Anda di halaman 1dari 77

Heru Wahyudi, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah


istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai
baik laki-laki maupun perempuan dari
semua umur baik pada anak, remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut.

Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata


wanita lebih sering dari pria dengan angka
populasi umum, kurang dari 515%, untuk
menyatakan adanya ASK harus ditemukan bakteri
didalam urin. Bakteriuria bermakna yang disertai
gejala pada saluran kemih disebut bakteriunia
bergejala sedangkan yang tanpa gejala kemih
disebut bakteriunia tanpa gejala. Mikro organisme
yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis
bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni
oleh bakteri atau mikroba yang lain, karena itu
rutin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril.
Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama
pada bagian yang mendekati kandung kemih.

Selain bakteri aerob, ISK dapat disebabkan oleh


virus, nagi, dan jamur. Ada kalanya ISK tanpa
bakteriuria, ditemukan pada keadaaan-keadaan :
1.Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya
pada lesi dini pielonefritis karena infeksi
hematogen.
2.Bendungan total pada bagian yang
menderita infeksi.
3.Bakteriuria disamakan karena pemberian
antibiotika.

DEF: - Terdapatnya mikro organisme


patogen dlm sal. Kemih, dg CFU
(Colony Forming Unit) > 105/cc
urin,
atau lekosituri > 10 /LPB
- Bakteriuria + reaksi radang dr host,
dg atau tanpa gejala klinis

EPIDEMIOLOGI
-

Sering
vagina

- uretra pendek & dekat

- hamil : insiden
-

Insiden dg umur
Diperkirakan 1/3 wanita usia 24 thn
pernah ISK

ISK sederhana (uncomplicated UTI)


- ISK tanpa kelainan anatomi & fgs ginjal
ISK tdk sederhana (complicated UTI)
- ISK dg kel. Anatomi & fgs sal. kemih
ISK berulang (rekuren UTI)
- reinfeksi sal. Kemih oleh bakteri yang
berbeda
ISK resistensi / relaps
- reinfeksi sal. Kemih oleh bakteri yg sama
Urosepsis
- sepsis yg disebabkan bakteri sal. kemih

LOKASI
- atas
- ginjal - pielonefritis
- pielitis
- ureteritis
-

bawah
sistitis
prostatitis
uretritis

Kuman sal. Cerna (E. Coli), + > 80 %


- strain uro patogen (E. Coli patogen ekstr
intestinal)
- E Coli pylogenic grup B2 & D
Presentase E. Coli me dari tahun ke tahun

BACTERIAL ISOLATE FROM URINE AT


MICRO 2002

E Coli 19 %
Kleb Pnemoni
13 %
Alkaligenes fecalis
11 %
Staph. Epidermis 10 %
d.s.t
(Pratiwi Sudarmono) 2004
Disamping mikro org diatas, ISK bisa di sbbkan :
- M. tbc
- Jamur
- Virus

1.

Umur tua - inkontinensia

- penggunaan kateter
- Renal insuf
- BPH
2. Wanita
- uretra pendek & dekat
vagina /
Perineum
3. Riwayat ISK berulang
4. Genetik

5.

Anatomi - uretra : striktur, batu, prostat


- FK sirkumsisi
6.
FK kebiasaan - frequent sexual intercourse
- KB : spermaticid / diaphragma
- Anal inercourse
- Delayed micturition after interc
7.
Pengobatan - terlalu sering mendpt A.
biotik

1.

2.

3.
4.
5.

Kelainan anatomi, fgs atau defek metabolik


- semua faktor yg menghambat urin flow
Umur (muda / tua)
- < 15 th & 65 th
Wanita
Hamil statis urin, protein uria, glukosuria
Post menopause
- estrogen gangguan sal kencing bawah

6. Imunosuppresion
- HIV AIDS
7. Kista ginjal
8. Renal insuf / transpl
9. Peny penyerta - DM
- Prostatitis
10. Pemakaian kateter

Infeksi menaik / Asendering tipe


- Bakteri sal cerna (E Coli) berkembang
biak di sekitar perineum, vagina, uretra
- Sewaktu miksi, uretra terbuka dan E coli
secara aktif akan naik keatas (dg
mempergunakan flagel)
- Setelah selesai miksi, akan ada sebg
kecil urine kembali ke vesika urinaria, (reflux)
yg diikuti oleh E. Coli
2. Hematogen
: sepsis ginjal
3.
Limfogen : jarang
4.
Trauma
1.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disuria Nyeri Panas tdk enak waktu kencing


Polakisuria dg volume urin sedikit
Urgency - rasa terdesak kencing
Nokturia
Supra pubic pain
Feeling of fullnes of the rectum (men)
L.B.P
Nyeri perut bag bawah
Hematuria

Pada yg berat / ISK tdk sederhana


10. Nyeri C.V.A
11. Nyeri perut yg hebat
12. Demam, keringat, gigil
13. Mual, muntah, diare
14. Anoreksia
15. Urosersis
Gejala klinis tdk selalu lengkap, bahkan ada
yg tanpa gejala (BTG = Bakteriuria tanpa
gejala)

Darah
: lekositosis
2. Urin : proteinuria
piuria (penting)
- lekosituria > 10 / mm3 urin 24 jam
- lekosituria > 5 / LBB
3. Biakan / Uji kepekaan
Indikasi - Hamil
- ISK berulang
- ISK tak sederhana - Imunokompromise
- Pielonefritis
- Gej. Menetap
- Anak / orang tua stlh 3 hari terapi
1.

ISK SEDERHANA
1.

2.

Sistitis Akut
- Menurut IDSA (infectious disease society
of America)
- First line treatment :
- 3 hari dg trimetofrin sulfa metoxazole
atau amok, as klavulanat, fluorokuinolon,
fosmisin
Pielonefritis Akut
- IDSA : 7 14 hr, anti biotika S. D. A

Sebaiknya berdasar hasil biakan & uji


kepekaan
A. Biotik dg spektrum luas : 14 hari
ISK berulang : A. Biotika : 6 minggu
Pada gagal ginjal : dosis A. biotika
disesuaikan

Banyak minum
Kencing bila terdesak
Kencing setelah sek. Interc.
Bersihkan anus dr depan ke belakang
Hindari pemakaian feminime hyegine spray
Bersihkan genital sebelum sek. interc
Minum cranberry juice
- mengandung hipuric acid, antiseptik
yg menurunkan bakteri uria

Definisi :Radang mukosa kandung kemih akut,


biasanya ringan & sembuh sendiri
atau berat disertai penyulit pielonefritis
Predisposisi - infeksi menurun / menaik
- trauma
- sisa urin
- pengantin (honeymoon cystitis)

Anamnesis
- Polakisuria
- Nokturia
- Disuria
- Pd : 36 48 jam setelah koitus
- Pd dg prostatitis terselubung akan
manifes setelah koitus
Pemeriksaan fisis
- Nyeri tekan sop
Lab
- Umumnya tdk terdapat lekositosis
- Urin : sedimen lekosit

Pencegahan
: dg sistitis akut rekuren setelah
koitus :
diberi 1 gram sulfonamid
Umum - alkalinisasi urin : bikarbonat
- antispasme
Khusus : anti biotika

Definisi : radang kandung kemih berulang


yg
dpt mengakibatkan penyulit ke ginjal
Etiologi & patogenesis
- ISK atas
- Residual urin
- Reflux / stenosis uretra
- Th / sistitis akut tidak adekuat

Umumnya : tanpa keluhan


: = akut tp lebih ringan

PENYULIT
- Pielonefritis
- Fibrosis kandung kemih
LAB :
Lekosit : + normal
Anemi ringan
Urine : sedimen lekosit
TH / Pencegahan : berantas predisposisi
Pengobatan = akut

Definisi : Radang akut ginjal, ditandai : primer


dg radang jar. intersisial & sekunder
mengenai tubulus kapiler glom
ETIOLOGI
1.
Predisposisi
- TU tipe komplikasi adalah infeksi sekunder
- dr perjalanan peny ginjal
2. Mikroorganisme aerob
- E. Coli >> - Proteus
- Klebsiela - Pseudomonas
3. Mikroorg. An Aerob

PNA lbh sering ditemui pd pas obstr. Sal kemih


Infeksi lebih sering tipe menaik

GAMBARAN KLINIS
-

Demam, menggigil
Nyeri pinggang peregangan kapsul ginjal
KK menyebar ke perut bawah
DD / Apendisitis
Pem. Fisik
- Tampak sakit berat
- Demam intermiten
- Taki kardi
- Nyeri ketok CVA

Lekositosis hebat (SP 40.000 / mm 3)


Neutrofilia
Urin - keruh
proturia 1-3 gr/HR
piuria (lekosituria)
biakan urine > 105 CFU / cc urin
faal ginjal : normal

RADIOLOGI
-

Polos ABD
: Perinefrik Fat
Perkapuran

TERAPI
- Hindari / obati Fk predisposis

- Istirahat fase akut


- KP nutrisi parenteral
- Banyak minum
- Keuntungan
- Menghambat pertumb E Coli
- Me risiko anuria
- Mikroorg dieksresikan selama
miksi

Kerugian
- pas kurang istirahat
- mengurangi konsentrasi A. biotik
- Anti biotika
- sebaiknya sesuai uji kepekaan
kuman
- lama : 2 minggu
-

PROGNOSIS BAIK

ETIOLOGI = AKUT
PATOGENESIS = AKUT

GAMBARAN KLINIS
1.

2.

3.

4.

- Ringan / Tanpa Kel s/d Berat


Proteinuria Asimptomatis
- Ditemukan wkt pem urin
Eksaserbasi Akut
- Dg gejala2 akut
Hipertensi
- Ringan berat dg penyulit CVA
- Jenis : hipertensi sekunder
(renovaskuler)
Gagal ginjal kronis

- Proteinuria < 2 gr / HR
- Ureum & kreatinin
- Sedimen urin
- lekosit
- silinder hialin

TERAPI
- Pencegahan
- Berantas FK predisposis
- PH Urin E Coli tumbuh pd suasana
asam
- Pengobatan
- Antibiotika
- 3 minggu

- Penyakit ginjal dg gambaran


histologi yg khas, etio ?
- Penyebab terbanyak PGTA
- 55 % dari penderita yg di HD

1.

KLINIS

- Sindr. Nefrotik
- Sindr. Nefritik
- Kelainan urin

persisten
- Glomerulonefritis
progresif

2.

ETIOLOGI
- Inflamasi GN

- Idiopatik
- Sekunder
- Antigen eksogen
- Antigen endogen
- streptokokus - SLE
- obat
- Non Inflamasi (Glomerulopati)
- DM, Amiloid

A.

Glomerulonfretis
I. Non proliferatif (masif pretein
uria)
a. Minimal lesion
b. Fokal / segmental
glomerulosklerosis
c. Nefroti membranosa

II. Proliferatif (hematuria)


a. G.N proliferatif eksudatif
b. G.N proliferatif mesangial
c. G.N kresentik
d. G.N mesangiokapiler
B.

Lain
- Diabetik glomerulosklerosis
- Glomerulopati Amiloid

1.

Pada G.N umumnya terjadi proses


imunologis
Dapat dibagi 2 kelompok
Nefritis kompleks imun (tipe eksogen)
- Antigen yg berasal dr luar + anti bodi
imun kompleks sirkulasi menyangkut
di glom & mengendap

Faktor yg mempengaruhi pengendapan


a. Kecepatan eleminasi komp. imun oleh
tubuh
makin besar ukuran molekul komp. imun
makin cepat dihancurkan tubuh makin
sedikit kerusakan glom
b. Aliran darah ke ginjal (RBF)
GFR , kompl. imun ke ginjal
kemungkinan pengendapan

tipe endogen = good pastures syndrome


- jarang
- terjadi reaksi abadi dg antigen yg
berasal dr dalam tubuh
- terdapat pengendapan kompl imun dan
imunoglobulin
Kompl imun yg mengendap akan mendesak glomerulus
dg cara 1. permeabelitas vaskuler
2. Aktifitas kemotaktik penumpukan
Netrofil & makrofag
Netrofil mengeluarkan enzim proteolitik dan Hidroksi
radikal yg tepat merusak glom

SINDROMA NEFRITIK AKUT


Sindr ini ditandai dg
- edem yg mendadak
- hipertensi
- hematuria
- kadang2 oliguria
- insuf ginjal
Hipertensi biasanya berat & bisa timbul
kompl serius spt - edem paru
- stroke
- uremi

Sebagian penderita gagal ginjal akut (GGA)


Dan lain berkembang menjadi
- Sindr Nefrotik
- Gagal Ginjal Kronik (GGK)
- Hematuria yg menetap
Biasanya didahului infeksi sal nafas oleh
Streptokokus
LABORATORIUM :
- Urin - Protein uria
Hematuria
- Darah - Peningkatan ureum dan kreatinin

KELAINAN URIN PERSISTEN TAK BERGEJALA


- ditandai dg proteinuria dan hematuria
tanpa disertai gejala lain
- ditemukan pd waktu check up
- DD
- Keganasan
- Batu sal kencing
- Infeksi sal kencing
- Histopatologi
- Didapatkan gambaran iga nefropati
- G N mesangial proliferatif
- G N difus / fokal
- G N membranoproliferatif

GLOMERULONEFRITIS PROGRESIF CEPAT

- Ditandai dg menurun fungsi ginjal secara


cepat
(dl waktu 6 bl memerlukan HD)
- Awal penyakit insioius
keluhan biasanya lemah, nosea, anoreksia
diikuti - Pe fungsi ginjal secara cepat
- Hematuria, oligo / anuria
- Edem
- Sindroma nefrotik

LAB :
Urin : Hematuria
Silinder eri, Granul, Lekosis
Darah: Anemia, ureum & kreatinin
HISPATOLOGI : PEMBENTUKAN KRESEN
(Spt bulan sabit di sekitar glom)

Suatu peny. dg etiolosi ganda & kumpulan


gejala
- proteinuria masif (> 3,5 gr/1.73 m 3/hari)
- Hipoalbuminemia (< 3 gr %)
- Lipiduria (oval fat bodies)
- Peningkatan - kholesterol total & trigliserida
- globulin, lipoprotein
- Sembab

Dalam Klinis, dibagi


- S. N Primer
- Etio ?
- + 75 80 %
- S. N Sekunder

Peny. Ginjal primer


- Glomerulonefritis (Pasca infeksi streptokok)
- Idiopatik (Membranoproliferatif)
2.
Peny. Metab / Sistemik
- DM - SLE
- Amiloidosis
- Henoch-schonlein purpura
3. Gangguan sirkulasi
- Payah jtg, perikarditis
- Trombosis vena renalis
1.

4.

5.
6.

7.

8.

Keganasan Hodkin, Multiple


mieloma
Peny. Infeksi Malaria, sifilis, tifoid
Toksin spesifik
- Logam berat (merkuri, emas,
bismuth)
- Obat (trimetadion, penisilin)
Kel. Kongenital (sindr. Nefr.
Kongenital)
Lain : sirosis hati, obes, hamil,
cangkok ginjal

1.

PROTEINURIA / ALBUMINURIA

2.

-Permeabilitas memb. Basalis glom


alb. lolos > 3.5 gr/1.72 m2/HARI
HIPOALBUMINEMIA
- Kehilangan melalui urin
- intake yg kurang (mual)
- Katabolisme albumin (prot) OK intaker

3.

EDEM (ANASARKA)
a. - HIPOALBEMI Tek. Koloid osmotik
plasma cairan berdifusi ke jar
intertitial
edem
b. - HIPOALB

EMI

Tek. Kol. Osm. Pl

vol plasma efektif retensi Na &


AIR
Edem

4.

