Penelitian Acak Lengkap Faktorial
Penelitian Acak Lengkap Faktorial
Penelitian Acak Lengkap Faktorial
Lulusan S2 Ilmu Tanah UGM, 2Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM
ABSTRAK
Penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur hara mikro
terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada Ultisol yang dikapur telah dilaksanakan di
rumah kaca Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan percobaan pot dengan rancangan acak lengkap faktorial yang
terdiri dari 3 faktor, yaitu pupuk kandang (0, 15, 30 ton.ha-1), unsur hara mikro Cu, Fe, Zn
dan Mn (dalam bentuk CuSO4.5H2O, Fe2(SO4)3.7H2O, ZnSO4.7H2O dan MnSO4.H2O dengan
aras 0, 14, 28 kg ha-1) dan kapur (tanpa kapur dan dikapur sampai mencapai kejenuhan
aluminium 10%)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kombinasi unsur hara mikro,
pupuk kandang dan kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung (2) mendapatkan
kombinasi yang terbaik antara pupuk kandang, unsur hara mikro dan kapur terhadap
pertumbuhan tanaman jagung.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengapuran yang dilakukan meningkatkan semua
parameter pertumbuhan, yaitu tinggi tanaman, berat segar trubus, berat kering trubus, berat
segar akar dan berat kering akar. Pemberian pupuk kandang sampai dosis 30 ton ha-1 masih
mampu meningkatkan berat segar trubus dan berat kering trubus. Pemberian unsur hara
mikro 14 kg ha-1 memberikan berat segar trubus dan berat kering trubus yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemberian unsur hara mikro 28 kg ha-1. Kombinasi pemberian pupuk
kandang 30 ton ha-1, unsur hara mikro 14 kg ha-1 dan kapur menghasilkan berat segar trubus
dan berat kering trubus tertinggi.
Kata kunci : pupuk kandang, unsur hara mikro, kapur dan jagung
PENDAHULUAN
Jagung sebagai pangan adalah
sumber karbohidrat kedua setelah
beras. Di samping itu juga digunakan
pula sebagai bahan makanan ternak
(pakan) dan bahan baku industri
(Sudaryanto et al., 1986). Kebutuhan
dan konsumsi jagung di Indonesia terus
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan
meningkatnya
industri
yang
menggunakan jagung sebagai bahan
baku seperti industri makanan dan
pakan ternak. Peningkatan produksi
yang telah dicapai melalui perluasan
117
paling
kritis
dalam
pengaturan
ketersediaan unsur hara mikro (Sims,
1986). Ketersediaan unsur hara mikro
(Cu dan Zn) dalam larutan tanah relatif
tinggi pada pH yang rendah, dan
kebanyakan kation ini berada dalam
bentuk yang dapat dipertukarkan dan
dalam fraksi organik (Sims and Patrick,
1978).
Pengapuran juga mempengaruhi
ketersediaan unsur hara mikro seperti
Fe, Mn, Cu dan Zn. Penambahan kapur
dapat menurunkan kelarutan unsur
mikro karena terjadi peningkatan pH,
yang
menyebabkan
terjadinya
pengendapan unsur mikro tersebut.
Pengapuran yang berlebihan dapat
menyebabkan
tanaman mengalami
kekurangan unsur mikro, terutama Fe,
Mn, Cu dan Zn karena peningkatan nilai
pH tanah mengakibatkan bentuk kation
berubah menjadi hidroksida yang tidak
larut (Nyakpa et al., 1988). Peningkatan
pH dapat meningkatkan muatan negatif
pada mineral lempung yang bermuatan
tidak tetap. Peningkatan muatan negatif
ini akan meningkatkan kapasitas
jerapan
kation
sehingga
mampu
menjerap kation dalam jumlah yang
lebih banyak. Proses pengendapan dan
jerapan
ini
akan
mengurangi
konsentrasi unsur mikro dalam larutan
tanah.
Bahan organik tanah merupakan
suatu sistem yang komplek dan
dinamis, berasal dari sisa tanaman dan
hewan yang terdapat di dalam tanah
yang
terus
menerus
mengalami
perubahan yang dipengaruhi faktor
biologi, fisika dan kimia tanah
(Kononova, 1966). Bahan organik dapat
berasal dari sisa tanaman, hewan
seperti dalam bentuk pupuk kandang,
pupuk hijau, kompos dan sebagainya.
Pupuk kandang sebagai sumber bahan
organik tanah mempunyai kandungan
hara yang berbeda-beda tergantung
dari macam hewan, umur hewan,
118
Percobaan pendahuluan
Percobaan
pendahuluan
dilakukan untuk menentukan takaran
kapur dan lama inkubasi yang akan
dipakai. Takaran kapur terpilih adalah
takaran kapur pada saat kejenuhan
aluminium 10 %. Dalam percobaan
ini 500 g contoh tanah dicampur
dengan kapur sesuai takaran perlakuan
dan selanjutnya diinkubasikan dalam
kondisi kapasitas lapangan. Tiap
minggu diamati Al-dd, pH H2O, pH KCl
dan kejenuhan Al-nya. Berdasarkan
hasil penelitian pendahuluan, takaran
kapur 0 dan 16,63 t/ha dan lama
inkubasi 5 minggu dipakai untuk
percobaan selanjutnya.
