Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

TENTANG SEKS PADA LANSIA

DISUSUN
OLEH
NAMA

: JULIUS RAMLI

KELAS

:PSKM /A3/5

NPM

:12132011220

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIK BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014

Seks pada Wanita Lansia

BEBERAPA wanita menjauhkan diri dari seks setelah melalui menopause, demikian
juga anggapan umum. Namun menurut Dr Mirriam Stoppard, keduanya sama-sama salah.
Sampai usia 60 tahun, semua perubahan terjadi dengan sangat lambat dan bertahap. Ada
beberapa perubahan fisiologis akibat penuaan, seperti pelumasan Miss V.
"Jika pada wanita muda hanya membutuhkan 15 sampai 30 detik, tetapi pada wanita lanjut usia
butuh waktu satu hingga lima menit," ujar Stoppard dalam bukunya "Panduan Kesehatan
Keluarga".
Selain itu juga ada sedikit penipisan dan hilangnya elastisitas dinding Miss V. Semuanya adalah
perubahan yang memberikan sedikit efek atau tidak berefek sama sekali pada sensasi dan
orgasme.
"Sekitar 80 persen wanita lansia tidak merasakan nyeri atau ketidaknyamanan saat sanggama,
walaupun menurut mitos sanggama pada wanita lansia menimbulkan ketidaknyamanan,"
jelasnya.
Menurut penelitian, sambung Stoppard, wanita memiliki dorongan seks yang lebih stabil
daripada pria. Wanita berusia lebih dari 65 tahun terus-menerus mencari dan memberikan
respons terhadap sentuhan erotis, bermimpi erotis, dan mampu orgasme, bahkan berkali-kali.
Sebagian besar aspek rangsangan pada wanita lansia sama seperti pada wanita muda. Puting
masih menjadi tegak dan klitoris adalah organ utama rangsangan seksual. Rasa bahagia yang
timbul akibat stimulasi klitoris masih tetap sama.
"Seorang wanita berusia 80 tahun memiliki potensi fisik untuk orgasme yang sama, seperti saat
ia berusia 20 tahun," tutupnya.

Gangguan Seksualitas Pada Lansia

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada
pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu
yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial,
kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)Proses menua (aging) adalah proses alami
yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum
maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang
menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai
kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah penulis uraikan diatas tadi, maka yang akan penulis
jadikan pokok permasalahan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.

Disfungsi Seksual Pada Usia Lanjut

2. Aktivitas Seksual Pada Lansia


3.

Perubahan Fisiologik Akibat Proses Menua

4.

Hambatan Seksual Pada Usia Lanjut

5.

Penatalaksanaan Masalah Seksual Pada Usia Lanjut

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Disfungsi Seksual Pada Usia Lanjut

Dengan semakin baiknya keadaan kesehatan masyarakat, maka penduduk kelompok usia lanjut
semakin banyak di masyarakat. Mereka memerlukan perhatian khusus dalam mengatasi masalah
yang mereka hadapi pada usia lanjut. Mereka memerlukan penanganan khusus untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka sebagai manusia.
Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada usia lanjut ialah masalah seksual.
Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh kelompok usia lanjut, baik pria
maupun wanita. Banyak kelompkk usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi seksual
yang dialaminya.
Masalah seksual pada usia lanjut disebabkan oleh faktor fisik dan psikis yang bergabung menjadi
satu. Faktor fisik berupa kemunduran fisik karena usia yang terjadi pada semua bagian tubuh,
khususnya yang berkaitan dengan fungsi hormon seks, pembuluh darah, dan saraf. Faktor fisik
yang menghambat fungsi seksual kerap muncul pada usia lanjut, seperti perasaan jemu dengan
situasi sehari-hari, khususnya dalam hubungan dengan pasangan, perasaan kehilangan
kemampuan seksual dan daya tarik, perasaan kesepian, dan perasaan takut dianggap tidak wajar
bila masih aktif melakukan hubungan seksual. Perubahan itu sangat menghambat atau
menurunkan fungsi seksual, apalagi kalau terdapat masalah lain, seperti penyakit yang kerap
muncul pada usia lanjut dan terganggungnya komunikasi dengan pasangan.
Pada wanita, usia lanjut pada umumnya diidentikkan dengan terjadinya menopause. Pada masa
ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen dan
progesteron. Penurunan hormon seks, khususnya testosterone, baik pada pria maupun wanita,
tidak semata-mata hanya menumbulkan disfungsi seksual. Dalam kaitannya dengan kualitas
hidup, menurunnya hormon testosterone, seperti juga hormon yang lain, dapat menurunkan
kualitas hidup. Selanjutnya, kualitas gidup yang menurun dapat menimbulkan akibat buruk
dalam berbagai aspek kehidupan.
B. Aktivitas Seksual Pada Lansia

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen gangguan seksual di sebabkan oleh
faktor psikologis (psikoseksual).walaupun pengaruh psikologi cukup besar, ternyata pengaruh
faktor fisik semakin tinggi pada lansia. Semakin tua usia seseorang, penyebab fisik dapat lebih
besar daripada penyebab psikologis.
Pengaruh Umum Penuaaan fungsi Seksual Pria
Secara umum,pengaruh penuaan fungsi seksual pada pria meluputi hal hal berikut:
1.

fungsi seksual pada lansia yang sehat.

2.

Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras yang

sebelumnya.perangsangan langsung pada penis sering kali di perlukan.


3.

Ukuran testis tidak bertambah,elevasinya lambat,dan cenderung turun.

4.

Kelenjar Terjadi penurunan sirkulasi tertosteron,tetapi jarang menyebabkan gangguan penis

tampak menurun
5.

Kontrol ejakulasi meningkat. ejakulasi mungkin terjadi setiap 3 episode seksual. penurunan

fungsi ejakulasi sulit untuk disembuhkan.


6.

Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 th.

7. Tingkat organsme menurun atau hilang.


8.

Kekuatan ejakulasi menurun sehingga organisme kurang semangat.

9.

Ejakulasi selama organisme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran, sedangkan pada

orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar dan di ikuti kontraksi kecil sampai
beberapa detik.
10.

Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak biasa.

Frekuensi kontraksi sfingter ani selama organsme menurun.


11.

Setelah ejakulasi,penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.

12.

Kemampuan ereksi setelah ejakulasi semakin panjang,pada umumnya dua belas sampai

empat puluh delapan jam setelah ejakulasi.Ini berbeda pada orang muda yang hanya
membutuhkan beberapa menit saja.
13.

Pada klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.

Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Wanita.


Secara umum pengaruh penuaan fungsi seksual wanita sering dihubungkan dengan penurunan
hormon,seperti berikut ini:

1.

Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama.

2.

Pengembanagan dinding vagina berkurang pada panjang dan lebarnya.

3.

Dinding vagina menjadi lebih tipis dan mudah teriritasi.

4.

Selama hubungan seksual dapat terjadi iritasi pada kandung kemih dan uretra.

5.

Sekresi vagina berkurang keasamannya,meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.

6.

Penurunan elevasi uretra

7. Atrofi labia mayora dan ukuran klitoris menurun.


8.

Fase organsme lebih pendek.

9.

Fase resolusi muncul lebih cepat

10.

Kemampuan multipel organsme masih baik.

Aktivitas seksual mungkin terbatas karna ketidakmampuan spesifik,terapi dorongan


seksual,ekspresi cinta,dan perhatian tidak seksual diasumsikan dengan sakit, lebih baik perhatian
difokuskan pada sesuatu yang mungkin dilakukan. Pengaruh psikososial dari ketidakmampuan
pada umumnya mempunyai pengaruh yang lebih negatif pada fungsi seksual daripada gangguan
fisik akibat ketidakmampuan itu sendiri. Mengembangkan kepercayaaan diri dan membentuk
ekspresi seksual yang baru dapat banayak membantu pada lansia yang mengalami
ketidakmampuan seksual.
Artritis dengan deformitas pada sendi,memungkinkan terjadinya kontraktur dan nyeri, kanker
dengan nyeri dan komplikasi operasi,kemoterapi dan radiasi, gangguan neuromuskular yang
menyebabkan lansia merasa kurang menarik dan mempunyai daya tarik seksual.Perasaaan
negatif ini menghambat pengembangan emosi dan fisik.beberapa penyakit.dihubungkan dengan
penurunan daya tahan atau nyeri dapat menyebabkan ketakutan dan menghalangi dorongan
aktifitas seksual. Ketakutan dan persepsi negatif ini harus diatasi sehingga lansia dapat
menikmati kehidupan/ hubungan seksualnya.
Pada beberapa lansia, kunci untuk mempertahankan kemampuan seksual secara penuh adalah
kemampuan untuk mengubah pola lama ke pola baru dengan baik,Hubungan seksual
tradisiaonal,artinya posisi laki-laki di atas mungkin sangat memuaskan orang pada saaat masih
muda.Akan tetapi,penelitian terakhir menunujukkan bahwa variasi posisi ternyata lebih
memuaskan atau minimal dapat dinikmati.
Sikap dan Posisi Hubungan Seksual
Sikap dan posisi hubungan seksual yang dapat meningakatkan partisipasi seksual pada lansia

adalah sebagai berikut:


1.

Memahami perubahan normal yang berhubungan dengan lansia.

2.

Meningkatkan komunikasi pada masalah non-seksual sama baiknya dengan komunikasi

seksual.
3.

Menikmati setiap kejadian.Jangan terburu-buru,kurangi ketakutan.

4.

Menggunakan posisi seperti miring atau duduk yang tidak terlalu banyak menumpu dalam

kontraksi otot lengan secara Isometrik.


5.

Gunakan posisi yang tidak menekan sendi,tengkurap yang menimbulkan nyeri atau strain

otot.
6.

Lakukan stimulasi oral-genital.

7.

Stimulasi oragan genital secara manual.

8.

Gunakan vibrator sendiri atau dengan pasangan.

9.

Lakukan masturbasi sendiri atau dengan pasangan.

10.

Konsultasi dengan dokter apabila ada masalah impotensi.

11.

Gunakan teknik stuffing,yaitu masukkan penis ke vagina sebelum ereksi penuh tercapai.

Penis biasanya akan menjadi lebih keras/tegang sebagai hasil stimulasi di dalam vagina.
12.

Gunakan pelumas seperti K-Jelly selama hubungan seksual atau masturbasi.

13.

Lakukan pelukan, ciuman, usapan, rayuan dan canda.

14.

Lakukan gaya hidup yang sehat, yaitu cukup istirahat,olahraga secukupnya,jangan

merokok, serta jangan makan atau minum yang berlebihan.


15.

Ciptakan suasanan yg romantis.

16.

Perhatikan kebersihan diri dan penampilan diri agar pasangan tertarik.

C.

Perubahan Fisiologik Akibat Proses Menua

Pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktifitas seksual pada usia lanjut biasanya
berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari aspek vaskuler ,hormonal dan
neurilogiknya.(Alexander and Allison 1989). Kaplan membagi iklus tanggapan seksual dalam
beberapa tahap.
Fase pasca orgasmik Terutama dipengaruhi oleh penyakit baik dirinya atau pasangan masalah
hubungan antar keduanya, harapan cultural dan hal-hal tentang harga diri. Desire/hasrat padfa
lansia wanita mungkin munurun dengan makin lanjutnya usia ,tetapi hal ini bisa bervariasi.

Pembesaran payudara berkurang ,semburat panas dikulit menurun ;elastisitas dinding vagina
menurun ,lubrikasi vagina menurun .iritasi uretra dan kandung kemih miningkat, otot-otot yang
menegang pada fase ini menurun.
Tanggapan orgasmic mungkin kurang intens disertai lebih sedikit kontraksi, kemampuan untuk
mendapatkan orgasme multiple berkurang dengan makin lanjut usia
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah secara segera lebih sukar
Interval untuk meningkatkan hasrat melakukan kontak seksual meningkat. hasrat dipengaruhi
oleh penyakit,kecemasan akan melakukan seks dan masalah hubungan antara pasangan .mulai
usia 55 tahun testosterone menurun bertahap yang akan mempengarihi libido.
Membutuhkan waktu lebih lama untuk ereksi ,ereksi kurang begitu kuat .testosteron menurun
,produksi sperma menurun bertahap mulai dari usia 40 tahun elevasi testis ke perineum lebih
lambat dan lebih sedikit ,penguasaan atas ejakulasi biasanya mulai sedikit
Kemampuan mengontrol ejakulasi membaik,kekuatan kontraksi otot dirasakan berkurang jumlah
kontraksi /orgasme menurun ,volume ejakulat menirun. Periode refrakter memanjang secara
fisiologik ,dimana ereksi dan orgasme berukutnya lebih sukar terjadi.

D.

