Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN

PERATURAN DESA NAMO


NOMOR 1 TAHUN 2005
TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DESA NAMO


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA NAMO
Menimbang

a. bahwa sumber daya alam merupakan anugerah Allah Yang Maha


Kuasa dan mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi
kehidupan, oleh sebab itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara
adil dan berkelanjutan;
b. bahwa sumber daya alam sebagai komponen lingkungan hidup
perlu dijaga kelestarian fungsinya dalam menjalankan
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
c. bahwa pengelolaan SDA desa perlu dilakukan secara arif dan
bijaksana sesuai dengan prinsip keanekaragaman dan semangat
otonomi asli desa.
d. bahwa Peraturan desa yang mengatur tentang Pengelolaan Sumber
Daya Alam yang sudah ada, perlu disesuaikan dengan karakteristik
desa dan semangat Otonomi desa di desa Namo
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu ditetapkan Peraturan
Desa tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam.

Mengingat

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
......, Tambahan Lembaran Negara Nomor ............) ;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2043);
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3639);

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alam dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3419);
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
8. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3647);
9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
199 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538);
10. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata
Ruang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3838);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 tentang Lembaga
Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup Di luar Pengadilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3982);
14. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294).
15. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
16. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 14 Tahun2000 tentang
Peraturan Desa
17. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 16 Tahun 2000 Tentang
Susunan Organisasi Pemerintahan Desa
18. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 12 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan Kepala Desa dan Perangkat Desa
19. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 13 Tahun 2001 Tentang
Pemberdayaan, Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan
Lembaga Adat
20. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 14 Tahun 2001 tentang
Lembaga Kemasyarakatan di desa

21. Peraturan daerah Kabupaten Donggala No 17 Tahun 2001 tentang


Kerjasama Antar Desa
22. Hukum Adat desa Namo
Dengan persetujuan bersama

Menetapkan

BADAN PERWAKILAN DESA NAMO


Dan KEPALA DESA NAMO
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DESA NAMO TENTANG PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM DESA NAMO
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :


1.
2.

Desa adalah Desa Namo ;


Pemerintah Desa adalah Kepala Desa beserta Perangkat
Desa Namo ;

3.
4.

Kepala Desa adalah Kepala Desa Namo ;


Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD
adalah BPD Namo ;

5.

Sumber Daya Alam Desa selanjutnya disingkat SDA


adalah ruang, benda padat, benda cair, benda gas, daya kekuatan dan daya energi,
keadaan atau tatanan, serta makhluk hidup di luar maupun di dalam jangkauan
pengaruh perilaku manusia yang ada di wilayah desa Namo ;
BPD Rahman: Ada beberapa yang harus dijelaskan oleh yaitu ruang, daya kekuatan dan
daya energi termasuk keadaan dan tatanan.
Yulisan: suadah lama saya bercara di desa toro tentang pengelolaan TNLL.
Hutan tidak akan rusak jika tidak ada aktifitas, olehnya itu kesempatan ini bagus kita
jadikan momentum untuk mengelola SDA (hutan dengan arif dan berkelanjutan )
Dalam bab I ketentuan bab 5, memang betul nanti terpilah pemahan masyarakat tentang
SDA. Maksudnya SDA, segala sesuatu yang ada disekitar kita apakah dia hidup atau
tidak hidup (biotik,abiotik) termasuk udara disekitar kita baik yang dapat dierbaharui atau
tidak diperbaharui.
Ishak, saya tertarik dengan pertanyaan pak rahman. Saya sepakat dengan penggunaan
kata makhluk hidup atau dan tidak hidup saya sepakat jika kita gunakan bahasa yang
mudah kita pahami.
Tao Hamid: Bahasa yang ada dlam draft dlm ketentuan umum seperti yang ditanayakan
rahman, sudah dibahas oleh pakar yang lebih tau tentang tata bahasanya, jadi tak perlu
dipermasalahkan.
Ishak, Ruang adalah segala sesuatu kita berada, padat, seperti batu, cair ialah air, gas
seperti udara
BPD Namo, Bgmana apa sudah bisa diterima pasal ini? Saya harap peserta dapat
memahami bahasa-bahasa ilmiah agar tidak kesulitan nantinya bagi kami dalam
menindaklanjuti perdes ini ke pihak kabupaten.

6.

Pengelolaan SDA selanjutnya disingkat PSDA adalah


upaya terpadu untuk melestarikan dan meningkatkan fungsi Sumber Daya Alam yang
meliputi kebijaksanaan penataan pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi SDA ;
7.
Perencanaan SDA adalah pengungkapan gagasan akan
potensi dan peluang PSDA dalam lingkup desa dan sekitarnya dengan
mengintegrasikan antara kegiatan pemerintah desa, dunia usaha dan masyarakat desa
baik dari segi ilmu pengetahuan maupun manajemen sehingga PSDA dapat
berkelanjutan ;
Basri : Memang agak sulit dipahami, saya harap bisa dipersepsikan dalam bahasa kulawi
saya juga menanyakan poin 7, tentang ilmu pengetahuan maupun manajemen sehingga
PSDA dapat berkelanjutan.
Iwan :Manajemen, maksudnya
Yulisan : ada di toro tntang penelitian, disana bagus untuk penelitia, kenapa di Namo
tidak dilakukan pula penelitian, misalnya tempat2 minum anoa, itu kan juga bagus untuk
diteliti di Namo. Di Toro, saya salut dengan penelitian2 seperti ini. Yang menggali
kearifan dalam hal SDA. Hal ini pula yang membawa kadesnya sampai ke Luar negeri.
Itulah tujuan dari ilmu pengetahuan seperti yasng dimaksud dalam kata point 7 tersebut.
8.
Pemanfaatan PSDA adalah suatu proses kegiatan
memanfaatkan SDA ;
9.
Perlindungan SDA adalah suatu upaya untuk meminimalisir
dampak negatif dari pengelolaan SDA;
10.
Pengawasan SDA adalah segala upaya untuk melihat,
memonitor, memantau aktifitas yang dilaksanakan oleh pemerintah desa maupun
masyarakat desa terhadap PSDA untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran
PSDA yang telah ditetapkan ;
11.
Evaluasi PSDA adalah suatu kegiatan penilaian terhadap
hasil PSDA yang dilakukan oleh pemerintah desa, masyarakat maupun dunia usaha ;
12.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan ;
13.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan
atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap ;
14.
Hutan lindung adalah hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi dan menjaga kesuburan tanah dan sebagainya ;
15.
Pengelolaan hutan bersama masyarakat adalah sistem
pengelolaan hutan yang diselenggarakan oleh atau bersama masyarakat, dengan
pengukuhan dan atau ijin dari pemerintah daerah, yang ditujukan untuk
memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjamin
kelestarian fungsi hutan ;
Iwan : contoh, Pengelolaan parawisata oleh pemda, tentu pemerintah desa membuat
perjan jian dalam mengelola parawisata tersebut selama tidak merusak hutan

Yulisan masyarakat sejahtera taman nasional lestari (visi Balai) Bukan tidak bisa sama
sekali tidak dimanfaatkan. Pemanfaatan itulah yang membutuhkan ijin dari pihak
pemerintah kabupaten atau pemerintah desa
16.

Air adalah semua sumber daya air yang berada di wilayah


desa Namo ;

17.

Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah tertentu yang


bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam
fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber-sumber air
lainnya yyang penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan
hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut ;

18.

