Pendekatan
menggunakan
tradisional
persamaan
mengenai
keseimbangan
Henderson-Hasselbach
asam-basa
gagal
untuk
Stewart,
konsentrasi
H+ pada
beberapa
larutan
berdasarkan derajat dari disosiasi air menjadi H+ dan OH-. Hanya tiga
variable yang mempengaruhi disosiasi air, bahkan pada larutan kompleks
sekalipun seperti plasma. Berikut variable independen yakni pCO2,
konsentrasi total dari asam lemah (ATOT) dan Strong Ion Difference
(SID). Walaupun beberapa variable lainnya berhubungan dengan
disosiasi air dan (H+), variable tersebut tidak secara langsung
mempengaruhinya, dan disebut sebagai variable dependen. Variabel
dependen termasuk [H+], [OH-], [HA], [A-], [HCO3-], dan[(CO32-], dimana
tanda kurung kotak menandakan konsentrasi. Variabel dependen tidak
dapat secara langsung mempengaruhi variable lainnya. Oleh karena itu,
hanya perubahan pada variable independen dapat bernilai untuk
perubahan [H+] atau pH pada larutan biologis. Sbagai catatan bahwa
bikarbonat, sebagai variable independen, tidak dapat melakukan control
langsung atas [H+] atau (pH).
pCO2
Manipulasi dari pCO2 dengan cara menyesuaikan ventilasi alveolus
akibat perubahan cepat dari [H+] pada larutan mengakibatkan disosiasi
reversibel dari asam karbonat. Ukuran kecil dan konsentrasi tringgi
membolehkan CO2 lolos secara mudah diantara kompartemen dan
mengubah [H+] pada seluruh cairan tubuh.
Konsentrasi total asam lemah [ATOT]
Ini adalah variabel independen yang berikutnya. Asam lemah tidak
sepenuhnya terdisosiasi pada larutan biologis. Protein ialah asam lemah
yang utama dalam plasma dan konsentrasinya sepenuhnya dikendalikan
oleh hati, dengan perubahan yang muncul setiap harinya. Fosfat juga
berkonstribusi
pada
[ATOT]
menjadi
signifikan
saat
terjadi
hipoalbuminemia.
Perbedaan ion kuat/Strong Ion Difference (SID)
Ion-ion kuat (variabel independen terakhir) terdisosiasi sempurna
pada larutan. Ion kuat yang paling penting ialah natrium, kalium,
magnesium, kalsium, klorida, dan laktat. Perbedaan ion kuat ialah jumlah
seluruh kation kuat dikurangi dengan seluruh anion kuat, menggunakan
satuan miliekuivalen per liter. Jadi, untuk plasma,
SID = (Na+ + K+ + Ca2+ + Mg2+ ) ( Cl- + Laktat).
Pada plasma, normalnya jumlah keseluruhan kation lebih besar
dibanding anion, sehinggah memberikan nilai positif pada SID yakni 4048 meq/L . Konsentrasi dalam miliekuivalen melambangkan jumlah ion
tersebut. Krena netralitas elektrokimia harus dipertahankan, SID dapat
mempengaruhi disosiasi air, dan oleh karena itu konsentrasi [H+].
Konsentrasi ion kuat pada tubuh ditentukan oleh absorpsi pada usus dan
sekresi ginjal sehinggah perubahan pada SID hanya terjadi pada beberapa
jam. Berikut nilai yang dihitung untuk SID, disebut the apperent SID
(SIDa), berdasarkan ion kuat yang mudah terukur (Gambar 1).
Gambar 1. Grafik berikut mewakili konsentrasi muatan kation dan anion pada
plasma. A- mewakili disosiasi dari asam lemah ( sebagian besar albumin dan fosfat).
Perbedaan diantara apparent dan effective dion kuat yang berbeda (SIDa-SIDe) ialah
celah diantara ion kuat (SIG) yang mewakili anion yang tidak terukur. Anion yang
tidak terukur dan laktat biasanya tidak signifikan.
konsentrasi
albumin atau laktat dan oleh karena itu dapat memberikan representasi
yang lebih tepat dari mekanisme yang mendasari asidosis metabolic.
Normalnya nilai SIG ialah nol, menunjukkan bahwa biasanya hanya
sedikit saja ion kuat dalam plasma selama sehat selain natrium, kalium,
kalsium, magnesium, klorida, dan laktat.
Penggunaan Pendekatan Stewart
Prinsip penting pada teori ini ialah variabel dependen hanya
berubah sebagai respon perubahan satu atau lebih variabel independen.
Oleh karena itu, untuk menjelaskan variasi dalam [H +] atau pH, kita
hanya perlu mempertimbangkan pCO2 , [ATOT], dan [SID]. Ketika SID
meningkat (menjadi lebih positif), terdapat lebih sedikit disosiasi air dan
konsentrasi
ion
hidrogen
berkurang
(pH
meningkat),
agar
asidosis metabolic disebabkan oleh volume infus yang besar dari cairan
infus saline yang normal. Hiperkloremia terjadi akibat tingginya
konsentrasi klorida pada cairan infus saline secara relative (150mmol/L)
dibandingkan dengan konsentrasi klorida dalam plasma yang normal
(100mmol/L). Hasil dari penurunan mengakibatkan SID meningkatkan
disosiasi air dan [H+]. Mekanisme natrium bikarbonat dalam mengobati
asidosis juga dapat dijelaskan dalam hubunganya dengan fisikokimia.
Kandungan natrium dalam infus natrium bikarbonat meningkatkan [Na +]
dalam plasma dan meningkatkan SID. Penurunan disosiasi air dalam
plasma terjadi agar mempertahankan elektralitas netral dan konsentrasi
H+ bebas menurun. Oleh karena itu bikarbonat muncul untuk bertindak
sebagai penyangga. Walaupun, HCO3 dalam natrium bikarbonat tidak
dapat mempengaruhi pH plasma karena [HCO 3] merupakan variabel
dependen.
Hipotesis Stewart mengklarifikasi peran dari ginjal, hati, dan usus
dalam mengontrol asam-basa. Ginjal berperan dalam mengatur elektrolit
dalam plasma, terutama klorida, memungkinkan manipulasi dari SID dan
oleh karena itu pH plasma dapat dikontrol, fungsi dari hati dan usus
mempengaruhi
[ATOT].
Alkalosis
metabolic
terjadi
akibat