Ipi94540
Ipi94540
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Abstrak
Hampir setiap layanan otoritas lokal menawarkan dan memiliki unsur geografis. Dengan
demikian, memiliki akses cepat dan akurat untuk informasi geografis dapat membantu
mempercepat peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Penggunaan Sistem Informasi
Geografis (GIS) sekarang ini sudah menjadi keharusan akibat makin kompleksnya
permasalahan yang ada. Dan memerlukan penanganan yang cepat pula. Banyak bidang
yang dapat diterapkan dengan aplikasi Sistem Informasi geografis, salah satunya adalah
dalam bidang jalan dan drainase. Makalah ini membahas mengenai pemetaan drainase
dengan menggunakan program Quantum GIS opensource (QGIS). Program qgis sudah
banyak digunakan didalam banyak bidang, khususnya bidang jalan dan drainase. Dengan
penggunaan program tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah pengadaan program
gis yang berlisensi.yang harganya cukup mahal..
Kata Kunci: Pemetaan, jalan, drainase, zona, Quantum GIS opensource
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Genangan air diberbagai kota akibat air hujan merupakan masalah rutin yang terjadi setiap tahun. Untuk
mengurangi dan mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Indonesia mempunyai strategi dan programprogram di bidang Keciptakaryaan lewat Proyek Perencanaan dan Pengawasan Teknik Prasarana Fisik.
Dimana salah satu program tersebut adalah sektor Drainase. Program ini merupakan program strategis yang
manfaatnya secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat dan merupakan program pembangunan prasarana
perkotaan yang salah satu tujuannya adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Kota Makassar, pada umumnya
melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya permasalahan drainase
perkotaan. Akibatnya Permasalahan banjir / genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan
sistem drainase di banyak kota di Kota Makassar masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan
permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigasi perencanaan, pembebasan
lahan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan
serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat
baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan permasalahan
sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.
Fenomena banjir sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kerusakan drainase dan minimnya
sarana saluran pembuangan air ini. dampak yang dirasakan lebih pada masyarakat menengah kebawah. Ini juga
membawa arti bahwa drainase sangat dekat dengan masyarakat miskin. Berbagai persoalan akan muncul jika
kebutuhan sarana drainase diabaikan, ketika hujan turun, air akan meninggi menggenangi jalanan, air bersih
dapat terkontaminasi dan sarat dengan penyakit, meningkatnya resiko banjir didaerah permukiman. Keluhan
demi keluhan dari masyarakat terekam dalam pemberitaan media. Dengan terjadinya perubahan yang dinamis
dari Kota Makassar menimbulkan dampak positif maupun dampak negative. Akibat peningkatan jumlah penduduk
setiap tahunnya , penambahan jumlah pembangunan industry dan perkantoran serta perumahan penduduk di Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,, maka peningkatan infrastruktur kota haruis mengimbangi perubahan
tersebut. Salah satunya adalah system drainase kota, dimana system drainase kota ini merupakan bagian dari
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Perkapalan
Syarifuddin Rauf
Sipil
TINJAUAN PUSTAKA
Program GIS
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
dan mentransfer data kebumian. Menurut Burrough (Dulbahri, 1996), sistem informasi geografis adalah suatu
alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali, mentransformasi, dan
menayangkan kembali data keruangan dari dunia nyata untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, SIG adalah
suatu sistem berbasis komputer yang dapat mengolah dan menginformasikan unsur alam dan unsur buatan yang
bergeoreferensi. Unsur bergeoreferensi artinya unsur tersebut mempunyai acuan posisi tertentu dimuka bumi.
Gambar 1 menjelaskan visualisasi SIG dan gambar 2 overlay lapisan badan air, drainase, jaringan jalan dan
daratan.
