Anda di halaman 1dari 1

Ketika Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PerKI) didirikan pada tahun 1957, alm D

r.Gan Tjong Bing, pendiri PerKI, telah memperkirakan bahwa masalah kesehatan jan
tung dan pembuluh darah akan terus meningkat di Indonesia. Disamping itu ilmu da
n teknoloji dalam bidang ini ternyata berkembang sangat pesat. Pada tahun sembil
an belas enampuluhan perawatan koroner intensif (ICCU) mulai dikembangkan dan te
knik resusitasi dan pertolongan terhadap henti jantung diaplikasikan secara terp
adu di dalam suatu fasilitas oleh tenaga-tenaga terlatih.

Henti jantung, renjatan (syok), dan gagal jantung akut adalah penyulit yang meny
ebabkan angka kematian yang tinggi pada penderita sindrom koroner akut, khususny
a infark miokard akut. Kematian ini bisa terjadi di luar rumah sakit maupun sete
lah masuk perawatan di rumah sakit. Antisipasi dan tindakan yang cepat yang tepa
t dalam menit-menit pertama oleh tenaga-tenaga terlatih akan mengurangi kemungki
nan terjadinya henti jantung, renjatan, dan gagal jantung akut. Edukasi penderit
a penyakit jantung dan pembuluh darah dan publik akan membuat mereka lebih cepat
mencurigai dan menyadari kemungkinan serangan jantung sehingga lebih cepat menc
ari pertolongan.
gagal jantung akut adalah penyulit yang menyebabkan angka kematian yang tinggi p
ada penderita sindrom koroner akut, khususnya infark miokard akut. Kematian ini
bisa terjadi di luar rumah sakit maupun setelah masuk perawatan di rumah sakit.
Antisipasi dan tindakan yang cepat yang tepat dalam menit-menit pertama oleh ten
aga-tenaga terlatih akan mengurangi kemungkinan terjadinya henti jantung, renjat
an, dan gagal jantung akut. Edukasi penderita penyakit jantung dan pembuluh dara
h dan publik akan membuat mereka lebih cepat mencurigai dan menyadari kemungkina
n serangan jantung sehingga lebih cepat mencari pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai