EPIDEMIOLOGI
-
Sering
vagina
- hamil : insiden
-
Insiden dg umur
Diperkirakan 1/3 wanita usia 24 thn
pernah ISK
LOKASI
- atas
- ginjal - pielonefritis
- pielitis
- ureteritis
-
bawah
sistitis
prostatitis
uretritis
E Coli 19 %
Kleb Pnemoni
13 %
Alkaligenes fecalis
11 %
Staph. Epidermis 10 %
d.s.t
(Pratiwi Sudarmono) 2004
Disamping mikro org diatas, ISK bisa di sbbkan :
- M. tbc
- Jamur
- Virus
1.
- penggunaan kateter
- Renal insuf
- BPH
2. Wanita
- uretra pendek & dekat
vagina /
Perineum
3. Riwayat ISK berulang
4. Genetik
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6. Imunosuppresion
- HIV AIDS
7. Kista ginjal
8. Renal insuf / transpl
9. Peny penyerta - DM
- Prostatitis
10. Pemakaian kateter
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Darah
: lekositosis
2. Urin : proteinuria
piuria (penting)
- lekosituria > 10 / mm3 urin 24 jam
- lekosituria > 5 / LBB
3. Biakan / Uji kepekaan
Indikasi - Hamil
- ISK berulang
- ISK tak sederhana - Imunokompromise
- Pielonefritis
- Gej. Menetap
- Anak / orang tua stlh 3 hari terapi
1.
ISK SEDERHANA
1.
2.
Sistitis Akut
- Menurut IDSA (infectious disease society
of America)
- First line treatment :
- 3 hari dg trimetofrin sulfa metoxazole
atau amok, as klavulanat, fluorokuinolon,
fosmisin
Pielonefritis Akut
- IDSA : 7 14 hr, anti biotika S. D. A
Banyak minum
Kencing bila terdesak
Kencing setelah sek. Interc.
Bersihkan anus dr depan ke belakang
Hindari pemakaian feminime hyegine spray
Bersihkan genital sebelum sek. interc
Minum cranberry juice
- mengandung hipuric acid, antiseptik
yg menurunkan bakteri uria
Anamnesis
- Polakisuria
- Nokturia
- Disuria
- Pd : 36 48 jam setelah koitus
- Pd dg prostatitis terselubung akan
manifes setelah koitus
Pemeriksaan fisis
- Nyeri tekan sop
Lab
- Umumnya tdk terdapat lekositosis
- Urin : sedimen lekosit
Pencegahan
: dg sistitis akut rekuren setelah
koitus :
diberi 1 gram sulfonamid
Umum - alkalinisasi urin : bikarbonat
- antispasme
Khusus : anti biotika
PENYULIT
- Pielonefritis
- Fibrosis kandung kemih
LAB :
Lekosit : + normal
Anemi ringan
Urine : sedimen lekosit
TH / Pencegahan : berantas predisposisi
Pengobatan = akut
GAMBARAN KLINIS
-
Demam, menggigil
Nyeri pinggang peregangan kapsul ginjal
KK menyebar ke perut bawah
DD / Apendisitis
Pem. Fisik
- Tampak sakit berat
- Demam intermiten
- Taki kardi
- Nyeri ketok CVA
RADIOLOGI
-
Polos ABD
: Perinefrik Fat
Perkapuran
TERAPI
- Hindari / obati Fk predisposis
Kerugian
- pas kurang istirahat
- mengurangi konsentrasi A. biotik
- Anti biotika
- sebaiknya sesuai uji kepekaan
kuman
- lama : 2 minggu
-
PROGNOSIS BAIK
ETIOLOGI = AKUT
PATOGENESIS = AKUT
GAMBARAN KLINIS
1.
2.
3.
4.
- Proteinuria < 2 gr / HR
- Ureum & kreatinin
- Sedimen urin
- lekosit
- silinder hialin
TERAPI
- Pencegahan
- Berantas FK predisposis
- PH Urin E Coli tumbuh pd suasana
asam
- Pengobatan
- Antibiotika
- 3 minggu
1.
KLINIS
- Sindr. Nefrotik
- Sindr. Nefritik
- Kelainan urin
persisten
- Glomerulonefritis
progresif
2.
ETIOLOGI
- Inflamasi GN
- Idiopatik
- Sekunder
- Antigen eksogen
- Antigen endogen
- streptokokus - SLE
- obat
- Non Inflamasi (Glomerulopati)
- DM, Amiloid
A.
Glomerulonfretis
I. Non proliferatif (masif pretein
uria)
a. Minimal lesion
b. Fokal / segmental
glomerulosklerosis
c. Nefroti membranosa
Lain
- Diabetik glomerulosklerosis
- Glomerulopati Amiloid
1.
LAB :
Urin : Hematuria
Silinder eri, Granul, Lekosis
Darah: Anemia, ureum & kreatinin
HISPATOLOGI : PEMBENTUKAN KRESEN
(Spt bulan sabit di sekitar glom)
4.
5.
6.
7.
8.
1.
PROTEINURIA / ALBUMINURIA
2.
3.
