Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kebidanan mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan


pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berbeda di suatu lokasi tertentu yang
mempunyai norma dan nilai. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebidanan komunitas
merupakan pelayanan kebidanan yang diberikan oleh bidan di kelompok
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan komunitas yang menjadi sasaran
utama adalah ibu dan anak, karena masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Kemudian dari uraian tersebut kita bisa menilai bahwa bidan di komunitas adalah
bidan yang bekerja memberikan pelayanan pada ibu dan anak disuatu wilayah
tertentu (Rita & Tri Johan, 2011). Masalah kebidanan di komunitas ada kematian
ibu dan bayi, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, pertolongan persalinan
oleh tenaga non kesehatan, PMS, dan perilaku dan social budaya yang
berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas.
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genitogenital saja, tetapi dapat juga secara ora-genital, atau ano-genital, sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah
genital saja, tetapi apat juga pada daerah daerah ekstra genital.PMS juga
diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat
kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggotaanggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling

bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku
seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian PMS?
2. Apa saja penyabab PMS?
3. Bagaimana rantai penularan PMS?
4. Apa saja gejala dari PMS?
5. Apa Bahaya / akibat PMS?
6. Apa saja yang menyebabkan peningkatan angka kejadian PMS?
7. Siapa saja yang beresiko tinggi terkena PMS?
8. Apa saja jenis-jenis PMS?
9. Bagaimana upaya pencegahan PMS?
10. Bagaimana
11.
12.
13.
14.
15.

Peran Serta Tenaga Kesehatan dalam Pencegahan dan


Penanggulangan PMS?
Bagaimana Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS?
Apa pengertian perilaku dan budaya?
Apa saja Perilaku dan Aspek Social Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan
Kebidanan di Komunitas?
Apa saja masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya
masyarakat?
Apa saja Perilaku Social Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian PMS.
2. Untuk mengetahui penyebab PMS.
3. Untuk mengetahui rantai penularan PMS.
4. Untuk mengetahui gejala PMS.
5. Untuk mengetahui akibat dari PMS.
6. Untuk mengetahui penyebab peningkatan kejadian PMS.

7. Untuk mengetahui siapa saja yang beresiko tinggi tertular PMS.


8. Untuk mengetahui jenis-jenis PMS.
9. Untuk mengetahui upaya pencegahan PMS.
10. Untuk mengetahui peran serta tenaga kesehatan dalam pencegahan dan
11.
12.
13.
14.

penanggulangan PMS.
Untuk mengetahui peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS.
Untuk mengetahui pengertian perilaku dan budaya
Untuk mengetahui Perilaku dan Aspek Social Budaya yang Mempengaruhi
Pelayanan Kebidanan di Komunitas
Untuk mengetahui perilaku social budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Masalah Kebidanan di Komunitas


A. Pengertian Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit
yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat
vagina). PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS

menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang
mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Umumnya matarantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan
meningkat bila pemakaian kondon dan hubungan seksual dengan PSK tidak
dilakukan. PMS yang banyak ditemui Gonorrhoe (GO), Sifilis, Trikomoniasis,
Herves Simplek, HIV / AIDS.
Penyakit Menular Seksual(PMS)( kadang disebut Infeksi Menular
Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual anatara penis,vagina,anus dan/atau mulut. (Elisabeth Siwi
Walyani,2014)
Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui
hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut,tidak semata-mata
pada alat kelamin saja,tetapi dapat terjadi di berbagai tempat di luar alat
kelamin.(dr.Ida Ayu ChandranitaManuaba,Sp.OG, 2009)
Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular
Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut. (Katrina Smith,
2005)
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal
diseases) telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di
Indonesia, yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya
peradaban dan ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakitpenyakit baru, dan istilah venereal diseases berubah menjadi sexually
transmitted diseases atau infeksi menular seksual (IMS). (Somelus, 2008)
B. Penyebab Penularan PMS

Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang
sehat adalah munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit ini
biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual

dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan


seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini. (Ajen
Dianawati, 2003).
Selain itu, terdapat rentang keintiman kontak tubuh yang dapat
menularkan PMS termasuk ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual
melalui anus,kunlingus, anilingus , felasio ,dan kontak mulut atau genital
dengan payudara.(Elisabeth Siwi Walyani, 2014)
Menurut Somelus (2008), Cara lain seseorang dapat tertular PMS juga
melalui:
1. Darah
Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik
bersama, atau benda tajam lainnya ke bagian tubuh untuk
menggunakan obat atau membuat tato.
2. Ibu hamil kepada bayinya
Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir,
HIV bisa menular melalui menyusui.
3. Herpes dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini
biasanya terdapat luka-luka yang dapat menular bila kita tersentuh,
memakai handuk yang lembab yang dipakai oleh orang penderita
herpes.
4.

Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan


narkoba memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS.
Sejak 2001, pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki
angka lebih dari 51 % cara penularan HIV/AIDS.

C. Rantai Penularan PMS

Virus, bakteri, protozoa, penyakit, dan jamur, manusia, bahan lein yang
tercemar kuman, penis, vagina, lubang anus, kulit yang terluka, darah, dan
selaput lendir. Yang paling umum adalah hubungan seks (penis-vagina, penislubang pantat, mulut-lubang pantat, mulut-vagina, mulut-penis).

Hubungan seks, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama dari


orang yang terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, transfusi
darah yang tidak steril, jarum tato dan lainnya). Orang yang berperilaku seks
tidak aman. Makin banyak pasangan seks, makin tinggi kemungkinan terkena
PMS dari orang yang sudah tertular.
Menurut sumber lain, cara penularan PMS termasuk HIV / AIDS, dapat
melalui :
1.

2.

3.

Hubungan seksual yang tidak terlindung, baik melalui vagina, anus,


maupun oral. Cara ini merupakan cara paling utama ( lebih dari 90 %
)
Penularan dari ibu ke janin selama kehamilan ( HIV / AIDS, Herves,
Sipilis ) pada persalinan ( HIV / AIDS, Gonorhoe, Klamidia ),
sesudah bayi lahir ( HIV / AIDS )
Melalui transfusi darah, suntikan atau kontak langsung denagn cairan
darah atau produk darah ( HIV / AIDS )

Perilaku yang berisiko tinggi terhadap penularan PMS, termasuk HIV / AIDS :
1. Sering berganti ganti pasangan seksual atau mempunyai satu atau
lebih pasangan seksual baik yang dikenal atau yang tidak
dikenal( misalnya dengan penjaja seksual )
2. Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke
janin / bayinya sering bersumber dari pasangan / suami seperti ini
3. Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan
PMS dan tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang hal
tersebut
4. Tidak memakai kondom saat melakukan seksual dengan pasangan
yang beresiko
5. Pemakaian jarum suntik secara bersama sama secara bergantian,
misalnya pada penderita ketergantungan narkotika atau kelalaian
petugas kesehatan dalam menjaga sterilitas alat suntik.
D. Gejala PMS

Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada
wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih
putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa
memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala
dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung
kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut.
Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
Kemerahan di sekitar alat kelamin
Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak
berhubungan dengan menstruasi
Bercak darah setelah hubungan seksual
Anus gatal atau iritasi.
Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
Pendarahan pada vagina .
Nyeri atau pembengkakan testis.
Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
Nyeri seks
Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita)
Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang
E. Bahaya / akibat PMS

v Menimbulkan rasa sakit


v Infertilisasi
v Abortus
v Ca cerviks
v Merusak penglihatan, hati dan otak
v Menular pada bayi
v Rentan terhadap HIV/AIDS
v Tidak dapat disembuhkan
v Kematian
F. Peningkatan angka kejadian PMS

Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan


Seks, bebas, norma moral yang menurun
Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
Urbanisasi dan pengangguran
Kemiskinan
Pengetahuan
Pelacuran

G. Orang-orang yang beresiko tinggi terkena PMS

Setiap orang bias tertular IMS. Orang yang paling beresiko terkena
PMS adalah orang yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang
walaupun setia pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka bergantiganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15-29
tahun,tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena terular dari ibunya.
Menurut Aria Pranata (2010),yang tergolongan kelompok risiko tinggi terkena
PMS adalah:
a. Usia
1. 20-30 tahun pada laki-laki
2. 16-24 tahun pada wanita
3. 20-24 tahun pada kedua jenis kelamin
b. Pelancong
c. Pekerja seksual komersial atau wanita tuna susila
d. Pecandu narkotik
e. Homoseksual
H. Jenis jenis PMS
a. Disebabkan oleh Organisme dan Bakteri
1. HIV/AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV) pertama kali dilaporkan


menyebabkan penyakit pada tahun 1981. Sekarang di Amerika Serikat
AIDS merupakan penyebab kematian ke lima pada wanita usia subur.
Lebih parah lagi di New York AIDS merupakan penyebab kematian
utama pada kelompok umur ini. AIDS sekarang merupakan krisis yang

melanda seluruh dunia dengan jutaan penderita, terutama di negaranegara berkembang. Salah satu kesulitan mengenali infeksi HIV
adalah masa laten tanpa gejala yang lama , antara 2 bulan hingga 5
tahun. Umur rata-rata saat didiagnosis infeksi HIV ditegakkan adalah
35 tahun.
HIV (Human Immonu Virus) yaitu organisme patogen yang
terdapat dalam cairan tubuh (darah, air, mani, dan cairan vagian) orang
yang telah terinfeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficincy
Syndrome. AIDS merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai
dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistem pertahanan seluler
tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap
mikroorganisme oportunistik. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodefisiency Virus (HIV) (Arif Mansjoer jilid 2, 2000 :
162).
Tipe: Virus
Penyebab : lymphadenopathy associated virus (LAV),human T-cell
leucinema virus III(HTLV III) , Human T-cell lymphotropicvirus.
Bentuk virus ini selalu berubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat
yang dapat menyembuhkan(dr.Ida Ayu Chandranita Manuaba,2009)
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;
darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik
bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.
Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi
pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti
flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun,
lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut

biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap


ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun.
Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan sistem
kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat
bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti
retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang
yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.
Meskipun kondisi ini tidak dapat disembukan, namun terapi obat,
seperti

terapi

dengan

antiretrovirus,tampaknya

berhasil

dalam

menunda atau mengurangi beratnya infeksi dan mengurangi risiko


penularan vertical HIV dari ibu ke bayi( Brocklehurst, 2002)
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi
AIDS

dan

meninggal

karena

komplikasi-komplikasi

yang

berhubungan dengan AIDS.


Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30%
dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV
juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun
pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan
meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang
diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk
terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah,
air mani atau secret vagina paling mungkin dipertukarkan, adalah satusatunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV
melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko penularan
tetapi tidak menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan.

Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik.


Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang
harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus
menerima transfusi darah maupun produk darah.
2. Gonore

Gonore adalah penyakit seksual yang paling sering terjadi


disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae, kokus gram
negative kecil berbentuk ginjal yang tersusun berpasangan. (Karwati,
2011:32).
Penyakit ini paling banyak di jumpai di jajaran penyakit
menular seksual, namun mudah di obati. Tetapi jika terlambat
pengobatannya

atau

kurang

tepat

penanganannya

dapat

menimbulkan komplikasi yang fatal, karena di jumpai 30 % - 50 %


kasus

dengan

strain

yang

resistensi

terhadapa

pengobatan

(penicillinase Producing Neisseria Gonorhoe / PPNG) dan sering


infeksi terjadi bersamaan dengan mikroorganisme lain seperti
chlamidia. Gonorea juga bisa menyerang wanita hamil dan dalam
kehamilan biassanya di jumpai dalam bentuk menahun.
Tipe: Bakterial
Penyebab :
a) Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Nisseria Gonococcus
b) Sifat bakteri
Bakteri mati dalam 1-2 jam pengeringan, bakteri mati dengan
uap 550C selama 5 menit, bakteri mati dengan AgNO3 selama
2 menit
Cara penularan: Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala:
Gejala pada pria meliputi :
Rasa gatal dan panas di ujung kemaluan
Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing

Keluar nanah pada ujung kemaluan kadang bercampur


darah

Ujung kemaluan merah, membengkak dan menonjol


Nyeri waktu ereksi
Komplikasi : prostatitis dapat berlanjut ke epididmitis,
orchitis kemudian vesikulitis

Gejala pada wanita meliputi:

Gejala tersembunyi (carrier) karena yang terkena pertama


kali adalah mulut rahim, rasa sakit kurang, genetalia luar

tenang
Mengeluarkan keputihan seperti nanah
Nyeri pada daerah punggung
Komplikasi : bartholinitis, dapat berlanjut ke cystitis
kemudian salfingitis.

Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun


tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab
utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat
menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul
kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang
tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru
lahir: Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik
seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir
di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan
gonore.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal
dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang
100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
3. Sifilis
Penyakit ini kini agak jarang ditemukan apalagi setelah
diperkenalkannya antibiotika penisilin. Penyakit ini menyerang

semua organ tubuh. Dalam banyak kasus tidak diketahui bahwa


seorang menderita sifilis karena kemungkinan asimptomatik cukup
besar. Sifilis dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis primer
(stadium I), sifilis sekunder (standium II) sifilis laten (stadium III).
Penyakit sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.
Tipe: Bakterial
Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga
dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau
lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan
kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.
Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang
tidak terasa sakit atau chancres yang biasanya muncul di daerah
kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain, jika
tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang
dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh
tubuh.
Pengobatan: Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,
kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Konsekuensi

yang

Mungkin

Terjadi

pada

Orang

yang

Terinfeksi: Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan


serius pada hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat
menyebabkan kematian. Seorang yang sedang menderita sifilis aktif
risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan
meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus
HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika
tidak diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan
menularkan penyakit tersebut pada janin yang dikandungnya. Janin

meninggal di dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi


pada sekitar 25% dari kasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi
dengan sifilis aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi
pada jantung, otak dan mata bayi.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal
dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis melalui
hubungan seksual.

Kondom dapat mengurangi tetapi tidak

menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks.


Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom
yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk
mencegah kontak non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan
bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
4. Vaginitis

Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan


adanya infeksi atau perdarahan vagina.Vaginitis biasanya ditandai
dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina.
Gejala lain adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih
sewaktu kencing.Beberapa kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi
alergi atau kepekaan terhadap bahan kimia. Umumnya disebabkan
oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya
menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan
keseimbangan di dalam vagina
5. Klamidia
Penyakit ini keerabannya sangat tinggi. Penjalaran penyakit
sama dengan gonorea yaitu di mulai dari serviks ataupun uretra ke
atas. Dan juga menyebabkan infertilitas serta meningkatkan resiko
kehamilan dan persalinan. Selain itu pada bayi yang lahir
pervaginam dapat terinfeksi penyakit yang sama dan dapat
mengalami konjungtivitis.
1) Penyebab
a) Infeksi ini disebabkan oleh chlamydia Tranchomatis
b) Sifat bakteri

Infektivitas hilang pada suhu 600C selama 10 menit,


pada suhu -500C sampai -700C infektivitas bertahan
bertahun-tahun, infektivitas hilang oleh eter selama
30 menit atau fenol 0,5% selama 24 jam.
2) Patofisiologis
a) Sama dengan gonorea yaitu mulai dari serviks ataupun
uretra keatas yang menyebabkan bartholinitis, uretitis,
endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan
infertilitas.
b) Pada kehamilan resiko meningkat karena dapat abortus,
kematian janin, persalinan prematur, ketuban pecah
dini, dan endometritis post abortum maupun post
partum.
c.) Pada bayi yang lahir pervaginam dapat mengalami

konjungtivitis

inklusi

dalam 2 minggu

pertama

kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4


bulan. Selain itu dapat terjadi otitis media, obstruksi
nasal dan bronkhiolitis
3) Gejala
a) Masa inkubasi 1 4 minggu
b) Lesi primer sama dengan papula, vesikua didaerah
genital kemudian pecah menjadi ulkus dan sembuh sendiri,
keluar keputihan encer berwarna putih kekuningan. Rasa
terbakar saat buang air kecil.
c) Lesi sekunder (1 minggu 2 bulan) sama dengan
limfadenitis dengan bengkak, merah, sakit dan supuratif.
d) Pada kasusu kronis terjadi elefanfiasi genital oleh
karena obstruksi saluran limfe
4) Komplikasi
a) Penyakit radang panggul kemungkinan kemandulan
b) Kehamilan di luar kandungan
c) Rasa sakit kronis di rongga panggul

d) Infeksi mata berat


e) Infeksi pneumonia pada bayi baru lahir
f) Memudahkan penularan HIV
5.) Langkah pertolongan atau pengobatan
a. Memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat agar cairan

atau nanah diperiksa di laboraturium.


b. Meminum antibiotika atas resep dokter,biasanya
dengan Penisilin, Tetracyclin, Streptomycin dan
Probenecid.
6.) Mencegah penyakit chlamidia
a. Berpantang seks sebelum menikah
b. Hubungan monogami seumur hidup
c. Melakukan seks yang aman
d. Periksalah organ reproduksi anda ke rumah sakit
e. Hindarkan gonta-ganti pasangan
f. Sebelum menikah pilihlah pasangan secara berhati-hati
7.) Pengobatan
Obat yang di anjurkan:
- doksisiklin 100mg per oral 2x sehari
- azitromisin 1g per oral
- tetrasiklin 500 mg per oral
6. Candidiasis
Kandidiasis vaginalis adalah inveksi yang di sebabakan oleh
jamur, yang terjadi di sekitar vagina. Umumnya menyerang orangorang yang imunnya lemah.
1.) Penyebab

