Anda di halaman 1dari 3

230

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

METODE KALIBRASI DETEKTOR SINTILASI


PENCACAH ALFA DENGAN RADIONUKLIDA
STANDAR Am-241 DAN Cm-244
Holnisar, Gatot Wurdiyanto
PTKMR-BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440
holnisar@batan.go.id

Abstrak - Sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap alat ukur radiasi harus dikalibrasi secara periodik oleh pengguna
atau instansi yang berwenang. Kalibrasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja alat dalam mengukur aktivitas suatu
radionuklida alfa secara akurat dari detektor sintilasi alpha counter yang digunakan. Metode kalibrasi dilakukan dengan dua
radionuklida standar alfa yang memiliki energi berbeda. Dari hasil kalibrasi yang dilakukan diperoleh suatu parameter yang
digunakan untuk koreksi perbedaan nilai pengukuran yang ditampilkan alat ukur dan yang sebenarnya. Parameter ini disebut
Faktor Kalibrasi (FK ). Nilai Faktor Kalibrasi yang dihasilkan berbeda-beda, untuk Am-241 FK yang dihasilkan 0,30 dan
untuk Cm-244 FK yang dihasilkan 0,41. Perbedaan ini terjadi karena tanggapan atau respon terhadap aktivitas radiasi dari
suatu alat ukur radiasi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya energi yang dipunyai radionuklida alpha terukur. Oleh karena itu
untuk menjamin akurasi hasil pengukuran terhadap jenis radionuklida alpha yang diukur, alat ukur radiasi ini harus
dikalibrasi dengan menggunakan sumber standar yang mempunyai tingkat energi sama dengan tingkat energi radiasi dari
radionuklida yang akan diukur, sehingga FK yang digunakan bersesuaian.
Kata kunci: detektor alpha counter, Am-241, Cm-247, Faktor Kalibrasi (FK)
Abstract - It is a stipulation that any radiation measuring instrument must be calibrated periodically by the user or the
relevant authorities. The calibration aims to determine the level of performance tool for measuring the activity of a
radionuclide alpha accurately for an alpha detector of scintillation counter used. Calibration method is done using two
standard alpha radionuclides that have different energies. From the calibration result obtained a parameter is used to correct
differences between the displayed and the actual measurement values. This parameter is called Calibration Factor (FK). The
resulting calibration factor value is different, the FK value is 0.30 for Am-241 and 0.41 for Cm-244. This difference occurs
because the response to radiation activity from a radiation measuring instrument is influenced by the high and low energy that
belongs to the alpha radionuclide measured. Therefore, to ensure the accuracy of the measurement of the alpha radionuclide
measured, radiation measuring instrument must be calibrated by using standard sources that have the same energy level with
energy level radiation from the radionuclide to be measured, so that the corresponding FK value is used.
Key words: alpha counter detector, Am-241, Cm-247, Calibration Factor (FK)

I.

PENDAHULUAN
Detektor sintilasi pada pencacah alfa adalah alat ukur
radiasi yang digunakan untuk mengukur aktivitas sumber
radioaktif yang memancarkan partikel alfa. Sistem ini dapat
bekerja dengan cepat sehingga dapat mengukur kuantitas
radiasi alfa dalam waktu yang singkat dengan akurasi atau
ketepatan pengukuran yang baik. Meskipun demikian
sistem ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
mengukur energi dari setiap radiasi yang memasuki
detektor.
Sistem pada alat ukur radiasi seperti ini telah diatur agar
dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenis
radionuklida alfa, dan keluaran yang dihasilkan adalah
integrasi dari jumlah muatan yang diperoleh dari radiasi
alpha dalam satu satuan waktu. Namun demikian respon
detektor yang digunakan berbeda antara satu radionuklida
alfa dengan radionuklida alfa yang lainnya, bergantung dari
energi yang dipancarkan oleh masing-masing radionuklida
sehingga terjadi perbedaan nilai ukur antara tampilan dan
sebenarnya.
Untuk menjamin akurasi pengukuran, sistem alat ukur
radiasi alfa perlu dikalibrasi dengan berbagai radionuklida
alfa standar dengan energi berbeda sesuai kebutuhan di

lapangan. Pada penelitian ini dilakukan penentuan faktor


kalibrasi detektor sintilasi pencacah alfa untuk sumber
pemancar alfa Am-241 dan Cm-244.
Tujuannya adalah untuk mencari atau menentukan
faktor kalibrasi (FK) dari masing-masing radionuklida alfa
sebagai koreksi hasil pengukuran yang dihasilkan sistem
alat ukur radiasi ini. Dengan diperolehnya faktor kalibrasi
untuk masing masing radionuklida,
keluaran hasil
pengukuran mempunyai akurasi yang tinggi dan dapat
dipertanggung jawabkan.
II. TEORI
Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur
perubahan yang terjadi di dalam medium karena adanya
penyerapan energi radiasi oleh medium tersebut. Pada
sistem alat ukur radiasi pencacah alfa, detektor yang
digunakan adalah detektor sintilasi. Detektor ini terdiri dari
dua bagian utama yaitu bahan sintilator dan pengganda
photo (photomultiplier tube). Bahan sintilator berfungsi
untuk mengkonversi energi radiasi menjadi percikan cahaya
sedangkan tabung photomultiplier berfungsi untuk
mengkonversi percikan cahaya tersebut menjadi berkas
elektron sehingga dapat diolah lebih lanjut sebagai pulsa

ISSN 0853-0823

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

231

atau arus listrik [1]. Terdapat dua cara pengukuran radiasi


yaitu cara pulsa dan cara arus. Pada sistem sintilasi detektor
alpha counter yang digunakan adalah cara arus. Pada cara
ini, radiasi yang memasuki detektor tidak dikonversikan
menjadi pulsa listrik melainkan dengan cara mengkonversi
nilai rata-rata akumulasi energi radiasi persatuan waktunya
menjadi arus listrik. Semakin banyak kuantitas radiasi
persatuan waktu yang memasuki detektor, akan semakin
besar arusnya. Demikian pula bila energi radiasi semakin
besar, arus yang dihasilkan semakin besar.
Alat ukur radiasi cara arus dapat mengeliminasi
kerugian cara pulsa karena cara pulsa pengukurannya lebih
lambat, untuk dapat mengubah sebuah radiasi menjadi
sebuah pulsa listrik dibutuhkan waktu konversi tertentu [2].
Pada alat ukur radiasi cara arus yang ditampilkan bukan
informasi setiap radiasi yang memasuki detektor melainkan
integrasi dari jumlah muatan yang dihasilkan oleh radiasi
tersebut dalam satuan waktu.
Proses konversi pada cara pengukuran arus ini tidak
dilakukan secara individual setiap radiasi melainkan secara
akumulasi. Informasi yang ditampilkan adalah intensitas
radiasi yang memasuki detektor. Kelemahan cara ini adalah
ketidakmampuannya memberikan informasi energi dari
setiap radiasi, sedang keuntungannya proses pengukurannya
jauh lebih cepat daripada cara pulsa. Meskipun proses
pengukuran sistem ini lebih cepat, tanggap atau respon
terhadap radionuklida berbeda untuk energi radiasi berbeda
sehingga alat ukur radiasi harus dikalibrasi dengan
menggunakan sumber yang mempunyai tingkat energi sama
dengan ingkat energi radiasi yang diukur di lapangan. Oleh
karena itu sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap
alat ukur radiasi harus dikalibrasi secara periodik oleh
instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji
ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai
sebenarnya. Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan
yang sebenarnya harus dikoreksi dengan suatu parameter
yang disebut sebagai Faktor Kalibrasi (FK).
Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan
alat harus dikalikan dengan Faktor Kalibrasinya. Secara
ideal, faktor kalibrasi ini bernilai 1 (satu), akan tetapi pada
kenyataannya tidak banyak alat ukur radiasi yang
mempunyai faktor kalibrasi yang bernilai satu[1].
FK = Au/As

(1)

dengan FK Faktor Kalibrasi, As nilai aktivitas sebenarnya,


dan Au nilai yang ditampilkan alat ukur.
III. TATA KERJA
Secara umum ilustrasi dari sistem pencacah radiasi
adalah seperti yang ditampilkan Gambar 1.
Sistem
pencacah terdiri dari sebuah detektor jenis sintilasi dan
dirangkai dengan sebuah tabung pengganda photo
(photomultiplier tube), dirangkai dengan sebuah penguat
awal (pre-amplifier), penguat pulsa/arus (amplifier)
selanjutnya ke sebuah pencacah. Sistem ini juga dilengkapi
dengan sumber catu daya (high voltage).
Pengukuran radiasi dilakukan pada jarak tertentu sesuai
dengan setting place yang telah dirangkai pada sistemnya

sehingga jarak sumber ke detektor tidak mengalami


perubahan.
Hal ini memudahkan dalam melakukan
pengukuran karena faktor jarak sumber ke detektor tidak
perlu dilakukan koreksi. Sebelum dilakukan pengukuran
peralatan perlu mendapatkan pemanasan dengan melakukan
pengukuran terhadap sumber pengecek (check source)
hingga nilai pengukuran memiliki tingkat kedapatulangan
yang memadai. Untuk jenis peralatan ini ketidakpastian
biasanya di bawah 5%. Selanjutnya dilakukan pengukuran
terhadap radiasi latar serta sumber standar radionuklida
pemancar alfa yaitu Am-241 dan Cm-244. Pengukuran
dilakukan dengan pengulangan sebanyak lima belas kali
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesetabilan
keluaran pengukuran dan kinerja alat ukur.

Gambar 1. Ilustrasi sistem pencacah radiasi alpha counter.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengukuran kalibrasi sistem detektor sintilasi
pada pencacah alfa diperoleh data seperti tampilan pada
Tabel I. Hasil pengukuran sumber standar Am-241 dan
Cm-244 cukup baik karena memiliki ketidakpastian
pengukuran di bawah 5% untuk sumber Cm-244, sedangkan
untuk Am-241 didapat nilai ketidakpastian pengukuran di
bawah 2%. Hal ini karena Am-241 mempunyai intensitas
radiasi alpha yang besar dibandingkan dengan Cm-244.
Dari data pengukuran besar aktivitas yang ditampilkan
berbeda dengan aktivitas sebenarnya (Tabel II) dengan
perbedaan yang cukup besar, nilai aktivitas terukur lebih
besar dari nilai sebenarnya. Penyimpangan ini dapat terjadi
karena perubahan nilai komponen-komponen dari alat ukur
yang telah berumur lama yang menyebabkan terjadinya
penguatan berlebih dan perubahan setting sistem. Untuk
mengeliminasi perbedaan tampilan pengukuran dengan
aktivitas radionuklida standard sebenarnya sistem pengukur
radiasi alpha ini perlu ditentukan Faktor Kalibrasi (FK)
untuk masing-masing radionuklida. Nilai FK ini digunakan
sebagai faktor pengali nilai yang ditampilkan oleh alat ukur.
Dengan persamaan (1) diperoleh nilai FK untuk Am241 dan Cm-244 ditampilkan seperti yang terlihat pada
Tabel III Pada tabel ini, nilai faktor kalibrasi pencacah
alpha untuk Am-241adalah 0,30 dengan ketidakpastian
bentangan (expanded uncertainty) sebesar 4%, sedangkan
untuk Cm-244 adalah 0,41 dengan ketidakpastian bentangan
sebesar 6%. Perbedaan nilai ketidakpastian bentangan ini
disebabkan karena faktor ketidakpastian pengukuran yang
cukup berbeda antara kedua sumber standar tersebut.
Dengan diperolehnya nilai FK ini diharapkan
kinerja alat ukur radiasi alfa ini dan akurasi hasil
pengukurannya dapat dipertanggungjawabkan.

ISSN 0853-0823

232

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

TABEL I. DATA PENGUKURAN SUMBER STANDAR


Am-241 DAN Cm-244
Hasil pengukuran (cpm )

No.

Am-241

Cm-244

1100

545

1058

569

1144

569

1088

542

1095

563

1109

602

1118

577

1107

509

1134

563

10

1103

589

11

1124

561

12

1063

541

13

1119

572

14

1119

523

15

1077

572

Rerata

1103,47 23,54

559,14 24,13

VI. PUSTAKA
[1] Pusdiklat BATAN, Detektor, Pengukuran Radiasi dan
Spektroskopi Nuklir, 1997, hal. 32-33.
[2] Holnisar dkk, Penentuan Jarak Ukur Optimal Detektor
Radiasi Monitor Udara, Prosiding Seminar Nasional
ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas
Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009, hal. 340-343.
TANYA JAWAB

TABEL II. NILAI STANDAR DARI SUMBER Am-241 DAN


Cm-244.
No

Radionuklida

Nilai sebenarnya (cpm )

Am-241

331,04

Cm-244

229,25

TABEL III. NILAI FK UNTUK Am-241, Cm-247


No

Radionuklida

Faktor Kalibrasi (FK)

Am-241

0,30 4%

Cm-244

0,41 6 %

V. KESIMPULAN
Dari kalibrasi sistem pencacah radiasi alfa
menggunakan dua buah radionuklida standar alfa yaitu Am241dan Cm-244 diperoleh nilai Faktor Kalibrasi (FK), untuk
Am-241 sebesar 0,30 4% dan untuk Cm-244 sebesar 0,41
6%. Perbedaan nilai FK untuk masing-masing
radionuklida dipengaruhi oleh respon detektor terhadap
besarnya energi yang dipunyai oleh radionuklida yang
diukur. Nilai FK ini digunakan sebagai faktor pengali untuk
mengeliminasi perbedaan terhadap nilai aktivitas yang
ditampilkan alat ukur radiasi Alpha Counter dengan nilai
aktivitas sebenarnya.

Pujadi (BATAN)
? Jelaskan apa yang dimaksud FK=0,3 untuk Am-241 dan
0,41 untuk Cm-244?
? Deviasinya lebih besar?
Saran: Kolom disendirikan untuk ketidakpastian 4% dan
6%.
Holnisar
@ Yang dimaksud FK = 0,3 untuk Am-241 dan 0,41 untuk
Cm-244 adalah nilai yang diperoleh dari membandingkan.
Nilai sebenarnya dan nilai pengukuran, di mana nilai yang
dihasilkan ini digunakan sebagai faktor pengali hasil
pengukuran.
@ Deviasi yang dihasilkan lebih besar dari yang
ditampilkan pengukuran, karena deviasi hasil akhir adalah
gabungan deviasi pengukuran dan deviasi sertifikat/sumber
standar.

ISSN 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai