi diri organisme
tersebut sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Ketika seseorang
mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk
memenuhi kebutuhan eksternal.

Perkembangan social

Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh
seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan orang
lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan
sosial adalah proses belajar mengenal normal dan peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia
akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap orang
untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketiak anak berinteraksi dengan orang
lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional.

arakteristik Perkembangan Emosi


Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan emosi
meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata emosi para remaja menjadi
tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan social dan juga mereka sedang
menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka kurang mempersiapkan
diri. Tetapi tidak semua remaja mengalami tekanan dan badai dalam hidupnya.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi
yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih saying, gembira, amarah, takut dan cemas,
cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan
yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka. Berikut ini akan dibahas beberapa kondisi emosional.
1. Cinta/Kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain
dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima
cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
Walaupun para remaja sudah banyak yang bergerak ke dalam dunia bebas, tetapi dalam
dirinya masih terdapat sifat kanak-kanaknya. Remaja membutuhkan kasih sayang dari
orang tua di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada tahuntahun sebelumnya.
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupan
kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja yang

berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan yang besar
kemungkinannya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
Motoric

Perkembangan motorik anak merupakan salah satu aspek penting untuk kehidupannya
karena hakekatnya manusia hidup dengan terus bergerak.Oleh karena itu, perkembangan motorik
harus mendapatkan perhatian khusus, disamping karena gerak merupakan kebutuhan manusia
tetapi juga sebagai acuan untuk pembinaan manusia yang berkualitas di masa depan. Saputra
(2010:1.17) menyatakan bahwa Perkembangan motorik merupakan suatu proses yang terjadi
sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan gerakan pada individu
yang meningkat dari keadaan yang sederhana, tidak terorganisasi dan tidak terampil ke arah
performa gerak yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan baik. Sejalan dengan
bertambahnya usia maka perkembangan motorik anak pun akan berkembang.Tetapi banyak
faktor yang bisa mempengaruhi terhambatnya perkembangan motorik anak, salah satunya adalah
lingkungan.Lingkungan keluarga, sekolah dan tempat bermain anak akan mempengaruhi
perkembangan motorik anak, seperti dikatakan oleh Heywood (1993:304) bahwa People and
situations continue to influence individuals in their choice of activities throughout life.
Pernyataan ini memperkuat bahwa peran lingkungan berpengaruh pada pilihan anak untuk
beraktifitas sepanjang hidupnya.
Lingkungan tempat tinggal anak berbeda satu sama lainnya, di daerah perkotaan yang
memiliki lahan yang sedikit untuk melakukan aktivitas gerak dan budaya hidup yang serba
praktis akan menghambat perkembangan anak, sedangkan di lingkungan pedesaan yang
cenderung memberikan kesempatan yang banyak bagi anak untuk bergerak secara aktif karena
lahannya yang tersedia secara luas dan budaya hidup sehat yang selalu berjalan kaki. Heywood
(1993:309) mengatakan bahwa A child who lacks an adecuate play space has a diminished
opportunity to get involved in activity and practice skills. Artinya, seorang anak yang bermain
di lingkungan yang sempit akan memiliki kesempatan yang sedikit dalam aktivitas fisiknya dan

berlatih keterampilan, oleh karena itu perkembangan motorik anak yang berada di kota
cenderung lebih rendah apabila dibandingkan dengan anak yang ada di desa.
Motoric

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
1.

Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan
boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. 2.

Melalui

keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3.

Melalui perkembangan motorik, anak

dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia
kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan baris-berbaris. 4.

Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak

dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan

atau

menjadi

anak

yang

fringer

(terpinggirkan).

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin


C. Perkembangan Psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular system
(persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).
Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di
kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi
perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain
(playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah (1)
bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dari yang
kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely
coordinated movements).
(1) Berjalan dan Memegang Benda
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar (locomotion) yang harus
dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya. Keterampilan memegang benda, sampai dengan
enam bulan pertama dari kelahirannya barulah merupakan gerakan meraih benda-benda yang ditarik ke
dekat badannya dengan seluruh lengannya. Masa enam bulan kedua dari kelahirannya, jari-jemarinya
dapat berangsur digunakan memungut dan memegang erat-erat benda, seraya memasukkan ke

mulutnya. Setelah keterampilan berjalan bebas dikuasai, keterampilan memegang secara bebas dapat
dicapai.
(2) Bermain dan Bekerja
Mulai usia empat sampai lima tahun bermain konstruksi yang fantastik seperti menyusun alat-alat mainan
tertentu, dapat beralih kepada berbagai betuk gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum
terikat dengan aturan-aturan tertentu yang ketat. Pada usia anak sekolah, permainan fantastik
berkembang ke permainan yang realistik yang melibatkan gerakan yang lebih kompleks disertai aturan
tertentu yang ketat. Pada usia remaja, kegiatan motorik sudah tertuju pada persiapan kerja, keterampilan
menulis, mengetik, menjahit, dan sebagainya.
(3) Proses Perkembangan Motorik
Faktor-faktor lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan gizi serta kesempatan dan latihan adalah
hal-hala yang sangat berpengaruh terhadap proses dan produk perkembangan fisik dan perilaku
psikomotorik.
Morall

. PERKEMBANGAN MORAL PADA PESERTA DIDIK


Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara dalam kehidupan, adat-istiadat atau kebiasaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak,
budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang
dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapibentuk formalnya berbeda.

Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian moral yaitu[2]


Widjaja (1985: 154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan
dan kelakuan (akhlak).
Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai
perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perludipikirkan
dan direncanakan sebelumnya.
Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian
moral secara lebih komprehensip rumusan formalnya sebagai berikut :
1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar
tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup
atau agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran,
bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam lingkungannya
Shaffer, moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam prilaku yang
harus dipatuhi
Rogers, moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur prilaku individu dalam
hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar baik-buruk

yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu oleh nilai-nilai
sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial
Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya
dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang. Prilaku moral diperlukan demi
terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.
Moral

Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain
( Santrock,1995). Anak-anak ketika dlahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalan dirinya
terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan.
Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral
Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagian
struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu :
1) Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari.
2) Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis, yaitu subsistem ego yang
rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
3) Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikan sistem niali
dan moral, yang benar-benar memperhitungkan benaratau salahnya sesuatu.
Menurut teori psikoanalisa klasik Freud, semua orang mengalami konflik oedipus.
Konflik
ini
akan
menghasilkan
pembentukan
struktur
kepribadian
yang
dinamakan Freudsebagai superego. Ketika anak
mengatasi konflik oedipus ini,
maka
perkembangan moral mulai. Salah satu alasan mengapa anak mengatasi konflik oedipus adalah
perasaan khawatir akan kehilangan kasih sayang orangtua dan ketakutan akan dihukum karena
keinginan seksual mereka yang tidak dapat diterima terhadap orangtua yang berbeda jenis
kelamin. Struktur superego mempunyai dua komponen, yaitu ego ideal kata hati (conscience).
Kata hati menggambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang, peraturan-peraturan
masyarakat, hukum, kode, etika, dan moral.

Anda mungkin juga menyukai