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 12
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Gambar 2. Peta Lapisan dan overlay: Lapisan: sungai, jalan, dataran, dan drainase
SIG mempunyai kemampuan untuk mengolah data grafis, non-grafis secara terpadu. Agar supaya konsep SIG
dapat terwujud, maka diperlukan 5 komponen, yaitu sumber daya manusia, data, perangkat lunak, perangkat
keras dan manajemen. Kelima komponen tersebut saling terkait satu dengan lainnya (Dulbahri, 1996).
Penerapan sistem informasi geografis sudah berkembang untuk berbagai bidang, antara lain : (1). Pemetaan
kadaster, (2). Pemetaan jalan raya, (3). Perencanaan kota dan wilayah, (4). Pemilihan rute jalan raya, jalur pipa,
dan jalur transmisi, (5). Bidang teknik sipil, (6). Bidang kesehatan, (7). Proses kartografi.
Keunggulan SIG terletak pada kemampuannya memadukan data untuk memperoleh informasi baru berdasarkan
data base yang sudah ada, dan analisis keruangan serta integrasi. data vektor, raster, dan data atribut.
Komponen-komponen Sistem Informasi (SIG)
Secara umum Sistem Informasi Geografis (GIS) memiliki 5 (lima) komponen utama yang satu sama lain sangat
mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem tersebut dalam segala keperluan, termasuk untuk keperluan
pengembangan pada Sistem database drainase. Pada gambar 3.1 ditunjukkan komponenkomponen tersebut dan
hubungannya satu dengan yang lain. Terlihat dengan jelas bahwa kelima komponen tersebut adalah Data,
Methods (metode), People (sumber daya manusia), Hardware (perangkat keras system komputer), dan Software
(perangkat lunak).
Sistem informasi meliputi software, hardware dan data. Software merupakan perangkat lunak dalam komputer
untuk mengolah data yang berasal dari perangkat keras (hardware), Peta merupakan representasi grafik dari
elemen geografi yang terdistribusi menurut keruangan, dinamakan juga feature peta (map feature). Feature peta
ini disajikan dengan sekumpulan elemen grafik seperti titik, garis dan area. Peta menyampaikan :
informasi tentang lokasi unsur / obyek alam buatan manusia, karakteristik unsur dan hubungan keruangan
dengan unsur yang lainnya.
Data peta digital merupakan feature peta yang disimpan dalam besaran-besaran numeris dan angka-angka
koordinat. Jadi data yang disajikan tidak lagi berupa lembaran-lembaran peta tetapi sudah dalam bentuk
digital. Data geografis sebagai data keruangan (spatial data) dapat disajikan baik sebagai titik (point), garis
(line), ataupun bidang (area). Dengan dukungan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, maka data
tersebut dapat diolah dan dimanipulasi untuk berbagai kebutuhan dalam GIS. Hal ini tentunya dapat
dilakukan karena data dalam bentuk digital bersifat fleksibel dan mudah diperbaharui. Berbeda halnya
dengan peta-peta konvensional yang terbatas dalam menyajikan informasi, maka peta digital dapat
memuat berbagai macam informasi yang dikumpulkan dalam suatu database.
Disamping data grafis (peta), maka GIS memerlukan data non-grafis (atribut/ non spasial). Data atribut
yang dibutuhkan tergantung dari kebutuhan dan tujuan pemakaian GIS itu sendiri. Data atribut harus
disimpan dalam bentuk digital, sehingga akan mudah digabungkan dengan data grafisnya.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Perkapalan
Syarifuddin Rauf
Sipil
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 12
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
sesuai dengan kebutuhan. Selain data peta digital, data image, dan data tabular, data-data berbentuk digital
lainnya juga dapat dengan mudah diikutkan dalam sistem ini: musik, animasi, atau film misalnya.
Analisis, Data yang tersimpan dalam sistem basis data yang bersangkutan kemudian dijadikan bahan untuk
melakukan analisis sehingga dapat ditarik sebuah informasi darinya sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
pemilik sistem. Adapun analisis-analisis yang dapat dilakukan dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
Analisis Spasial, Analisis Tabular, Analisis numeris, Analisis Statistik, Analisis Tekstual
Output Keluaran dari proses analisis-analisis yang telah disebutkan sebelumnya adalah berupa informasiinformasi yang diinginkan oleh pengguna. Informasi tersebut disajikan dalam berbagai bentuk yaitu peta
tematik, tabel, dan grafik. Salah satu keunggulan GIS adalah kemampuannya untuk menghasilkan sebuah
peta tematik sebagai hasil analisis nya. Peta tematik yang dihasilkan selain dapat ditampilkan pada monitor
komputer pada saat analisis selesai dilakukan, ia dapat juga disimpan dan dipanggil lagi saat diperlukan, dan
dicetak di atas kertas setelah dilakukan penyesuaian terhadapnya.
METODE PENELITIAN
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian terdiri atas beberapa tahapan yaitu :
Survey data sekunder meliputi :
Jaringan jalan
Survey inventarisasi yang meliputi atas :
Survey lokasi system jaringan Jalan dan drainase yang meliputi saluran drainase primer, saluran drainase
sekunder, saluran drainase tersier. Survey lokasi menggunakan alat GPS untuk penentuan Koordinat
saluran.
Survey eksisting geometric saluran.
Survey Kondisi endapan saluran.
Survey kondisi eksisting struktur saluran
Input data. Dalam penyusunan data base system drainase berbasis GIS Open Source input data berupa :
Data kondisi eksisting system jaringan jalan dan drainase primer, sekubder, tersier serta saluran kuarter.
Data kondisi eksisting jaringan jalan primer, sekunder,tersier dam kuarter
Data batas-batas wilayah administratif kecamatan Kota Makassar.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Perkapalan
Syarifuddin Rauf
Sipil
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 12
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
saluran primer/canal dan perlu dikakukan tindakan pengerukan agar dapat memperlancaran pengaliran. Hasil
survey pada saluran primer berdasarkan tinggi endapan dikategorikan dalam kelompok a) Taksasi Endapan
20%-30%xH, b) Taksasi Endapan 31%-40%xH, c) Taksasi Endapan pada saluran primer dikelompokkan dalam
41%-50%xH, Taksasi Endapan 51%-60%, Taksasi Endapan
61%-70%. Lokasi dan besarnya tingkat taksasi diperlihatkan pada gambar 8.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Perkapalan
Syarifuddin Rauf
Sipil
KESIMPULAN
Dari hasil survey jaringan drainase primer, kondisi fisik masih dalam kondisi baik, sedangkan tingkat
taksasi endapan lumpur dan sampah sudah menghawatirkan dan rata-rata 50% x H, sehingga sangat
mempengaruhi kelancaran pengaliran pembuangan. Sedangkan kondisi saluran drainase sekunder pada
lokasi tertentu sudah dalam kondisi rusak berat.
Jaringan jalan Kota Makassar khusus di wilayah studi menunjukkan banyak yang rusak yang diakibatkan
oleh banyaknya endapan lumpur dan sampah pada saluran drainase, yang mengakibatkan terjadinya
genangan air pada badan jalan pada saat musim hujan.
Dengan penggunaan aplikasi qgis database jaringan jalan dan jaringan drainase, memudahkan dalam
analisis, perencanaan, dan monitoring kondisi jaringan drainase jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Bronzini,Michael S. 2004.Handbook of Transportation Engineering. The Mcgrow-Hill Companies.
Butter,David.Davis,John W.2004.Urban Drainase. Spon Press
Hamid marwan.2007. Pengukuran Topografi Dan teknik pemetaan
Prahasta, Edy.2007. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung.
Athan, Tara. Blazek, Radim.2011.Quantum GIS, User Guide, Version 1.7.0.Wroclow
Allen Ibaugh. 2001. Jumping GIS: How Local Governments Can get Stared in GIS With Limited resources. The
urban and Regioanl Information System Association (URISA) 1460 Reinanssece Drive. www.urisa.org.
ISBN : 978-979-127255-0-6