EDEM (ANASARKA)
a. - HIPOALBEMI Tek. Koloid osmotik
plasma cairan berdifusi ke jar
intertitial
edem
b. - HIPOALB
EMI
4.
HIPERLIPOPROTEINEMIA
- Khol terikat dg protein plasma yg terdiri
dari
HDL & LDL
- Khol Total, HDL Khol
- ALB merangsang hati utk mensintesa
lipoprotein yg lebih banyak Khol LDL
- Khol HDL
- Eks melalui urin
Dewasa :
-
Anak :
1.
KORTIKO STEROID
- Indikasi : Lesi minimal, lupus &
Poliarteritis nodusa
- Prednison
- Dosis : 1-2 mg/BB/hr selama 2 4 mg
tap. of
Dilanjutkan intermiten 4-6 BL
Respon Klinis
- Remisi lengkap - Proteinuria minimal
- ALB serum > 39 %
- Kholest < 300 mg/dl
- Edem hilang
- Remisi tak lengkap
- Proteinuria < 3,5 g/HR
- ALB serum > 2,5 g %
- Khol < 350 mg/dl
- Edem hilang
- Remisi Parsial
- Proteinuria < 3,5 gr/hr
- Kimia drh tetap
- Edem tdk hilang
- Resistensi tak ada perbaikan stlh 6-8 mg
2. SITOSTATIKA
-
Indikasi
- Gagal dg kort str
Relaps
Tdk tahan kort str
Siklofosfamid
Dosis 1,5 mg/BB/HR, selama 2 mg, kmd
dosis disesuaikan dg jlh lekosit
PROGNOSIS
-
Tergantung - Umur
- Penyulit
- Gbran PA
- PD Anak & Wanita : Prog lbh baik
- Penyulit : Hipertensi Prog jelek
: Gagal ginjal
- PA : lesi minimal : prog baik
Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Tanggal MRS
Diagnosa medis
RIWAYAT KESEHATAN
a.Keluhan utama : -Disuria
-Polakisria
-Nyeri
-Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.
b.Riwayat penyakit sekarang
Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya
organisme eschericea coli kedalam kolon.
c.Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit ISK.
d.Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
e.Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang
digunakan gangguan dalam beribadat karena klien lemah.
1.Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah, nadi 100x/menit,
T = 119/60
2.Tingkat Kesadaran
Normal GCS 4-5-6
3.Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 20x/menit, nafsu normal
4.Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah
5.Sistem Integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak
kusam.
6.Sistem Gastrantestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering,
lidah kotor.
7.Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan
adanya kelainan.
8.Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada
ginjal akibat adanya peradangan akut maupun
kronis dari ginjal atau saluran kemih yang
mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.
Intervensi :
1.Nyeri supropubik dan disuria
R/ menandakan terjadinya infeksi pada kandung
kemih.
2.Kultur urine, urinalisis RBC, WBC,
peningkatan pH (infeksi kandung kemih)
R/ Jumlah bakteri100.000/ml menandakan
adanya infeksi yang menyebabkan nyeri.
3.Istirahatkan pasien selama perawatan
3.R/ mencegah timbulnya nyeri.
4.Kolaboratif dengan tim kesehatan dalam
pemberian analgetik
4.R/ untuk mengontrol nyeri dan menanggulangi
nyeri.
Intervensi :
1.Suhu yang meningkat secara persisten
R/ indikasi infeksi renal
2.Kulit : suhu, warna, turgar, kering atau lembab.
R/ perubahan penandaan adanya dehidrasi
3.Tanda vital : Peningkatan denyut nadi, pernafasan
dan suhu
R/ mengtahui perubahan tanda vital
4.Kolaboratif dalam pemberian (aspirin, aminahen)
R/ menurunkan panas dengan mengintibisi pusat
pengaturan panas suhu.
5.Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik
R/ membunuh bakteri dengan mengintibisi sistesis
dinding sel/mengubah metabolisme protein sel bakteri.
Intervensi :
1.Kaji rasa panas, frekwensi, urgency, bau busuk urine, urine
bercampur darah, nanah dan lendir.
R/ menandakan adanya bakteri yang mengakibatkan iritasi
kandung kemih
2.Ulangi pmx urine : peningkatan RBC, WBC, Urine cultue:
bakteri100.000/ml
R/ menentukan penanganan jika hasil lab kurang dari batas normal.
3.Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik/sulfanamide (amoxicllin, sulfiscoxazole)
R/ pengobatan infeksi akan mengurangi gejala dengan
menghambat sintetis bakteri
4.Kosongkan kandung kemih setiap 4 jam, gunakan
tampan/popok dan ganti setiap 3-4 jam, gunakan pakaian dalam
yang terbuat dari katun, hindari celana ketat.
R/ mencegah statis urine dan media pertumbuhan bakteri :
kartominasi dan iritasi genital.
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dan
rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi,
secara keperawatan memberikan asuhan keperawatan dan
pengumpulan data (Lumidar 1990)
EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang matematis dari rencana
tindakan dari masalah kesehatan klien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan kesehatan lainnya (Ependi, 1995)