Kandung Kemih
Kandung Kemih
PENGERTIAN
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung
kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan
pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien
mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih
dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang
diketahui
dari
kanker
kandung
kemih
adalah
karena
bahan
kimia
dan
prognosanya
lebih
buruk.
Neoplasma
yang
lain
adalah
adenocarcinoma.
Kanker kandung kemih dibagi tingkatannya berdasarkan kedalaman tingkat
invasifnya yaitu: tingkat O Mukosa, tingkat A Sub Mukosa, Tingkat B Otot, Tingkat
C Lemak Perivisial, Tingkat D Kelenjar Limfe.
II. FOKUS PENGKAJIAN
Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri adalah gejala pertamanya pada
kebiasaan tumor kandung kemih. Biasanya intermitten dan biasanya individu gagal
untuk minta pertolongan. Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri terjadi juga pada
penyakit saluran kemih yang non malignant dan kanker ginjal karena itu tiap terjadi
hematuri harus diteliti. Cystitis merupakan gejala dari tumor kandung kemih, karena
tumor merupakan benda asing di dalam kandung kemih.
Pemeriksaan cytologi urine dapat memperkenalkan sel-sel maligna sebelum
lesi dapat divisualisasikan dengan cystoscopy yang disertai biopsi. Penentuan klinis
mengenai tingkatan invasif dari tumor penting dalam menentukan regimen terapi dan
dalam pembuatan prakiraan prognose. Tiap orang yang pernah menjalani
pengangkatan papilomma harus menjalani pemeriksaan cystoscopy tiap tiga bulan
untuk selama dua tahun dan kemudian intervalnya sedikit dijarangkan bila tidak ada
tanda-tanda lesi yang baru. Keperluan pemeriksaan yang sering harus dijelaskan oleh
2
ahli urologi dan harus diperkuat oleh perawat.
Tumor-tumor kecil yang sedikit menjangkiti lapisan jaringan dapat ditolong
dengan sempurna dengan fulgurisasi transuretra atau dieksisi. Foley kateter biasanya
dipasang setelah pembedahan. Air kemih berwarna kemerahan tetapi tidak terjadi
perdarahan gross. Rasa panas saat berkemih dapat diatasi dengan minum yang banyak
dan buli-buli hangat pada daerah kandung kemih atau berendam air hangat. Klien
boleh pulang beberapa hari kemudian setelah bedah. Bila tumor tumbuh pada kubah
kandung kemih harus dilaksanakan reseksi segmental dari kandung kemih. Sistektomi
atau pengangkatan seluruh kandung kemih harus dilaksanakan bila penyakit sudah
benart-benar ganas.
Radiasi kobalt eksternal terhadap tumor yang invasif sering dilakukan
sebelum bedah untuk memperlambat pertumbuhan. Radiasi supervoltase dapat
diberikan kepada klien yang fisikinya tidak kuat menghadapai bedah. Radiasi bukan
kuratif dan mutunya hanya sedikit dalam pengelolaan bila tumor tidak mungkin bisa
dioperasi. Radiasi internal jarang dipakai karena efeknya yang berbahaya.
Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin
(adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat
diamsukkan ke dalam kandung kemih sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan
menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat
diabiarkan dalam kandung kemih selama dua jam.
DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN PADA KLIEN DENGAN KANKER
KANDUNG KEMIH
1.
Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.
Tujuan :
1.
2.
3.
Tindakan :
a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut,
3
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan
diri dalam pengobatan.
e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak
berdayaan dll.
f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
Rasional:
a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar
untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses
penyakitnya.
c. Dapat menurunkan kecemasan klien.
d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek
sampingnya.
e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan
solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar
ditolong.
2.
Tujuan :
1.
3.
4.
Tindakan :
a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien
4
dan keluarga tentang cara menghadapinya
c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau nonton TV
d. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Kolaboratif:
f. Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien.
g.
Rasional:
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.
b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah
menyebabkan komplikasi.
c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari
rasa nyeri.
d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan
ansietas.
e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai
sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan
klien akan obat-obatan anti nyeri.
f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
g. Untuk mengatasi nyeri.