Hambatan Aktivitas Seksual Pada Usia Lanjut


Pada usia lanjut terdapat berbagai hambatan untik melakukan aktivitas seksual yang

dapat dibagi menjadi hambatan eksternal yang dating dari lingkungan dan hambatan internal
yang terutama berasal dari subyek lansianya sendiri.
Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan social ,yang mengaggap bahwa aktivitas sosial
tidak layak . Pada lansia yang yng berada diinstitusi ,misalnya hambatan terutama adalah karena
peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut. Hambatan internal psikologik seringkali sulit
dipisahkan secara jelas degan hambatan eksternal.
Obat-obatan yang sering diberikan pada penderita usia lanjut dengan patologi multipel juga
sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual pada usia lanjut.
E.

Penatalaksanaan Masalah Seksual Pada Usia Lanjut

Penatalaksanaan penderita lansia dengan masalah seksual sebaiknya dilakukan dihadapan


kehadiran pasangangannya. Anameses harus rinci,mengikuti awitan, jenis maupun intensitas
gangguan yang dirasakan juga anamisis tentang gangguan sistemik maupun organik yang
dirasakan.penelaah tentang gangguan psikologi (kesepian, depresi, duka cita, gangguan
kongniktif harus pula dilakukan.
Tidak kala pentingnya anamisis tentang obat-obatan yang diminum, pemeriksaan fisik
mengikuti seluruh organ dari kepala samapai keujung kaki. setatus lokalis organ seksual perlu
mendapatkan perhatian khusus. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan
jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Setatus indrogin dan metabolik meliputi keadaan gula dara,
setaus gizi dan kalau diperlukan setatus hormonal tertentu (testoteron, teroit dan proplaktin pada
pria dan ekstrogen dan progestrorol pada wanita) apa bila penuaan mengenai disfunsi ereksi pada
pria.
Terapi yang diberikan tentu saja tergantung dalam diaknosis penyakit/gangguan yang mendasari
keluhan tersebut dan sebaiknya dilakukan oleh suatu tim multi disiplin. Pada keadaan dinfusi
ereksi, terapi yang diperlukan berupa (Weg, 1986; Leslie, 1987; Hadi-Martono, 1996):
1. Terapi psikolgik
2.

medika mentosa (hormonal atau injeksi intra korpureal dengan mengunakan papaverin atau

altrostaldil)
3.

pengobatan dengan alat vakum

4.

pembedahan baik pembedahan vaskulen atau untuk pemasangan proteksis penis

Salah satu obat peroral yang baru-baru ini meningkat popularitasnya untuk pengobatan DE
adalah sildenafil sitrat (VIAGRA) obat ini bekerja dengan jalan memblok pemecahan GMP
siklik yang mempertahankan vasedilatasi kavernosa, hanya bisa diberikan apabila keadaan
vaskuler penis masih intak. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa interaksi obat ini dengan
golongan nitrat dapa menyebabkan hipotensi bahkan syok (Vinik 1998).

BAB
PENUTUP

III

A.

Kesimpulan
Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada usia lanjut ialah masalah

seksual. Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh kelompok usia lanjut,
baik pria maupun wanita. Banyak kelompkk usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi
seksual yang dialaminya.
Pada wanita, usia lanjut pada umumnya diidentikkan dengan terjadinya menopause. Pada
masa ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen
dan progesteron.
Pada pria lanjut, tidak ada suatu proses yang berhenti seperti pada wanita yang
mengalami menoupouse. Tetapi, pada pria usia lanjut juga mengalami penurunkan fungsi seksual
yang acapkali menibulkan masalah seksual. Istilah andopause kerap kali digunakan untuk
menunjukkan suatu masa pada pria usia lanjut yang mengalami penurunan fungsi seksual dan
fungsi organ tubuh pada umumnya.
B.

Saran

Agar mahasiswa mengetahui aspek- aspek seksualitas pada lansia.dan mahasiswa mampu
membuat asuhan keperawatan pada lansia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya pada mahasiswa Stikes Bina husada Palembang.

DAFTAR PUSTAKA
Adimulya, A. Respon seksual pria usia senja dan beberapa permasalahannya.naskah simposium

hubungan suami istri pada usia lanjut, semarang 1986.


Hadi-Martono . Kegiatan seksual pada lanjut usia. Naskah simposium sek rotary Club
Purwokerto, 1996.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/
http://jainiyubmee.blogspot.com/2011/07/makalah-seksualitas-pada-lansia.html (diakses pada
tanggal 23 Mei 2012 pukul 17.40)

Anda mungkin juga menyukai