Masyarakat adalah keseluruhan orang yang terdiri dari


perseorangan, kelompok, maupun organisasi yang peduli dengan SDA ;
19.
Masyarakat Adat adalah kelompok masyarakat yang
memiliki asal usul leluhur secara turun temurun di wilayah geografis tertentu, serta
memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan sepanjang
menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya.
BPD : bagaimana kaitan point 15 dengan 19 tentang masyarakat adat
IshakPoint 19 untuk mengakumulir suatu masyarakat yang memang sudah turun temurun
yang mereka anut, sedangkan poin 15, menyangkut pengelolaan system hutan tersebut.
Arief: Pengelolaan bersama, maksudnya ada persetujuan bersama antara pemerintah
dengan masyarakat didesa dan pihak terkait, agara meminamlisir tingkat kerusakan hutan.
Hal ini terkait anatar kerjasama hutan antara pemerintah/negara dengan masyarakat
sekitarnya.
Yulisan : terkait dengan pengelolaan hutan. Perlu dibedakan pengolahan dengan
pengelolaan Pengolahan cenderung mengambil keuntungan semata-mata, sedangkan
pengelolaan terkait dengan manajemen secara bersama dalam mengelola hutan atau
taman nasional secara arif dan bijaksana, termasuk menghindari illegal logging dan
sebagainya yang dapat mengancam kerusakan hutan
20.

Peran serta masyarakat adalah proses kegiatan yang


dilakukan masyarakat baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok, untuk ikut
memajukan PSDA melalui proses perencanaan, penetapan kebijakan, pelaksanaan,
pemantauan/pengawasan serta evaluasi ;
21.
Hukum adat adalah hukum adat desa Namo yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat desa Namo;
Kita tidak terlalu berpatokan dengan desa lain dalam hal hukum adat, misalnya berbeda
cara hukum adat menyelesaikan konflik di desa namo, dengan hukum adat didesa lain.
Rahman : apa ada peran hukum adat dalam pengelolaan PSDA ini.?
Iwan : iya ada. Dan akan berfungsi jika perdes PSDA ini dilaksanakan. Tidak semua
pelanggaran PSDA diproses oleh pemerintah desa, ada juga yang akan diproses adat.
Basri : Bgmana kerja tim partisipatif (topolingkungata)

Arif
Yulisan : alot antara adat dengan perdes ini. Jika ada kerusakan hutan nanti, tentu adat
akan mengatur, termasuk sanksinya oleh adat. Ini baik, untuk menjaga hutan
Cara Pengelolaan rotan, memang ad caranya, artinya ada perncanaan dan pelestarian
dalam mengambil rotan, yang terpenting ialah cara pengelolaannya. Saya juga berharap
agar rotan tidak dijadikan komoditas utama, karena tidak terlalu menolong kesejahteraan
ekonomi kita, karena dampaknya justru lebih merusak hutan jika rotan dijadikan sebagai
kebutuhan ekonomi.
22.
kearifan lokal adalah nilai-nilai arif masyarakat desa Namo
Yang telah beradaptasi dengan PSDA ;
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2

ASAS
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang diselenggarakan berdasarkan peraturan desa ini
berasaskan :
1.
Manfaat (lihat penjelasan)
2.
Keadilan
3.
Kelestarian
4.
Kebersamaan
5.
Keterpaduan
6.
Kearifan Lokal
Pasal 3

TUJUAN
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa bertujuan untuk :
1.
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2.
Mewujudkan kebersamaan dalam pengaturan dan pengelolaan SDA.
3.
Menjaga kelestarian SDA yang berkelanjutan.
4.
Memanfaatkan SDA secara adil dan bijaksana.
5.
Menyelesaikan konflik dalam PSDA.
Pasal 4

RUANG LINGKUP
1.

2.

Lingkup PSDA diarahkan pada seluruh wilayah desa dengan memperhatikan


sejarah asal usul desa. ( kata yang bergaris bawah diganti :wilayah keseluruhan Desa
Namo)
Wilayah pengelolaan yang masuk dalam wilayah TNLL dan atau wilayah
konservasi lainnya akan diatur oleh pemerintah desa dengan instansi terkait.

Iwan :Tidak ada campur tangan dari pihak lain


Arief : Draft ini masih umum, pasal 4 (ruang linhkup) masih umum, dalam point ini bisa
dipaparkan disini, seperti pengaturan bagaimana satwa, sumber mata air, kebun dll yang
berkaitan dengan SDA desa Namo bisa dimasukkan di pasal ini
Kades Namo : Ruang lingkup adalah semua yang ada dalam desa ini. Itulah maksudnya
dibentuk topolingkungata, ia bertugas menjaga hutan dalam lingkup desa Namo. Jadi
saya harap bapak-ibu bisa memberikan saran/masukan.
Yulisan : jika kita masukkan semua akan banyak memakan tempat dalam draft ini. Cukup
jenis-jenisnya, seperti masalah pengambilan burung yang dinyatakan oleh ibu, itu bisa di
golongkan sebagai satwa/ fauna, demikian juga dengan tumbuh-tumbuhan, digolongkan
sebagai fauna.
Ishak : anggap lah kita buat bentuk peta. Tentang desa Namo, yang akan melakukan
penerapan Perdes PSDA, mana yang mau dikelola? Karena ada terkait dengan pihak balai
terkait dengan pal batas taman nasional, yang sebelum ditetapkan pal batas itu,
masyarakat Namo sudah mengelola itu. Itulah ruang lingkup, artinya, semua wilayah
kelola Namo kita atur. Mana yang dikelola desa Namo, mana yang dikelola oleh pihak
balai.
Iwan : jika berdasarkan asal usul desa dalam mengelola, ada ketidak terkaitan dengan
konsep ini, karena dahulu ruang lingkup SDA Namo termasuk wilayah desa Bolapapu
(kaputiha), namun pada kenyatannya dikuasai oleh desa Bolapapu.
Kades : Jangan lupa, kita adalah sebagian dari desa Bolapapu dahulu, kita tidak boleh
mempermaslahkan lagi yang dahulu, karena kita sudah lepas dari Bolapapu dengan kata
lain, sudah ada wilayah defenitif wilayah Namo. Masalah Kaputiha saya kira tidak perlu
dipermasalahkan
Yulisan : ganti saja kata asal usul desa (pasal 4 ayat 1) dengan kata wilayah
administrative desa. Karena berbeda tata ruang dalam persepsi balai, dengan masyarakat
desa Namo.
Sesi ini di tunda hingga pukul 13.30 (break gitu loh kata pak Tao gituloh..
Jam 13.11 acara dilanjutkan gitu loh.
BAB III
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 5
Pengaturan PSDA desa dilaksanakan berdasarkan kewenangan desa dan lemabaga adat
sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6
1.

Tanggungjawab PSDA dilaksanakan oleh pemerintahan desa dan


masyarakat desa.
2.
Dalam melaksanakan tanggung jawab PSDA desa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), kepala desa dapat membentuk urusan lingkungan yang merupakan
bagian dari struktur organisasi pemerintah desa dan atau institusi baru untuk
kepentingan tersebut diatas.

Ishak:Dalam melaksanakan tanggung jawab PSDA desa sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), kepala desa dapat membentuk urusan lingkungan yang merupakan bagian dari
struktur organisasi pemerintah desa dan atau Topolingkungata untuk kepentingan tersebut
diatas
Iwan : Bagaimana apa peserta memakai kata Topolingkungata atau kata institusi baru?
Tahir : terserah bapak-bapak mau pakai kata yang mana
Tao : Institusi Topolingkungata, kata atau baru untuk kepentingan tersebut dihilangkan.
Arief : kata dapat mmembentuk dihilangkan karena sudah ada dibentuk
Tao : kepala desa dapat memberikan wewenang kepada urusan lingkungan dan
Topolingkungata untuk kepentingan tersebut diatas (disetujui ) jadi redaksi yang baru
Dalam melaksanakan tanggung jawab PSDA desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
kepala desa dapat memberikan kewenangan kepada
urusan lingkungan dan
Topolingkungata untuk kepentingan tersebut diatas
3.

Bentuk tanggung jawab pemerintah desa dan masyarakat desa dalam


PSDA diatur dalam surat keputusan kepala desa setelah mendapat persetujuan dari
BPD.
Tao : Tambahan/ubahan kalimat yang ada dalam kurung.
Jadi redaksinya :
Bentuk tanggung jawab pemerintah desa dan masyarakat desa dan termasuk lembaga
adat) dalam PSDA diatur dalam surat keputusan kepala desa setelah mendapat
persetujuan dari BPD
Yulisan : Bentuk tanggung jawab pemerintah desa, masyarakat desa, lembaga adat dalam
PSDA diatur dalam surat keputusan kepala desa setelah mendapat persetujuan dari BPD
Ishak, jika ditambah lembaga adat, maka pasal-pasal yang diatas ditambah semua dan
Ditambah satu ayat yang mengatur lembaga adat.
Iwan : Bagaimana lembaga adat apakah mau terlibat secara langsung dalam PSDA? Saya
minta tanggapan dari lembaga adat.
Nurdin: saya kira setiap mengambil kebijakan didesa selalu dilibatkan lembaga adat,
maka untuk PSDA lembaga adat juga bisa terlibat didalamnya
MC : ini adalah masalah tanggung jawab, disitu disebutkan ada kata masyarakat, menurut
saya lembaga adat termasuk dalam kata tersebut.
Tahir : Lembaga Adat hanya dijadikan sebagai lembaga yang mengadili, sementara
tanggungjawab sepenuhnya adalah ada di pemerintah desa.
Arief : agar tidak tumpang tindih tanggung jawab pemerintah desa dengan lembaga adat
tambah saja satu ayat,
Ishak : jadi tambah saja ayat 4, dengan bunyi :Bentuk tanggung jawab lembaga adat
diatur secara internal dan berkordinasi dengan pemerintah desa (akhirnya disepakati
ditambah satu ayat)
4. Bentuk tanggung jawab lembaga adat diatur secara internal dan berkoordinasi dengan
pemerintah desa

BAB IV

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM


Bagian Pertama
Umum
Pasal 7
Sumber Daya Alam meliputi :
1. Sumber Daya Alam Hayati.
2. Sumber Daya Alam Non Hayati.

Pasal 8
Fungsi SDA meliputi :
1. Fungsi Konservasi
2. Fungsi Sosial
3. Fungsi Ekonomi
Pasal 9
PSDA meliputi :
1. Perencanaan ;
2. Pemanfaatan ;
3. Perlindungan dan rehabilitasi ;
4. Pengawasan, dan ;
5. Evaluasi
6. Aspek penegakan hukum
Pasal 10
PSDA dilaksanakan dengan memperhatikan :
1.
Ciri dan karakteristik desa
2.
Kearifan masyarakat desa
3.
Kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat
4.
Sedapat mungkin agar tidak menimbulkan konflik.
Pasal 11
Arah kebijakan PSDA desa adalah :
1. Memperhatikan kesinambungan PSDA bagi generasi mendatang ;
2. Dilaksanakan secara adil ;
3. Tidak bersifat diskriminatif ;
4. Tidak bias gender ;
5. Memberikan dan melindungi hak serta akses masyarakat atas informasi SDA ;
6. PSDA dengan resiko seminimal mungkin ;
7. Melindungi keragaman spesies.

8. Tidak merusak ekosistem yang menunjang daya dukung lingkungan alam dan sosial
budaya masyarakat ;
9. Melindungi kearifan lokal akan PSDA ;

Bagian Kedua
PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Pasal 12

1. Perencanaan PSDA dilaksanakan melalui Hasil Musyawarah Desa.


2. Perencanaan PSDA dapat melibatkan para pihak terkait selain masyarakat desa.
3. Perencanaan PSDA dilaksanakan dengan berpedoman kepada perundang-undangan
yang berlaku,nilai-nilai kearifan lokal dan kesepakatan.
Bagian ketiga
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pasal 13
1. Pemanfaatan SDA didasarkan pada dokumen perencanaan desa tentang PSDA
2. Pemanfaatan SDA dilaksanakan berdasar pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Pemanfaatan SDA memperhatikan kelayakan ruang lingkup pengelolaan
4. Pemanfaatan SDA lebih lanjut diatur dalam surat keputusan kepala desa.
Bagian keempat
PERLINDUNGAN SUMBER DAYA ALAM
Pasal 14
1.
Setiap orang berkewajiban melindungi SDA yang ada di wilayahnya.
2.
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan pencemaran dan perusakan SDA.
Ishak : apa tidak perlu diurai dalam penjelasan pasal tentang yang mana kegiatan
pencemaran dan perusakan itu.
Iwan : yah, bagaimana apa perlu tidak di buat penjelasan dalam pasal-demi pasal tentang
pencemaran dan perusakan tersebut.

Basri : memang perlu dijelaskan, karena nanti topolingkungata bisa mengetahui posisi
tugasnya,
Arief : Memang perlu diatur, agar Topolingkungata dapat /punya dasar untuk menangkap
pelanggar sesuai dengan hukum yang berlaku.
Iwan : mari kita voting setuju tidak dibuat penjelasan atas pencemaran dan perusakan ?
Kades : penjelasannya nanti menyusul
3.
Perlindungan SDA disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa.
4.
Yang dimaksud dengan pencemaran dan perusakan SDA pada ayat 2 adalah
semua kegiatan yang berakibat pada tercemar dan rusaknya SDA yang ada di Desa.

Bagian Kelima
PENGAWASAN DAN EVALUASI
Pasal 15
PENGAWASAN
1.

Pengawasan PSDA desa dilakukan oleh pemerintahan desa dengan mengangkat


pihak-pihak tertentu
2.
Pihak-pihak yang melakukan pengawasan PSDA ditetapkan dalam surat
keputusan kepala desa
3.
Pengawas melaksanakan tugasnya dengan perlengkapan penunjang yang dapat
dikoordinasikan dengan pihak terkait dengan mencatat dan merekam kegiatan yang
dianggap dan atau mencemarkan SDA

Pasal 16
1. Pengawasan PSDA Desa dilakukan dengan patroli dan sistem pemantauan secara
berkesinambungan
2. Hasil pengawasan dimusyawarahkan di desa (oleh pemerintahan desa, lembaga
adat)dan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku
Arief : kata prosedur hukum sangat luas, harus ditur, dimana akan diselesaikan apa di
lemabaga adat, atau dimana
Iwan : saya sarankan ditambah dengan kata :Hasil pengawasan dimusyawarahkan di
desa oleh pemerintahan desa, lembaga adat dan apabila dianggap perlu akan
ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Jadi redaksi yang baru pasal 16 (ayat 2)

Pasal 17
EVALUASI
1.

Evaluasi kondisi PSDA desa dilakukan minimal 2 kali dalam setahun dan atau sesuai
hasil pengawasan yang dilakukan oleh pemerintahan desa.

2.

Prosedur dan mekanisme pelaksanaan evaluasi disesuaikan dengan mekanisme


yang ada dan berkembang didesa

Bagian Keenam

PENEGAKAN HUKUM
Pasal 18
Setiap pelanggaran PSDA desa diselesaikan berdasarkan aturan dan hukum adat yang
berlaku didesa dan bila dianggap perluakan diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku.
BAB V
KERJASAMA PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Pasal 19
1.

Dalam Pengelolaan SDA dapat dilakukan kerjasama sepanjang tidak berdampak buruk
terhadap SDA itu sendiri.

2.

Pelaksanaan kerjasama PSDA dengan pihak lain harus dengan persetujuan


pemerintahan desa.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 20

Hak setiap orang/badan, meliputi :


1.
Mendapatkan manfaat dari SDA
2.
Memperoleh hak yang sama dan berperan serta dalam PSDA
3.
Mempunyai akses informasi atas PSDA
4.
Melakukan gugatan/keberatan atas PSDA
Iwan : Maksud poin 4 ialah misalnya ada orang/badan yang merasa dirugikan atau
dirampas hak PSDAnya dalam mengelola sumber air misalnya, ia dapat menggugat dan
mengajukan keberatan.
Pasal 21

Kewajiban setiap orang/ badan meliputi :


1.
Memelihara dan mempertahankan kelestarian SDA
2.
Melakukan pengawasan dan perlindungan SDA
3.
Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan pengrusakan SDA

BAB VII
PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 22
Peran Serta
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Masyarakat berhak berperan serta dalam melakukan dan memajukan PSDA dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran PSDA sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Desa ini.
Peran serta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan dan mendorong tercapainya PSDA yang adil dan lestari.
Turut serta dalam perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, dan
pengendalian SDA
Memberi bantuan dana dan sumbangan pemikiran serta tenaga dalam PSDA ;
Bekerjasama dengan pemerintah desa dalam mencapai tujuan dan sasaran PSDA ;
Melakukan pemantauan, pengawasan, pelaporan, penilaian, dan evaluasi terhadap
pelaksanaan PSDA baik yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah maupun badan
usaha ;
Pasal 23

Masyarakat baik secara sendiri-sendiri, kelompok maupun kelembagaan dapat terlibat


secara aktif melakukan pengaduan, advokasi dan tuntutan hukum apabila terjadi
penyalahgunaan wewenang, dalam PSDA atau pelaksanaannya menimbulkan dampak
negatif bagi SDA.
Yulisan : Adalah yang wajar ketika menggunakan advokasi, mengingat perkembangna
masalah PSDA yang semakin rumit, ini adalah antisipasi kedepan. Jadi perlu
menggunakan advokasi bagi desa dalam melakukan
Ishak, memang perlu kata advokasi diganti dengan kata lain yaitu kata pembelaan
Jadi redaksinya :
Masyarakat baik secara sendiri-sendiri, kelompok maupun kelembagaan dapat terlibat
secara aktif melakukan pengaduan, pembelaan dan tuntutan hukum apabila terjadi

penyalahgunaan wewenang, dalam PSDA atau pelaksanaannya menimbulkan dampak


negatif bagi SDA
Pasal 24
Pemberdayaan Masyarakat
1. Pemerintah desa melakukan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola SDA.
2. Pemberdayaan masyarakat melibatkan unsur pemerintah desa, LSM, badan usaha,
praktisi, akademisi maupun masyarakat itu sendiri.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur dengan Surat Keputusan Kepala Desa.
Pasal 28
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ..
pada tanggal
KEPALA DESA ..........,

()

RANCANGAN
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DESA ..........
NOMOR 1 TAHUN 2005

TENTANG
SUMBER DAYA ALAM DESA ..........
I.

UMUM
Desa . dikaruniai oleh Allah Yang Maha Kuasa tanah air yang kaya dengan
sumberdaya alam yang melimpah baik hayati maupun non hayati, dengan beragam
jenis dan bentuknya.
Potensi sumber daya alam desa perlu dikembangkan dan dimanfaatkan bagi sebesarbesar kesejahteraan masyarakat melalui upaya pengelolaan secara arif dan bijaksana
dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga tercapai keseimbangan antara
perlindungan dan pemanfaatan secara lestari, sesuai amanat UU No. 5 tahun 1990 dan
UU No. 41 tahun 1999
Masyarakat desa secara turun temurun telah memanfaatkan sumberdaya alam untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari termasuk untuk peningkatan ekonomi keluarga.
Secara alami dalam pemanfaatan sumberdaya alam di desa tidak terlepas dari pola
hidup dan kebiasan yang berkembang dimasyarakat yang dikenal sebagai kearifan
lokal masyarakat.
Peningkatan kebutuhan hidup sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk
dikhawatirkan akan berdampak pada kerusakan sumberdaya alam akibat pemanfaatan
secara berlebihan.

Perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam sangat penting dilakukan dengan cara
mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumberdaya alam untuk menjamin terpelihara
dan tersedianya sumberdaya alam untuk masa akan datang sehingga mampu
menunjang pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat.
Seiring era otonomi daerah sebagaimana yang diamanatkan pada UU No. 32 tahun
2004, yang dilandasi dengan semangat keadilan maka desa mendapat kewenangan
secara otonom dalam mengatur dirinya sendiri termasuk terhadap sumberdaya alam
desa.
Berdasarkan hal tersebut maka pengelolaan sumberdaya alam desa perlu diatur dalam
sebuah peraturan desa yang menjadi acuan bagi pemerintah desa, masyarakat dan
pihak-pihak lain yang mendapat akses terhadap sumberdaya alam di desa, dengan
demikian diharapkan tercapainya kelestarian sumberdaya alam desa dan
keseimbangan lingkungan hidup.
II.

PASAL DEMI PASAL


Pasal 2 :
1. PSDA desa berasaskan manfaat dan kelestarian dimaksudkan agar setiap
pelaksanaan penyelenggaraan kehutanan memperhatikan keseimbangan dan
kelestarian unsur lingkungan, sosial dan budaya serta ekonomi
2. PSDA desa berasaskan keadilan dimaksudkan agar setiap penyelenggaraan
kehutanan harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama pada semua
warga desa sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat
3. PSDA desa berasaskan kebersamaan dimaksudkan agar dalam PSDA desa
menerapkan pola kepentingan bersama sehingga terjalin saling keterkaitan dan
saling ketergantungan antar masyarakat.
4. PSDA desa berasaskan keterpaduan dimaksudkan agar setiap PSDA desa
dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan masyarakat desa
5. PSDA desa berasaskan kearifan lokal dimaksudkan agar dalam PSDA desa
memperhatikan aspek-aspek tradisi yang berlaku dimasyarakat seperti kultur,
seni, teknologi dan nilai-nilai yang telah menjadi tradisi di masyarakat.
Pasal 7:
Yang dimaksud dengan sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang
dapat diperbaharui seperti tumbuhan, satwa dan jasad renik
Yang dimaksud dengan sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui seperti sinar matahari, air, udara dan tanah
Hubungan antara SDA hayati dan SDA non hayati harus berlangsung dalam keadaan
seimbang sebagai suatu sistem penyangga kehidupan.
Pasal 8:

Setiap SDA memiliki fungsi perlindungan dan pemanfaatan sehingga perlu dikelola
secara bijaksana dan berkelanjutan. SDA berperan dalam pranata sosial masyarakat
dan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
Pasal 9:
Dalam PSDA perlu dibuat suatu perencanaan pengelolaan, mencakup perencanaan
pengelolaan jangka panjang, menengah dan pendek
Dalam pemanfaatan SDA, desa harus mengacu pada perencanaan PSDA desa
Dalam PSDA desa perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan dan rehabilitasi
terhadap SDA
Dalam PSDA desa perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi untuk menjamin
terlaksananya PSDA desa sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
Untuk menjamin PSDA sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku maka diperlukan upaya penegakan hukum.
Kepala Desa Namo
Ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan pihak Care, yang telah hadir
dalam pembahasan perdes PSDA ini, sehingga lahir perdes PSDA desa Namo.
Wassalam.............
Laone, 15.45, 06 Juli 2005
Care : ada beberapa tadi yang tertinggal, yang menjadi sebuah rekomendasi dari rapat
ini, kami berharap kita dapat menyelesaikannya untuk itu bisa dibentuk Tim untuk
menindaklanjuti rekomendasi itu. Selanjutnya kita harap dapat mensosialisasikan Perdes
ini kedapa seluruh masyarakat.
Saya salut dengan kesetiaan bapak ibu, yang mulai dari pagi hingga sore ini masih tetap
setia mengikuti acara ini. Saya harap tidak berhenti disitu, masih ada pertemuan lanjutan,
nanti ditetapkan baru sah perdes PSDA ini dijalankan.

Pertemuan Tim

Anda mungkin juga menyukai