Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING 20 12

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK


Perkapalan
Sipil

PEMETAAN JARINGAN DRAINASE BERBASIS QUANTUM GIS


OPEN SOURCE DI KOTA MAKASSAR
Syafruddin Rauf
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar (90245)
Telp./Fax : (0411) 587636

Abstrak
Hampir setiap layanan otoritas lokal menawarkan dan memiliki unsur geografis. Dengan
demikian, memiliki akses cepat dan akurat untuk informasi geografis dapat membantu
mempercepat peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Penggunaan Sistem Informasi
Geografis (GIS) sekarang ini sudah menjadi keharusan akibat makin kompleksnya
permasalahan yang ada. Dan memerlukan penanganan yang cepat pula. Banyak bidang
yang dapat diterapkan dengan aplikasi Sistem Informasi geografis, salah satunya adalah
dalam bidang jalan dan drainase. Makalah ini membahas mengenai pemetaan drainase
dengan menggunakan program Quantum GIS opensource (QGIS). Program qgis sudah
banyak digunakan didalam banyak bidang, khususnya bidang jalan dan drainase. Dengan
penggunaan program tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah pengadaan program
gis yang berlisensi.yang harganya cukup mahal..
Kata Kunci: Pemetaan, jalan, drainase, zona, Quantum GIS opensource

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Genangan air diberbagai kota akibat air hujan merupakan masalah rutin yang terjadi setiap tahun. Untuk
mengurangi dan mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Indonesia mempunyai strategi dan programprogram di bidang Keciptakaryaan lewat Proyek Perencanaan dan Pengawasan Teknik Prasarana Fisik.
Dimana salah satu program tersebut adalah sektor Drainase. Program ini merupakan program strategis yang
manfaatnya secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat dan merupakan program pembangunan prasarana
perkotaan yang salah satu tujuannya adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Kota Makassar, pada umumnya
melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya permasalahan drainase
perkotaan. Akibatnya Permasalahan banjir / genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan
sistem drainase di banyak kota di Kota Makassar masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan
permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigasi perencanaan, pembebasan
lahan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan
serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat
baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan permasalahan
sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.
Fenomena banjir sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kerusakan drainase dan minimnya
sarana saluran pembuangan air ini. dampak yang dirasakan lebih pada masyarakat menengah kebawah. Ini juga
membawa arti bahwa drainase sangat dekat dengan masyarakat miskin. Berbagai persoalan akan muncul jika
kebutuhan sarana drainase diabaikan, ketika hujan turun, air akan meninggi menggenangi jalanan, air bersih
dapat terkontaminasi dan sarat dengan penyakit, meningkatnya resiko banjir didaerah permukiman. Keluhan
demi keluhan dari masyarakat terekam dalam pemberitaan media. Dengan terjadinya perubahan yang dinamis
dari Kota Makassar menimbulkan dampak positif maupun dampak negative. Akibat peningkatan jumlah penduduk
setiap tahunnya , penambahan jumlah pembangunan industry dan perkantoran serta perumahan penduduk di Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,, maka peningkatan infrastruktur kota haruis mengimbangi perubahan
tersebut. Salah satunya adalah system drainase kota, dimana system drainase kota ini merupakan bagian dari

Volume 6 : Desember 2012

Group Teknik Sipil


TS13 - 1

ISBN : 978-979-127255-0-6

Pemetaan Jaringan Drainase Berbasis


Arsitektur
Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Syarifuddin Rauf
Sipil

system pengembangan kota (sub Rencana Umum Kota).


Ditinjau dari ketersediaan prasarana drainase kota yang ada saat ini, terdapat indikasi bahwa tingkat kebutuhan
tersebut sudah jauh diatas tingkat pelayanan, utamanya untuk kota-kota yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat khususnya dalam proses pembangunan.Saat ini di Provinsi Sulawesi Selatan
khususnya di Kota Makassar masih sering terjadi banjir atau genangan di beberapa Lokasi dalam Kota saat terjadi
hujan, mengingat Kota Makassar mempunyai intensitas curah hujan yang cukup tinggi, maka kondisi terjadinya
banjir/genangan akibat hujan tersebut cukup mengganggu aktifitas masyarakat setempat dan tentunya
mengganggu lingkungan pemukiman.
Pengelolaan informasi spasial telah menjadi lebih mudah dilakukan dengan makin berkembangnya
penggunaan aplikasi GIS, Aplikasi GIS sekarang ini berkembang untuk berbagai bidang ilmu. Dengan
pertumbuhan eksponensial dari internet dan penyebaran teknologi GIS, menyediakan sarana yang efektif untuk
manajemen jaringan drainase perkotaan. Para management system jaringan drainase perkotaan memungkinkan
untuk menggunakan aplikasi GIS didalam manajemen jaringan drainase yang memungkinkan terintegrasi ke
platform sub-sistem (seperti sistem pemantauan, design and sistem perencanaan, dll) Dikombinasikan dengan
perangkat GPS.
Maksud dari pelaksanaan Penyusunan Data Base System Drainase Kota Makassar Berbasis GIS (Geographic
Information System) adalah penyusunan data base jaringan drainase di Kota Makassar sebagai langkah awal
dalam aktivitas manajemen system drainase berbasis multimedia..
Sedangkan tujuann kegiatan penelitian ini untuk :
Penyusunan Peta Spatial Jaringan Drainase primer, Sekunder, Tersier Kota Makassar
Skema Geometrik dan Visualisasi Kondisi eksisting jaringan Drainase
Taksasi Tingkat Sedimentasi dasar Drainase
Kondisi Fungsional dan Kondisi Struktural Drainase.

TINJAUAN PUSTAKA
Program GIS
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
dan mentransfer data kebumian. Menurut Burrough (Dulbahri, 1996), sistem informasi geografis adalah suatu
alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali, mentransformasi, dan
menayangkan kembali data keruangan dari dunia nyata untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, SIG adalah
suatu sistem berbasis komputer yang dapat mengolah dan menginformasikan unsur alam dan unsur buatan yang
bergeoreferensi. Unsur bergeoreferensi artinya unsur tersebut mempunyai acuan posisi tertentu dimuka bumi.
Gambar 1 menjelaskan visualisasi SIG dan gambar 2 overlay lapisan badan air, drainase, jaringan jalan dan
daratan.

Gambar 1. Peta Jaringan Jalan dan Peta Contour

ISBN : 978-979-127255-0-6

Group Teknik Sipil


TS13 - 2

Volume 6 : Desember 2012

PROSIDING 20 12
Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK


Perkapalan
Sipil

Gambar 2. Peta Lapisan dan overlay: Lapisan: sungai, jalan, dataran, dan drainase
SIG mempunyai kemampuan untuk mengolah data grafis, non-grafis secara terpadu. Agar supaya konsep SIG
dapat terwujud, maka diperlukan 5 komponen, yaitu sumber daya manusia, data, perangkat lunak, perangkat
keras dan manajemen. Kelima komponen tersebut saling terkait satu dengan lainnya (Dulbahri, 1996).
Penerapan sistem informasi geografis sudah berkembang untuk berbagai bidang, antara lain : (1). Pemetaan
kadaster, (2). Pemetaan jalan raya, (3). Perencanaan kota dan wilayah, (4). Pemilihan rute jalan raya, jalur pipa,
dan jalur transmisi, (5). Bidang teknik sipil, (6). Bidang kesehatan, (7). Proses kartografi.
Keunggulan SIG terletak pada kemampuannya memadukan data untuk memperoleh informasi baru berdasarkan
data base yang sudah ada, dan analisis keruangan serta integrasi. data vektor, raster, dan data atribut.
Komponen-komponen Sistem Informasi (SIG)
Secara umum Sistem Informasi Geografis (GIS) memiliki 5 (lima) komponen utama yang satu sama lain sangat
mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem tersebut dalam segala keperluan, termasuk untuk keperluan
pengembangan pada Sistem database drainase. Pada gambar 3.1 ditunjukkan komponenkomponen tersebut dan
hubungannya satu dengan yang lain. Terlihat dengan jelas bahwa kelima komponen tersebut adalah Data,
Methods (metode), People (sumber daya manusia), Hardware (perangkat keras system komputer), dan Software
(perangkat lunak).
Sistem informasi meliputi software, hardware dan data. Software merupakan perangkat lunak dalam komputer
untuk mengolah data yang berasal dari perangkat keras (hardware), Peta merupakan representasi grafik dari
elemen geografi yang terdistribusi menurut keruangan, dinamakan juga feature peta (map feature). Feature peta
ini disajikan dengan sekumpulan elemen grafik seperti titik, garis dan area. Peta menyampaikan :