HIPERLIPOPROTEINEMIA
- Khol terikat dg protein plasma yg terdiri
dari
HDL & LDL
- Khol Total, HDL Khol
- ALB merangsang hati utk mensintesa
lipoprotein yg lebih banyak Khol LDL
- Khol HDL
- Eks melalui urin

Dewasa :
-

Anak :

Difus prolif glomis


- Lesi minimal
Glomis membranosa - Fokal glomskel
Lesi minimal
- Glomis mesangiokap
Glomis mesangiokap - Difus prolif glomis
Fokal glomskler - Glomis membranosa

- URIN : Urin N mengandung 100


mg/m2/HR Protein
: Sindr Nef : > 3.5 gr/m2/HR
: Sedimen - Benda2 lemak
- Hematuria mikroskopis
- DARAH - Khol total, LDL & Triglis
- HDL Khol
- Hipoalbuminemia
- Faal ginjal normal / sedikit

PRINSIP - Kerusakan Glom - Imunosupresif


- Antikoagulan
- Anti platelet agreg
- Hipoalb - Diit tinggi prot
- Retensi air, natrium & edem
- Diit rendah garam
- Diuretik
- Drainase / Ultrafiltrasi (HD)

1.

KORTIKO STEROID
- Indikasi : Lesi minimal, lupus &
Poliarteritis nodusa
- Prednison
- Dosis : 1-2 mg/BB/hr selama 2 4 mg
tap. of
Dilanjutkan intermiten 4-6 BL

Respon Klinis
- Remisi lengkap - Proteinuria minimal
- ALB serum > 39 %
- Kholest < 300 mg/dl
- Edem hilang
- Remisi tak lengkap
- Proteinuria < 3,5 g/HR
- ALB serum > 2,5 g %
- Khol < 350 mg/dl
- Edem hilang
- Remisi Parsial
- Proteinuria < 3,5 gr/hr
- Kimia drh tetap
- Edem tdk hilang
- Resistensi tak ada perbaikan stlh 6-8 mg

2. SITOSTATIKA
-

Indikasi
- Gagal dg kort str
Relaps
Tdk tahan kort str
Siklofosfamid
Dosis 1,5 mg/BB/HR, selama 2 mg, kmd
dosis disesuaikan dg jlh lekosit

3. ANTI PLATELET AGREGASI


- Dipiridamol
- Asetosal

PROGNOSIS
-

Tergantung - Umur
- Penyulit
- Gbran PA
- PD Anak & Wanita : Prog lbh baik
- Penyulit : Hipertensi Prog jelek
: Gagal ginjal
- PA : lesi minimal : prog baik

Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Tanggal MRS
Diagnosa medis

RIWAYAT KESEHATAN
a.Keluhan utama : -Disuria
-Polakisria
-Nyeri
-Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.
b.Riwayat penyakit sekarang
Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya
organisme eschericea coli kedalam kolon.
c.Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit ISK.
d.Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
e.Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang
digunakan gangguan dalam beribadat karena klien lemah.

.Pola-pola fungsi kesehatan


1.Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
sama sekali.
2.Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena
tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan
karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar.
3.Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar
tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
4.Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan imobilisasi
yang lama.

5.Pola persepsi dan konsepsi diri


Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan
penyakitnya dan ketakutan merupakan dampak psikologi
klien.
6.Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan
dengan klien dirawat di rumah sakit dan klien harus
bedrest total.
7.Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena
keadaan sakitnya.
8.Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest
total dan tidak boleh melakukan aktivitasi karena
penyakitnya.

1.Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah, nadi 100x/menit,
T = 119/60
2.Tingkat Kesadaran
Normal GCS 4-5-6
3.Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 20x/menit, nafsu normal
4.Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah

5.Sistem Integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak
kusam.
6.Sistem Gastrantestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering,
lidah kotor.
7.Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan
adanya kelainan.
8.Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada
ginjal akibat adanya peradangan akut maupun
kronis dari ginjal atau saluran kemih yang
mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.

1.Nyeri berhubungan dengan koliks ginjal,


pelvis, parenkim, invasi bakteri pada mukosa
kandung kemih (systitis) mengakibatkan nyeri
panggul atau nyeri supra pubik.
2.Hipertermia berhubungan dengan infeksi
diginjal mengakibatkan potensial infeksi dan
ketidakseimbangan cairan.
3.Perubahan pola eliminasi urine berhubungan
dengan trauma mekanik dari infeksi
mengakibatkan disuria, frekwensi dan urgency.

Dx:Nyeri berhuibungan dengan koliks


ginjal, pelvis, parenkim, invasi bakteri pada
mukosa kandang kemih mengakibatkan nyeri
panggul atau nyeri supropubik.
Tujuan :-nyeri berkurang
-Penurunan kebutuhan terhadap analgetik
Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang saat
istirahat, aktifitas atau berkemih

Intervensi :
1.Nyeri supropubik dan disuria
R/ menandakan terjadinya infeksi pada kandung
kemih.
2.Kultur urine, urinalisis RBC, WBC,
peningkatan pH (infeksi kandung kemih)
R/ Jumlah bakteri100.000/ml menandakan
adanya infeksi yang menyebabkan nyeri.
3.Istirahatkan pasien selama perawatan
3.R/ mencegah timbulnya nyeri.
4.Kolaboratif dengan tim kesehatan dalam
pemberian analgetik
4.R/ untuk mengontrol nyeri dan menanggulangi
nyeri.

Dx:Hipertermia berhubungan dengan


proses infeksi ginjal mengakibatkan
potensial infeksi dan ketidakseimbangan
cairan.
Tujuan:Hipertermia dapat ditanggulangi
dengan tanda vital dan suhu kembali normal
Kriteria Hasil :-Tidak terjadi demam dan
dioporesis
-Tidak ada tanda dan segala dehidrasi

Intervensi :
1.Suhu yang meningkat secara persisten
R/ indikasi infeksi renal
2.Kulit : suhu, warna, turgar, kering atau lembab.
R/ perubahan penandaan adanya dehidrasi
3.Tanda vital : Peningkatan denyut nadi, pernafasan
dan suhu
R/ mengtahui perubahan tanda vital
4.Kolaboratif dalam pemberian (aspirin, aminahen)
R/ menurunkan panas dengan mengintibisi pusat
pengaturan panas suhu.
5.Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik
R/ membunuh bakteri dengan mengintibisi sistesis
dinding sel/mengubah metabolisme protein sel bakteri.

Dx:Perubahan pola eliminasi urine


berhubungan dengan trauma mekanik dan
infeksi mengakibatkan disuria, frekwensi
dan urgency.
Tujuan :Pola eliminasi kembali normal
tanpa disertai disuria, frekwensi
danurgency
Kriteria Hasil :-Disuria berkurang
-Frekwensi dan urgensi kembali normal

Intervensi :
1.Kaji rasa panas, frekwensi, urgency, bau busuk urine, urine
bercampur darah, nanah dan lendir.
R/ menandakan adanya bakteri yang mengakibatkan iritasi
kandung kemih
2.Ulangi pmx urine : peningkatan RBC, WBC, Urine cultue:
bakteri100.000/ml
R/ menentukan penanganan jika hasil lab kurang dari batas normal.
3.Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik/sulfanamide (amoxicllin, sulfiscoxazole)
R/ pengobatan infeksi akan mengurangi gejala dengan
menghambat sintetis bakteri
4.Kosongkan kandung kemih setiap 4 jam, gunakan
tampan/popok dan ganti setiap 3-4 jam, gunakan pakaian dalam
yang terbuat dari katun, hindari celana ketat.
R/ mencegah statis urine dan media pertumbuhan bakteri :
kartominasi dan iritasi genital.

IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dan
rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi,
secara keperawatan memberikan asuhan keperawatan dan
pengumpulan data (Lumidar 1990)
EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang matematis dari rencana
tindakan dari masalah kesehatan klien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan kesehatan lainnya (Ependi, 1995)

Anda mungkin juga menyukai