Rancangan percobaan
Percobaan
menggunakan
rancangan percobaan acak lengkap
faktorial, terdiri atas 3 faktor. Faktor
pertama adalah 3 aras pupuk kandang
sapi yaitu 0 t/ha (B0), 15 t/ha (B1) dan
30 t/ha (B2). Faktor kedua adalah 3 aras
unsur hara mikro yaitu tanpa unsur
hara mikro (M0), 14 kg/ha unsur hara
mikro (M1) dan 28 kg/ha unsur hara
mikro (M2). Unsur hara mikro yang
7H2O,
dipakai
adalah
Fe2(SO4)3
ZnSO4.7H2O
dan
MnSO4.H2O,
CuSO45H2O. Faktor ketiga adalah 2 aras
takaran kapur (CaCO3) yaitu 0 t/ha (K0)
dan 16,63 t/ha (K1). Perlakuan diulang
3 kali.
Tabel 1. macam dan takaran pupuk basal
yang digunakan dalam percobaan
Jenis pupuk
NH4NO3
KH2PO4
KCl
MgSO4.7H2O
(NH4)6Mo7O242H2O
NaB4O710H2O
Analisa data
kg/
ha
260
400
100
120
0,5
0,5
Takaran pupuk
mg/kg
mg/
tanah
pot
87,0
522
133,3
800
33,3
200
40
240
0,17
1
0,17
1
119
Tanah
Fraksi (%)
- lempung
58
- debu
28
- pasir
14
Kelas tekstur
Lempung
KPK (Cmol (+)Kg-1
17,88
pH H2O
4,3
pH KCl
3,6
Al-dd (Cmol (+)Kg-1
10,66
C organik (%)
2,64
Bahan organik
4,55
Kation basa tertukar
(Cmol (+)Kg-1
Ca
2,38
Mg
1,17
K
0,23
Na
0,51
Kejenuhan Al (%)
75,02
P tersedia (ppm)
2,07
Unsur mikro tersedia (ppm)
Fe
34,1
Mn
9,10
Zn
0,21
Cu
0,19
N total (%)
C/N
Pupuk
kandang
58,12
7,1
23,45
40,43
8675,12
696,27
234,55
99,25
1,22
19
120
Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %.
Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %.
Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %.
Pemberian
pupuk
kandang
sampai 30 t/ha masih meningkatkan
berat segar maupun berat kering trubus
pada M0 dan M1, sedang pada M2
pengaruh pupuk kandang terhadap
parameter
tersebut
tidak
nyata.
Pengaruh pemberian unsur hara mikro
terhadap berat segar maupun berat
kering trubus hanya nyata pada B2, nilai
tertinggi parameter tersebut dicapai
pada takaran unsur hara mikro 14
kg/ha.
Pengaruh interaksi pupuk kandang
sapi dan kapur
Pada Tabel 7 dapat ditunjukkan
bahwa
pengaruh
takaran
pupuk
kandang terhadap Al-dd, kejenuhan Al,
Cu tersedia dan Mn tersedia hanya
121
Tabel 6. Pengaruh interaksi takaran pupuk kandang dan unsur hara mikro
Perlakuan
B0 M0
B0 M1
B0 M2
B1 M0
B1 M1
B1 M2
B2 M0
B2 M1
B2 M2
Cu tersedia (ppm)
0,09
0,26
0,29
0,12
0,17
0,22
0,11
0,16
0,23
e
ab
a
de
c
b
de
cd
b
15,6
54,7
49,2
37,2
48,7
50,1
26,8
35,4
45,3
e
a
abc
bcd
abc
ab
de
cd
abc
46,60
55,60
52,78
62,30
56,60
62,52
60,72
78,15
51,35
BK trubus (g)
c
bc
bc
b
bc
b
b
a
bc
8,98 c
10,53 bc
9,90 bc
11,33 b
10,43 bc
10,88 bc
11,33 b
13,37 a
9,70 bc
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %
Al dd
(Cmol (+)Kg-1)
12,24 a
4,28 c
11,17 b
4,69 c
11,02 b
4,83 c
Mn jaringan
(ppm)
52,4 a
27,3 d
48,5 ab
42,2 abc
39,1 bc
32,5 cd
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %
122
Cu tersedia (ppm)
0,10 d
0,11 d
0,22 b
0,17 c
0,30 a
0,21 bc
BS trubus (g)
41,98 c
71,09 b
38,99 c
87,91 a
33,13 c
77,97 b
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
pengujian DMRT 5 %
123
Tanah.
Pengapuran
Tanah
Mineral
Masam di Indonesia. Makalah
Universitas Lampung.
Lampung.
Masalah
Radjagukguk,
B.
1983.
Distribution
of
Micronutrient
Cations in Soil under Condition of
Varying Redox Potensial and pH.
Kompos
Daun
Singkong
Meningkatkan
Kelarutan
Tembaga dan Seng Asal Limbah
Industri di Tanah Andisol dari
Gisting Lampung. Jurnal Tanah
Tropika No. 4 : 123 131.