informasi tentang lokasi unsur / obyek alam buatan manusia, karakteristik unsur dan hubungan keruangan
dengan unsur yang lainnya.

Data peta digital merupakan feature peta yang disimpan dalam besaran-besaran numeris dan angka-angka
koordinat. Jadi data yang disajikan tidak lagi berupa lembaran-lembaran peta tetapi sudah dalam bentuk
digital. Data geografis sebagai data keruangan (spatial data) dapat disajikan baik sebagai titik (point), garis
(line), ataupun bidang (area). Dengan dukungan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, maka data
tersebut dapat diolah dan dimanipulasi untuk berbagai kebutuhan dalam GIS. Hal ini tentunya dapat
dilakukan karena data dalam bentuk digital bersifat fleksibel dan mudah diperbaharui. Berbeda halnya
dengan peta-peta konvensional yang terbatas dalam menyajikan informasi, maka peta digital dapat
memuat berbagai macam informasi yang dikumpulkan dalam suatu database.
Disamping data grafis (peta), maka GIS memerlukan data non-grafis (atribut/ non spasial). Data atribut
yang dibutuhkan tergantung dari kebutuhan dan tujuan pemakaian GIS itu sendiri. Data atribut harus
disimpan dalam bentuk digital, sehingga akan mudah digabungkan dengan data grafisnya.

Volume 6 : Desember 2012

Group Teknik Sipil


TS13 - 3

ISBN : 978-979-127255-0-6

Pemetaan Jaringan Drainase Berbasis


Arsitektur
Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Syarifuddin Rauf
Sipil

Gambar 3. Komponen-Komponen GIS


Tahapan Dalam GIS.
Secara khusus, perangkat lunak GIS (Geographic Information Systems), terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan
Input, Proses dan Analisis, ,Output dan Visualisasi. ambar 3.4 berikut menjelaskan diagram kerja perangkat
lunak tersebut.
Secara khusus, perangkat lunak GIS (Geographic Information Systems), terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan
Input, Proses dan Analisis, ,Output dan Visualisasi. ambar 3.4 berikut menjelaskan diagram perangkat lunak
tersebut.

Gambar 4. Diagram Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis GIS


Input, Aplikasi GIS menerima data-data masukan dari pengguna maupun dari pengembang sistem. Adapun
data-data yang dapat dijadikan data masukan bagi sistem tersebut adalah sebagai berikut:
Peta Digital, Data utama yang membedakan sistem informasi geografik dengan sistem informasi lainnya
adalah kemampuannya dalam menampilkan dan menangani basis data spasial atau data bergeoreferensi.
Dalam hal inilah keberadaan peta digital menjadi sangat esensial bagi system ini.
Data Tabular, Yang dimaksud dengan data tabular adalah data-data yang berupa teks, angka, ataupun biner
yang disimpan dalam bentuk tabel-tabel. Terdapat 2 (dua) jenis data tabular yang dimaksud, yaitu data
tabular yang terikat dengan objek dalam peta dan yang tidak terikat.
Data Image, Database GIS dapat menerima data masukan berupa foto digital, gambar, dan objek grafis
digital lainnya. Data-data tersebut dapat ditampilkan sebagai data pelengkap, misalnya: foto Lokasi
Bangunan pelintas, pintu air, tapal batas, obyek vital, dan berbagai macam hal lainnya.
Data Digital Lainnya, Secara umum, hampir semua jenis data dalam bentuk digital yang ingin dicantumkan
dan ditampilkan dapat diterima dan disimpan dengan baik oleh basis data GIS dan dapat pula ditampilkan

ISBN : 978-979-127255-0-6

Group Teknik Sipil


TS13 - 4

Volume 6 : Desember 2012

PROSIDING 20 12
Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK


Perkapalan
Sipil

sesuai dengan kebutuhan. Selain data peta digital, data image, dan data tabular, data-data berbentuk digital
lainnya juga dapat dengan mudah diikutkan dalam sistem ini: musik, animasi, atau film misalnya.
Analisis, Data yang tersimpan dalam sistem basis data yang bersangkutan kemudian dijadikan bahan untuk
melakukan analisis sehingga dapat ditarik sebuah informasi darinya sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
pemilik sistem. Adapun analisis-analisis yang dapat dilakukan dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
Analisis Spasial, Analisis Tabular, Analisis numeris, Analisis Statistik, Analisis Tekstual

Output Keluaran dari proses analisis-analisis yang telah disebutkan sebelumnya adalah berupa informasiinformasi yang diinginkan oleh pengguna. Informasi tersebut disajikan dalam berbagai bentuk yaitu peta
tematik, tabel, dan grafik. Salah satu keunggulan GIS adalah kemampuannya untuk menghasilkan sebuah
peta tematik sebagai hasil analisis nya. Peta tematik yang dihasilkan selain dapat ditampilkan pada monitor
komputer pada saat analisis selesai dilakukan, ia dapat juga disimpan dan dipanggil lagi saat diperlukan, dan
dicetak di atas kertas setelah dilakukan penyesuaian terhadapnya.

Gambar 5. Pemetaan Kondisi badan Air dan Saluran Drainase

METODE PENELITIAN
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian terdiri atas beberapa tahapan yaitu :
Survey data sekunder meliputi :

Peta kota Makassar

Peta wilayah adminstrasi

Jaringan jalan
Survey inventarisasi yang meliputi atas :
Survey lokasi system jaringan Jalan dan drainase yang meliputi saluran drainase primer, saluran drainase
sekunder, saluran drainase tersier. Survey lokasi menggunakan alat GPS untuk penentuan Koordinat
saluran.
Survey eksisting geometric saluran.
Survey Kondisi endapan saluran.
Survey kondisi eksisting struktur saluran
Input data. Dalam penyusunan data base system drainase berbasis GIS Open Source input data berupa :
Data kondisi eksisting system jaringan jalan dan drainase primer, sekubder, tersier serta saluran kuarter.
Data kondisi eksisting jaringan jalan primer, sekunder,tersier dam kuarter
Data batas-batas wilayah administratif kecamatan Kota Makassar.

Volume 6 : Desember 2012

Group Teknik Sipil


TS13 - 5

ISBN : 978-979-127255-0-6

Pemetaan Jaringan Drainase Berbasis


Arsitektur
Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Syarifuddin Rauf
Sipil

Data lokasi sungai/badan air.


Data topografis,
Data Geografis
Output penelitian meliputi :
Jaringan jalan
Jaringan Drainase
Dimensi Saluran,
Kondisi sedimen
Kondisi struktur bangunan drainase.
Kondisi pengaliran saluran
Peta Spatial.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Sistem Drainase
Kota Makassar Diapit oleh dua sungai besar yaitu sungai tallo dan sungai jeneberang dan kondisi topograpinya
datar. Hal tersebut menyebabkan Kota Makassar rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Penataan
dan manajemen system drainase mutlak dilakukan agar terhindar dari banjir dan jaringan jalan tidak tergenang
air yang dapat mengurangi umur rencana jalan
Peta lokasi studi dengan menggunakan bantuan program Quantum GIS dan peta jaringan sungai / badan air
yang berada di Kota Makassar diperlihatkan pada gambar 7 dibawah

Gambar 7. Pemetaan Jaringan Jalan dan Jaringan Drainase


Jaringan Drainase
Sistem drainase di kota makassar terdiri atas saluran primer/kanal, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran
kuarter. Panjang saluran primer/canal sekitar 14 km yang membentang dari utara ke selatan dan melalui pusat
kota Makassar. Sedangkan panjang saluran sekunder
berdasarkan hasil survey sekitar 1,75 km yang letaknya terpencar dan belum terintegrasi dengan baik dengan
saluran primer, sehingga belum optimal dalam mengalirkan limpasan air hujan sehingga rawan terjadinya
genangan air yang menggenangi badan jalan.
Taksasi Endapan Saluran Drainase
Masalah banjir di Kota makassar erat kaitannya dengan sistem drainase dan pemeliharaannya. Banyak saluran
drainase yang ditutupi oleh endapan lumpur dan sampah sehingga menghambat pengaliran. Kondisi endapan
lumpur dan sampah yang mengendap pada saluran drainase sudah dalam kondisi yang kritis, khususnya pada