Kandidiasis vaginalis disebabkan oleh jamur kandida albicans,


selain di vagina dapat menyerang organ organ lain yaitu kulit,
mukosa oral, bronkus, paru-paru, usus, dll.
2) Patofisiologi
a) Keputihan denganrasa gatal yang hebat
b) Jika tidak di obati dapat menjalar ke uretra yang dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih
c) Juga bisa menjalar ke vagina proksimal (atas)
3) Gejala
a) Mengenai mukosa vulva (labil minora) dan vagina
b) Bercak putih kekuningan, heperemia, leukore, seperti
susu pecah, dan gatal hebat.
c) Dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih.
4) Teraphy
a) Pemberian nistatin atau ketokonazole 2x200 mg selama
5 hari
b) Tablet vaginal atau klotrimazole 500 mg dosis tunggal
c) Salep mikonazol 2 %
d) Lakukan konseling
e) Buat jadwal kunjungan ulang
7. Ulkus mole / cuncroid
Ulkus mole adalah infeksi menular seksual yang di tandai dengan
ulkus pada daerah genetalia di sertai dengan pembengkakan kelenjar
limfe inguinal.
1) Penyebab
Ulkus mole ini di sebabkan oleh bakteri heamophilus ducrey
dengan sifat bakteri sebagai berikut bakteri mati pada suhu 500C
selama 1 jam, bateri mati dengan antiseptik.
2) Gejala
a) Masa inkubasi 4-10 hari
b) Pustulah pecah menjadi ulkus
c) Rasa nyeri yang hebat

d)

Ulkus bersifat multipel, dala, dinding menggaung, tepi


tidak rata, meradang, dasar ulkus kemerahan muda, berada

dan terdapat pus.


e) Pembesaran kelenjar limfe regional
4) Komplikasi
a) Jika ulkus membesar dapat menjadi Gian Chancroid
b) Pembesaran kelenjar limfe
c)
Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di
sekitarnya
5) Terphy
a) Berikan salah satu antibiotik dibawah ini:
- Eritromisin 4x500 mg oral selama 7 hari
Trimethoprim + sulfamethoksazol 2x (160+800) mg
oral selama 7 hari
- Seftriakson 500 mh IM dosis tunggal
b) Pengobatan harus tuntas
c) Lakukan kunjungan terjadwal untuk pemantauan dan
asuhan antenatal.
b. Disebabkan oleh virus
1. Herpes

Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus


herpes simpleks.Virus herpes terbagi 2 macam,yaitu herpes 1 dan
herpes 2. Perbedaan diantarnya adalah kebagian mana virus tersebut
menyerang.Herpes 1 menyerang dan menginfeksi bagian mulut dan
bibir,sedangkan herpes 2 atau disebut genital herpes menyerang dan
menginfeksi bagian seksual ( penis atau vagina).
Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit
dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan
seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu
Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak nonseksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1
dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan
infeksi alat kelamin.
Gejala-gejala: Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin
meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah

kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang


terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat,
anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain.
Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
muncul kembali.
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti
virus biasanya efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi
(lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya
untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan
masuk virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada
saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya
kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan
indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab
infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan
kematian atau kerusakan otak yang serius.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan
yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui
hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat
samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui
hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan hubungan
seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui
adanya luka di daerah kelamin.
2.

Hepatitis B
Penularan infeksi Hepatitis B di Amerika Serikat ternyata paling
sering terjadi akibat hubungan seksual. Hepatitis B ini sering di jumpai

pada remaja dan orang dewasa serta pada wanita hamil. Terutama
dalam trimester III biasanya lebih parah, dan menyebabkan nekrosis
hati yang laus dengan angka kematian maternal dan fetal yang tinggi.
Janin yang di kandung dapat tertular penyakit yang sama.
1) Penyebab
a) Di sebabkan oleh virus hepatitis B
b) Yang penularannya melalui darah dan produk darah
yaitu bisa bisa melalui luka, kontak seksual, operasi,
medikasi, infus dan injeksi serta vertika dan ibu kepada
bayinya.
2) Patofisiologi
a) Gejala akut sering karier, ditandai dengan anoreksia,
rasa mual, febris, nyeri, tekan pada perut kanan atas.
b) Tidak di waspadai dapat berlanjut menjadi kronik
c) Pada kehamilan gejala sering di tafsirkan sebagai
hiperemesis gravidarum
d) Diagnosa dapat di tegakan berdasarkan pemeriksaan
serologik
e) Dapat menjadi kanker hati dan menginfeksi janin pada
wanita hamil
3) Gejala
a) Masa inkubasi 60-90 hari
b) Gejala akut meliputi demam, nyeri tekan perut kanan
atas, mual, muntah, anoreksia, dan malaise serta ikterik
c) Gejala kronis meliputi hepatitis persisten kronik, sirosis
hepatitis, hepatoma.
4) Teraphy
a) Bed rest
b) Perbaikan KU
c) Makan makanan yang mengandung protein dan kalori
tinggi
d) Pada orang yang positif terkena Hepatitis B di berikan
imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune Glugulin)
dengan dosis 0,06 ml/kg BB IM dosis tunggal selama

jangka waktu 14 hari setelah terpapar dan di lanjutkan


dengan serial vaksin HB
e) Pada bayi di berikan HBIG 0,05 ml IM dosis tunggal
dalam 12 jam setelah lahir. Vaksinasi HB di berikan IM
di mulai dalam waktu 7 hari setelah lahir, pada usia 1
bulan dan 6 bulan.
C. Disebabkan oleh Parasit
1. Trichomoniasis
Digolongkan PMS karena sebagian besar menular melalui
hubungan seksual oleh karena itu infeksi dalam lingkup keluarga perlu
mendapatkan pengobatan bersama. Penyakit ini juga menginfeksi bayi
yang lahir.
1) Penyebab
Trikomoniasis adalah infeksi alat genitalia wanita / pria yang di
sebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Penulusurannya juga bisa
melalui alat-alat toilet seperti toilet seat, handuk, dll.
2) Patofisiologi
a) Wanita
Vagina mengeluarkan cairan keputihan bercampur nanah dan
berbau khas, dinding vagina merah dan bengkak. Cairang yang
keluar menimbulkan iritasi pada bengkak cairan yang keluar
menimbulkan iritasi pada lipat paha samapai liang dubur.
Infeksi apat terjadi dalam bentuk uretriris, skonitis, dan
bartholinitis.
b) Pria
Terjadi pada infeksi saluran kemih, infeksi kelenjar prostat dan
saluran spermatozoa. Infeksi menahun sulit di tegakan karena
gejala ringan.
3) Gejala
a) Masa inkubasi 4 hari
b)
Sekret vagina berbusa, serupurulen dengan warna
kekuningan dan kuning kehijauan serta berbau khas
c) Rasa nyeri dan gatal
d) Dinding vagina meradang dengan infiltrasi
e) Pada pria gejala tersembunyi
4) Komplikasi

Kulit bibir kemaluan lecet, dapat menyebabkan bayi prematur,


memudahkan penularan HIV
5) Teraphy
a) Pengobatan menggunakan metronidazol per oral untuk suami
dan istri
b) Pada wanita juga di berikan obat pervaginam
c) Pada kehamilan diberikan pada usia trimester II/III dengan
dosis tunggal sebanyak 2 gram.
2. Pediculosis
Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu daerah
kemaluan.Kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya
yang mirip kepiting seperti di bawah mikroskop. Parasit ini juga
dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada
rambut dan dapat hidup dengan cara menghisap darah, sehingga
menimbulkan gatal-gatal.Masa hidupnya singkat,hanya sekitar satu
bulan.Tetapi kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali
sebelum mati.
I.

Upaya Pencegahan PMS dan Pemberantasannya


Penyakit kelamin bukan saja merupakan penyakit menular yang harus
diberantas menurut garis-garis epidemiologis, tapi juga merupakan masalah sosial
yang mempunyai sifat yang sangat kompleks. Dalam usaha pencegahan dan
pemberantasannya, diperlukan kerja sama yang baik dengan instansi-instansi lain
seperti pendidikan, sosial, agama, kepolisian, dan sebagainya.
Dalam garis besarnya, usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya dijalankan
dengan cara sebagai berikut.
a. Usaha-usaha yang ditujukan terhadap penderita dengan pengobatan,
penyembuhan, dan menghilangkan sumber penularan. Untuk ini perlu proses
berikut.
1) Case finding, yaitu untuk mencari penderita dalam masyarakat dengan
jalan pemeriksaan.
2) Contact tracing, yaitu menanyakan kepada penderita, siapa saja
yang telah ia tularkan agar dapat diusut.

b.

Pengawasan sumber penularan mengingat bahwa sebagian besar sumber


penularan adalah dari wanita tuna susila (WTS), maka perlu diusahakan lokalisasi
WTS agar dapat diberikan pengobatan secara periodik.

c.

Pendidikan

dan

penerangan

kepada masyarakat. Masyarakat perlu

mengetahui dan menyadari bahaya-bahaya penyakit kelamin untuk dirinya,


keluarga, dan keturunannya.
Menurut sumber lain, cara pencegahan PMS :
1.
2.
3.
4.

Melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang setia


Menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual
Bila terinfeksi PMS mencari pengobatan bersama pasangan seksual
Menghindari hubungan seksual bila ada gejala PMS, misalnya
borok pada alat kelamin, atau keluarnya duh ( cairan nanah ) dari

tubuh.
J. Peran Serta Tenaga Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanggulangan
PMS
Disilah kita bisa melihat peran tenaga kesehatan masyarakat dan fungsi
funsinya, tidak hanya pemberantasan penyakit menular saja yang akan
dilaksanakan, malah lebih.
Inilah peran peran umum tenaga kesehatan masyarakat :
a.

mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi


permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat;

b.

merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan


melaporkan kegiatan Puskesmas;

c. menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk


teknis sesuai bidang tugasnya;
d. melaksanakan upaya kesehatan masyarakat;
e. melaksanakan upaya kesehatan perorangan;
f. melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/ kesejahteraan ibu dan anak,
Keluarga Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan
lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan

sekolah, kesehatan olah raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat


karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana,
upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa,
kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya serta pembinaan
pengobatan tradisional;
g. melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat,
koordinasi semua upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan,
pelaksanaan rujukan medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis
kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta serta
kader pembangunan kesehatan;
h.

melaksanakan
pengembangan

pengembangan
kader

upaya

pembangunan

di

kesehatan
bidang

dalam

hal

kesehatan

dan

pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya;


i. melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan;
j. melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT;
k. melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
K. Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS
a. Bidan sebagai role model memberikan contoh sikap yang baik pada
masyarakat
b. Memberikan konseling pada masyarakat terutama remaja dan psangan
suami istri tentang kesehatan reproduksi.
c. Memberikan konseling pada masyarakat tentang penyebab dan akibat
d.

PMS
Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam

pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat


e. Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya PMS.

2.2 Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan Kebidanan di

Komunitas
A. Pengertian Perilaku dan Budaya

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggotaanggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat
kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka
kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara
seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh
pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan
segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan
budaya.
B. Perilaku dan Aspek Social Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan
Kebidanan di Komunitas
1. Health Believe

Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian


makanan bayi. Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi
pemberian nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang.
2. Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup
kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk
bagian dari aspek sosial budaya).
3. Health Seeking Behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila
seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan
membeli obat di warung atau mendatangi dukun.
C. Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat
Kurangnya pengetahuan, salah satunya dibudang kesehatan
Adat istiadat yang dianut / berlaku di wilayah setempat
Kurangnya peran serta masyarakat
Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
Kebiasaan-kebiasaan / kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan
positif.
D. Perilaku Social Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan Kebidanan
Komunitas.
1. Hamil
Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yang berkaitan dengan
kehamilan, antara lain:

Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan


bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya
adalah upacara mitoni, procotan dan brokohan.

Mengidam, dikotomi panas dingin.

Larangan masuk hutan, karena wanita hamil menurut kepercayaan


baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus dapat mengganggunya.

Pantangan keluar waktu maghrib dikhawatirkan kalau diganggu


mahluk halus atau roh jahat.

Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.

Tidak boleh duduk di depan pintu, dikhawatirkan akan susah


melahirkan.

Tidak boleh makan pisang dempet, dikhawatirkan anak yang akan


dilahirkan kembar dempet atau siam.

Jangan membelah puntung atau kayu api yang ujungnya sudah


terbakar, karena anak yang dilahirkan bisa sumbing atau anggota
badannya ada yang buntung.

Jangan meletakan sisir di atas kepala, ditakutkan akan susah saat


melahirkan.

Dilarang menganyam bakul karena dapat berakibat jari-jari tangannya


akan berdempet menjadi satu.

Jangan membuat kulit ketupat pada masa hamil karena orang tua
percaya bahwa daun kelapa untuk kulit ketupat harus dianyam tertutup
rapat oleh wanita hamil, sehingga dikhawatirkan bayi yang lahir nanti
kesindiran, tertutup jalan lahirnya.

Tidak boleh membelah/memotong binatang, agar bayi yang lahir nanti


tidak sumbing atau cacat fisik lainnya.

Tidak boleh menutup pinggir perahu (galak haruk), memaku perahu,


memaku rumah, membelah kayu api yang sudah terbakar ujungnya,
memukul kepala ikan.

Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.

Manggunakan jimat saat bepergian.

Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain yaitu:

KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi


makanan bergizi, batasi aktivitas fisik, tidak perlu pantang makan.

KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos
yang tidak benar ditinggalkan.

Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang


negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan.

Bekerjasama dengan dukun setempat.

KIE tentang tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama


dan pasca persalinan.

KIE tentang hygiene personal dan hygiene persalinan.

Pengertian pantangan-pantangan ini dimasudkan agar sang bayi kelak lahir


dengan lancar dan dalam keadaan sehat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan terdiri dari 3 macam faktor antara lain :
a. Faktor fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat,
puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
b. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada
ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh
terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir
nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi
dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan
ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan
mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan masa nifasnya.
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segigaya hidup, adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan
seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin
yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama
yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan yang dipantang
adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya. Ekonomi juga
merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat
terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di
tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka
proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.

2. Persalinan
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun
beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah. Data
survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65%
persalinan ditolong oleh dukun beranak. Bebrapa penelitian yang pernah
dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek persalinan
oleh dukun yang membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar, dkk menunjukkan
beberapa tindakan dan praktek yang membawa resiko infeksi seperti
ngolesi (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar

persalinan), kodok ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk


mengeluarkan placenta) atau nyanda ( setelah persalinan, ibu duduk dengan
posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama berjam-jam yang dapat
menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya
disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya
murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan
kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu
juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.
Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek-praktek
tradisional tertentu masih dilakukan. Interaksi antara kondisi kesehatan ibu
hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan
yaitu kematian atau bertahan hidup.
a. Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang
ada di masyarakat, antara lain:

Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik.

Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.

Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.

Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.

Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.

Minum air rendaman akar rumput fatimah dapat memperlancar


persalinan.

Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.

Makan duren, tape dan nanas bisa membahayakan persalinan.

Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit


persalinan.

Sebenarnya, kelancaran persalinan sangat tergantung pada faktor mental


dan fisik si ibu. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal
dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan
dengan kondisi psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila
ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus
dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang
terjadi selama persalinan. Faktor lain yang juga harus diperhatikan, seperti
riwayat kesehatan ibu, gizi ibu selama hamil dan lingkungan sekitar apakah
mensupport atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak
boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan
penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit
konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi yang kurang dan tidak
bisa kerja sama.

b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan

Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat


persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pascapersalinan.

Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi


tempat dan peralatan.

Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga


kesehatan setempat.

3. Nifas dan bayi baru lahir


a. perilaku social budaya di masyarakat selama nifas dan bayi baru lahir :

Pantang makan makanan yang amis ikan, telur, daging

Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin

Pantang makan makanan yang pedas dan asin

Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari setelah melahirkan karena


bisa sawan

Minum jamu dapat melancarkan produksi ASI

Menaruh ramuan pada tali pusat

Upacara adat : brokohan, sepasaran, selapanan.

Khitan yang dilakukan pada bayi laki-laki dan prempuan

b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir :

KIE tentang perilaku positif dan negative

Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa


pasca persalinan, bayi dan balita.

KIE tentang masa nifas

KIE tentang perawatan bayi baru lahir.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang
kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat
kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. Umumnya matarantai penularan
PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondon dan
hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui
Gonorrhoe (GO), Sifilis, Trikomoniasis, Herves Simplek, HIV / AIDS.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat
kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka
kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara
seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh
pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan
segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan
budaya.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus berupaya untuk menanggulangi
terjadinya PMS terutama pada wanita.Selain itu juga diharapkan mampu
mengatasi perilaku social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di
komunitas

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta; 1999
Ambarwati, Eny Retna Dkk. Asuhan Kebidanan Komunitas. Muha Medika.
Yogyakarta. 2009

Anda mungkin juga menyukai