DISUSUN OLEH :
NAMA
: ANNA ASTUTI
NIM
: 12317244007
PRODI
INTERNASIONAL
: PENDIDIKAN BIOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga makalah yang berjudul
Penanganan Masalah Anak Jalanan dapat terselesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar .
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini,
ucapan terima kasih saya ucapkan kepada :
1. Bapak R.B Suharta selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
2. Orang tua kami yang selalu memberikan motivasi, serta
3. Teman-teman dan pihak lain yang membantu
Mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan yang dikarenakan kurangnya pengalaman saya.
Semoga Tuhan meridhoi niat dan usaha kita serta dapat memberikan
manfaat dan membuka hati bagi para pembaca. Amien.
Yogyakarta, 12 Desember
2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
A.1 Intensitas dan Kompleksitas Masalah
Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan
sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan
pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang
tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi
masalah bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun,
perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan
solutif. Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah
yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang
menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan
cerah
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihahan hidup yang diinginkan oleh
siapapun. melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena
adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena
yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anakanak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental
emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus
bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh
negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya. Aspek
psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial. Di mana labilitas emosi dan
mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh, melahirkan
pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan
yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri,
sampah masyarakat yang harus diasingkan. Pada taraf tertentu stigma
masyarakat yang seperti ini justru akan memicu perasaan alienatif mereka
yang pada gilirannya akan melahirkan kepribadian introvet, cenderung sukar
mengendalikan diri dan asosial. Padahal tak dapat dipungkiri bahwa mereka
adalah generasi penerus bangsa untuk masa mendatang.
kemukakan
diatas
dapat
dirumuskan
Bab II
ISI
Pekerjaan anak jalanan beraneka ragam, dari menjadi tukang semir sepatu,
penjual asongan, pengamen sampai menjadi pengemis. Banyak faktor yang
kemudian diidentifikasikan sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan.
Parsudi Suparlan berpendapat bahwa adanya orang gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru
karena tekanantekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian warga desa
yang kemudian terpaksa harus mencari tempat yang diduga dapat
memberikan kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di kota
(Parsudi Suparlan, 1984 : 36 ).
Hal senada juga diungkapkan oleh Saparinah Sadli ( 1984 : 126 ) bahwa ada
berbagai factor yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gelandangan, antara lain : faktor kemiskinan (structuraldan peribadi
), faktor keterbatasan kesempatan kerja (factor intern dan ekstern), faktor
yang berhubungan dengan urbanisasi dan masih ditambah lagi dengan
faktor pribadi seperti tidak biasa disiplin, biasa hidup sesuai dengan
keinginannya sendiri dan berbagai faktor lainnya.
Bab III
UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
anak jalanan. Anak-anak jalanan diarahkan untuk mendatangi tempattempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan layanan pemenuhan gizi
ini dengan frekuensi yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.
Bab IV
PENUTUP
F. Kesimpulan
Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa (termasuk
didalamnya anak jalanan) tidak dapat dilepaskan dari upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya anak yang
diwarnai dengan upaya pendalaman di bidang pendidikan, kesehatan,
keagamaan, budaya yang mampu meningkatkan kreativitas keimanan,
intelektualitas, disiplin, etos kerja dan keterampilan kerja.
Di sisi lain stabilitas nasional adalah gambaran tentang keaadan yang
mantap, stabil dan seimbang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan ditanganinya dengan baik masalah anak jalanan
akan memperkuat sendi-sendi kesejahteraan social serta stabilitas nasional
kita di masa yang akan datang.
Referensi
www.bpk.go.id/publikasi/mp87102002xxii55.pdf oleh Dr. Armai Arief,
MA
http://www.sulutnet.com/
http://www.sekitarkita.com/
http://www.suaramerdeka.com/
http://www.1rstwap.com/
http://www.bali.cside.com/
http://www.kompasiana.com
www.damandiri.or.id
www.kompas.com
www.BPS.go.id