3.
Tujuan :
1. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada
tanda malnutrisi
2.
3.
Tindakan :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat
badan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake
cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan
yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman
atau keluarga.
g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
Kolaboratif
i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
j. Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E
dan B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi
dengan infus.
Rasional:
a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.
b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
d. Kalori merupakan sumber energi.
e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan
penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat
meningkatkan ansietas.
f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.
h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat
perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan
status kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal
6
dan tepat sesuai kebutuhan.
4.
Tujuan :
1. Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada
ting-katan siap.
2.
3.
4.
Tindakan :
a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan
akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada
klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.
c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi yang tidak diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur
pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.
e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi
miskonsepsi tentang penyakitnya.
f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.
g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin,
perhatikan adanya eritema, ulcerasi.
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.
Rasional:
a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan
konsepsi serta kesalahan pengertian.
c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.
d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.
e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai
7
penyakit klien.
f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake
makanan dan minuman.
h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
5.
Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
Tujuan :
1.
2.
Klien
mampu
mendemontrasikan
tehnik
mempertahankan/menjaga
Tindakan :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara
periodik.
b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati
tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.
c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine.
d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas,
asam, hindarkan makanan yang keras.
e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral.
Kolaboratif
f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi
g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine,
antimikrobial
mouthwash
preparation.
h. Kultur lesi oral.
Rasional:
a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan.
b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan makanan
dan minuman.
c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.
8
d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.
e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.
g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam
rongga mulut/infeksi sistemik.
h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik
yang tepat.
6.
Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak
normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran
mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
Tindakan :
a. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak
normal seperti
Rasional:
a. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan
cairan.
c. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi
dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya
hipovolemia.
9
e. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
f. Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
g. Mencegah terjadinya perdarahan.
h. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
i. Mencegah/menghilangkan mual muntah.
j. Mengetahui perubahan yang terjadi.
7.
Tujuan :
1.
2.
Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.
c. Monitor temperatur.
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.
Rasional:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e. Mencegah terjadinya infeksi.
f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat
mengatasi organisme penyebab infeksi.
8.
Resiko
tinggi
gangguan
fungsi
seksual
berhubungan
dengan
deficit
10
penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
Tujuan :
1.
2.
Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi
serta hubungannya dengan penyakitnya.
b. Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap seksualitasnya.
c. Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.
Rasional:
a. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara
klien dengan pasangannya.
b. Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang dihadapinya.
c. Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk mengekspresikan
perasaan dan keinginan secara wajar.
9.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
1.
2.
Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
c. Ubah posisi klien secara teratur.
d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak,
bedak tanpa rekomendasi dokter.
Rasional:
a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan
identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.
b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.
11
12
PENGKAJIAN DATA
Nama Mahasiswa
: Subhan
NIM
: 010030170 B
Tempat Praktek
: Ruang Bedah D
IDENTITAS
Nama
: Tn. M.
Umur
: 45 tahun.
: Islam.
Pekerjaan
: Buruh tani.
Pendidikan
: SD (tidak tamat).
Alamat
Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, badan panas sejak 2 minggu
yang lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya:
Mulai 2 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa
ada sisa, pancaran tidak jauh dan terasa nyeri.
Saat Pengkajian : Klien cemas menunggu jadwal operasi karena masalah
keuangan.
Upaya yang telah dilakukan:
Berobat ke RS Ponorogo dan mendapat obat, ke-mudian dirujuk ke RSUD Dr.
Soetomo.
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: tidak ada.
II.
13
dan lama baru keluar.
2.3 Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
oleh klien sekarang ini.
2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan:
Klien tinggal di perkampungan yang kondisinya sangat sederhana.
2.5 Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.
III.
Keadaan Umum:
Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering
terbangun tengah malam.
2.
Tanda-tanda Vital:
Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien
berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 130/80 mmHg, pernafasan normal,
18x/menit.
3.
Trachea
: letaknya normal.
Sklera: icterus.
Conjunctiva: pucat
Pupil : isokor.
14
Pengecapan : tidak ada kelainan.
Penglihatan : tidak ada kelainan.
Perabaan
: merah.
Lainnya
fixed.
3.5 PENCERNAAN ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi).
Abdomen
: distensi.
Rectum
BAB
Diet
Atas
Turgor: cukup.
15
-
Anemia.
-
Transfusi darah.
3.9 REPRODUKSI
3.10
PSIKOSOSIAL
Konsep diri:
Identitas
Status klien dalam keluarga: suami.
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.
Peran
Tanggapan klien terhadap perannya: senang.
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup.
Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
Harapan klien terhadap:
Tugas/pekerjaan: dapat melakukan pekerjaan seperti biasa (sebagai
buruh tani).
Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali bekerja seperti semula.
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
Klien berharap agar segera dilakukan operasi biar cepat sembuh.
Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi
maka ia akan sembuh total.
Harga diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan klien: tidak kenal.
Dukungan keluarga
: aktif.
: kontak mata.
16
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien
mempercayainya.
Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Mei 2001:
-
Hb
: 9,1 g/dl.
PCV
: 30,1%
MCV
: 74,7 FL
Albumin
Diff:
: 3,5 g/dl.
Seg : 85
Lym: 11.
LED: 91 mm/jam.
17
- USG abdomen tanggal 3 Mei 2001
Kesimpulan: hidronephrosis sedang bilateral, massa buli-buli dengan
kalsifikasi tak tampak tanda metastase pada hepar dan para aorta.
Terapi:
Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
Ampicillin 1 gr 4x1.
Gentamycin 80 mg 2x1.
Parasetamol 500 mg 3x1 tab.
Cepatoxim 500 mg 3x1 tab.
Transfusi PRC 2 kolf/hari.
Transfusi FFP 2 kolf .
Diit: TKTP dan Entrasol..
18
ANALISA DATA
TANGGAL
KELOMPOK DATA
KEMUNGKINAN
MASALAH
DIAGNOSA
PENYEBAB
8 Mei 2001
S: Klien menanya-
KEPERAWATAN
Cemas
Cemas
berhubung-an
dengan
ekonomi.
&
selera
tubuhnya
makan-nya
berhubungan
Gangguan
nut-risi:
kebu-tuhan
berhubung-an
19
kanker.
kan/tidak dioba-ti.
pe-nyakit,
pengobatan
masih
berwarna
merah
& formasi
menetes.
O:-Warna kencing merah & berbau
amis.
-Produksi urine dalam 24 jam:
600-700 ml.
kognitif.
&
Kurang
keter-batasan
penge-tahuan
prognosis
ber-hubungan
&
20
Gangguan
elimi-nasi
urine
kanker.
Clothing
akibat
eli-minasi
21
RENCANA TINDAKAN PERAWATAN
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
8 Mei 2001
Cemas
berhubungan
dengan
situasi
krisis a. Tentukan
penga-laman
belumnya
terha-dap
klien
penyakit
dideritanya.
Tujuan:
tentang prognosis
secara akurat.
melaporkan
dalam
mema-hami
proses
penya-kitnya.
Kriteria Hasil:
a. Klien
klien
cemasnya
berkurang.
b. Klien menyatakan pema-hamannya tentang
penya-kit.
efek sampingnya.
Rencana Tindakan:
ku-rang
interaksi
berdayaan dll.
sosial,
ketidak
klien
serta
me-
22
c. Klien mau menunggu jad-wal operasi.
e. Agar klien mempe-roleh dukungan
dari orang yang terdekat/keluarga.
f. Memberikan ke-sempatan pada klien
e. Anjurkan
untuk
mengembangkan
merenung/istirahat.
nya-man.
g. Pertahankan
kontak
dengan
alter-natif
pembiayaan.
23
b.
b.
Timbang
BB,
ukuran
lengan
c.
Kalori
merupakan
sumber
energi.
c.
Anjurkan
klien
untuk
inta-ke
2.
cairan
yang
adeku-at.
d.
menye-babkan
penurunan
nafsu
ansietas.
a.
Menghindari
dupli-kasi
&
24
a.
Review
pengertian
klien
&
klien.
b.
pembinaan
persepsi
prosedur
pengo-batan
&
mengikuti
terapi
terhadap
&
lakukan
kesalahan
konsepsi
serta
klien
dalam
Membantu
memahami
c.
di
pengertian.
Tujuan:
diagno-sa & pengobatan pada ting-katan siap.
Memungkinkan
proses
penyakit
&
pengobatannya.
prosedur
yang
lama,
Kriteria Hasil:
e.
3.
hi-dup.
e.
f.
25
tentang pentingnya status nut-risi yang f.
optimal.
Sebagai
penyembuh
upaya
an
&
per-cepatan
pencegahan
infeksi.
a.
Anjurkan
klien
untuk
banyak
a.
b.
latihan
pengkondisian kem-bali.
Tujuan:
c.
kandung
Ajarkan
abdomen
kemih
klien
&
atau b.
melakukan
manuver c, d, dan e.
d.
e.
teknik ter-tentu.
menetes.
f.
Ukur
residu
pasca
berkemih
26
cc.
intermitten.
diambil
kateterisasi.
10
2001
4.
Mei
tindakan
de-ngan
27
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
8 Mei 2001
JAM
11 wib
25
s/d
TINDAKAN KEPERAWATAN
Menggali pengetahuan klien tentang penyakitnya.
Menganjurkan istri klien untuk selalu mendampingi & memberikan support pada suaminya.
Memberi semangat & dukungan pada klien agar sabar dalam menunggu jadwal operasi.
Menganjurkan klien agar menghabiskan diet yang diberikan atau me-nambahkannya sendiri.
Melarang klien klien untuk makan makanan yang berlemak & pedas.
Menanyakan kembali pada klien & keluarganya tentang keadaan kese-hatan/keluhan pagi ini serta kesiapannya
1300 wib
9 Mei 2001
0845
wib
s/d
0925
wib.
15
10 wib
1120
wib
28
-
Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 18x/mt, suhu= 36,2oC.
Membantu klien makan & minum, menganjurkan klien untuk mengha-biskan diet.
Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36,7oC.
wib
0830 wib
1245
wib
0845
wib
0925
wib
1245
wib
00
13
11 Mei 2001
0915
wib
29
1045
wib
1055
wib
1200
wib
1315
wib
30
EVALUASI
NO.
1.
TANGGAL
8 Mei 2001
DIAGNOSA
1
EVALUASI
Pengetahuan klien akan penyakit & prosedur pe-ngobatan serta prognosenya masih
perlu dilurus-kan.
Klien & istrinya mengeluh bila terlalu lama me-nunggu karena keuangannya yang
semakin meni-pis.
Klien mau menunggu rencana operasi serta pasrah dengan semua yang akan
dilakukan terhadapnya.
2.
9 Mei 2001
Klien tidak lagi menanyakan proses & kapan pe-laksanaan operasi yang akan
dilakukan.
31
-
Klien mengeluh bila BAB lama & keras. Klien ba-ru bisa BAB 2-3 hari.
BB tetap 57 kg.
BB tetap 57 kg.
3.
10 Mei 2001
4.
11 Mei 2001
32
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
1.
TANGGAL
9 Mei 2001
DIAGNOSA
1
CATATAN PERKEMBANGAN
S: Klien mengeluh lama menunggu operasi dilaksana-kan.
O: - Operasi belum dilakukan/terjadwal.
-
Klien gelisah.
33
-
A: Masalah teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: O: - Klien bisa istirahat.
- Klein sudah tidak tampak gelisah.
1
A: Rencana teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: O: -
BB= 57 kg.
34
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Teruskan rencana intervensi.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna me-rah.
O: - Warna kencing merah & berbau agak amis.
- Produksi urine 24 jam 700 ml.
A: Masalah belum teratasi.
4
35
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :
Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders
Company, Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. 1996.