PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku
seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian PMS?
2. Apa saja penyabab PMS?
3. Bagaimana rantai penularan PMS?
4. Apa saja gejala dari PMS?
5. Apa Bahaya / akibat PMS?
6. Apa saja yang menyebabkan peningkatan angka kejadian PMS?
7. Siapa saja yang beresiko tinggi terkena PMS?
8. Apa saja jenis-jenis PMS?
9. Bagaimana upaya pencegahan PMS?
10. Bagaimana
11.
12.
13.
14.
15.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian PMS.
2. Untuk mengetahui penyebab PMS.
3. Untuk mengetahui rantai penularan PMS.
4. Untuk mengetahui gejala PMS.
5. Untuk mengetahui akibat dari PMS.
6. Untuk mengetahui penyebab peningkatan kejadian PMS.
penanggulangan PMS.
Untuk mengetahui peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS.
Untuk mengetahui pengertian perilaku dan budaya
Untuk mengetahui Perilaku dan Aspek Social Budaya yang Mempengaruhi
Pelayanan Kebidanan di Komunitas
Untuk mengetahui perilaku social budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang
mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Umumnya matarantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan
meningkat bila pemakaian kondon dan hubungan seksual dengan PSK tidak
dilakukan. PMS yang banyak ditemui Gonorrhoe (GO), Sifilis, Trikomoniasis,
Herves Simplek, HIV / AIDS.
Penyakit Menular Seksual(PMS)( kadang disebut Infeksi Menular
Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual anatara penis,vagina,anus dan/atau mulut. (Elisabeth Siwi
Walyani,2014)
Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui
hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut,tidak semata-mata
pada alat kelamin saja,tetapi dapat terjadi di berbagai tempat di luar alat
kelamin.(dr.Ida Ayu ChandranitaManuaba,Sp.OG, 2009)
Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular
Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut. (Katrina Smith,
2005)
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal
diseases) telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di
Indonesia, yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya
peradaban dan ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakitpenyakit baru, dan istilah venereal diseases berubah menjadi sexually
transmitted diseases atau infeksi menular seksual (IMS). (Somelus, 2008)
B. Penyebab Penularan PMS
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang
sehat adalah munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit ini
biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual
Virus, bakteri, protozoa, penyakit, dan jamur, manusia, bahan lein yang
tercemar kuman, penis, vagina, lubang anus, kulit yang terluka, darah, dan
selaput lendir. Yang paling umum adalah hubungan seks (penis-vagina, penislubang pantat, mulut-lubang pantat, mulut-vagina, mulut-penis).
2.
3.
Perilaku yang berisiko tinggi terhadap penularan PMS, termasuk HIV / AIDS :
1. Sering berganti ganti pasangan seksual atau mempunyai satu atau
lebih pasangan seksual baik yang dikenal atau yang tidak
dikenal( misalnya dengan penjaja seksual )
2. Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke
janin / bayinya sering bersumber dari pasangan / suami seperti ini
3. Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan
PMS dan tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang hal
tersebut
4. Tidak memakai kondom saat melakukan seksual dengan pasangan
yang beresiko
5. Pemakaian jarum suntik secara bersama sama secara bergantian,
misalnya pada penderita ketergantungan narkotika atau kelalaian
petugas kesehatan dalam menjaga sterilitas alat suntik.
D. Gejala PMS
Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada
wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih
putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa
memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala
dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung
kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut.
Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
Kemerahan di sekitar alat kelamin
Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak
berhubungan dengan menstruasi
Bercak darah setelah hubungan seksual
Anus gatal atau iritasi.
Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
Pendarahan pada vagina .
Nyeri atau pembengkakan testis.
Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
Nyeri seks
Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita)
Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang
E. Bahaya / akibat PMS
Setiap orang bias tertular IMS. Orang yang paling beresiko terkena
PMS adalah orang yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang
walaupun setia pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka bergantiganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15-29
tahun,tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena terular dari ibunya.
Menurut Aria Pranata (2010),yang tergolongan kelompok risiko tinggi terkena
PMS adalah:
a. Usia
1. 20-30 tahun pada laki-laki
2. 16-24 tahun pada wanita
3. 20-24 tahun pada kedua jenis kelamin
b. Pelancong
c. Pekerja seksual komersial atau wanita tuna susila
d. Pecandu narkotik
e. Homoseksual
H. Jenis jenis PMS
a. Disebabkan oleh Organisme dan Bakteri
1. HIV/AIDS
melanda seluruh dunia dengan jutaan penderita, terutama di negaranegara berkembang. Salah satu kesulitan mengenali infeksi HIV
adalah masa laten tanpa gejala yang lama , antara 2 bulan hingga 5
tahun. Umur rata-rata saat didiagnosis infeksi HIV ditegakkan adalah
35 tahun.
HIV (Human Immonu Virus) yaitu organisme patogen yang
terdapat dalam cairan tubuh (darah, air, mani, dan cairan vagian) orang
yang telah terinfeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficincy
Syndrome. AIDS merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai
dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistem pertahanan seluler
tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap
mikroorganisme oportunistik. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodefisiency Virus (HIV) (Arif Mansjoer jilid 2, 2000 :
162).