ISBN : 978-979-127255-0-6

Group Teknik Sipil


TS13 - 6

Volume 6 : Desember 2012

PROSIDING 20 12
Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK


Perkapalan
Sipil

saluran primer/canal dan perlu dikakukan tindakan pengerukan agar dapat memperlancaran pengaliran. Hasil
survey pada saluran primer berdasarkan tinggi endapan dikategorikan dalam kelompok a) Taksasi Endapan
20%-30%xH, b) Taksasi Endapan 31%-40%xH, c) Taksasi Endapan pada saluran primer dikelompokkan dalam
41%-50%xH, Taksasi Endapan 51%-60%, Taksasi Endapan
61%-70%. Lokasi dan besarnya tingkat taksasi diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Peta Tingkat Taksasi Endapan Saluran Primer (Saluran Canal)

Kondisi Struktur Saluran


Kondisi struktur saluran primer pada saat ini masih bagus karena material dinding saluran dari bahan beton.
Kerusakan hanya terjadi pada beberapa lokasi koneksi berupa sambungan gorong-gorong, penampang saluran
maupun koneksi lainnya seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.

Gambar 9. Visualisasi Penampang Typikal Drainase Primer (Canal)


denganProgram Quantum GIS Open Source
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan jalan di Kota Makassar berdasarkan wewenangnya dapat dibagi atas jaringan jalan nasional,
Sistem jaringan jalan propinsi, jaringan jalan Kabupaten/kota. Serta jaringan jalan Toll. Panjang jalan toll di
Makassar sekitar 14 km dan panjang jaringan jalan nasional sekitar.

Volume 6 : Desember 2012

Group Teknik Sipil


TS13 - 7

ISBN : 978-979-127255-0-6

Pemetaan Jaringan Drainase Berbasis


Arsitektur
Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Syarifuddin Rauf
Sipil

Gambar 10. Peta Badan Air dan Jaringan Drainase

KESIMPULAN
Dari hasil survey jaringan drainase primer, kondisi fisik masih dalam kondisi baik, sedangkan tingkat
taksasi endapan lumpur dan sampah sudah menghawatirkan dan rata-rata 50% x H, sehingga sangat
mempengaruhi kelancaran pengaliran pembuangan. Sedangkan kondisi saluran drainase sekunder pada
lokasi tertentu sudah dalam kondisi rusak berat.
Jaringan jalan Kota Makassar khusus di wilayah studi menunjukkan banyak yang rusak yang diakibatkan
oleh banyaknya endapan lumpur dan sampah pada saluran drainase, yang mengakibatkan terjadinya
genangan air pada badan jalan pada saat musim hujan.
Dengan penggunaan aplikasi qgis database jaringan jalan dan jaringan drainase, memudahkan dalam
analisis, perencanaan, dan monitoring kondisi jaringan drainase jalan.

DAFTAR PUSTAKA
Bronzini,Michael S. 2004.Handbook of Transportation Engineering. The Mcgrow-Hill Companies.
Butter,David.Davis,John W.2004.Urban Drainase. Spon Press
Hamid marwan.2007. Pengukuran Topografi Dan teknik pemetaan
Prahasta, Edy.2007. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung.
Athan, Tara. Blazek, Radim.2011.Quantum GIS, User Guide, Version 1.7.0.Wroclow
Allen Ibaugh. 2001. Jumping GIS: How Local Governments Can get Stared in GIS With Limited resources. The
urban and Regioanl Information System Association (URISA) 1460 Reinanssece Drive. www.urisa.org.

ISBN : 978-979-127255-0-6

Group Teknik Sipil


TS13 - 8

Volume 6 : Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai