Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Uji Molisch
A.Tujuan
mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam sampel.
B. Teori Dasar
Karbohidrat merupakan senyawa senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus
hidroksil. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara
metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang
dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi).
Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA.
Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Adapun berbagai macam karbohidrat yang terdapat dalam makanan diantaranya adalah amilum
atau pati dan sukrosa (gula tebu). Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan air
dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang dihasilkan
diubah menjadi amilum dan disimpan pada buah atau umbi. Reaksinya adalah:
6CO2 + H2O
C6H12O6 + 602
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka
dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau
polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan
D. Cara kerja
1. Masukan 1 ml glukosa 1% + 5 tetes pereaksi molisch ke dalam tabung
2. Masukan 2 ml H2SO4 pekat
3. Pehatikan warna ( cincin furfural ) yang terbentuk pada batas kedua cairan
4. Di ulangi uji molisch dengan menggunakan sampel yang tersedia ( jagung, dedak
sebanyak 3ml )
5. Di amati warna ( cincin furufural ) yang terbentuk pada batas dua lapisan dan bandingkan
dngan glukosa.
Hasil
No
Larutan Uji
Glukosa 1%
Hasil pengamatan
Ungu (cincin
Kesimpulan
furfural)
2
Fruktosa 1%
Ungu (cincin
furfural)
3
Maltosa 1%
Ungu (cincin
furfural)
4
Glikogen 1%
Ungu (cincin
furfural)
5
Amilum
Ungu (cincin
furfural)
6
Sukrosa
Ungu (cincin
furfural)
Dedak
Ungu (cincin
furfural)
8
Jagung
Ungu (cincin
furfural)
E. Pembahasan
Uji Molisch adalah uji umum unuk karbohidrat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
semua karbohidrat menghasilkan cincin berwarna ungu. Warna yang terjadi disebabkan oleh
kondensasi furfural atau derifatnya dengan -naftol menghasilkan senyawa.
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi
apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat diatas,
monosakarida menghasilkan furfural. Reaksi pembentukan furfural ini adalah: reaksi dehidrasi
atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Berdasarkan hasil uji karbohidrat pada larutan 1ml glukosa, fruktosa, maltose, glikogen
amilum, sukrosa, dedak dan jagung dengan penambahan 1 tetes reagen molisch serta 1 atau 2 ml
H2SO4 diperoleh hasil bahwa glukosa, fruktosa, maltose, glikogen, amilum sukrosa amilum
adalah golongan karbohidrat dan amilum sedikit lebih banyak glukosa dan fruktosa yang
memiliki rasa paling manis, sedangkan dedak dan jagung mengandung karbohidrat. Hal tersebut
dapat dilihat dari perubahan warna pada cairan campuran glukosa, reagen molisch dan H2SO4
menjadi ungu muda, cairan amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang menghasilkan gumpalan
ungu yang pekat serta cairan fruktosa, reagen molisch dan H2SO4 yang menghasilkan cincin
berwarna ungu.
F. Kesimpulan
Glukosa, fruktosa, maltose, glikogen, amilum, sukrosa adalah golongan dari karbohidrat. Dedak
dan jagung yaitu mengandung karbohidrat.
Uji Iodium
A.Tujuan
Mengidentifikasi kehadiran polisakarida ( pati/amilum )
B. Teori dasar
Laut merupakan sumber utama iodium. Di daerah pantai, air dan tanah banyak
mengandung iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai cukup mengandung
iodium(Sunita Almatsier,2004:264). Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan
mengandung karbohidrat atau tidak. Amilum salah satu kabohidrat yang terdiri atas dua macam
polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa yaitu amilosa dan sisanya ilopektin.
Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik,
jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Molekul amilo pektin lebih besar dari pada molekul
amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air
dinggin tapi apabila suspensi dalam air dipanaskan maka akan terjadi suatu larutan koloid yag
kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut
disebabkan oleh molekul amilosa yang terbentuk senyawa. (Anna Poedjiadi, 1994)
Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Semakin hitam,berarti makanan tersebut banyak mengandung karbohidrat.
Amilopektin dengan ioduim akan memberikan warna ungu dan merah lembayunng.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam
cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang
terdapat dalam makanan kita.
3. Larutan sampel : glukosa, sukrosa, amilum, jagung dedak, glikogen, maltosa dan fruktosa
4. Larutan iodium encer
D. Cara kerja
1. Sediakan plat tetes
2. Larutan uji iodium dengan sampel amilum
a. Isi plat tetes dengan 1 tetes larutan amilum
b. Ditambahkan 1 tets larutan iodium encer
c. Perhatiakan warna biru yang terjadi
3. Lakukan uji iodium dengan menggunakan larutan sampel yang di sediakan
4. Periksa larutan pati tersebut secara mikroskopik dan gambar bentuk granulanya
Hasil
No
Larutan Uji
Hasil pengamatan
Kesimpulan
Glukosa 1%
Biru
Fruktosa 1%
Putih
Maltosa 1%
Putih
Glikogen 1%
Merah
Amilum
Putih
Sukrosa
Putih
Dedak
Kecoklatan
Jagung
Ungu
E. Pembahasan
Uji iodium ini menunjukan reaksi yang positif terhadap amilum,glikogen, jagung dan
dedak karena amilum, glikogen, jagung dan dedak merupakan salah satu contoh dari
molekul polisakarida. Amilum terdiri dari banyak monomer glukosa.
Pada uji iodium amilum, glikogen, jagung dan dedak dapat menghasilkan reaksi
positif dengan menghasilkan warna biru karena pada amilum terdapat unit-unit glukosa
yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang masuk kedalam spiralnya. Sedangkan glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dan
fruktosa bukan bagian polisakarida tetapi non polisakarida.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, pada uji Iodium hanya amilum, jagung,
dedak,dan glikogen yang menunjukkan hasil positif yang merupakan polisakarida, sedangklan
glukosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa menunjukan hasil negative yang berarti bukan golongan
polisakarida. Hal ini terbukti dengan terjadinya perubahan warna pada glikogen yang menjadi
merah anggur, putih pada amilum, ungu pada jagung dan kecoklatan pada dedak setelah ditetesi
dengan larutan iodium, sedangkan laktosa, glukosa, sukrosa dan fruktosa menunjukkan hasil
negative dengan berubahnya warna zat menjadi kuning. Jadi yang termasuk polisakarida adalah
amilum, jagung, dedak dan glikogen saja
3. Uji Benedict
A. Tujuan
membuktikan kehadiran gugus aldehid atau karbohidrat yang dapat mereduksi ion-ion logam
tertentu ( Cu dan Aq ) atau gula pereduksi.
B. Teori dasar
uji benedict adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas yang akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata/ orange.
Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata/ orange, hal tersebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa
Cu2O (kupro oksida).
C. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air
3. Pipet tetes
4. Penjenpit tabung
5. Pengatur waktu
6. Pereaksi benedict
7. Larutan sampel : glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, amilum, glikogen, jagung dan
dedak.
D. Cara kerja
Uji bendict dengan sampel glukosa
1. 3 ml larutan benedict + 3-3 tetes glukosa 1%.
2. Campur baik-baik dn panaskan dalam penangas air mendidih selam 5 menit atau
dipanaskan langsung diatas api bunsen sampai mendidih.
3. Dinginkan dan amati warna yang teruji mulai hijau, hijau kuning, kuning merah, dan
merah bata.
4. Lakukan uji benedict pad larutan yang tersedia.
Hasil
No
Larutan Uji
Hasil pengamatan
Kesimpulan
Glukosa 1%
Merah bata
Fruktosa 1%
Merah
Maltosa 1%
Merah bata
Glikogen 1%
Biru
Amilum
Biru
Sukrosa
Biru
Dedak
Hijau
Jagung
Hijau
E. Pembahasan
uji benedict yang dilakukan adalah berdasarkan teori bahwa gula yang mengandung gugus
aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana basa, menjadi Cu+, yang
mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Dalam percobaan zat yang tidak
menunjukkan reaksi positif hanya pati, hal ini karena pati merupakan senyawa polisakarida. Uji
benedict adalah pengujian untuk mengetahui apakah suatu larutan termasuk gula pereduksi atau
bukan. Larutan uji amilum, sukrosa dan glikogen menghasilkan warna biru setelah diteteskan
pereaksi benedict, karena gugus aldehi dan keton saling berikata. Hal ini membuktikan bahwa
larutan uji dedak dan jagung mengandung gula pereduksi. Sedangkan larutan maltosa, glukosa,
dan fruktosa memiliki gugus aldehida atau keton bebas yang lainnya ada yang berwarna hijau
kebiruan, hijau dan merah bata yang mengindikasikan bahwa larutan tersebut mengandung gula
pereduksi dengan konsentrasi tertentu. ( Muhamad Supika )
F. Kesimpulan
Maltosa, glukosa, dan fruktosa memiliki gugus aldehid atau keton bebas, sedangkan glikogen,
amilum, dan sukrosa tidak memiliki gugus aldehid dan keton bebas ataupun gula perduksi karena
glikogen, amilum dan sukrosa adalah nonpereduksi diaman gugus aldehid dan keton saling
berikatan. Dedak dan jagung mengandung gula pereduksi.
Daftar pustaka
https://diffa95.wordpress.com/2014/01/08/laporan-praktikum-uji-karbohidrat-dengan-reagenmolisch/
http://viesta09.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://lidhafirma.blogspot.com/2014/05/laporan-hasil-uji-molisch-benedict-dan.html