Tipe: Virus
Penyebab : lymphadenopathy associated virus (LAV),human T-cell
leucinema virus III(HTLV III) , Human T-cell lymphotropicvirus.
Bentuk virus ini selalu berubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat
yang dapat menyembuhkan(dr.Ida Ayu Chandranita Manuaba,2009)
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;
darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik
bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.
Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi
pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti
flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun,
lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut
terapi
dengan
antiretrovirus,tampaknya
berhasil
dalam
dan
meninggal
karena
komplikasi-komplikasi
yang
atau
kurang
tepat
penanganannya
dapat
dengan
strain
yang
resistensi
terhadapa
pengobatan
tenang
Mengeluarkan keputihan seperti nanah
Nyeri pada daerah punggung
Komplikasi : bartholinitis, dapat berlanjut ke cystitis
kemudian salfingitis.
yang
Mungkin
Terjadi
pada
Orang
yang
konjungtivitis
inklusi
dalam 2 minggu
pertama
d)
Hepatitis B
Penularan infeksi Hepatitis B di Amerika Serikat ternyata paling
sering terjadi akibat hubungan seksual. Hepatitis B ini sering di jumpai
pada remaja dan orang dewasa serta pada wanita hamil. Terutama
dalam trimester III biasanya lebih parah, dan menyebabkan nekrosis
hati yang laus dengan angka kematian maternal dan fetal yang tinggi.
Janin yang di kandung dapat tertular penyakit yang sama.
1) Penyebab
a) Di sebabkan oleh virus hepatitis B
b) Yang penularannya melalui darah dan produk darah
yaitu bisa bisa melalui luka, kontak seksual, operasi,
medikasi, infus dan injeksi serta vertika dan ibu kepada
bayinya.
2) Patofisiologi
a) Gejala akut sering karier, ditandai dengan anoreksia,
rasa mual, febris, nyeri, tekan pada perut kanan atas.
b) Tidak di waspadai dapat berlanjut menjadi kronik
c) Pada kehamilan gejala sering di tafsirkan sebagai
hiperemesis gravidarum
d) Diagnosa dapat di tegakan berdasarkan pemeriksaan
serologik
e) Dapat menjadi kanker hati dan menginfeksi janin pada
wanita hamil
3) Gejala
a) Masa inkubasi 60-90 hari
b) Gejala akut meliputi demam, nyeri tekan perut kanan
atas, mual, muntah, anoreksia, dan malaise serta ikterik
c) Gejala kronis meliputi hepatitis persisten kronik, sirosis
hepatitis, hepatoma.
4) Teraphy
a) Bed rest
b) Perbaikan KU
c) Makan makanan yang mengandung protein dan kalori
tinggi
d) Pada orang yang positif terkena Hepatitis B di berikan
imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune Glugulin)
dengan dosis 0,06 ml/kg BB IM dosis tunggal selama
b.
c.
Pendidikan
dan
penerangan
tubuh.
J. Peran Serta Tenaga Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanggulangan
PMS
Disilah kita bisa melihat peran tenaga kesehatan masyarakat dan fungsi
funsinya, tidak hanya pemberantasan penyakit menular saja yang akan
dilaksanakan, malah lebih.
Inilah peran peran umum tenaga kesehatan masyarakat :
a.
b.
melaksanakan
pengembangan
pengembangan
kader
upaya
pembangunan
di
kesehatan
bidang
dalam
hal
kesehatan
dan
PMS
Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam
2.2 Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan Kebidanan di
Komunitas
A. Pengertian Perilaku dan Budaya
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggotaanggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat
kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka
kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara
seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh
pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan
segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan
budaya.
B. Perilaku dan Aspek Social Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan
Kebidanan di Komunitas
1. Health Believe
Jangan membuat kulit ketupat pada masa hamil karena orang tua
percaya bahwa daun kelapa untuk kulit ketupat harus dianyam tertutup
rapat oleh wanita hamil, sehingga dikhawatirkan bayi yang lahir nanti
kesindiran, tertutup jalan lahirnya.
Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain yaitu:
KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos
yang tidak benar ditinggalkan.
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat,
puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
b. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada
ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh
terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir
nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi
dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan
ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan
mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan masa nifasnya.
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segigaya hidup, adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan
seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin
yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama
yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan yang dipantang
adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya. Ekonomi juga
merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat
terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di
tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka
proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
2. Persalinan
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun
beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah. Data
survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65%
persalinan ditolong oleh dukun beranak. Bebrapa penelitian yang pernah
dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek persalinan
oleh dukun yang membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar, dkk menunjukkan
beberapa tindakan dan praktek yang membawa resiko infeksi seperti
ngolesi (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar
Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik.
Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang
kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat
kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. Umumnya matarantai penularan
PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondon dan
hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui
Gonorrhoe (GO), Sifilis, Trikomoniasis, Herves Simplek, HIV / AIDS.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat
kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka
kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara
seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh
pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan
segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan
budaya.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus berupaya untuk menanggulangi
terjadinya PMS terutama pada wanita.Selain itu juga diharapkan mampu
mengatasi perilaku social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di
komunitas
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta; 1999
Ambarwati, Eny Retna Dkk. Asuhan Kebidanan Komunitas. Muha Medika.
Yogyakarta. 2009